Kamis, 24 Oktober 2013

99. Lima Butir Ajaran Islam [2]





Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Babus Salam
Jorong Pianggu Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 25 Oktober 2013/ 20 Zulhijjah 1434.H

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّابَعْدُ؛
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:




"Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".[Ali Imran 3;32]


Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan  jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak  membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

            Banyak sebenarnya ajaran Islam yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam hidup bagi seorang muslim, tapi paling tidak ada lima hal penting yang jadi pembahasan kita sekarang yaitu;

1.Mendirikan Shalat dan Membayarkan Zakat
Salah satu bentuk ibadah yang senantiasa berangkai adalah shalat dan zakat, kedua hal ini  tidak bisa dipisahkan. Shalat merupakan ibadah wajib dalam ajaran Islam yang dilakukan sehari semalam lima waktu dengan tata cara tertentu, shalat merupakan upaya yang mampu menahan seseorang dari berbuat keji dan mungkar. Dengan shalat seseorang mendekatkan diri kepada Allah membina hubungan vertikal juga memupuk hubungan herizontal antara manusia.  Pada satu segi shalat mendatangkan kecelakaan bagi pelaksananya karena tidak melaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan yang ditentukan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Ma’un ayat 4-5

, ”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya”.

Selain shalat maka kewajiban mendesak yang harus ditunaikan oleh  seorang muslim adalah membayar zakat dikala sudah sesuai dengan nisabnya,

karena makna salam kekiri dan ke kanan dalam shalat adalah menebarkan kesejahteraan kepada ummat islam di sekeliling kita, kesejahteraan akan tercapai bila ada berbagi dalam penghasilan, itulah zakat;

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." [At Taubah 9;103]

2.Taat Kepada Allah dan Taat Kepada Rasul
            Inti keimanan dalam Islam itu adalah ketaatan kepada Allah sebagai Khaliq yang diiringi dengan ketaatan kepada Rasul-Nya. Keimanan kepada Allah saja dan mendustakan Rasul-Nya maka itu adalah bentuk pembangkangan begitu pula tidaklah sempurna yang hanya mentaati Rasul saja lalu mengingkari Allah maka ini adalah bentuk kekafiran.
   
"Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".[Ali Imran 3;32]

3.Bersyukur Kepada Allah dan Berterima Kasih Kepada Orangtua
            Bersyukur kepada Allah juga diiringi berterima kasih kepada kedua orangtua karena demikian mulianya orangtua dalam pandangan islam karena orangtua sudah berupaya untuk mengandung, mendidik dan membesarkan dengan suka dan duka. Namun tidaklah diterima rasa terima kasih seseorang bila melupakan bersyukur kepada Allah;
   
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
 bapanya;ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu" [Lukman 31;14]

4.Melaksanakan Pesan Rasulullah
            Banyak pesan-pesan Rasul yang harus dijaga dan dilaksanakan, pesan itu adalah sunnah, Rasulullah menyatakan bahagialah orang yang melaksanakan sunnahku sementara yang  lain meninggalkannya".  Diantara sunnah dan pesan Rasulullah itu adalah "Ballighu "anni walau ayah", sampaikan apa yang kau peroleh dariku meskipun satu ayat". Ini adalah kewajiban da'wah yang ditujukan kepada ummat Islam untuk selalu melaksanakannya.

Allah memberi tugas berat kepada siapa saja yang telah menyandang predikat muslim dan da’i untuk meluruskan pandangan ummat agar berberak bersama islam dan berjalan menuju jalan Allah, dalam surat An Nahl 16;125 diterangkan;

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

            Rasulullah menegaskan kepada ummatnya, ”Sampaikanlah apa yang telah anda terima dariku meskipun hanya satu ayat”. Ini menunjukkan betapa pentingnya da’wah demi keselamatan hidup manusia di dunia hingga akherat. Bahkan seorang syaikh bernama Dr. Musthafa Mashur menyatakan, ”Nahnu Du’at qabla kulli syai’” artinya kami adalah da’i sebelum menjadi sesuatu apapun

5.Menjaga Diri Dan Keluarga Dari Api Neraka
            orangtua sebagai pendidik amanat Allah yang pertama dan terutama agar menggembleng generasinya kepada nilai-nilai luhur yang islami, walaupun ilmu dunia luas tapi tetap berpijak pada dasar-dasar ajaran islam  sehingga dengan tegas Rasulullah mengatakan,” Didiklah anak-anakmu karena dia akan menghadapi masa yang tidak sama dengan masamu”, artinya tantangan hidup, persaingan,

ujian-ujian yang dihadapi anak nanti lebih berat dibandingkan yang dihadapi orangtuanya hari ini, segala bentuk idiologi menggiringnya kepada kehancuran. Allah memerintahkan kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka;

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" [At Tahrim 66;6].

Sehubungan dengan memelihara diri dan keluarga dari api neraka, Umar bin Khattab pernah mengadu kepada nabi Saw, untuk menjaga diri sendiri adalah hal yang mudah, lalu bagaimana cara menjaga keluarga?, apakah harus dikawal terus menerus, apakah selalu diawasi kemana dia pergi ?, Nabi memberikan jawaban yaitu,”Engkau tanamkan dalam jiwanya agar dia jangan melakukan perbuatan yang dilarang Allah, dan masukkan pula didadanya ajaran agar dia mengerjakan perbuatan yang diperintahkan Allah”.

            Begitu banyak butir-butir ajaran islam yang layak kita perhatiakan dan kita amalkan, lima ini saja yang dapat kita petik kemudian dapat diamalkan maka luar biasa hasilnya terhadap integritas pribadi muslim dan peningkatan kualitas iman seseorang, wallahu a'lam. [Cubadak Solok, 01042010]

Referensi;
1.Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
3.Pelajaran Agama Islam, Buya Hamka
4.Pendidikan Islam, Zainal Abidin Ahmad

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

Kamis, 17 Oktober 2013

98. Pahala Shalat Fajar



Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 18 Oktober  2013/ 13 Zulhijjah 1434.H

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan drikanlah shalat untuk mengingat-Ku”. [Thaha 20;14]

Ketika ajal hampir datang, Rasul tidak mampu lagi memimpin shalat sehingga diserahkan kepada Abu Bakar, ini sebagai simbul bahwa kelak Abu Bakar yang akan memimpin ummat ini. Dengan berat hati Abu Bakar memimpin shalat berjamaah saat Rasulullah dalam keadaan sakit. Suatu ajaran kepada kita, bila sebagai pimpinan, pimpinan apa saja, bila sudah tidak mampu lagi melaksanakan tugas, lebih banyak uzurnya dari pada hadirnya maka serahkanlah tugas itu kepada kader yang telah dipersiapkan.

Sebelum wafat, nabi Muhammad berpesan,"Tiga hal yang dapat menyebabkan rusaknya seseorang; memperturutkan hawa nafsu, kikir yang diperturutkan dan kagum pada diri sendiri". Sehari sebelum wafat nabi berpesan,"As shalah, annisa dan ummati". Agar ummat ini menjaga shalat, menjaga wanita dan ummat islam". Begitu pentingnya shalat sehingga dipesankan oleh Rasulullah agar ummat ini tidak meninggalkan shalat dengan alasan apapun kecuali mati.

Wafatnya Nabi Muhammad membuat Umar bin Khattab tidak yakin, hal itu karena ujudnya kepada Rasulullah. Sesampai dia di rumah Nabi, dia melihat orang banyak berkumpul dan membicarakan kematian Rasul, dengan suara lantang sambil menghunuskan pedang dia berkata,"Siapa yang mengatakan Muhammad telah meninggal maka akan berhadapan  denganku, Muhammad tidak meninggal, dia hanya menghadap Allah sebagaimana Musa dahulu pergi ke Tursina untuk bertemu Allah". Semua yang mendengar hanya diam tidak mampu meredakan kemarahan dan kekecewaan Umar.

Datanglah ketika itu Abu Bakar Ash Shidik untuk memberi kebenaran kepada Umar hingga dia menyadari bahwa Nabi Muhammad memang telah wafat, Muhammad adalah makhluk Allah yang juga merasakan maut atau kematian, jangankan kematian sedangkan kena panah dan  tombak saja berlumuran darah muka beliau dalam perang Uhud sehingga lepas gerahamnya.

Bagi orang yang beriman, shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan minimal lima waktu sehari semalam, yang kemudian bagi yang punya keinginan untuk menambah pahala, meraih simpati dan kedekatan dengan Allah dapat pula melakukan shalat sunnah, bila dikerjakan mendapatkan pahala dan bila tidak dikerjakan tidak apa-apa, shalat sunnah sering dikerjakan oleh orang-orang yang sudah faham tentang hikmah dan fadhilah dari shalat sunnah itu, seperti shalat sunnah fajar ternyata luar biasa pahala yang didapat bila dilakukan oleh seorang mukmin. 

Shalat fajar yaitu shalat sunnah sebelum subuh-merupakan shalat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar, "Dua rakaat fajar [shalat sunnah sebelum subuh] lebih baik dari dunia dan isinya" [HR. Muslim].

            Dunia-seluruh dunia- segala isinya mulai dari bentuk harta benda, harta simpanan, kedudukan, usaha, segala yang menggiurkan dan menyenangkan, tidak akan sampai nilainya sebesar shalat sunnah fajar dua rakaat. Ini baru keutamaan shalat         sunnah fajar, dari Aisyah dikatakan bahwa,"Tidak ada shalat sunnah yang lebih diperhatikan Rasulullah selain shalat sunnah sebelum subuh" [HR.Bukhari].

            Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan bahkan ketika melakukan perjalanan Rasulullah tidak mengerjakan shalat sunnah, baik yang dikerjakan sebelum shalat fardhu maupun sesudahnya, kecuali shalat sunnah subuh, beliau bersabda,"Janganlah meninggalkan shalat sunnah subuh walaupun kalian dikejar pasukan musuh"[HR. Abu Daud dan Ahmad].



            Besarnya pahala shalat sunnah fajar diberikan balasan oleh Allah karena beberapa hal;

1.Kondisi fisik.
Shalat fajar dilakukan ketika sebelum melakukan shalat subuh, bagi yang biasa bangun pagi hari maka mudah saja untuk mendatangi masjid setelah berjuang maksimal untuk bangun dari tidur, biasanya kondisi fisik ketika itu sangat labil sehingga rasa kantuk, pening dan malas bersatu, ditambah lagi oleh godaan syaitan yang berusaha untuk mengajak manusia untuk tidur pulas sehingga bangunnya kesiangan. Apalagi tadi malam tidurnya agak malam karena berbagai kegiatan yang dilakukan sehingga terlena tanpa disadari  larut malam mengantarkannya ke peraduan.

Bila seseorang mampu untuk melawan kondisi fisiknya sehingga berhasil melakukan shalat fajar dan shalat subuh pagi ini maka luar biasa keuntungan yang dia peroleh, dia upayakan semaksimal mungkin demi meraih pahala yang sebanyak isi dunia dari Allah.

2.Gangguan syaitan.
Walaupun seorang mukmin terbiasa bangun dipertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajud yang kemudian dilanjutkan dengan shalat subuh ke masjid, syaitan tidak membiarkan begitu saja, sekian hari, sekian minggu bahkan sekian bulan yang lalu shalat fajar dan shalat subuh dilakukan dengan berjamaah di masjid secara sukses, maka untuk pagi ini dia selalu berupaya untuk menggagalkan kegiatan itu, bila berhasil maka luar biasa kebanggaannya sehingga kegagalan sekian bulan bisa dia lupakan.

Digambarkan oleh hadits bahwa ketika seseorang mau berangkat tidur, syaitan telah mengikat dikuduknya tiga buhul, lalu dia berkata , "Wahai hamba Allah tidurlah karena malammu sangat panjang'...bila orang tersebut bangun dan berzikir, lepas satu ikatan, bila ia pergi berwudhu lepas pula satu ikatan, bila ia qiyamullail, lepas satu ikatan lagi. Sehingga orang tersebut menjadi semangat untuk beribadah dan bersih hatinya, sedang bila ikatan syaitan itu tidak lepas ia menjadi sempit jiwa.

Orang yang dapat bangun dari tidurnya kemudian beribadah malam itu hingga menanti waktu fajar maka ada dua keuntungan yang didapatnya yaitu;

a.      Semangat untuk beribadah
Semangat untuk beribadah hingga datang lagi waktu malam diawali dari pagi hari dengan wudhu, shalat malam dan shalat fajar hingga shalat subuh. Semangat itu berasal dari fisik dan mental seseorang, dapat digambarkan bahwa bila pagi saja dia  tidak bersemangat untuk bangun dengan aktivitas awalnya yaitu shalat apalagi untuk melakukan aktivitas lain pada siang hingga sorenya. Itulah makanya para pengusaha dan penguasa yang sukses itu sedikit sekali waktu tidurnya, pagi-pagi sudah bangun dan bersiap-siap untuk melaksanakan serenceng program yang harus diselesaikan.

b.      Bersih hati
Suasana pagi yang dirasakan, selain udara yang masih bersih, polusi masih dalam kadar yang rendah, cuaca cerah, kesejukan yang menyenangkan membuat hati kita riang menyambut pagi itu secerah hati yang mampu melepaskan diri dari lilitan selimut yang menenggelamkan tidurnya. Kemampuan melepaskan godaan syaitan yang berupaya menggagalkan bangun pagi membuat syaitan melabakan sehingga dia mendapat kemarahan dari atasannya, orang yang mampu melepaskan diri dari gangguan syaitan adalah orang-orang yang bersih hatinya.

Beruntunglah hamba yang mampu melepaskan ikatan syaitan yang sebenarnya sangat lemah sekali demi meraih pahala besar yang tidak diperoleh pada shalat sunnah yang lain.

3.Cuaca alam
            Cuaca pada suatu tempat juga mempengaruhi orang untuk tidur terlalu malam, terlalu panas, terlalu dingin, suasana bising atau ada gangguan alam lainnya sehingga tidur tidak dapat nyenyak. Biasanya peluang tidur nyenyak itu saat menjelang subuh sehingga menenggelamkan seseorang ke dalam tidur yang pulas, sulit untuk terjaga bahkan dibangunkanpun  tidaklah mudah. Bila dia mampu untuk menembus suasana dan cuaca yang tidak kondusif itu sehingga mampu meninggalkan segalanya untuk melaksanakan shalat fajar ke masjid maka luar biasa perjuangan yang dilakukannya, Rasul menyatakan bahwa besarnya pahala ibadah yang dilakukan tergantung dari kesukaran melakukannya.

4.Azham atau tekad
            Kondisi fisik, gangguan syaitan dan cuaca yang tidak kondusif, semuanya tidak berarti tanpa tekad atau keinginan untuk melakukan shalat fajar dan shalat subuh tepat pada waktunya pagi itu. Walaupun kondisi fisik tidak jadi masalah, gangguan syaitan bisa diatasi, cuaca bisa bersahabat tanpa azam, ada-ada saja yang membaut kita terlena dan lalai untuk bangun, bahkan walaupun telah bangun karena dering alarm sebuah jam, lansung dimatikan alarm itu, dalam fikiran terlintas, sebentar lagilah masih terlalu cepat untuk bangun subuh. Ketika diupayakan untuk tidur lagi maka dapat dipastikan akan kesiangan melaksanakan shalat subuh dan kehilangan pahala shalat fajar.
           
            Kalau tekad sudah matang yang diiringi doa dan keikhlasan untuk bangun sebelum fajar guna memenuhi panggilan Allah yaitu shalat fajar dan shalat subuh maka semua rintangan dengan izin Allah dapat diatasi karena kita semua dibawah kekuasaan Allah, tidak ada orang yang mampu membuka kelopak mata pagi hari itu tanpa izin dari Allah, izin Allah untuk membangunkan kita dari lelap yang panjang akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk merauf pahala dan mencari ridha-Nya yaitu melaksanakan shalat sunnah fajar.

            Ada sebuah kejanggalan yang terjadi pada masyarakat dalam beribadah pada malam hari seperti tahajud di tengah malam mampu dilakukan dengan baik hingga diakhiri  witir ditambah lagi dengan qiraatil qur'an, munajad serta zikir dan do'a kepada Allah, malam ini waktunya betul-betul diisi aktivitas qiyam, namun dia tidak mampu menunggu shalat subuh, diupayakan juga untuk tidur walaupun maksudnya hanya sejenak, tapi apa yang terjadi, akhirnya tertidur kembali sampai subuhnya kesiangan. Shalat sunnah dikerjakan dengan baik tapi yang wajib terbengkalai, sungguh ironi dan menyedihkan.

            Begitu juga halnya, malam waktunya diisi dengan kegiatan hingga larut malam, positif memang, semisal kegiatan diskusi agama atau  pengajian walaupun membahas tenang hal-hal yang wajib, tapi karena terlalu malam, membuat bangun untuk shalat subuh tidak bisa lagi, betapa ruginya kita, mengerjakan yang wajib lalu mengorbankan yang wajib. Apalagi malam diisi dengan kegiatan yang laghwi hingga aktivitas maksiat, pasti sia-sialah malam seseorang hingga paginya tidak mendapatkan apa-apa selain kemurkaan dari Allah. Untuk itu berpandai-pandailah menggunakan waktu malam, siasati semuanya sehingga bisa bangun pagi hari dengan melaksanakan shalat sunnah fajar dan shalat wajib subuh di masjid kalau mau mendapatkan pahala seluas langit dan bumi dengan segala isinya, wallahu a'lam. [[Cubadak  Solok,11 Syawal 1431.H/ 20 September 2010]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ