Rabu, 27 Juni 2012

25. Memetik Buah Iman


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawarah
Pasar Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 3 September 2010


اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ إِلهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ. عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka’’ [Ali Imran 3;190-191]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sebagai bekal hidup kita mengarungi dunia ini agar selamat di dunia dan di akherat, semoga kita mampu mengujudkan syukur itu dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, sebagai nabi dan rasul penutup risalah ini.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Iman seorang mukmin mengalami fluktuasi yaitu gelombang naik dan gelombang turun tergantung masing-masing kita menjaga kesinambungan peningkatan derajat naiknya iman, bukti iman sedang naik adalah banyaknya amal shaleh yang dilakukan sedangkan bukti iman sedang turun adalah banyaknya dosa dan maksiat yang dikerjakan.

Sebab-sebab Iman Bertambah
Pertama, ilmu yaitu mengetahui dan mengenal Allah; nama, sifat dan perbuatannya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah seharusnya semakin tinggi dan bertambah imannya.

Kedua, merenungkan ciptaan Allah melalui tafakkur
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”[Ali Imran 3;190-191].

Ketiga, mengerjakan kebaikan dan menjauhkan larangan Allah dan Rasul-Nya. Tanpa iman atau iman yang rendah mustahil dia mampu untuk berbuat amal yang banyak, terlalu banyak godaan yang hadir untuk menghalangi perbuatan baik manusia, apalagi imannya memang sedang luntur dan lentur, bahkan iman yang demikian cendrung untuk memperbanyak melakukan larangan Allah, maksiat dan dosa.

Intinya agar iman kita bisa naik pada posisi yang diharapkan adalah perbanyak ilmu, tafakkur dan amal shaleh, tanpa itu semua mustahil iman seorang anak naik, dengan tidak menafikan bi’ah shalihah, lingkungan yang baik, karena lingkungan, pergaulan bisa mempengaruhi iman seseorang. Bahkan Rasul mengatakan bahwa pergaulan itu ibarat kita berdekatan dengan tukang minyak wangi dan pandai besi, walaupun kita tidak membeli minyak wangi maka wanginya minyak tersebut akan kita nikmati, demikian pula walaupun kita tidak ikut terlibat tapi bau besi akan kita rasakan. Ini pula pesan ulama kepada orang yang telah membunuh 100 manusia, bila ingin bertaubat maka syaratnya adalah mencari lingkungan baru yang baik dan kondusif untuk menjaga dan meningkatkan kualitas iman.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Memetik Buah Iman
Untuk memperoleh keimanan agar menetap di hati nurani perlu perjuangan karena tidak sedikit orang yang sudah menyatakan iman tapi akhirnya lenyap menjadi murtad, banyak sekali sahabat Rasul yang harus mengorbankan jiwa serta raganya untuk mempertahankan imannya karena mereka meraih iman itu dengan susah payah sebagai mana Amar bin Yasir, Mushaib bin Umair, Bilal bin Rabah dan lain-lainnya.

Iman yang terhunjam di hati [8;2], terucap dilisan [24;51] dan teraplikasi melalui amal [2;25] menghasilkan sikap istiqamah yaitu suatu sikap komitmen yang tinggi terhadap Islam tanpa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Iman yang demikian itu akan membuahkan hasil diantaranya;

Pertama, membebaskan jiwa dari penghambaan selain Allah, sebab iman menuntut seseorang untuk mengakui bahwa Allahlah yang menciptakan [40;62] yang memberi rezeki [35;3] yang mengangkat dan merendahkan [3;26] sehingga mereka tidak mau diintervensi oleh siapapun yang dapat merusak keimanannya.
”Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”[Ali Imran 3;26]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kedua, membangkitkan ruh keberanian, tidak takut mati, cinta mati syahid, sebab ia meyakini bahwa yang memberikan jatah umur, manfaat dan bahaya serta menghidupkan dan mematikan adalah Allah;
“ Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang Telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”[Ali Imran 3;145]

Ketiga, buah dari iman juga memberikan kehidupan yang baik di dunia yang dianugerahi Allah sebelum kebaikan di akherat berupa;

a. Perlindungan Allah [Al Baqarah 2;257]
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.


b. PetunjukNya hanya diberikan kepada siapa yang konsekwen dalam keimanan [Al Hajj 22;54] yang meliputi seluruh kegiatan hamba akan diberi hidayah dan bimbingan.
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.


c. Pertolongan Allah akan mereka peroleh karena kedekatannya kepada Allah dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan haq walaupun membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit.

d. Penjagaan Allah akan diberikan melalui prajurit Allah berupa malaikat dalam setiap waktu dan kesempatan, orang yang beriman tidak lepas dari pengawasan Allah sehingga rasa tentram dirasakan dikalbunya [Yunus 10;98]
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
e. Allah akan menepati janji-Nya kepada orang-orang yang beriman yaitu akan dijadikannya sebagai khalifah dalam setiap level kehidupan dan mereka berhasil dengan amanat itu [An Nur 24;55]
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

f. Bagi orang yang beriman akan diberikan barakah dari langit dan bumi untuk modal kehidupan manusia, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al A’raf 7;96

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.’’

Suatu ketika di Madinah nampak langit mulai hitam pekat oleh mendung pertanda sebentar lagi akan turun hujan, waktu itu terlihat pucat wajah Rasulullah karena rasa takut, saat melihat demikian Aisyah bertanya,”Ya Rasulullah kenapa wajahmu pucat dan tampak ketakutan sehubungan dengan akan turunnya hujan padahal hujan akan memberi berkah kepada makhluk Allah, tanam-tanaman akan hidup subur, air untuk hidup manusia dan hewan juga tersedia! “ Rasulullah menjawab,”Aku khawatir bila hujan yang datang nanti bukan berkah dan rahmat Allah tapi la’nat-Nya sebagaimana yang telah dinampakkan kepada Nabi-Nabi sebelumnya”,

Keempat, orang yang beriman akan memperoleh ketenangan dalam hidup ini, jauh dari gundah gulana, resah gelisah karena mereka mampu untuk mengkondisikan hidupnya dengan iman yang mantap dan menerapkan ajaran Islam sehingga membekas pada ketenangan bathinnya.
‘’ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram’’.[Ar Ra’d 13;28]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Bila iman yang dimiliki belum lagi menghasilkan buah sebagaimana keterangan diatas berarti masih ada hal lain dalam pemahaman tentang iman yang belum kita miliki, untuk itu evaluasi diri perlu untuk menjaga keselamatan iman dan manuai buahnya, .[Mdr, 2009]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ







Tidak ada komentar:

Posting Komentar