Rabu, 20 Juni 2012

6. Mewaspadai niat baik dibalik kebajikan

Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 11 September 2009




الْحَمْدُ لِلَّ‍هِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْ
ُ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

”Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al Baqarah 2;284]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Marilah kita persembahkan puja puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga masih dalam lindungan, taufiq dan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Nya, amin. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Saw yang telah berjasa memperbaiki kehidupan manusia dari kejahiliyahan kepada nilia-nilai yang islami, sebagai mana yang kita rasakan pada hari ini, semoga kita mampu menghancurkan karakter jahiliyyah dan menghidup suburkan nilai-nilai islamiyyah.

Khatib mengajak kita semua melalui khutbah jum'at ini, selaras dengan dinamika kehidupan yang kita lalui pada masa ini yang nyaris mengantarkan kita kembali kepada kehidupan jahiliyah, maka selayaknya membentengi diri dengan peningkatan kualitas iman dan taqwa diiringi dengan amal shaleh yang dapat diaplikasi pada semua sektor kehidupan, semoga kehidupan kita dari hari ke hari berikutnya lebih baik dalam pemahaman dan pengamalan agama Islam ini yang diiringi dengan niat yang ikhlas pada seluruh amal perbuatan.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Ahmad bin Ashim dari Antioka seorang supi yang hidup pada abad ke 3 Hijriyah, pernah ditanya oleh muridnya tentang malapetaka apa yang paling mengancam keselamatan manusia, dia menjawab,”Perbuatan baik yang membuatnya lupa akan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Kebajikan yang selalu diingat dan dibanggakan sehingga dia tidak takut terhadap dosa yang lalu”.

Sifat manusia yang tidak terpuji yaitu merasa telah berjasa besar karena beramal sedikit lalu terlena seolah-olah telah berbuat banyak, lebih parah lagi kebajikan yang minim itu diungkit – ungkit. Seorang sahabat yang sangat miskin pernah mengeluh kepada Nabi Muhammad Saw,” Ya Rasulullah, kami iri kepada hartawan”, ”mengapa demikian?” kata Nabi, sang penanya menjawab,”Mereka bisa berbuat baik dan mendapatkan syurga dengan mudah lantaran mereka punya harta yang berlimpah”, Nabi menjawab,” Ah tidak semudah itu, kalau kalian mau kalianpun dapat berbuat baik dan mendapatkan syurga dengan mudah apabila kalian ridha dengan ketidakmampuan memberi sedekah, lakukanlah kebajikan sekedar yang dapat kamu lakukan, seperti berzikir dan mengerjakan yang sunnah-sunnah”

Nabi. Ali bin Abi Thalib berkata,”Manusia seluruhnya binasa kecuali orang yang berilmu, orang yang berilmu seluruhnya binasa kecuali orang yang beramal, orang yang beramal seluruhnya binasa kecuali yang ikhlas”.

Dimasa hijrah terdapat seorang pemuda yang ikut berhijrah karena terpesona oleh kecantikan Ummu Qais yang juga ikut berangkat hijrah bersama rombongan, lalu orang bertanya kepada nabi tentang pahala hijrah pemuda itu, nabi menjawab,”Barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya maka akan sampailah hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia atau untuk menikahi wanita maka yang diperoleh dari hijrahnya itu hanya dunia dan wanita”. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 2;284
”Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Fudhail bin Iyadh merumuskan amal yaitu,” Meninggalkan amal karena manusia disebut ria, beramal karena manusia disebut syirik”.

Dalam sebuah hadits, seorang lelaki datang kepada Rasul tentang melakukan amal secara sembunyi-sembunyi karena ikhlas kemudian orang lain melihatnya, orang yang melihat tadi mencontohnya, Nabi menerangkan,”Orang yang beramal itu mendapat dua pahala, pahala karena disembunyikan [bukan pamer] dan pahala karena terbuka [agar dicontoh orang].

Allah berfirman dalam surat Al Baiyyinah 98 ;5

”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

TERSINGKAPNYA TABIR KEPALSUAN
Ketika manusia belum dapat disebut sebagai manusia, masih berada di alam ruh telah terjadi suatu perjanjian dengan Allah, suatu ikatan bahwa manusia dengan segala kerendahan diri mengakui kebesaran Allah, akan beribadah, taat dan tunduk hanya kepada Allah semata,
”Dan ingatlah tatkala tuhanmu mengeluarkan anak cucu Adam dari tulang belakang mereka dan, ia jadikan mereka sebagai saksi atas diri mereka sendiri,”Bukankah Aku Tuhanmu ?” mereka menjawab,”Betul, kami bersaksi” dengan demikian itu agar kamu tidak berkata dihari kiamat, ”Sesungguhnya kami lalai dari sini” [Al A’raf 7;172].

Setelah lahir dan berada di dunia ini manusia lupa dengan janji yang lalu, jangankan perjanjian yang terjadi di alam ruh sedangkan perjanjian yang diikatkan di dunia saja manusia sering lupa dan melupakan.

Sehubungan dengan hal diatas Allah menurunkan para nabi dan rasul untuk mengingatkan kembali janji itu. Tetapi walaupun diingatkan oleh Allah, manusia cendrung untuk berbohong, menipu dan memalsukan perbuatannya, tak ada lagi waktu itu tabir dan benteng yang dapat menutupi kepalsuan, sebab seluruh tubuh menjadi saksi atas perbuatan yang dilakukannya,
”Sekiranya kamu terangkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu sembunyikan niscaya Allah akan memperhitungkannya juga” [Al Baqarah 2;284].

Topeng kepalsuan inilah yang disinggung Allah dengan istilah nifaq yaitu orang yang hatinya tidak beriman sementara bibirnya fasih mengucapkan iman, mereka walaupun beramal juga tapi dilakukan dengan tidak ikhlas,
”Sesungguhnya orang munafiq hendak menipu Allah maka Allah memperdayakan mereka pula, jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malasnya, mereka mengerjakannya hanya supaya dilihat manusia, mereka tidak mengingat Allah kecuali hanya sedikit”[An Nisa’ 4;142].

Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim diceritakan bahwa Allah akan membalas dan membuka segala kepalsuan yang dilakukan manusia dikatakan bahwa pada hari kiamat akan diadili terlebih dahulu tiga golongan manusia yaitu pejuang, kaum terpelajar dan golongan hartawan. Ketiga golongan ini diperiksa satu persatu.

Kaum pejuang ditanya, ”Apa yang telah engkau kerjakan di dunia ?” mereka menjawab, ”Saya berjuang dan bertempur pada jalan Engkau sehingga saya tewas di medan juang”, Allah menyanggah, ”Engkau berdusta, kamu tewas bukanlah karena mempertahankan agama Allah tapi hanhya karena mengharapkan supaya kamu disebut sebagai pahlawan, tempatmu di neraka”.

Kaum terpelajar ditanya, ”Apakah amal yang kamu kerjakan ?” mereka menjawab, ”Saya menuntut ilmu, kemudian saya ajarkan pula kepada orang lain, dalam pada itu senantiasa saya membaca Al Qur’an”, dengan keras Allah membentak mereka, ”Engkau pembohong, sebab engkau belajar dan mengajar agar digelari orang ulama, kamu senantiasa membaca Al Qur’an supaya disebut qori’, tempatmu di neraka”.

Kaum dermawan ditanya, ”Allah telah melapangkan hidupmu dan mengaruniakan rezeki yang banyak kepada engkau, apa yang telah kamu kerjakan dengan nikmat itu?” mereka menjawab,”Saya nafkahkan harta itu hanya supaya engkau disebut orang dermawan, tempatmupun di neraka”.

Menurut Imam Al Gazali ada beberapa orang yang tertipu di dunia ini, mereka mengira amal yang dikerjakan di dunia bernilai emas tapi nyatanya berbobot loyang, merekalah yang melakukan amal perbuatan itu diantaranya;

Pertama, ulama yang sibuk dengan ilmunya disamping itu mereka melalaikan tugas-tugas anggota badan serta melakukan maksiat, mereka terpukau dan terpesona sesaat oleh ilmunya, dan menyangka dengan demikian seolah-olah mereka sudah sampai kepada tingkat puncak ilmu pengetahuan yang tidak mungkin Allah akan menyiksanya dengan ilmu itu.

Kedua, orang yang tertipu dalam tilawatil qur’an, berkeras-keras dalam membacanya, barangkali mengkhatamkannya dalam sehari semalam, lisannya lancar mengucapkannya, tetapi hati mereka maju mundur didalam berangan-angan serta tafakkur tentang dunia, dia tidak mengambil nasehat dari isi Al Qur’an walaupun dia membacanya terus menerus.

Ketiga, orang yang berusaha sekeras-kerasnya mendirikan masjid, madrasah-madrasah, tempat-tempat pertemuan, jamban dan kolam-kolam air dan apa saja yang nampak oleh manusia, serta menuliskan nama mereka sebagai penyokongnya, agar kekallah ingatan orang kepada mereka.

Keempat, yang berlagak tasauf, mereka keliru tentang pakaian, ucapan dan gaya sehingga mereka serupa dengan ahli tasauf sungguh-sungguh. Mereka menyangka perbuatan itu akan menyelamatkan mereka, karena mereka tidak payah-payah sedikitpun juga melakukan mujahadah, tetapi yang mereka makan dari hasil barang yang haram.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar