Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al
Fitrah
Tiban Koperasi
Kecamatan
Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
5 Rabiul Awal 1439.H / 24 November 2017.M
JANGAN MAKAN HARTA ANAK YATIM
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
AZAB DAN SIKSA
ALLAH BAGI PEMAKAN HARTA ANAK YATIM
Salah
satu golongan hamba Allah yang sangat dimuliakan Allah. adalah anak yatim. Anak yatim
adalah salah satu orangyang memiliki kedudukan terbaik disisi Allah dan sebagai
orang yang dikasihi oleh Allah.. maka oleh sebab itu sudah sepantasnya anak
yatim bersyukur atas nikmat lain yang dikaruniakan Allah terhadapnya meskipun
telah kehilangan orang yang meraka cintai. Karena itu semua adalah ujian Allah
Subhanahu Wa Ta’ala
Anak
yatim banyak disebutkan dalam Al-qur’an bahkan dalam hadits-hadits rasulullah
saw.. termasuk disana menjelaskan tentang azab dan dosa bagi orang yang
menganiaya anak yatim. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-qur’an surat
Al-ma'un aya 1 dan 2 berikut ini.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim (Q.S. Al-ma’un
ayat 1 dan 2)
Maksudnya
apakah sahabat mengetahui orang itu? Yaitu orang yang mendustakan agama atau
juga bisa diartikan sebagai musuh agama Allah. Jika sahabat belum
mengetahui, maka dia itulah (orang yang menghardik anak yatim) yakni menolaknya
dengan keras dan tidak mau memberikan hak yang seharusnya ia terima. Selain
itu, menghardik anak yatim juga termasuk mengatakan atau membentak anak yatim
dengan perkataan kasar sehingga membuat anak yatim sedih dan bercucuran air
mata.
Bisa
dibayangkan, hanya dengan membuat sedih saja kita termasuk orang yang
mendustakan agama alias musuh agama, bagaimana jika menzalimi, membiarkan anak
yatim kelaparan, sungguh tidak terbayangkan.
Kemudian,
dirumah yang didalam nya memelihara anak yatim maka Allah akan
memudahkan rezki yang tidak disangka-sangka kepada orang tersebut. Pernah
terjadi pada tetangga kami yang mana beliau memelihara anak yatim. Memang pada
mulanya mereka hidup serba kekurangan yang namun rezki mereka tetap lancar
hingga berkat kesabaran mereka, dalam pertambangan emas yang mereka usahakan
didaerah pegunungan terdekat, mereka mendapat hasil yang berlimpah ruah,
subhanallah. Maka telah menjadi bukti dari hadits rasulullah berikut ini:
Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah
rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan
baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya
terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu
Majah)
Sungguh
kami beriman kepada Allah dan rasulnya tanpa harus membuktikannya. Maka adakah
rumah diantara kita yang memelihara anak yatim dan apakah kita dapat
melihat keajaiban dengan kaca mata keimanan kita. Sungguh Anak yatim
mendatangkan rezki bagi yang memeliharanya. Dan juga, rumah orang yang terdapat
anak yatim juga mendapat murka Allah swt. mengapa demikian, mengutip hadits di
atas tadi “seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya
terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk” jelas itu semua
dikarenakan mereka memperlakukan anak yatim dengan tidak sepantasnya. Dalam
artian malah meraka menganiaya anak yatim. Ataupun meraka bukan memeliharanya
malah memakan harta mereka. Dalam hal ini, orang yang memakan harta mereka
sangat ditentang Allah dalam Surat An Nisa ayat 10 yang berbunyi sebagai
berikut:
"Sesungguhnya orang-orang yang makan
harta-harta anak yatim dengan cara penganiayaan, maka hanyasanya yang mereka
makan dalam perut mereka itu adalah api neraka dan mereka akan masuk dalam
neraka Sa'ir."
(an-Nisa': 10]
Dan
sabda rasulullah saw. Dari Abu Syuraih,
iaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i r.a., katanya: "Nabi s.a.w.
bersabda:"Sesungguhnya saya sangat memberatkan dosa (kesalahan) orang yang
menyia-nyiakan haknya dua golongan yang lemah, iaitu anak yatim dan orang
perempuan." Ini adalah Hadis hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan
isnad yang baik.maksudnya adalah memakan tanpa hak (bahwasanya mereka menelan
api sepenuh perut mereka) karena harta itu akan berubah di akhirat nanti
menjadi api (dan mereka akan masuk dalam api yang bernyala-nyala) yakni api
neraka yang menyebabkan mereka terbakar hangus. Yaitu dalam neraka yang bernama
sa’ir. pada hadits kedua juga dijelaskan bahwa dosa yang berat adalah
akan dipikil oleh orang-orang yang mengambil hak anak yatim. Baik itu berupa
harta atau memeberi santunan kepada mereka.
Pernah
dalam perjalanan isra dan miraj beliau, Allah memperlihatkan siksa bagi
orang-orang yang hidup di dunia sesuai amal perbuatannya termasuk didalamnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim. Keadaan mereka sangat
mengerikan dengan kedua tangan mereka dibelenggu dan begitu juga dengan
kaki-kaki mereka. Diatas punggung mereka diletakkan setrika yang panasnya luar
biasa membara. Tentu saja dalam waktu sekejap atau sebentar saja kulit akan
rontok dan melepuh. Seketika, kulit kembali udah sebagaimana sedia kala, dan
diletakkan kembali setrika yang maha panas tadi diatas punggungnya, begitulah seterusnya
terjadi hingga pengulangan kejadian ini berlangsung dalam jangka waktu yang
sangat lama. Yaitu sesuai kejahatannya.
Kita
mungkin pernah terbakar oleh panasnya setrika yang ada dirumah. Panas bukan,
tidak terbayangkan seberapa panas setrika di neraka yang panas apinya jauh
lebih panas dari api yang ada dibumi.
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:Bahwa Nabi saw. bersabda: Api kalian yang dinyalakan
anak-cucu Adam adalah sepertujuh puluh dari panas api Jahanam. Para sahabat
berkata: Demi Allah, bila sepanas ini saja sudah cukup wahai Rasulullah saw.
Beliau bersabda: Sesungguhnya panas api tersebut masih tersisa sebanyak enam
puluh sembilan bagian, panas masing- masing sama dengan api ini.
Apakah
masih mahu memakan harta anak yatim? Selain panasnya yang maha dahsyat, didalam
neraka kita tidak akan pernah mati lagi. Lain hal nya dengan didunia, ditabrak
mobil, tersandung, dan lain-lainnya bisa saja kita meninggal dunia. Lain halnya
di akhirat/ neraka, kita tidak akan mati meskipun siksaan yang bertubi-tubi.
Dalam
hadits lain rasulullah juga pernah bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: "Jauhilah tujuh macam hal yang merusakkan." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah.apakah tujuh macam hal itu?" Beliau s.a.w bersabda: "Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak - yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam - makan harta riba, makan harta anak yatim, mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta mendakwa kaum wanita yang muhshan - pernah bersuami-lagi mu'min dan pula lalai -dengan dakwaan melakukan zina. (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: "Jauhilah tujuh macam hal yang merusakkan." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah.apakah tujuh macam hal itu?" Beliau s.a.w bersabda: "Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak - yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam - makan harta riba, makan harta anak yatim, mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta mendakwa kaum wanita yang muhshan - pernah bersuami-lagi mu'min dan pula lalai -dengan dakwaan melakukan zina. (Muttafaq 'alaih)
kita
hanya akan membahas tentang anak yatim saja dalam topik ini. Jadi perkara lain
akan kita bahas selanjutnya.
Dalam
hadits diatas juga sangat ditekankan untuk menjauhi harta anak yatim. Namun
bukan berarti sahabat tidak mahu menyentuhnya lagi. Menjahui maksudnya adalah
untuk tidak memakannya dan menghabiskannya sehingga anak yatim teraniaya.
Karena jangankan untuk kita makan, bahkan kita dianjurkan untuk mengasihani
anak yatim. Namun apabila sahabat yang beriman ingin menjaga dan Melindungi
hartanya agar tetap aman, itu sah-sah saja.dan itulah hal yang baik.
Oleh sebab itu marilah kita menjaga anak yatim dan menyantuninya. Apabila kita memeiliki sedikit harta untuk diinfakkan apa salahnya untuk menginfakkan. Karena Allah Akan melipatkan gandakan dan memberi keberkatan kepada harta kita.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ