Rabu, 20 Juni 2012

7. Meningkatkan Kualitas Maknawiyah Pasca Ramadhan



Khutbah Idul Fithri
1 Syawal 1430.H/2009.M
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sei Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 21 September 2009


اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرً اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا ا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاَ , لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


MENGAWALI khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Ilahy yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan perintah agama, shalat Idul Fithri di tempat ini. Kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan bagi makhluk ciptaan-Nya dalam mengarugi kehidupan dunia ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para shahabat, tabi’it-tabi’in serta seluruh kaum Muslimin yang setia mengikuti beliau hingga hari kiamat.
Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan Idul Fitri ini, perkenankan kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Swt. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar kita menjadi manusia ideal menurut Islam. Yakni, menjadi manusia mulia dan dimuliakan oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang paling bertaqwa.” (Qs. Al-Hujurat, 49:13)
Dewasa ini, sedikit orang yang menjadikan taqwa sebagai agenda hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari’at Allah. Kebanyakan manusia, program hidupnya adalah hal-hal duniawiah: bisnisnya lancarnya, anak-anaknya dapat sekolah tingi, deposito bank terus bertambah, rumah dan kendaraan tercukupi dan semacamnya. Tidak berupaya, bagaimana menjadikan hidupnya bermakna untuk dunia-akhiratnya, dan menjadikan anak-anaknya hidup dewasa dalam ketaatan pada Allah Swt. Maka marilah kita bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, semoga amalan kita di bulan Ramadhan yang baru saja berlalu, kelak menjadi saksi yang menguntungkan dan meringankan beban kita di akhirat.
الله اكبر الله اكبر و لله الحمد
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

Dalam kitab tentang takwil mimpi yang bejudul Tafsir Al Ahlam al Kabir, Ibnu Sirin memberikan arti pada orang-orang yang bermimpi menjalani puasa di bulan mulia, Ramadhan. "Jika seseorang mimipi melakukan puasa di bulan Ramadhan sampai waktu berrbuka, maka ia akan mendapatkan kejelasan apabila sedang dalam keragu-raguan. Sedangkan bagi seorang yang buta, ketika ia bermimpi puasa di bulan Ramadhan, maka dia akan hafal al Qur'an. Sedangkan mimpi mengakui kebenaran puasa lalu melakukannya dengan senang hati dan karena keinginan sendiri, menandakan akan datang rezeki dalam waktu dekat dari sumber yang tak disangka-sangka sebelumnya", demikian tulis Ibnu Sirin.

Insya Allah, kita tidak sedang bermimpi. Kita sedang benar-benar berada dalam bulan Ramadhan. Jika bermimpi saja, kata Ibnu Sirin, seorang akan mendapatkan berbagai rupa kemuliaan, apatah lagi ketika kita sedang menjalani. Kemarin kita sedang berada di bulan Ramadhan, bulan yang Allah berjanji akan memberikan balasan dengan ukuran-Nya sendiri.

Kemarin kita masih dalam bulan suci, yang akan memberikan kepada kita imbalasn kepastian, kebaikan, keterangan juga kearifan. Akan terhapus kesedihan, akan sirna keraguan, dan berlimpah imbalan yang akan didapatkan. [Sabili, No.4/September 2009].

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

Kini kita berada di tanngal 1 Syawal 1430 H, dalam rangka merayakan hari kemenangan setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh yang disebut juga dengan bulan ruhani, pembinaan mental dan pensucian jiwa sekaligus pemantapan maknawiyah.
Untuk menjaga nilai-nilai Ramadhan hingga masuk bulan Ramadhan tahun yang akan datang maka perlu kiranya kita meningkatkan kualitas diri kita pasca Ramadhan ini melalui beberapa hal;

1. Menjaga kekokohan hati
Rasulullah bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ini ada sepotong daging, apabila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh, dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah sepotong daging itu adalah hati" [HR. Bukhari]. Seiring dengan itu beliaupun berdo'a kepada Allah yang berkaitan dengan hati,"Wahai yang membolak-balik hati, teguhkanlah aku di dalam agama-Mu'.

Hati manusia yang rapuh mudah sekali dimasuki setan dan hati yang kokoh bak benteng yang sulit ditembus syaitan. Ada beberapa cara untuk menjaga kekokohan hati itu yaitu;
1. Banyak berzikir; artinya banyak membaca zikir atau mengingat Allah, Ibnu Taimiyah berkata, "Zikir bagi hati ibarat air bagi ikan, ikan yang hidup di air akan sehat dan damai, ikan tanpa air akan mati". Allah berfirman;
" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" [Ar Ra'du 13;28]

2. Mentadabbur Al Qur'an; maksudnya adalah memperhatikan isi Al Qur'an dengan pengkajian-pengkajian, baik dari segi bahasa, isi kandungannya, proses turunnya atau meninjau dari segi sejarahnya;
" Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya' [An Nisa' 4;82]

3. Membaca Al Qur'an; Ibnu Abbas berkata, "Aku lebih suka membaca surat Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil daripada kubaca seluruh Al Qur'an dengan cara terburu-buru dan cepat", Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Kitab,baginya satu amal kebajikan, padahal setiap kebajikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat".

4. Qiyamullail; yaitu shalat malam, pelakunya dijamin tidak akan dimatikan hatinya oleh Allah dan dia merupakan amal-amal orang shaleh.

5. Menghidupkan malam; yaitu mengisi waktu malam dengan berbagai aktivitas ruhiyah, selain shalat tahajud juga membaca Al Qur'an, zikir dan do'a,;
"Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan" Al Muzamil 73;5-6].

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

2. Menumbuhkan jiwa mujahadah
Yang dimaksud dengan jiwa mujahadah adalah semangat berjuang untuk menegakkan agama Allah melalui da'wah;

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" [Al Ankabut 29;69]

Adapun tahapan untuk mencapai mujahadah itu adalah;

1. Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya; yaitu keimanan yang sebenar-benarnya yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari,;
"Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. [At Taubah 9;111].

2. Furudhul waqti; artinya melaksanakan kewajiban yang ditentukan waktunya seperti shalat, puasa, menikah, adab dalam masjid dan sebagainya.

3. Melaksanakan program ruhani; adalah kegiatan ibadah yang diintensifkan seperti shalat jama'ah, shalat rawatib, shalat dhuha, membaca shalawat dan sebagainya.

4. Melaksanakan empat rukun mujahadah yaitu;
a. Uzlah [mengasingkan diri] dari kekufuran, kefasikan dan kemunafikan.

b. Ash Shumtu [diam] dengan maksud memelihara lidah dari pembicaraan yang sia-sia.

c. Al Ju' [lapar] yaitu melakukan kegiatan shaum/puasa sebagai latihan menahan lapar.

d. As Sahar yaitu menjaga malam dengan kegiatan tilawatil qur'an, zikir dan do'a.

Waktu yang tepat untuk itu adalah pasca Ramadhan, karena merupakan kelanjutan dari aktivitas Ramadhan yang harus berkesinambungan dari hari ke hari hingga datang Ramadhan berikutnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

3.Menjaga enam kesucian
Iedul Fithri artinya kembali kepada fithrah yaitu kepada kesucian manusia, dia ibarat bayi yang baru lahir dari rahim ibunya, tanpa cacat dan cela, bila mampu membuahkan Ramadhan sesuai yang dikehendaki. Manusia pada umumnya adalah suci dari dosa, pengabdi yang taat dan orang yang tunduk kepada aturan Allah. Setelah ini ada enam kesucian yang perlu dijaga yaitu;

Pertama; suci dari kekuasaan hawa nafsu. Nafsu yang cendrung mengarah dan mengajak kepada kemaksiatan, bila ini diperturutkan berarti hancurlah pembinaan mental selama Ramadhan. Nafsu yang dikehendaki adalah nafsu muthmainnah yaitu nafsu yang tenang dan membawa kepada keselamatan.

Kedua; suci dari dosa. Selama Ramadhan kita mampu untuk melunturkan dosa dengan taubat dan munajad kepada-Nya sehingga datangnya hari raya membawa manusia kepada fithrah, janganlah kesucian yang telah diperoleh lalu dicemari kembali hanya dalam satu idul fithri apalagi sebulan berikutnya, kalau tidak hati-hati, terlalu banyak yang mampu menyeret kita kepada perbuatan dosa.

Ketiga; suci dari fikiran. Fikiran yang tercetus juga adalah fikiran yang tercelup oleh nilai-nilai Ilahiyyah dan Qur’aniyah sehingga jauh dari pemikiran sekuler, materialistis, atheis, syirik, nifaq dan sebagainya.

Keempat; suci dari niat. Dalam beramal seorang mukmin dituntut untuk berbuat karena Allah dengan tujuan mencari ridha Allah SWT.

Kelima; suci dari keharaman harta benda. Makanan dan minuman seseorang berpengaruh terhadap perangainya sehari-hari, bila seseorang makan harta yang haram maka layak baginya adalah neraka, do’anya tidak terjawab, ibadahnya rusak dan kehidupannya tidak tentram.

Keenam; suci dari najis. Untuk ini diharapkan seorang muslim senantiasa menjaga kesucian dirinhya, lingkungan dan pakaiannya dari najis dan kotoran.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

4.Hal negatif dihari raya
Dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Fithri, sebagian ummat Islam melakukan aktivitas yang negatif, baik disengaja ataupun tidak, baik produk adat atau produk budaya dari luar seperti;

a. Bermewah-mewah dalam segala hal sehingga banyak hal yang mubazir dan tabarruj.

b. Makan dan minum yang dilarang Allah, seperti khamar dan sebagainya.

c. Pelesiran/piknik ke tempat-tempat yang banyak maksiatnya, terkesan khalwat dan ikhtilat.

d. Menghadiri hiburan yang mengakibatkan lupa kepada Allah seperti lagu-lagu laghwi, tontonan cabul dan sebagainya.

e. Karena lebaran/ hari raya telah datang dan puasa usai banyak sekali aktivitas keislaman tidak dikerjakan bahkan masjidpun kosong dari jamaah, syiar Islam telah pudar dengan tenggelamnya matahari di akhir Ramadhan.

f. Saling memaafkan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim melalui jabat tangan dianggap biasa padahal dilarang dalam Islam, sebagaimana Rasulullah tidak pernah berbuat demikian dan imam madzabpun sepakat mengharamkannya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

5.Hasil Tempaan Ramadhan.
Ramadhan disebut juga dengan bulan pendidikan karena dia merupakan arena untuk menempa diri seseorang untuk jadi seorang yang bertaqwa hanya dalam satu bulan saja. Hasil Tarbiyah Ramadhan tidak bisa dilihat selama bulan Ramadhan, tempaan Ramadhan dikatakan berhasil setelah dilihat sebelas bulan ba’da Ramadhan.

Seandainya aktivitas dalam bulan Ramadhan seperti qiyamullail, tilawah qur’an, majlis ta’lim, disiplin, infaq, sabar, shaum sunnah terlaksana dan lain-lain amalan bulan Ramadhan juga dijalani kembali diluar bulan Ramadhan berarti pendidikan Ramadhan itu berhasil dan membanggakan, tapi sebaliknya aktivitas tersebut tidak berbekas di luar Ramadhan berarti hasil training, pengkaderan dan pembinaan selama Ramadhan gagal sehingga merugikan dari segala hal, sungguh menyedihkan bila hal ini terjadi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Fithri yang dirahmati Allah

Allahumma ya Allah, yang Maha Mengangkat dan Meninggikan, yang Maha Membentuk dan Membuat Indah, yang Maha Luas Ampunan dan Anugerah-Nya. Jadikanlah bulan Ramadhan yang baru kami lalui ini, bulan yang mulia untuk kami, bulan yang mampu mengangkat derajata kami, bulan yang mampu menyelamatkan jiwa kami, bulan yang mampu meedakan murka-Mu atas kami, dan bulan yang akan memenangkan kami atas kaum yang zalim. Hanya kepada-Mu kami berserah diri, dan hanya kepada-Mu kami meminta ampunan.


Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, agar kita diberi keselamatan dari segala keburukan, diberi kebaikan yang paling sempurna, kehidupan yang sejahtera, waktu yang paling bahagia. Semoga Allah Swt berkenan memperperbaiki amal-amal kita dan membersihkannya dari kesyirikan serta kemunafikan :


اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَاتُبَلِّغُن
َا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا . اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا مَاأَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَىْ مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا ، وَلاَ تَجْعَلْ الدَُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا . اَللَّهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَ قُلُوُبِْنَا وَاَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَم وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَ جَنِبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي اَسْمَاعِنَا وَ اَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَاَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْن وَ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن


Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-bagikanlah kepada kami demi takut kepada-Mu apa yang kiranya dapat menghalang antara kami dan maksiat kepada-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta’at kepada-Mu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami ke surga-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta’at kepada-Mu; dan demi suatu keyakinan yang dapat meringankan beban musibah dunia kami.
Ya Allah, ya Tuhan kami! Senangkanlah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang Engkau telah menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan kami (memukul) orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami; dan jangan kiranya Engkau menjadikan musibah kami ini mengenai agama kami, jangan pula Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang paling besar, juga sebagai tujuan akhir dari ilmu pengetahuan kami; dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menaruh sayang kepada kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar