Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Ikhlas
Komplek Perumahan Sakura Permai
Kecamatan
Batu Ampar
Kota Batam Kepuluan Riau
30 Muharam
1439.H / 20 Oktober 2017.M
JAUHI
TUJUH HAL YANG MERUSAK
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi,
Abu Daud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam
telah memperingatkan kita untuk meninggalkan tujuh hal yang menghancurkan.
اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ.
قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ
الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ
مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ
الْمُؤْمِنَاتِ.
“Jauhilah tujuh hal yang menghancurkan
(membina-sakan)”. Bertanya para sahabat, apa itu yang Rasulullah?, bersabda
beliau: “Syirik (menyekutukan Allah), membunuh jiwa yang Allah haramkan,
kecuali yang dibenarkan syari’at, sihir (tenung dan santet), memakan riba, memakan
(menyelewengkan) harta anak yatim, lari dari pertempuran (karena takut),
menuduh wanita baik-baik berzina”.
(Ash-Shahihain).
Dari
hadits diatas ada tujuh hal yang harus dihindari;
1.
Syirik (menyekutukan Allah),
Syirik yaitu: Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam
hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah
disamping berdo’a kepada Allah. Memalingkan suatu bentuk ibadah seperti
menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagiannya kepada selain-Nya
“Dan ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar
kezaliman yang besar.” [QS Luqman (31):13]
Mentaati selain Allah
dalam hal maksiat kepada Allah.
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan
yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.” [QS At-Taubah (9):31)
2.
Membunuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali yang
dibenarkan syari’at
Membunuh manusia dengan tanpa
alasan yang dibenarkan syari’at merupakan dosa besar. Allâh Subhanahu wa Ta’ala
telah melarang dengan firman-Nya:
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara
zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli
waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.
[al-Isrâ`/17:33].
3.
Sihir (tenung dan santet),
Sihir secara
bahasa artinya adalah ungkapan untuk menunjukkan sesuatu yang sebab terjadinya
masih samar atau tersembunyi. Dalam bahasa arab, waktu sahur disebut
“sahar” karena berada di akhir malam dan masih samar/gelap. Segala sesuatu yang
masih belum jelas/samar sebabnya dari manusia disebut sihir secara bahasa.
Adapun makna
secara istilah, sihir adalah ungkapan untuk jimat, mantra, buhul (ikatan) baik
yang diucapkan maupun ditulis, yang memberikan pengaruh terhadap hati, badan,
dan akal orang yang disihir dengan menyakiti, membunuh, menyebabkan
hilangnya akal, atau memisahkan pasangan suami istri. Contohnya seperti ditunjukkan
dalam firman Allah:
“dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul“ (QS. Al
Falaq : 4), yakni maksudnya adalah sihir.
Ilmu sihir
adalah haram, termasuk perbuatan dosa besar berdasarkan ijma’. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengancam sebagai perbuatan dosa besar yang membinasakan. Di
antara ilmu sihir ada yang merupakan perbuatan kekufuran, dan ada yang merupakan dosa besar. Jika sihir tersebut
mengandung ucapan dan perbuatan yang mengandung kekufuran maka melakukannya
termasuk perbuatan kufur. Adapun jika tidak mengandung unsur kekufuran maka
tidak sampai derajat kufur namun termasuk dosa besar. Adapun mempelajari dan
mengajarkan ilmu sihir adalah perbuatan haram “ (Dinukil dari Fathul Bari karya
Ibnu Hajar rahimahullah).
4.
Memakan riba,
Seperti kita
ketahui bersama dan ini bukanlah suatu hal yang asing lagi bahwa riba adalah
sesuatu yang diharamkan dalam syari’at Islam. Ibnu Qudamah mengatakan, “Riba
itu diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah, dan
Ijma’ (kesepakatan kaum muslimin).”
Bahkan tidak ada satu syari’at pun
yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, “Sampai dikatakan bahwa riba
sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syari’at pun. Hal ini berdasarkan
firman Allah Ta’ala,
“Dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya. dan
karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang
pedih.” (QS. An Nisaa’: 161).
Di antara dalil Al Qur’an yang
mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا
أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imron: 130)
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)
5.
Memakan (menyelewengkan) harta anak yatim,
Anak
yatim banyak disebutkan dalam Al-qur’an bahkan dalam hadits-hadits rasulullah
saw.. termasuk disana menjelaskan tentang azab dan dosa bagi orang yang
menganiaya anak yatim. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-qur’an surat
Al-ma'un aya 1 dan 2 berikut ini.
Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim
(Q.S. Al-ma’un ayat 1 dan 2)
Pernah
dalam perjalanan isra dan miraj beliau, Allah memperlihatkan siksa bagi
orang-orang yang hidup di dunia sesuai amal perbuatannya termasuk didalamnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim. Keadaan mereka sangat
mengerikan dengan kedua tangan mereka dibelenggu dan begitu juga dengan
kaki-kaki mereka. Diatas punggung mereka diletakkan setrika yang panasnya luar
biasa membara. Tentu saja dalam waktu sekejap atau sebentar saja kulit akan
rontok dan melepuh. Seketika, kulit kembali udah sebagaimana sedia kala, dan
diletakkan kembali setrika yang maha panas tadi diatas punggungnya, begitulah
seterusnya terjadi hingga pengulangan kejadian ini berlangsung dalam jangka
waktu yang sangat lama. Yaitu sesuai kejahatannya.
6.
Lari dari pertempuran (karena takut),
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: Wahai manusia,
janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh, tetapi mohonlah keselamatan kepada
Allâh. Jika kamu bertemu musuh, maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa sorga itu
di bawah naungan pedang. [HR. Bukhari, no. 3024; Muslim, no. 1742]
Karena begitu besar akibat
yang akan ditimbulkan oleh sikap lari dari medan perang, maka Allâh Azza wa
Jalla memberikan ancaman berat terhadap pelakunya. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang
yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka
(mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan
yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari
Allâh, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya
[Al-Anfâl/8:15-16]
7.
Menuduh wanita baik-baik berzina”.
"Dan orang-orang yg
menuduh wanita baik-baik (melakukan zina) dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saks, maka deralah mereka (yg menuduh itu) dg delapan puluh kali dera,
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah
orang-orang yg fasik.
Kecuali
orang-orang yg bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya, maka
sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".-QS, AN-Nur
4-5.
ini adalah peringatan bagi
kita agar berhati-hati dari mengatakan (menuduh) orang yg baik (melakukan zina)
tanpa bukti (empat orang saksi) Alloh Subhanahu Wata'ala menetapkan hukuman
dera 80 kali bahkan Alloh melarang kita menerima kesaksian / mempercayai mereka
(orang yg menuduh itu). sebab Alloh menggolongkan mereka dalam golongan
orang-orang fasik (rusak agamanya). kecuali setelah mereka bertaubat.
Itulah tujuh hal yang dapat mendatangkan
kebinasaan bagi kita, sehingga hindarilah tujuh hal itu;
1.
Syirik (menyekutukan Allah),
2.
Membunuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali yang
dibenarkan syari’at
3.
Sihir (tenung dan santet),
4.
Memakan riba,
5.
Memakan (menyelewengkan) harta anak yatim,
6.
Lari dari pertempuran (karena takut),
7.
Menuduh wanita baik-baik berzina”.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ