Senin, 25 Juni 2012

20. Mewaspadai musuh iman



Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawarah
Pasar Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 4 Juni 2010

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.[An Nur 24;21]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sebagai bekal hidup kita mengarungi dunia ini agar selamat di dunia dan di akherat, semoga kita mampu mengujudkan syukur itu dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, sebagai nabi dan rasul penutup risalah ini.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Untuk menjaga agar iman seseorang terpelihara dengan baik maka perlu adanya sikap untuk memahami pandangan hidup tentang tauhid, yaitu sikap hidup yang hanya menjadikan Allah saja sebagai Ilah, pada kalimat lain Sayid Qutb mengatakan,”Jangan ada lagi Tuhan selain Allah”.

Sikap seorang mukmin terhadap Allah adalah rela menjadikan dirinya sebagai hamba yang wajib mengabdikan seluruh potensi hidupnya hanya kepada-Nya [Adz Dzariat 51;56],

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Terhadap manusia sikap seorang mukmin adalah bermuamalah yaitu menjalin hubungan sosial dengan siapapun tanpa mengorbankan aqidah dan mencemari tauhid [Ali Imran 3;112]

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu[219] karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”

Sedangkan kepada alam, mukmin berperan sebagai khalifah yang berkewajiban untuk memakmurkan alam raya ini sesuai dengan kemampuannya [Al Baqarah 2;30]

“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Ada empat musuh iman yang perlu diperangi agar selamat hingga sampai akherat;

Pertama, musuh iman yang paling dekat dengan kita adalah hawa nafsu yang mengajak manusia kepada kesesatan, menjauhkan manusia dari keimanan.

“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” [Yusuf 12;53]

Kedua, musuh iman yang sangat gencar untuk menyesatkan manusia adalah syaitan yang terdiri dari jenis jin dan manusia [114;4-6], kerjanya menyuruh manusia berbuat keji dengan segala daya dan upaya;

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui’[An Nur 24;21]

Syaitan itupun bertempat tinggal dalam tubuh manusia sebagaimana keterangan hadits Rasulullah serta berperan besar menggoda manusia kepada kejahatan, layak kiranya kita perlakukan dia sebagai musuh agar selamat hidup kita di dunia ini hingga sampai ke akherat.

Ketiga, musuh mukmin itu juga orang-orang kafir. Yang dimaksud dengan kafir adalah siapa saja yang tidak menganut agama islam, karena Allah telah jelas mengatakan bahwa agama yang diridhai Allah hanya Islam [Ali Imran 3;19, 85].
“ Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Orang kafir sejak dahulu hingga kini menaruh kebencian yang luar biasa kepada islam dan ummatnya, dengan berbagai cara mereka menampakkan permusuhan ini diantaranya;
a. Tidak senang kalau orang islam dapat kebaikan [2;105]
b. Memurtadkan orang beriman [2;120,217]
c. Memadamkan agama Allah [9;32]
d. Memerangi ummat islam [2;217]

Keempat, musuh iman yang sangat berbahaya dari sekian musuh yang ada adalah orang-orang munafiq, yang mereka menyembunyikan kekafirannya, ibarat musang berbulu ayam, iman mereka hanya di bibir saja sebagai dekorasi [Al Baqarah 2;8].
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”


Permusuhan mereka kepada orang-orang beriman sangat besar terlihat dari program mereka yang dipaparkan Allah dalam beberapa firman-Nya;

Pertama, menuduh orang islam bodoh;
‘’Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu” [Al Baqarah 2;13]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kedua, menyebarkan fitnah;
“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” [At Taubah 9;47]

Ketiga, Senang mencela orang beriman
‘’(orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.’’ [At Taubah 9;79]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Keempat ,mendirikan masjid untuk menghancurkan ummat islam
‘’Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu” [At Taubah 9;107]

Demikian banyaknya musuh-musuh orang-orang yang beriman untuk menggelincirkan iman seseorang, bila tidak besar rasa istiqamah dan lemah pula iltizam [komitmen] kita maka jadilah kita mangsa-mangsa empuk mereka. Peperangan dan permusuhan ini tidak mengenal waktu dan tempat, tidak melihat tua dan muda, tanpa memandang ustadz atau masyarakat awam, semuanya akan digelincirkan dan dibelokkan kepada aqidah yang sesat dan pencemaran tauhid.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Tiada jalan lain untuk senantiasa waspada, berjihad secara kontinyu dan mengikuti tarbiyah dan kajian-kajian Islam secara istimrariyah [berkesinambungan] untuk menjaga gencarnya serangan, paling tidak pribadi kita dapat diatasi dan dibentengi dengan islam yang kaffah, iman yang istiqamah, ibadah yang shahih dan fikrah yang benar, wallahu a’lam.[Mdr, 2009]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar