Senin, 21 April 2014

118. Enam Perkara Yang Ganjil




Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Babus Salam
Jorong Pianggu Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 25 April  2014.M / 25 Jumadil   Akhir 1435.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah
Rasulullah menggambarkan kehidupan di dunia ini serba tidak harmonis antara satu dengan lainnya, hal ini karena memang realita kehidupan serta tidak serasi sebagaimana  Rasulullah menyabdakan;

            "Enam perkara yang dirasakan ganjil apabila terletak pada enam tempat yang tidak serasi

1.Masjid asing bagi kaum yang tidak mengerjakan shalat
2.Kitab suci [Al Qur'an] ganjil bila didapati di tengah kaum yang tidak suka membacanya.
3.Al Qur'an asing di tengah-tengah orang yang fasiq
4.wanita yang baik-baik ganjil bila berada di tangan laki-laki yang zhalim yang berakhlak jelek.
5.Lelaki yang baik ganjil jika berada di lingkungan wanita yang bejat.
6.Orang alim ganjil bila berada di lingkungan satu kaum yang tidak suka mendengarkan nasehatnya.

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah
            Dari hadits nabi tersebut diatas, ada baiknya kita lihat satu persatu dalam pembahasan di bawah ini;

1.Masjid asing bagi kaum yang tidak mengerjakan shalat
            Salah satu sarana untuk melaksanakan ibadah khususnya shalat adalah masjid, bahkan laki-laki muslim diwajibkan untuk shalat fardhu di masjid kecuali mereka ada uzur yang dapat dibenarkan, sedangkan bagi wanita dibolehkan shalat ke masjid selama tidak mengundang fitnah. Betapa banyak masjid berdiri sejak dari ujung desa sampai ke pusat kota, tapi sedikit sekali yang mengerjakan shalat, padahal masjid fungsinya sangat urgen untuk kepentingan ummat, Allah berfirman dalam surat At Taubah 9;18
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk"

2.Kitab suci [Al Qur'an] ganjil bila didapati di tengah kaum yang tidak suka membacanya.
            Al Qur'an diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia agar hidup selamat di dunia dan di akherat, sebuah kewajiban bagi kita untuk membacanya dalam waktu dan kesempatan yang tidak dibatasi. Rasulullah menyatakan bahwa; Orang beriman yang suka membaca Al Qur’an ibarat buah “Turjah” atau limau, yang rasanya lezat dan bau aromanya harum, sedangkan orang beriman yang tidak mau membaca Al Qur’an ibarat buah tamar yaitu kurma, buahnya lezat tapi tidak berbau, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Kitab baginya  satu amal kebaikan, padahal setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat”.
           
Memang sangat aneh dan ganjil bila Al Qur'an tidak dibaca di lingkungan orang yang tidak suka membacanya padahal mereka adalah muslim, untuk membaca saja sudah enggan apalagi mengkaji isinya dan mengamalkannya juga suatu hal mustahil.

Ulama besar bernama Ibnu Taimiyah menyatakan,”Siapa yang tidak membaca Al Qur’an berarti  dia telah mencampakkannya, siapa yang membaca Al Qur’an tapi tidak


 mempelajari isinya berarti dia telah mencampakkan  Al Qur’an, siapa yang telah membaca  Al Qur’an, mengkaji isinya tapi enggan mengamalkannya berarti telah mencampakkan Al Qur’an”. Allah berfirman dalam surat  Al Muzammil .73;4

"dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan"

3.Al Qur'an asing di tengah-tengah orang yang fasiq
Tidaklah cukup Al Qur’an hanya diimani dan dibaca saja, karena ilmu yang terkandung di dalamnya Maha Luas sekali sehingga perlu menguak ilmu tesebut melalui telaah, diskusi dan mempelajari isinya, Allah  menjelaskan dalam surat Shad 38;29  
“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” .

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah
Allah berfirman dalam surat  Al Anfal 8;20

" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)"
,
Tapi bagi orang fasiq Al Qur'an itu sangat asing sekali sebab mereka mungkin membacanya  tapi enggan untuk mengamalkanya. Fasiq artinya orang yang mengakui kebenaran Al Qur'an dengan segala keistimewaannya dan dia juga mengimaninya  tapi tidak mau mengamalkannya, sehingga percuma Al Qur'an itu dihadapan mereka.


4.wanita yang baik-baik ganjil bila berada di tangan laki-laki yang zhalim yang berakhlak jelek.
            Suatu kebahagiaan bagi seorang ayah khususnya kalau dia berhasil mendidik anak gadisnya menjadi wanita shalehah, pribadinya baik, akhlaknya terpelihara, ibadahnyapun  tidak dapat diragukan ditambah lagi dengan prestasi sekolahnya tidak dapat diragukan sehingga menambah cantik keberadaan anak gadisnya, sang ayah merasa prihatin bila sang anak gadis hidup dengan suami, lelaki yang zhalim dan berakhlak jelek, ini musibah besar yang tidak dapat  dimaafkan, pernikahan itu terjadi bisa jadi karena hal-hal yang tidak diinginkan, Rasulullah menyatakan dalam hadistnya bahwa bila ada seorang lelaki baik melamar anak gadismu walaupun dia miskin, maka terimalah lamarannya, bila tidak maka fitnah akan diterima oleh anak gadis dikemudian hari, sedangkan    Allah berfirman dalam surat  An Nur 24;26

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula).........'

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah


5.Lelaki yang baik ganjil jika berada di lingkungan wanita yang bejat.
            Lelaki yang baik hasil pembinaan dan pendidikan keluarga adalah kebanggaan ayah dan ibunya, tentu keluarga menghendaki agar anak bujangnya kelak mendapat isteri yang shalehah, ganji rasanya bila lelaki yang meranjak dewasa ini berada di lingkungan wanita yang bejat, Allah berfirman dalam surat  An Nur 24;26

"........dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...."


6.Orang alim ganjil bila berada di lingkungan satu kaum yang tidak suka mendengarkan nasehatnya.
            Tugas orang alim adalah menyampaikan ajaran agama kepada masyarakatnya selain diapun telah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaannya sangat aneh bila da'wah yang disampaikannya tidak diterima oleh lingkungannya, hal ini terjadi mungkin saja karena kefasikan dan kebodohan kaum itu atau memang mereka telah kufur terhadap nilai-nilai islam. Bila mereka diajak untuk masuk ke agama Islam maka mereka akan membantah dan bertahan dalam kekafirannya;
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami Hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang  membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?[Al Baqarah 2;91]

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah
            Di dunia ini memang sulit mencari hal yang ideal, walaupun ada maka itu merupakan rahmat dan berkah dari Allah. Kita bersyukur bila masjid penuh dimasuki oleh ummat islam untuk menunaikan shalat, kita bangga sekali bila Al Qur'an dibaca oleh ummatnya selain juga dikaji dan diamalkan, suatu berkah Allah bila wanita dan pria baik-baik yang shaleh dan shalehah bertemu dalam sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmat. Da'wah dikatakan berhasil bila ummat mau mendengar dan mengamalkan nasehat-nasehat alim ulamanya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
                            




117. Kejadian Besar Yang Akan Dihadapi Ummat



DSC05468Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 11 April  2014/ 11 Jumadil  Akhir 1435.H



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin siding jum’at Rahimakumullah
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW berdialoq dengan para sahabatnya di Masjid Madinah, Rasulullah bersabda;


"Bagaimana kamu jadinya nanti, apabila golongan wanitamu telah durhaka, pemuda-pemuda telah berbuat fasik dan kamu tidak mau lagi berjihad",

sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab,"Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimana jadinya kamu, kalau kamu tidak lagi mengajak kepada yang ma'ruf dan tidak lagi melarang perbuatan mungkar?".

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimanakah kamu, kalau yang ma'ruf sudah kamu lihat sebagai kemungkaran dan sebaliknya yang mungkar telah terlihat oleh kamu sebagai sesuatu yang ma'ruf?"  

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

 sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimanakah jadinya kamu, apabila kamu telah memerintah orang untuk berbuat mungkar dan sebaliknya kamu larang orang berbuat ma'ruf?"  

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

 sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Kelak Allah akan berfirman,"Demi diri-Ku, Aku bersumpah, sungguh-sungguh akan Aku timpakan kepada mereka bermacam fitnah berupa berbagai bencana, sehingga orang yang paling lembut hatinya akan resah gelisah, menjadi terbengong-bengong".

Dari hadits tersebut dapat diambil beberapa pelajaran sebagai bahan kita untuk mewaspadai datangnya kemurkaan  Allah;

1.Wanita telah durhaka
Nabi Besar Muhammad Saw memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada wanita yang dapat memberikan ketenangan kepada suaminya, perhatikanlah hadits berikut; ”Sesungguhnya nabi ketika ditanya tentang perempuan manakah yang terbaik, beliau menjawab, ialah yang menyenangkan bila dilihat suaminya, diikutinya suruhan suaminya dan tidak diselewengkannya dirinya dan harta suaminya ke jalan yang tidak disukainya”.

            Isteri yang shalehah berarti seorang wanita yang tahu kewajibannya terhadap Tuhannya dan terhadap suaminya, sehingga si suami betul-betul merasa yakin bahwa isterinya hanyalah buat dirinya sendiri saja. Segala yang dilakukannya adalah untuk memberikan kesenangan dan ketenangan suaminya. Badan yang lelah pulang kerja dapat dikuatkan di dalam rumah tangga oleh isteri yang shalehah. Rumah tangga yang rapi, makan yang teratur dan sesuai dengan selera. Ia tidak akan berpakaian yang  mencolok di hadapan laki-laki lain yang bukan suaminya, sehingga menjadi teransang olehnya. Tingkah lakunya, cara ia berbicara, tidak akan menggoda laki-laki lain. Muhammad Saw bersabda, ” Wanita adalah tiang negara, bila ia baik maka baiklah negara dan bila ia rusak maka rusaklah negara”. Dan sejarah kehidupan bangsa-bangsa memperlihatkan kebenaran sabda Nabi Muhammad Saw ini.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" [Ar Ruum 30;21]

Itulah keadaan muslimah seharusnya, tapi bila wanitanya telah menjadi orang yang durhaka kepada Allah dan suaminya maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi ketika itu, murka Allah akan datang dengan berbagai bencana yang mengerikan.

2.Pemuda-pemuda telah berbuat fasik
            Dalam sebuah hadits, Rasulullah menggambarkan bahwa nanti ketika di Padang Mashar, seluruh manusia dikumpulkan sejak dari manusia pertama hingga yang terakhir, waktu itu banyak manusia yang merasa kepanasan yang luar biasa hingga keringatnya sampai keubun-ubun bahkan berenang dengan keringatnya tersebut sebab matahari jaraknya se jengkal saja dengan kepala manusia, akan tetapi terdapat beberapa orang yang tidak merasakan panas, diantara mereka adalah ”remaja yang hatinya selalu terpaut di masjid” dan ”pemuda yang ada peluang untuk berbuat maksiat tapi dia mampu menghindarinya” sungguh bahagia orang-orang ini dikemudian hari.

Kita mengharapkan akan muncul tokoh-tokoh muda yang punya tanggungjawab terhadap ummatnya sebagaimana generasi terdahulu, tokoh muda yang kita maksud adalah seperti tampilnya Yahya-Yahya baru diabad ini yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap agama, Allah menggambarkan pribadi Yahya sebagaimana firman-Nya dalam surat Maryam 19;12-14;

            ”Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka’’.

          Tapi apa jadinya bila pemuda yang tampil adalah pemuda-pemuda yang fasiq, mereka mengerti dengan islam tapi enggan untuk mengerjakannya bahkan cendrung kepada budaya yang dapat merusak, hal ini akan mendatangkan murka dan bencana dikemudian hari.
           
3.Tidak mau lagi berjihad
Jihad merupakan tuntutan dari keimanan dalam rangka mempertaruhkan kalimat tauhid yang diucapkan seseorang ketika mengaku sebagai muslim dengan klasifikasi yang beragam, baik melalui ilmu, harta, tenaga, politik, ekonomi hingga menyerahkan jiwa raga demi tegaknya syariat Allah di bumi ini;

            ’’Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]

            Berjihad fisabilillah itu termasuk amal yang utama,disamping mengerjakan shalat tepat pada waktunya, dan berbakti kepada kedua orangtua, demikian inti sari hadits dibawah ini;

            ”Dari Abu Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ra, berkata,”Saya bertanya kepada nabi Saw,”Amal apakah yang lebih disenangi Allah?” beliau menjawab,”Mengerjakan shalat tepat pada waktunya” kataku ”Kemudian apa lagi?” sabda nabi,”berbakti kepada kedua orangtua”, aku bertanya lagi,”Kemudian apa?” sabda nabi,”Berjihad di jalan Allah”[HR.Bukhari dan Muslim]

            Adapun hadits-hadits lain tentang berjihad dan keutamaannya antara lain adalah,”Berpagi-pagi di dalam berjuang di jalan Allah atau senja hari adalah lebih baik daripada mendapatkan keuntungan dunia dan seisinya”[HR.Bukhari dan Muslim] 

            Keuntungan dunia dengan segala isinya yang diraih manusia tidaklah seberapa dibandingkan balasan yang akan diterima bagi mujahid di akherat nanti, dunia hanya sementara, kesenangan yang dirasakanpun semua tiada abadi, bila kita mampu meraih segala kesenangan dan kenikmatan dunia, paling lama hanya enampuluh tahun demikian pula halnya kesengsaraan di dunia dirasakan hanya sebatas usia manusia.

            ”Menjaga garis depan dalam berjihad di jalan Allah sehari semalam, adalah lebih baik daripada puasa dan bangun malam sebulan penuh, dan jika mati ketika itu, amal yang biasa dilakukan itu dilanjutkan dan diberi pahala dan rezeki serta aman dari fitnah kubur” [HR.Muslim].

Demikian agungnya jihad bahkan digambarkan oleh Sayid Qutb bahwa tegaknya islam karena jihad dan runtuhnya islam karena meninggalkan jihad, bila ummat ini tidak mau lagi berjihad selain kemunduran islam juga akan didatangkan bencana oleh Allah.

4.Meninggalkan Da'wah
Allah memberi tugas berat kepada siapa saja yang telah menyandang predikat muslim dan da’i untuk meluruskan pandangan ummat agar berberak bersama islam dan berjalan menuju jalan Allah, dalam surat An Nahl 16;125 diterangkan;

”Ajaklah manusia itu ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta beragumentasilah dengan mereka dengan cara yang baik pula”.

            Rasulullah menegaskan kepada ummatnya, ”Sampaikanlah apa yang telah anda terima dariku meskipun hanya satu ayat”. Ini menunjukkan betapa pentingnya da’wah demi keselamatan hidup manusia di dunia hingga akherat. Bahkan seorang syaikh bernama Dr. Musthafa Mashur menyatakan, ”Nahnu Du’at qabla kulli syai’” artinya kami adalah da’i sebelum menjadi sesuatu apapun.

Target da’wah secara umum yaitu terciptanya fardhul muslim, pribadi-pribadi yang komit dengan nilai-nilai islam serta siap untuk memperjuangkan kebenaran ini. Mereka adalah pribadi yang ”Salamatul fikrah” yaitu  pemikiran yang tidak terkontaminasi oleh isme yang jahiliyyah. ”Shahihul ibadah” yaitu ibadah yang hanya mengacu kepada sunnah Rasulullah, ”Salimul Aqidah” artinya aqidah yang bersih dari syirik, nifaq dan fasiq, dan ”Mathinul Khuluq” yaitu akhlak yang solid yang menjadikan Rasulullah sebagai teladannya.

Apa jadinya kelak bila Tidak lagi orang yang mengajak kepada yang ma'ruf dan tidak lagi melarang perbuatan mungkar, otomatis da'wah telah ditinggalkan maka kecelakaan dan kehancuran akan terjadi seiring dengan bencana yang datangnya secara tiba-tiba.

5.Persepsi yang salah
            Media masa sangat mempengaruhi persepsi manusia dalam kehidupannya sehingga yang salah bisa dianggap benar dan sebaliknya, bahkan untuk merusak ummat  islam orang-orang yang tidak suka kepada agama ini mereka merekayasa kesalahan, kebatilan dan kemungkaran menjadi yang benar melalui media masa dengan ungkapan "kesalahan itu bila dilakukan berulang-ulang lama-kelamaan akan terlihat sebagai sebuah kebenaran", apalagi kesalahan itu dikerjakan oleh orang-orang terkenal yang dikemas sebaik mungkin sehingga menjadi sebuah komunitas kebatilan.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).[Al An'am 6;116]

Kalau yang ma'ruf sudah dilihat sebagai kemungkaran dan sebaliknya yang mungkar telah terlihat  sebagai sesuatu yang ma'ruf maka akan datang kehancuran dan malapetaka yang menyengsarakan kehidupan manusia di dunia hingga di akherat.

6.Apabila telah memerintah orang untuk berbuat mungkar dan sebaliknya kamu larang orang berbuat ma'ruf?
            Memerintahkan kepada kebaikan  tidak hanya di mimbar saja tapi di  manapun dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan da'wah tersebut sehingga kehadiran kita di tempat itu bermanfaat bagi orang lain;
"Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). [Lukman 31;17]

            Dimanapun sering terjadi ketidaknyamanan bahkan kemungkaranpun   bisa terjadi sehingga kita berkewajiban untuk menyingkirkan kemungkaran itu;.
  
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung" [Ali Imran 3;104]

            Rasulullah bersabda; "Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, dan juga tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya, namun yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman"

            Bila yang  terjadi malah sebaliknya yaitu mengajak kepada yang mungkar dan melarang kepada yang ma'ruf maka ummat ini tidak ada artinya lagi hadir di dunia, tinggal menunggu azab Allah semata.

Itulah gambaran yang disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya sebagai pelajaran bagi kita untuk tidak terjadi apa yang khawatirkan tersebut, bila hal itu terjadi maka akan ditimpakan kepada mereka bermacam fitnah berupa berbagai bencana, sebagai isyarat sebenarnya bencana itu sudah datang silah berganti;
 
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.[Al Ankabut 29;40].

 tapi kadangkala kita tidak arif menyikapi bencana itu, apakah sebagai gejala alam saja, sebagai ujian, sebagai peringatan atau sebagai azab karena kita telah keluar dari komitmen kemusliman kita, wallahu a'lam. [Cubadak Solok, 04042010]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ