Senin, 25 Juni 2012

18. Kedudukan Manusia



Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 09 April 2010


الْحَمْدُ لِلَّ‍هِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْ
ُ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.’[Al Isra’ 17;70]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih dapat menikmati kehidupan dalam iman dan islam, shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia hingga akherat, belaiu sebagai teladan dan pimpinan kita dalam menapaki kehidupan ini.

Kemudian khatib mengajak kita semua, marilah meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ketika kita membicarakan manusia berarti kita membicarakan diri kita sendiri, kalau yang membaca tulisan ini juga manusia dan biasanya pembicaraan kita bersifat subyektif, lebih banyak menampilkan sisi lebih dan baiknya, tapi dikala Allah membicarakan manusia tentu memandangnya secara obyektif karena dalam pembicaraan ini tidak ada intres-intres pribadi yang menguntungkan atau merugikan Allah, sebab manusai adalah ciptaan-Nya, tentu Dia lebih tahu tentang yang diciptakan-Nya.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan perangkat tersendiri dan unik, dia memiliki kekhasan dan sifat-sifat tersendiri, jauh berbeda dengan makhluk lain seperti hewan, jin ataupun malaikat. Allah menerangkan dalam beberapa ayat-Nya tentang kedudukan manusia yang dapat kita jadikan sebagai evaluasi dan introsfeksi diri;

Pertama, manusia adalah makhuk yang termulia dibandingkan dengan makhluk lainnya, dengan posisinya itulah manusia dituntut untuk selalu menjaga agar jangan jatuh pada tempat yang hina, sebab orang yang mulia bila melakukan sebuah aktivitas melanggar kemuliaannya maka posisinya jauh lebih hina dari makhluk yang hina;
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”[Al Isra’ 17;70]

Kedua, manusia adalah makhluk yang paling indah bentuk dan kejadiannya yang terdiri dari tiga unsur yaitu akal, jasmani dan rohani. Ketiga unsur ini perlu dijaga sehingga keindahan manusia tetap terjamin. Salah satu saja terabaikan maka kehidupan manusia akan pincang atau salah satu saja yang diperioritaskan juga tidaklah sempurna, bahkan Allah akan menilai manusia bukan dari bentuk tubuh dan indahnya manusia tapi juga keindahan hati yang terbingkai dengan nilai-nilai rohani, sebagaimana sabda Rasulullah,”Sesungguhnya Allah tidak memandang jasadmu dan tidak pula bentuk wajahmu akan tetapi yang akan dipandang Allah adalah hati-hatimu”.

Bahkan seorang ulama menyatakan bahwa manusia itu dikatakan manusia bukan karena jasad dan akalnya tapi karena hati nurani yang dimilikinya;
“‘Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),’”[At Tin 95;4-5]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ketiga, manusia adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih ilmu tersebut, ketinggian posisi nabi Adam dibandingkan malaikat karena ilmunya demikian pula halnya ayat pertama kali turun kepada ummat ini bukanlah masalah shalat dan ibadah tapi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yaitu “Iqra” dengan pengertian bacalah, kajilah dan telitilah sehingga menemjkan hikmah.
Adapun alat yang dibekali Allah kepada manusia untuk mencapai ilmu pengetahuan tersebut adalah berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati [16;78], lisan dan kalam.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.[An Nahl 16;78]

Rasul mengisaratkan kepada kita agar meraih posisi terhormat di dunia dan akherat harus dengan ilmu pengetahuan;
“Barangsiapa yang akan mencari posisi terhormat di dunia maka carilah dengan ilmu, barangsiapa yang ingin meraih kedudukan mulia di akherat maka raihlah dengan ilmu,siapa saja yang ingin memperoleh keduanya juga dengan ilmu”

Keempat, manusia itu diposisikan oleh Allah di dunia ini sebagai Khalifah Allah yang memiliki fungsi dan tugas sebagai pemimpin yang mengatur bumi berdasarkan petunjuk dan undang-undang Allah. Kepemimpinan yang tidak berdasarkan undang-undang Allah bukanlah khalifah Allah tapi adalah kepemimpinan thaghut atau dajjal yang merusak dan menghancurkan dunia ini ;
’ Katakanlah: " dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami(nya)".[Al An’am 6;65]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kelima, Khalifah Allah juga harus memakmurkan bumi dan mengeluarkan potensi yang terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan ummat manusia berdasarkan petunjuk dan aturan Allah [Huud 11;61],
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."


Bukanlah khalifah Allah bila kepemimpinan itu memakmurkan pribadi, keluarga dan konco-konconya. Rasulullah adalah pemimpin yang merasakan sakit dahulu sebelum rakyatnya merasakan, bila senang maka dialah orang yang terakhir merasakan kesenangan itu.
Keenam, Khalifah Allah juga memfungsikan kepemimpinannya untuk menyebarkan keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakatnya bukan menzhalimi ummat dengan kekuasaan yang dimilikinya ;
’ Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”[Al Hadid 57;25]


Ketujuh, manusia adalah makhluk yang diberikan beban untuk beribadah kepada Allah semata, ibadah yang menckup ibadah ritual dan seluruh asfek kehidupan manusia, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz Dzariyat 51;56
”Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”

Aktivitas manusia muslim akan bernilai ibadah disisi-Nya bila memenuhi kriteria dibawah ini;
a. Niat dalam berbuat tersebut termotivasi karena allah, artinya ikhlas tanpa dicampuri oleh motivasi-motivasi lain selain Allah semata [98;5]

b. Cara yang dilakukan dalam aktivitas tersebut tidak menyimpang dari syariat islam, sebagai muslim kita harus ittiba’ur rasul artinya seluruh kegiatan wajib mengacu kepada sunnah beliau,apalagi dalam ibadah mahdhoh seperti shalat dan ibadah lainnya.

c. Tujuan kegiatan tersebut dilakukan walaupun berdimensi dunia adalah mardhatillah yaitu mencari ridha Allah, sebagaimana yang diucapkan leh Imam Al Gazali,”Barangsiapa yang mengerjakan amal akherat tentu dia akan memperoeh dunia, tapi bila semata-mata dunia, maka jelas tidak akan dapat pahala akherat’.

Bahkan ibadah khusus sekalipun diluar kriteria ini akan bernilai sia-sia, tidaklah ibadah namanya tapi maksiat, karena acuannya diluar standard yang diajarkan syariat islam. Demikian idealnya kedudukan manusia di hadapan Allah bila sesuai dengan yang dikehendaki-Nya yaitu insan kamil artinya manusia yang sempurna yang terbingkai oleh nilai-nilai spiritual Ilahiyyah. [Mdr, 2009]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم





Tidak ada komentar:

Posting Komentar