Selasa, 19 Juni 2012

3. Tiga hal yang mencelakakan

Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 29 Mai 2009




اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. [An Nisa’ 4;48]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kembali kita menyampaikan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan panggilan Allah yaitu shalat jum'at pada hari ini, semoga dari jum'at ke jum'at akan membentengi diri kita dari perbuatan yang tercela.

Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang kita jadikan sebagai uswah [teladan] dan sebagai qudwah [pimpinan], sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummatnya ke jalan yang diridhai-Nya.

Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa yaitu taqwa yang mendekatkan diri hamba kepada Khaliqnya melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Di dunia ini ada dua jalan yang terbentang yang diikuti oleh manusia, beruntunglah orang yang melalui jalan yang benar dengan tunttunan wahyu dari Allah dan rugilah orang yang menelusuri jalan yang salah dibawah komando syaithan. Rasulullah dalam penutupan khutbatul wada’ antara lain; ”Aku wariskan kepada kamu dua perkata, jika kamu berpegang kepada keduanya, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu Kitabullah wa Sunnatu Nabiyih”.

Salah satu peringatan Rasulullah dalam haditsnya kepada ummat Islam yaitu tentang adanya tiga hal yang dapat membatalkan amal kebaikan, walaupun amal tersebut banyak jumlahnya tidak akan berarti bila melakukan tindakan ini, Rasulullah telah bersabda, ”Ada tiga hal yang dapat membatalkan amal kebaikan yaitu; menyekutukan Allah, menyakiti kedua orangtua dan lari dari medan perang” [HR. Thabrani].

Pertama, menyekutukan Allah; bila hal ini terjadi maka rusaklah amalannya, firman Allah dalam surat An Nisa’ 4;48
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.

Adapun dosa-dosa yang selain dari dosa syirik ini ataupun maksiat-maksiat lain, itu semua atas jaminan Allah semata. Kalau Dia memberikan ampunan maka selamatlah hamba itu dan kalau Dia menghendaki siksa maka disiksalah [14;35].
”dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”

Nabi bersabda, ”Sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang palign kecil”, ketika Nabi Saw ditanya, ”Apa itu ?” nabi bersabda, ”Riya” [HR. Ahmad].

Kedua, menyakiti orangtua; jasa orangtua tidaklah terbalas karena dengan perantaraan dialah manusia ditaqdirkan Allah untuk lahir ke dunia, dibesarkan dengan kasih sayang sebagaimana pengakuannya, ”Kusuapi engkau dikala kecil dan kujamin engkau dikala besar, engkau kuberi minum dari hasilku. Jika malam engkau sakit, aku tidak dapat tidur karena sakitmu, aku tetap berjaga sepanjang malam. Seolah-olah aku sendiri yang terkena sakit bukan dirimu. Engkau terkena sakit, bukannya aku, tetapi airmataku berlinang, diriku takut engkau mati. Padahal aku mengerti bahwa mati itu adalah ajal yang telah ditentukan. Tetapi tatkala engkau telah cukup berumur dan dewasa yaitu sampai usia engkau menjadi harapanku. Engkau balas daku dengan kekasaran dan keras hati. Seolah-olah engkaulah yang berjasa dan aku berhutang budi kepadamu

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Menghormati dan berbuat baik kepada orangtua bukanlah permintaan mereka tapi ajaran Allah yang harus diikuti dan sebaliknya menyakiti mereka berarti mengundang kemurkaan Allah [Al Isra’ 17;23].
“dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”

Kategori menyakiti orangtua atau durhaka kepadanya ada dua bagian yaitu;

1. Kejahatan atau kedurhakaan yang lansung diperbuat terhadap orangtua yakni segala perbuatan, sikap dan ucapan yang dilarang Islam yang lansung ditujukan kepada orangtua, dan juga termasuk segala tingkah laku perbuatan dan ucapan dan sikap yang menurut adat istiadat dipandang jelek yang ditujukan kepada kedua orangtua.

2. Kedurhakaan dan kejahatan yang tidak lansung dilakukan di hadapan orangtua. Dalam hal ini adalah segala laku perbuatan dan tingkah laku anak dalam kejahatan yang akibat buruknya ikut ditanggung orangtuanya.

Ketiga, lari dari perang; orang yang mati dalam peperangan untuk menegakkan agama Allah dijuluki dengan syuhada’ yaitu mati syahid [3;169-170]
“Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda”
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ibnu Atair [seorang ahli bahasa terkenal] telah menerangkan dalam An Niyahahnya, ”Al jihad ialah memerangi orang kafir dengan bersungguh-sungguh menghabiskan daya tenaga dalam menghadapi mereka baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dalam hadits Nabi diatas jihad yang dikehendaki adalah berperang sebagai pasukan di medan pertempuran. Walaupun Allah telah menjanjikan kenikmatan syurga bagi mereka yang gugur di jalan Allah, tapi ada orang yang lari dan mundur ke belakang dari peperangan. Bila hal ini terjadi maka segala kebaikan yang dilakukannya selama ini hilang lenyap tak berbekas, maka kerugianlah yang akan dijumpai baik di dunia maupun di akherat.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar