Selasa, 26 Juni 2012

22. Kewajiban mukmin terhadap Allah [2]



Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 9 Juli 2010


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita hadir di rumah Allah ini untuk menyampaikan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita sebagai bekal hidup dengan segala fasilitasnya, syukur tersebut dibuktikan dengan amaliah ibadah sehari-hari, salah satunya adalah melaksanakan shalat jum'at pada hari ini, yang kemudian diiringi dengan ibadah-ibadah lainnya sepanjang hari. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beliaulah pejuang kehidupan dan hak-hak azasi di dunia ini hingga kebenarannya diikuti oleh pengikutnya hingga akhir zaman. Suatu kewajiban bagi kita untuk meningkatkan iman hingga mencapai derajat taqwa dan menambah ibadah sehari-hari sehingga aktivitas yang dilakukan selalu berorientasi mencari ridha Allah Swt.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Hadirnya manusia di dunia ini bukan untuk makan, minum, berkeluarga serta punya keturunan, dan itu bukan tujuannya, namun punya program yang cukup matang dari yang menciptakan hidup ini yaitu Allah Swt, ada hak dan kewajiban yang perlu dipenuhi, apalagi sebagai muslim yang beriman kepada Allah dengan segala konsekwensinya harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa kewajiban mukmin terhadap Allah yaitu;

Ketujuh, kewajiban seorang mukmin kepada Allah adalah yang bekaitan dengan harta, yaitu bersifat wara’ adalah sikap berhati-hati terhadap barang yang syubhat.
Seorang mukmin wajib meninggalkan yang haram tapi diantara halal dan haram itu ada yang disebut syubhat yang belum jelas posisinya, untuk menunjukkan baiknya iman seseorang kata Rasulullah, sejauh mana dia meninggalkan yang syubhat itu.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Kedelapan, mengharapkan rahmat Allah, seluruh usaha yang dilakukan manusia akan mendapat berkah bila di dalamnya ada rahmat Allah, ada kasih sayang Allah yang tidak tergantung hanya dari rezeki dan penghidupan yang baik saja, tidak sedikit Allah memberikan kekayaan dan jabatan kepada manusia tapi dijauhkan dari rahmat, tapi ada orang yang sengsara hidupnya namun dibawah rahmat Allah, Rasulullah bersabda,”Bila Allah mencintai dan memberi rahmat kepada ummatnya maka hamba itu ditimpakan ujian dan cobaan” [2;218]
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Kesembilan, tawakkal kepada Allah, dimaksud dengan tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha seoptimal mungkin, yang dituntut Allah dalam hidup ini bukanlah hasil perjuangan dan hal itu nomor sekian tapi sejauh mana kita memperjuangkan dengan segala daya dan upaya untuk mencapai tujuan dari perjuangan itu [Ibrahim 14;12].
”Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri."

Kesepuluh, percaya kepada pertolongan Allah. Semua usaha yang dilakukan manusia tidak akan berhasil kecuali dengan izin Allah, apalagi seorang mukmin sangat mengharapkan bantuan dan pertolongan dari Allah atas segala jihad yang dilakukannya tanpa mengenal putus asa [Asy Syu’ara 26;62],
“ Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".

Pertolongan Allah tidak terkait dengan waktu dan usia manusia yang berjihad, bahkan pertolongan itu akan diberikan setelah seluruh potensi hidup yang dimiliki habis untuk menegakkan agama Allah [Al Baqarah 2;214]
”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Kesebelas, selalu menyertai niat jihad dalam seluruh kegiatan, yang disebut jihad bukan hanya perang saja, perang merupakan puncak dari jihad [At Taubah 9;111] sedangkan lingkung jihad itu banyak sekali seperti bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan seluruh lini kehidupan manusia yang berorientasi mencari ridha Allah.
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Kedua belas, selalu memperbaharui niat dan istighfar, niat manusia kadangkala mudah berubah sesuai dengan kondisi dan situasi yang mempengaruhinya [Al Baiyinah 98;5] untuk itu perlu setiap waktu memperbaharui niat dengan istighfar kepada Allah sehingga tetap istiqamah di jalan Agama dan da’wah Allah.
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.

Ketiga belas, selalu mengingat mati, dalam rangka untuk meluruskan tujuan hidup, kematian perlu diingat-ingat agar tidak menyimpang dari skenario yang sudah ditentukan Allah, kata Imam Al Gazali,”Mengingat mati dapat melunakkan hati manusia” karena manusia tidak lama tinggal di dunia ini, dia pasti mengakhiri kehidupannya, bila tidak punya bekal iman dan amal sia-sialah kehidupannya [Ali Imran 3;185].
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”

Keempat belas, selalu mengintrosfeksi diri; yaitu mengoreksi dirinya setiap waktu untuk berhati-hati menempuh kehidupan ini yang penuh dengan segala tipu dan daya, kadangkala manusia lebih banyak mengoreksi orang lain tapi melupakan aib dan kekurangan diri sendiri, orang yang bijak adalah orang yang habis waktunya untuk introsfeksi daripada mencari kesalahan orang lain [Al Hasr 59;18]

”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Itulah beberapa kewajiban mukmin terhadap Allah sebagai bukti keimanan, agar iman itu tidak sekedar utopia dan hiasan bibir saja, berat memang dan sulit merealisasikannya tapi manis buahnya di hadapan Allah, wallahu a’lam.[Mdr, 2009]

أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar