Minggu, 16 Maret 2014

116. Hijrah dari Pemimpin Khianat



Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Jihad
Jorong Batang Pamo Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 04 April 2014 / 3 Jumadil Akhir 1435.H



إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.




šJama’ahshalatjum’at yang berbahagia

Hijrah bukan sebatas perpindahan dari Mekkah menuju Madinah dalam rangka menyelamatkan da'wah islamiyyah tapi juga membentuk dan membina kader-kader ummat yang siap untuk memimpin dimasa yang akan datang, membentuk pemimpin yang amanat sehingga kepemimpinan itu mensejahterakan rakyat bukan menzhalimi, inilah pemimpin yang amanat, yaitu pemimpin yang mengartikan kepemimpinan bukan hadiah tapi adalah tanggungjawab kepada Allah dan kepada rakyatnya. Allah berfirman dalam surat Al Ahzab 33;72

"Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat  kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh".

Firman Allah dalam surat An Nisa 4;58

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat"

Secara pribadi seorang muslim dituntut untuk bersikap amanah dalam seluruh urusan kehidupan agar kehidupan itu berjalan dengan baik tanpa ada yang merasakan terzhalimi apalagi keberadaannya sebagai seorang pemimpin tentu lebih dari itu dia dituntut tampil sebagai orang yang amanah.

            Hasil hijrah yang dilakukan oleh ummat terdahulu bukan mustahil untuk bisa kita tiru sebagai ibrah sebagaimana kepemimpinan yang amanah itu sudah pernah tampil di panggung dunia ini, contoh figur Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Azis;

SepulangdaripembebasanYaman, tentara Muslim membawasejumlahghanimah (rampasanperang) keMadinahdanlangsungmenyerahkannyakepadaKhalifah Umar bin al-Khattab. Umar lalumembagikansehelaipakaianhasilrampasanperangitukepadasetiappendudukMadinah.

Setelahdibagi rata, Umar kebagiansehelaipakaian.Karenakekecilan, pakaianituhanyasampaimenutupipahanya.Iakemudianmemintaputranya, Abdullah, untukmemberikanpakaianjatahnya. Umar pun memermakkeduapakaianitu, hinggamenutup di atasmatakakinya.

Ialalunaikmimbar, "Wahai kalian semua, dengarlahapa yang akankusampaikan .…" Tiba-tiba, Salman al-Farisimenginterupsi, "WahaiAmirulMukminin, akutidakakanmendengardanmematuhi kata-katamu!"Umar bertanya, "Mengapabegitu?"

"Engkaumengenakanduahelaipakaian, sementara kami hanyasatupakaian; di manaletakkeadilan?Andatelahberlakuzalimkepadarakyatmu?" ujar Salman protes.Mendengarkritik Salman, Umar takmarah.Iahanyatersenyumsimpul. "Hai Abdullah, berdirilahdanjelaskandudukpersoalannyakepadamereka," ungkap Umar.

Abdullah laluberkata, "Posturtubuhayahkuitutinggi.Pakaianjatahnyatidakcukup, lalujatahkukuberikankepadanya.Ialalumenyambungkannya agar bisamenutupiauratnya."Semuasahabatterdiam.Salman kembaliberkata, "Kalaubegitu, sampaikanlahpesan-pesanmuwahaiAmirulMukminin, kami akanmendengarnya.Instruksimuakan kami laksanakan."

KisahtentangketeladananseorangpemimpinjugapernahdicontohkanKhalifah Umar bin Abdul Aziz. Suatuketika, Umar bin Abdul Aziz berada di suatumajelis. Ketikatibasianghari, iagelisahdanmerasabosan. Ialaluberkatakepada yang hadir, "Kalian tetap di tempatsampaisayakembali."

Ialantasmasukkeperaduannyauntukberistirahat. Tiba-tibaanaknya, Abdul Malik, mengingatkannya, "WahaiAmirulMukminin, apa yang menyebabkanengkaumasukkamar?"Khalifahmenjawab, "Sayainginberistirahatsejenak."

Putranyakemudianbertanyalagi, "Yakinkahengkaubahwasetiapkematianakandatang, sedangkanrakyatmumenunggu di depanpintumu, sementaraengkautidakmelayanimereka?" Sang Khalifah pun terkejut."Engkaubenar, wahaianakku."Ialalubangundanmenemuirakyat yang sedangmenunggunya.

Kisahkepemimpinandua Umar di atastelahmembuktikankepadasejarahbahwapemimpin yang dicintairakyatnyaadalah yang mampumengesampingkanegoismepribadisertakelompoknya.Hatinuranirakyatdannuranidirilah yang menjadi "pengawal" kepemimpinannya.

Hanyapemimpinberhatinurani yang mau "mewakafkan" jiwadanraganyauntukberdedikasi demi kemajuan, keadilan, dankesejahteraanumatsertabangsanya.Pemimpinberhatinuranidantulusakanselalumemberilayanan prima bagirakyatnya. Nabi SAW pernahbersabda, "Mintalah fatwa kepadahatinuranimu." (HR Muslim). Termasuk, dalammemimpindanmengambilkebijakan. [Pemimpin yang DicintaiRakyatnya, Republica.co,id, Selasa, 23 November 2010, 09:48 WIB]

Bagiseorangmukminpundituntutbahwajabatanbukanlahsegala-galanyadalamperjuanganini, diamerupakanamanah, biladiadipercayamakaakandijalankansesuaidengankemampuan yang ada, daninipunhak Allah untukmemberikankepadahamba-Nya [3;26].
         “Katakanlah: "WahaiTuhan yang mempunyaikerajaan, Engkauberikankerajaankepada orang yang EngkaukehendakidanEngkaucabutkerajaandari orang yang Engkaukehendaki. Engkaumuliakan orang yang EngkaukehendakidanEngkauhinakan orang yang Engkaukehendaki.ditanganEngkaulahsegalakebajikan. SesungguhnyaEngkauMahaKuasaatassegalasesuatu. [Ali Imran 3;26].

Allah berhakmembeikankekuasaankepadasiapapun, baikkafirataupunmukmin, tapisemuaituakandipertanggungjawabkan di hadapanNya, kemuliaandankekuasaansemuanyaberada di tangan Allah;
“ Dankepunyaan Allah-lahapa yang di langitdan yang di bumi, dansungguh kami Telahmemerintahkankepada orang-orang yang diberiKitabsebelumkamudan (juga) kepadakamu; bertakwalahkepada Allah. tetapijikakamukafirMaka (ketahuilah), Sesungguhnyaapa yang di langitdanapa yang di bumihanyalahkepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya danMahaTerpuji.”[An Nisa’ 4;131]

Saat Allah menciptakanNabi Adam telahdiberikekuasaan yang kitakenaldengan “khalifah”, adapun kata penggantitersebutdimaksudkandenganduaartilagiyakni; pengganti Allah atauwakil-Nya di mukabumi

5
atausebagaipenggantidarijenismakhluk yang telahdatangterlebihdahuludari Adam. Kalaupunartinyaadalahpenggantijenismanusiasebelumnya, makadalamayat-ayat yang lain dijelaskanbahwa “khalifah” berartipengganti Allah di bumi, untukmengolahbumidanmengaturpelaksanaanhukum Allah [38;26, 6;165].

            Bagi seorang yang mendapat jabatan dan kekuasaan dari Allah ada beberapa kewajiban yang perlu ditunaikan diantaranya;


  1. Menghukum antara manusia dengan keadilan atau kebenaran.
  2. Jangan turut atau mengikuti hawa nafsu.
  3. Pangkat, jabatan, kekuasaan dan derajat itu adalah merupakan ujian dari Allah.
  4. Tugas untuk mengolah bumi dan memimpin manusia itu adalah sebagai ujian juga, sebagaimana orang-orang dahulu yang dijadikan berkuasa di bumi juga dicoba Allah. Maka para penguasa itu mengikuti jejak orang-orang durhaka zaman dahulu ataupun mengikuti para penguasa  yang  shaleh.
  5. Para penguasa itu hendaklah tetap menyembah Allah dan jangan mempersekutukan Allah dengan lainnya.
  6. Jangan pula para penguasa itu durhaka kepada Allah, sebab kalau  durhaka resiko ditanggung sendiri, yakni akibat dari kedurhakaannya itu akan mereka terima berupa siksa Allah.
  7. Orang-orang yang beriman dan berbuat hal-hal yang baik akan dijadikan khalifah Allah di muka bumi.

Demikian besarnya tanggungjawab seorang pemimpin, pemangku jabatan dan penguasa pada level apapun. Salah satu makna “Laa Ilaaha Illalah” adalah “Laa amru illallah” artinya tidak ada Penguasa, Pengatur dan Pemerinah kecuali hanya Allah. Segala kekuasaan dan jabatan yang ada di dunia yang diemban oleh manusia adalah pendistribusian kekuasaan-Nya di dunia ini yang wajib ditunaikan bukan diselewengkan. Itulah makanya para sahabat Nabi, shalafus shaleh tidak begitu ambisius terhadap jabatan, tapi bila jabatan itu diberikan kepadanya maka mereka tunaikan dengan baik. Umar bin Abdul Azis, dikala mendapat jabatan maka ucapan pertama kali bukanlah rasa syukur tapi ucapan seorang yang ditimpa musibah “Innalillahi wainna ilaihi raji’un”.

Tidak sedikit orang ketika sebelum mendapat jabatan siap untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, tapi setelah jabatan itu di tangannya maka dia lupa dengan janji-janji kampanyenya dahulu, maksudnya akan menghauskan KKN [Korupsi, Kolusi dan Nepotisme] tapi sebaliknya malah kengtal sekali KKN-nya sehingga wibawanya di hati ummat tidak lagi dihargai, idealisme yang dahulu dia perjuangkan luntur dan lentur dengan materi dan fasilitas yang tersedia, Rasulullah bersabda:

“Akan dijumpai kelak di tengah-tengah kamu, para pembesar yang cukup mengetahui apa yang semestinya menjadi kewajiban mereka tetapi sayang, mereka itu melakukan kejahatan-kejahatan dan kerusakan-kerusakan.jika para pembesar itu melakkan perbuatan yang baik, mereka sendirilah yang akan menerima pembalasannya, dan kamu haruslah menunjukkan rasa syukur. Tetapi bila pembesar-pembesar itu melakukan kejahatan-kejahatan, maka bencanalah yang akan ditimpakan atas pundak mereka sendiri, sedangkan kamu semua haruslah bersikap tabah dan sabar”[HR.Muslim].

Kepemimpinan Rasulullah tergambar dalam surat dibawah ini;
" Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin." [ At Taubah 9;128]

Ciri kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang  baik dengan kriteria; beliau hadir dari kalangan kaumnya  sendiri sehingga keberadaannya diterima oleh masyarakatnya. Beliau sama-sama merasakan penderitaan masyarakatnya, sesakit dan sesenang bahkan Muhammad adalah orang yang dikala ummatnya menderita beliaulah orang yang pertama merasakan penderitaan itu tapi dikala mendapat kesenangan maka beliaulah orang yang terakhir merasakan kesenangan tadi. Beliau adalah orang yang menginginkan keselamatan untuk rakyatnya sehingga dikala ajal akan menjemput nabi selalu menyebut-nyebut ummatnmya dan beliau adalah orang yang mempunyai kasih sayang terhadap yang dipimpinnya.

Hijrah mengajak kita untuk memilih pemimpin yang amanat dengan meninggalkan pemimpin yang khianat, untuk itu berhati-hatilah dikala diberi kesempatan untuk memilih pemimpin pada level apa saja, baik pemimpin pada level Kabupaten dan Kota yaitu memilih Bupati dan Wali Kota maka pilihlah yang amanah, pada level Provinsi maka pilihlah Gubernur yang amanah, untuk memilih Presiden juga pilih yang amanah memilih Anggota DPR,DPRD dan DPD juga yang amanah sehingga pada semua jajaran kita punya pemimpin yang amanah dan secara otomatis pemimpin yang khianat tidak laku laku dalam kehidupan kita karena pemimpin khianat akan menyengsarakan rakyatnya saja, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 26 Muharam 1432.H/ 2 Januari  2011.M].

Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
3.HaditsArbainAnNawawi, SofyanEfendi, HaditsWeb 3.0,
4.Pemimpin yang DicintaiRakyatnya, Republica.co,id, 2010
  
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم









Minggu, 09 Maret 2014

115. Hakekat Kesabaran




Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurut Taufiq
Jorong Panyalai Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 28 Maret  2014/ 26 Jumadil Awal 1435.H



إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!
Takwa adalah anugerah yang paling agung setelah hidayah iman yang telah dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam kalbu.
Dengan bersyukur yang sebenar-benarnya, Allah Ta’ala akan meningkatkan kenikmatan yang agung itu, insya Allah. Dia hujamkan keimanan ke dalam hati kita dan mengangkat tinggi derajat ketakwaan kita. Amin, Allahumma, amin…
Hadirin Rahimakumullah!
Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah Ta’ala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap sabar.
Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan syari'at Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Ta’ala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200).
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Ta’ala amat memuji dan menyanjung mereka.
Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada dirinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
Bagaimana tidak, padahal orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang atheis mampu bertahan dengan penderitaan-penderitaan yang menimpa mereka, maka orang beriman pasti lebih kokoh, tahan dan ridha, bahkan cinta pada ketentuan takdir itu, kemudian dengan kekuatan jiwa dan imannya, orang-orang yang beriman mencari kebaikan di dunia dan di akhirat dari penderitaan itu dengan beristirja hanya kepada Allah. Istirja maksudnya, meyakini, mengakui, menyadari sepenuhnya serta menyerahkan segenap kebaikan urusannya hanya kepada Allah, sehingga Allah Ta’ala berkenan membalasnya dengan yang lebih indah. Allah Ta’ala berfirman,

لَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'." (Al-Baqarah: 156).
Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!
Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun.
Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang dijanjikan oleh Allah dalam firman-firman-Nya,
Mari kita simak beberapa pujian dan balasan yang disediakan dan diberikan kepada orang-orang yang bersabar, yang kita kutip dari Firman Allah Ta’ala,
1.Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون
َ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200).
2.Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuat oleh Firman Allah Ta’ala,

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu.'orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas." (Az-Zumar: 10).
3.Mencapai kejayaan dan kepemimpinan, sebab tanpa kesabaran, cita-cita yang sudah di depan mata dan sedikit lagi akan tergapai menjadi sirna dan hilang. Cobalah perhatikan pemimpin-pemimpin besar dunia, mereka adalah orang-orang yang gigih memperjuangkan cita-citanya, di samping senjata utama yang tidak pernah lekang dari mereka yaitu kesabaran menghadapi berbagai rintangan yang menghadang mereka.
Firman Allah Ta’ala,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami." (As-Sajadah: 24).
4.Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu bersanding bersamanya, kemenangan akan selalu hadir di hadapannya, dan pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman Allah Ta’ala,

وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anfal: 46).

5.Kesabaran merupakan perisai kokoh dan tangguh, yang dapat digunakan menangkal berbagai makar yang diluncurkan musuh, bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar musuh akan menjadi lemah dan tak mempunyai daya serang yang berarti.
Firman Allah Ta’ala,

إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ"
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (Ali Imran: 120).
6.Sebagai penghormatan yang sangat istimewa bagi para penyabar. Dikarenakan ketangguhan mereka di dalam bersabar, maka para malaikat menyambut dan mengucapkan salam kepada mereka.
Firman Allah Ta’ala,

سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
"(Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum.' Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 24).
7.Menjadi golongan yang dicintai Allah merupakan cita-cita dan tujuan seorang mukmin, maka dengan kesabaran, kecintaan Allah Ta’ala dengan sendirinya tersandang kepadanya.
Firman Allah Ta’ala,

وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146).
Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh oleh seorang penyabar, yang tidak memungkinkan bagi khatib untuk menyebutkan satu persatu dan merincinya dengan detil pada khutbah ini, tapi di antara keutamaan-keutamaan itu adalah mencapai puncak derajat tertinggi dan kebaikan yang paling agung di dunia maupun akhirat, mendapat kejayaan dan keberuntungan, jauh dari kerugian dan penyesalan, diistimewakan Oleh Allah bersama para dermawan yang penuh cinta kasih, dan dima-sukkan ke dalam golongan Kanan (أَصْحَابُالْمَيْمَنَة ِ), serta dapat memperkuat sendi-sendi keislamannya dengan kesabarannya tersebut.
Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!
Itulah berbagai kemuliaan, keutamaan yang dikaruniakan, pahala yang tiada terhitung, kemudian ampunan dan surga yang pasti akan diperoleh orang-orang yang bersabar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
.
"Tidaklah menimpa seorang Muslim dari keletihan atau penyakit, kecemasan, kesedihan, penderitaan, tidak pula duka cita, sampai pada duri yang menusuknya, kecuali Allah meleburkan dengannya dari dosa-dosanya." (HR. al-Bukhari: 5641 – 5642; Muslim: 2573).
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan satu hadits Qudsi yang beliau riwayatkan dari Sang Maha Penyabar, bahwa Allah Ta’ala berfirman,


إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِيْ بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ.
"Bila Aku menguji hambaKu dengan kedua kekasihnya (matanya) kemudian bersabar, maka Aku ganti baginya dengan surga." (HR. al-Bukhari : 5653).

Hadirin Rahimakumullah!
Kesabaran adalah kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, beberapa orang sahabat  datang memohon sesuatu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberinya, maka mereka datang memohon lagi, Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi lagi, kemudian mereka datang lagi, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi lagi, sampai akhirnya beliau kehabisan sesuatu untuk dibeRrkan kepadanya, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يَكُوْنُ عِنْدِيْ مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ الله، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ الله، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ الله، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ.
Tidak ada suatu benda berharga pun yang aku sembunyikan dari kalian semua, maka siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Siapa yang mencukupkan diri (dari meminta-minta), maka Allah akan mencukupinya, dan siapa yang menyabarkan dirinya, maka Allah akan menjadikannya bersabar. Dan tidaklah seseorang mendapat karunia yang lebih baik dan lebih luas melebihi dari kesabaran." (HR. al-Bukhari-Muslim dari Abi Sa'id al-Khudri).
Kesabaran itulah perhiasan akhlak yang harus kita mohonkan kepada Allah, Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata,

وَجَدْنَا خَيْرَ عَيْشِنَا بِالصَّبْرِ
.
"Kita temukan sebaik-baik kehidupan kita adalah dengan kesabaran."


Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!
Itulah keutamaan kesabaran, maka marilah kita memohon taufik dan inayahNya, semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hambaNya yang penyabar.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم



KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ. عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

[Hakikat Kesabaran, Waznin Mahfud, Dikutib dari Buku Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi ke-2, Darul Haq Jakarta).:: Compiled by orido™ ]