Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baitut Taqwa
Komplek Perkantoran Bea Cukai
Kecamatan Batu Ampar Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
2 Rabiul Awal
1438.H/ 2 Desember 2016.M
PEMIMPIN
YANG ADIL, DILINDUNGI ALLAH
PADA
HARI KIAMAT
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ
وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ
مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
(1) Imam yang adil,
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa
dalam beribadah kepada Allâh,
(3) seorang yang hatinya bergantung
ke masjid,
(4) dua orang yang saling mencintai
di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,
(5) seorang laki-laki yang diajak
berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia
berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan
(6) seseorang yang bershadaqah
dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak
tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
(7) seseorang yang berdzikir kepada
Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
Kondisi di Padang Mashar
Nanti pada hari Kiamat, manusia sangat membutuhkan
perlindungan Allâh Azza wa Jalla . Pada hari itu mereka dikumpulkan di tempat
lapang yang sangat luas, tidak ada naungan apapun juga. Mereka dikumpulkan
dalam keadaan telanjang, tidak memakai alas kaki, tidak ada sehelai benang pun
di tubuhnya, laki-laki dan perempuansama. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: ”Wahai manusia, sesungguhnya
kalian akan dihimpun (pada hari Kiamat) menuju Allâh Azza wa Jalla dalam
keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak dikhitan
”
Kemudian matahari didekatkan di atas kepala-kepala manusia,
hingga peluh keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Sebagian manusia, ada
yang terendam sebatas mata kakinya, ada yang terendam sebatas lututnya, ada
yang sampai pinggangnya, ada yang sampai pundaknya, bahkan ada yang sampai ke
mulutnya. Keadaan mereka ini sesuai dengan amalan-amalan mereka.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:(Pada hari Kiamat) matahari akan didekatkan
(oleh Allâh) kepada seluruh makhluk hingga hanya sejarak satu miil
Pembahasan tentang tujuh golongan
yang dilindungi Allâh dalam naungan-Nya pada Kiamat ini sangat penting karena
berkaitan dengan iman kepada hari Akhir serta pengetahuan tentang
amalan-amalan yang membawa kita dalam
naungan dan perlindungan Allâh
IMAM YANG ADIL
Yang dimaksud dengan Imam yaitu seorang yang mempunyai
kekuasaan besar seperti raja, presiden atau yang mengurusi urusan kaum
Muslimin.
Yang dimaksud adil yaitu seorang imam yang tunduk dan patuh
dalam mengikuti perintah Allâh Azza wa Jalla dengan meletakkan sesuatu pada
tempatnya, tanpa melanggar atau melampaui batas dan tidak menyia-nyiakannya.
Keadilan seorang imam yaitu dengan menegakkan kalimat Tauhid
di muka bumi dan menyingkirkan segala perbuatan syirik, dan melaksanakan
hukum-hukum Allâh Azza wa Jalla, sebab kezhaliman yang paling zhalim adalah
perbuatan menyekutukan Allâh padahal Allâh-lah yang menciptakannya.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“… Sesungguhnya syirik
(menyekutukan Allâh) adalah benar-benar kezhaliman yang paling besar.”[Luqmân/31:13]
.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “ Sesungguhnya golongan manusia yang paling dicintai disisi
Allah ‘azza wajalla pada hari kiamat dan yang paling dekat kedudukannya kepada
Allah adalah Imam/penguasa yang adil. “ (Musnad Ahmad)
Imam/penguasa yang Adil –Yaitu setiap pemimpin dan penguasa yang memberi
perhatian pada satu dari sekian banyak mashlahat bagi kaum muslimin, lalu
berbuat adil dalam hal itu. Dan dialah yang mengikuti perintah Allah untuk
meletakkan segala sesuatu pada tempatnya tanpa berlebihan atau
menguranginya.
Dan dialah yang selalu memberi nasihat bagi setiap
hamba-hamba Allah dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang wajib bagi mereka
dalam perkara-perkara agama mereka ataukah kehidupan duniawi mereka. Dan
menegakkan segala hal yang perlu baginya untuk ditegakkan berupa penjagaan
syari’a-syari’at Allah bagi mereka,
menjaga setiap hak-hak mereka, melindungi hak milik mereka, berjihad
melawan musuh mereka, dan menghalau dari mereka setiap pelaku kerusakan, dan
menegakkan hukum-hukum Allah ditengah-tengah mereka
.
Imam/penguasa yang adil memiliki beberapa derajat yang tinggi dan kedudukan
yang sangat tinggi di akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah memberi kabar gembira dengan mengabarkan akan balasan yang sangat baik
bagi mereka yang berbuat adil dalam penetapan hukum mereka dan bagi orang-orang
yang berada dalam pengayoman mereka, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
“ Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil disisi Allah
akan berada diatas minbar-minbar yang terbuat dari cahaya berada di bagian
–tangan – kanan ar-Rahman ‘azza wajala, dan kedua tangan Allah keduanya kanan,
merekalah yang berbuat adil dalam hukum mereka, terhadap keluarga mereka dan
kepada orang-orang yang berada didalam pengurusan mereka “ (Diriwayatkan oleh Muslim didalam Kitab al-Imarah, bab.
Fadhilah al-Amir al’Adil wa ‘uqubah al-Jaair wal-hatstsu ‘ala ar-rifq)
.
Dan keutamaan ini hanyalah bagi yang berlaku adil dengan segala yang dibebankan
kepadanya berupa : Khilafah, kekuasaan, qadha’/hukum, pengurusan atau
pengawasan anak yatim, zakat atau wakaf, dan hal-hal yang menjadi keharusan
baginya berupa hak-hak keluarga, anak-anaknya dan lain sebagainya. (An-Nawawi :
Syarh Shahih Muslim ( II / 212 ))
.
Imam yang adil juga termasuk diantara tujuh kalangan yang akan mendapat naungan
dari Allah dibawah naungan-Nya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “ Ada tujuh kalangan yang Allah menaunginya dibawah
naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan dari Allah :
Imam/penguasa yang adil
“.
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari didalam Kitab al-Adzan, bab. Man jalasa
fil-masjid yantadhziru ash-shalat wa fadhlu al-masaajid
).
Dan Allah memulai menyebutkan perihal penguasa adil ini sebelum menyebutkan
enam kalangan lainnya, karena banyaknya kebaikan dan manfaatnya yang meluas.
Dan diantara keutamaan Allah ta’ala didunia bagi seorang penguasa yang
adil bahwa doanya tidak akan tertolak apabila dia berdoa. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“
Ada tiga kalangan yang tidak akan tertolak doa mereka : Penguasa yang adil,
seorang yang berpuasa hingga dia berbuka, dan doa seorang yang didhzalimi “ (Shahih Sunan at-Tirmidzino. 2050).
Rasulullah bersabda,
Dari
Ibnu Sa’id, berkata rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam, sesungguhnya manusia
yang paling dicintai Allah dihari kiamat dan akan dimuliakan di majelis Allah
adalah imam yang adil. Dan sejauh-jauh manusia dihadapan majelisnya Allah
adalah imam yang tidak adil.
Dalam hadits yang lain Rasulullah
bersabda,
Barang siapa yang menunjuki seseorang kepada kebenaran, maka
ia mendapatkan pahala semisal orang yang mengikutinya, tidak berkurang sedikit
pun.
Para
ulama menafsirkan bahwa demikian juga mereka yang mengajak kepada kesesatan,
maka ia akan menanggung dosa serupa dari orang-orang yang mengikutinya atau
mereka yang sesat karena dirinya.
Urusan kepemimpian ada pada semua aspek. Oleh karena itu,
masalah kepemimpian juga dipahami sebagaimana hadits rasul tentang seorang
hakim,
Hakim itu ada 3 macam, dua kelompok di dalam neraka dan satu
kelompok di dalam sorga. Mereka yang menghukumi dengan benar maka ia di dalam
sorga, tetapi mereka yang menghukum dengan kejahilan maka ia di dalam neraka.
Dan hakim yang tidak adil dalam memutuskan, maka ia di dalam neraka.
Oleh karenaitu, kita sungguh membutuhkan pemimpin yang baik,
adil dan bijaksana. Mereka yang dengan kekuasaan yang dimilikinya mampu
membimbing orang-orang yang dipimpinnya kepada ketaatan dan kebenaran.
Pemimpin yang bisa memberikan teladan yang baik kepada
pengikutnya. Dan sungguh rasulullah salallahu ‘alaihi wassalam merupakan
pemimpin terbaik sepanjang masa. Allah berfirman, Dan
sungguh pada dirimu terdapat teladan yang baik bagi mereka yang mengharapkankan
Allah dan hari akhir, dan barang siapa yang engkar sungguh Allah maha
kaya dan terpuji.
Rasulullah salallahu a’alaihi wassalam misalnya, meskipun ia
seorang pemimpin umat, akan tetapi ia tetap dengan rela dan senang hati
melakukan berbagai pekerjaan rumah. Rasulullah bahkan menjahit pakaiannya yang
robek sendiri. Demikianlah rasulullah berusaha untuk juga menjadi pemimpin
terbaik tidak hanya di tengah masyarakat, tetapi juga dalam keluarga.
Abu Bakar As Siddiq ketika
dilantik jadi Khalifah, dia berkata,” Amma ba’du. Sungguh aku telah dipilih
oleh kalian (untuk memimpin) dan bukanlah aku orang yang terbaik di antara
kalian. Oleh karena itu, jika aku benar, maka bantulah aku, tetapi jika aku
salah, maka luruskanlah.
“Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirim utusan kepada
Hasan bin Abi Hasan Albasri untuk menanyakan karakater pemimpin yang adil, maka
dijawab oleh Hasan Al Bashri,: Wahai amirul mukminin, sesungguhnya Allah
menjadikan seorang pempimpin yang adil itu mampu memimpin umatnya,
menghancurkan semua penyimpangan (korupsi), memperbaiki semua yang rusak,
menguatkan kelompok yang lemah, membantu mereka yang tertindas dan menakutkan
semua yang curang”.
Hal tersebut menggambarkan bagaimana seorang umar bin abdul
aziz yang merupakan seorang pemimpin yang sangat terkenal keadilannya bersikap
begitu tawadhu’. Pada masanya begitu sulit mencari orang yang menerima zakat
karena hampir semua orang hidup layak. Umar bin Abdul Aziz berjuang keras untuk
mensejahterahkan rakyatnya.
Bahkan pernah suatu hari, ketika Umar Bin Abdul Aziz sedang
tidur-tiduran disiang hari, ia diingatkan oleh anaknya, “wahai ayah, apakah
ayah tidak takut dengan hari pertemuan dengan Allah ketika ayah diminta untuk mempertanggungjawabkan
kepemimpinan ayah?”. Maka pada waktu itu, Umar bin Abdul Aziz tidak pernah
tidur di siang hari, sementara sebagian malamnya dihabiskan untuk khusu’
beribadah kepada Allah.
[Batam, 17 November 2016]
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ