Rabu, 27 Juni 2012

27. Shalat dan Persoalannya


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 15 Oktober 2010

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” [An Nisa’ 4;103]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Puja dan puji syukur kita sanjungkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita mau menghitung-hitungnya sungguh tidak akan terhitung jumlahnya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Nya, yaitu kesyukuran yang terhunjam ke dada, terucapkan melalui lisan dan teraplikasikan dengan amal perbuatan.

Shalawat dan salam kita peruntukkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita jadikan sebagai teladan dan pimpinan dalam kehidupan ini, yang belau telah berjasa memperbaiki kehidupan manusia dari kejahiliyahan kepada nilia-nilai yang islami sebagai bekal menuju kebahagiaan di dunia maupun akherat, senantiasalah kita isi waktu kita dengan banyak membaca shalawat agar kelak kita mendapat syafaatnya di akherat dengan izin Allah.

Khatib mengajak kita semua melalui khutbah jum'at ini untuk memperbaharui iman dan taqwa kita, dibuktikan dengan banyaknya amal shaleh yang kita lakukan, pesan-pesan singkat khutbah ini semoga dapat memotivasi kita dalam mengisi restan waktu yang diberikan Allah sesuai dengan jatah usia kita masing-masing.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Shalat merupakan ibadah wajib dalam ajaran Islam yang dilakukan sehari semalam lima waktu dengan tata cara tertentu, shalat merupakan upaya yang mampu menahan seseorang dari berbuat keji dan mungkar. Dengan shalat seseorang mendekatkan diri kepada Allah membina hubungan vertikal juga memupuk hubungan herizontal antara manusia.

Pada satu segi shalat mendatangkan kecelakaan bagi pelaksananya karena tidak melaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan yang ditentukan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Ma’un ayat 4-5,
”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya”.

Shalat seseorang dapat dikatakan celaka karena shalatnya lalai dalam waktu, misalnya shalat zhuhurnya dilakukan ketika waktu ashar akan tiba, atau shalat asharnya dilakukan ketika waktu shalat maghrib akan tiba, begitupun dengan shalat-shalat wajib lainnya yang dilaksanakan dengan mengundur-undur waktunya.

Shahun asal kata dari lupa sesuai dengan surat Al Ma’un, ada tiga kelupaan yang dilakukan orang yang shalat sehubungan dengan arti shahun yaitu;

1. Shahun Qablaha, yaitu lupa sebelum melakukan shalat, artinya ia sudah lupa dengan shalatnya sebelum takbir dimulai, fisiknya siap untuk shalat tapi hatinya masih berada di seberang.

2. Shahun Fiha, yaitu ketika shalat dimulai dia lupa dengan shalatnya yang teringat adalah segala pekerjaan yang ditinggalkan, sehingga tidak tahu lagi apa yang harus dibaca dan jumlah rakaatnya.

3. Shahun Ba’daha, suatu pengertian orang lupa setelah shalat dilaksanakan, begitu salam diucapkan lansung saja bangkit tanpa zikir dan berdo’a walaupun sejenak, seolah-olah dia tidak mengerjakan shalat.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Orang yang shalat dengan baik akan membekas pada prilakunya sehari-hari dengan pengaruh positif sebagai berikut;

1. Menanamkan Sifat Disiplin
Orang yang shalat tidak akan menyia-nyiakan waktu karena dia terikat oleh waktu-waktu shalat yang harus segera ditunaikan, sebelum berangkat dia sudah dapat memperkirakan dimana nanti shalatnya, andaikata tdak ada waktu karena perjalanan yang jauh dia siap dengan shalat jamak/ qasharnya, demikian pula dalam bertamu dia akan memilih waktu yang tidak mengganggu ketenangan tuan rumah dalam shalat karena kedatangannya.
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” [An Nisa’ 4;103]

2. Cinta Kebersihan
Orang yang shalat sebelumnya harus membersihkan badan, pakaian dan tempat shalat yang diawali dengan wudhu terlebih dahulu, orang islam harus mandi paling sedikit sekali dalam sehari. Melalui wudhu dapat menghilangkan dosa dan noda sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Muslim, bahwa muka yang dicuci ketika wudhu akan keluar dari padanya dosa dari memandang, kedua tangan yang dicuci akan mengeluarkan dosa yang dilakukan tangan, kedua kaki yang disiram dengan bersh akan keluar dosa yang dilakukan oleh kaki.

3. Air Muka Jernih
Dua orang yang sama-sama putih kulitnya, yang satu shalat sedangkan yang satunya tidak, maka akan nampak berbeda kejernihan mukanya masing-masing. Bahkan orang yang berkulit hitampun nampak jernih dibandingkan orang berkulit putih yang tidak shalat, di akherat nanti bekas whudu akan memancar sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Hadid 57; 12,

”Yaitu pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, dikatakan kepada mereka, ”Pada hari ini ada berita gembira untukmu, yaitu syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar”.

4. Ada Bekas Sujud di Mukanya
Orang yang melaksanakan shalat akan nampak tanda bekas sujud di wajahnya, begitupun dalam pribadinya ada perubahan ke arah kebaikan dalam tindak dan prilakunya sehari-hari, seperti kesabarannya kian bertambah, demikan pula ketabahan dan kerendahan hatinya. Allah berfrman dalam surat Ma’arij 70; 19-23
,”Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”.

5. Mencetak Kedermawanan
Akhir shalat dengan ucapan salam ke kiri dan salam ke kanan, secara hakekatnya salam ke kanan memperhatikan nasib ummat islam di sebelah kanan dengan do’a selamat, salam ke kiri dengan simbul memperhatkan nasib ummat di sebelah kiri.

6. Takut Berbuat Dosa
Orang yang shalat akan tercegah dari perbuatan jahat, hatinya tidak akan tergerak untuk melakukan kejahatan, bila shalat dilakukan, sementara diikuti pula dengan kejahatan berarti orang tersebut shalatnya tidak membekas. Dalam surat Al Ankabut 29;45, Allah Swt berfirman,
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

7. Membela Islam
Ibadah shalat membentuk jiwa cinta kepada islam dengan konsekwensinya rela membela islam dengan lisan, kekuasaan, harta benda maupun fisik dengan kemampuan masing-masing. Rasulullah Saw pernah meramalkan bahwa nanti ajaran islam yang pertama kali di dunia yaitu shalat, bila orang tidak shalat mustahil dia akan menegakkan hukum islam yang lain, karena shalat merupakan tiang dari agama, begtu tiang hancur maka bangunan yang lain ikut roboh.

8. Selalu Ingat Kepada Allah
Dengan shalat berart mengadakan hubungan vertikal kepada Khaliq [Allah Maha Pencipta] dengan segala kerendahan hati bermunajat dengan permohonan dan ampunan. Allah Swt berfirman dalam surat Thaha 20;14
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan drikanlah shalat untuk mengingat-Ku”.

Dan dalam surat Ar Ra’du 13; 28 Allah Swt berfirman,
”Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”.

Shalat disamping sebagai sarana ibadah bagi orang islam dia juga ciri dan pembeda dengan orang lain. Rasululllah Saw pernah bersabda bahwa yang membedakan orang islam dengan orang kafir adalah shalat.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Karena demikian pentingnya shalat sehingga bagi yang meninggalkannya mendapat sangsi dari Allah SWT walaupun terhadap anak-anak, firman-Nya menyatakan;
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” [An Nisa’ 4;103]

Dalam satu hadits Rasulullah bersabda, ”Dari Amer bin Syuaib dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, telah berkata Rasulullah Saw, perintahkanlah anak-anakmu untuk mendirikan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun dan pukullah mereka bila belum mau shalat dikala berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tidur diantara mereka sejak berumur sepuluh tahun”[HR.Abu Daud].

Hadits di atas memerintahkan bahwa anak umur sepuluh tahun yang belum mau mengamalkan shalat harus dipukul.
Pukulan itu adalah sebagai sangsi atau hukuman. Ini bukannya tindakan kejam, karena menurut penjelasan ahli agama, hukuman pukulan bagi anak tersebut tidak boleh lebih dari tiga kali dengan alat pemukul kecil yang tidak menyakitkan sehingga tidak membawa penderitaan fisik bagi si anak.
Lagi pula, sebelum hukuman pukul itu dilaksanakan, hendaklah telah dipergunakan segala cara dan taktik bagaimana agar si anak mau shalat. Ia diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya itu, sehingga cara-cara yang keras dari orangtua dihindari dulu.

Allah telah memperingatkan sejak lama dalam firman-Nya pada surat At Tahrim 66; 6
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”

Kaitan dengan ayat ini, Umar bin Khatab bertanya kepada Rasulullah, bagaimana caranya menjaga keluarga, kalau menjada diri pribadi bisa diupayakan. Rasulullah menjelaskan kiat menjaga anak, isteri dan orang yang dibawah naungan kita dari panasnya api neraka yaitu, ”Engkau tanamkan kepadanya apa yang diperintahkan Allah agar dia laksanakan dan apa yang dilarang Allah agar dia hindari”.[Mdr, 2009].

أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar