Rabu, 20 Juni 2012

10. Al Munafiqun, Iman sebatas Dekorasi




Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawarah
Pasar Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 30 Oktober 2009


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman" [Al Baqarah 2;8]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kembali kita menyampaikan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga dengan rahmat itu kita masih dapat menikmati kehidupan ini dengan baik, shalat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia hingga akherat.

Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.

Pada kesempatan ini khatib mengajak kita semua untuk mengkaji ulang tentang kehidupan Rasulullah dalam sebuah judul,"Al Munafiqun, Iman sebatas Dekorasi" semoga kita mendapat pelajaran hendaknya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Untuk menyatakan beriman kepada Allah sangat mudah sekali bahkan bagi orang munafiq hal itu sudah kebiasaan mereka, tapi iman itu harus dibuktikan dengan beberapa asfek; pengakuan iman harus nampak pada tiga asfek yaitu;

1. Hati dengan mentasydidkannya [Al Anfal 8;2]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

2. Lisan terujud dalam ucapan dan pengakuan [An Nur 24;51]
“ Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”

3. Amal perbuatan melalui aktivitas sehari-hari [Al Baqarah 2;25]
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ada pula yang beriman sebatas lisan saja lalu menolak keimanan melalui hati atau amal perbuatan, inilah keimanan orang-orang munafiq yang digambarkan Allah dalam surat Al Baqarah 2;8-9
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian " pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar"

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Itulah sebagian watak munafiq yang digambarkan Allah, pengakuan iman mereka hanya sebatas hiasan bibir dengan maksud untuk menipu Allah dan orang-orang yang beriman disebabkan di hati mereka terdapat penyakit yaitu penyakit hati, yang mengingkari kebenaran agama yang diwahyukan Allah. Dengan kondisi demikian, bukannya Allah mengobati penyakit hati mereka tapi malah ditambah dengan penyakit lainnya agar kemunafiqkan mereka semakin menjadi-jadi dan militan sehingga kerusakan yang mereka lakukan seolah-olah sebuah kebaikan, semua itu dalam rangka menjerumuskan mereka ke jurang nifaq yang semakin dalam,akhirnya mempermudah mereka untuk menerima azab Allah, mereka disebut juga dengan orang yang bermuka dan berlidah dua, ibarat musang berbulu ayam, menggunting dalam lipatan menohok teman seiring sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;14
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda,”Kami jumpai manusia itu seperti logam, sebaik-baik mereka dimasa jahiliyah itu pula yang baik di masa islam jika mereka telah memahami islam. Dan kamu jumpai sebaik-baik manusia dalam hal ini, adalah mereka yang semula membenci islam lalu cinta dan mempertahankannya. Dan kamu jumpai sejahat-jahat manusia adalah yang bermuka dua, yang datang kesini dengan satu muka, dan kesana dengan muka yang lain”[HR.Bukhari dan Muslim]

Dizaman Rasulullah kita mengenal tokoh munafiq bernama Abdullah bin Ubay yang memusuhi islam secara diam-diam, strategi busuk mereka lancarkan jurus-jurus jitunya untuk merongrong kewibawaan islam dan ummatnya, walaupun ketika itu mereka masih bersama Rasulullah tidak jadi penghalang bahkan nada-nada konfrontasi dan provokasi berani mereka hujatkan, beberapa kasus telah membuktikan seperti mereka enggan untuk mengikuti perang Thabuk dan menolak kepemimpinan Usamah bin Zaid sebagai komandan perang yang telah diamanatkan oleh Rasulullah, inilah watak munafiq tersebut yang digambarkan Allah dalam surat At Taubah 9;67
”Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.”

Bahkan sampai mereka membuat masjid tandingan untuk menghimpun kekuatan dan mempengaruhi ummat islam, untuk peresmian masjid ini secara pribadi Abdullah bin Ubay mengundang Rasulullah, dengan tegas Allah menyampaikan pelarangannya dalam surat At Taubah 9;107-108
”Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Nifaq adalah salah satu bentuk kekafiran yang tidak transparan, lain halnya kufur, dengan berani menampakkan kekafirannya melalui ucapan dan tindakan. Mereka adalah musuh yang mudah dideteksi dan siap pula ditinggal, sedangkan munafiq adalah orang islam sendiri yang menyembunyikan kekafirannya melalui berbagai topeng, sampai topeng ibadah dan pembangunan masjid, semua itu untuk mengelabui Allah dan ummat islam lainnya, padahal semua itu berarti menipu diri mereka sendiri[Al Baqarah 2;9].
“mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Lebih jauh Allah mengatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang siap memasukkan dirinya ke dalam neraka dengan penuh perhitungan,merekalah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, sementara orang kafir sendiri sedang mencari hidayah atau petunjuk untuk meninggalkan kekafirannya melalui pengkajian dan perenungan terhadap kebenaran Islam.

Posisi munafiq dalam tataran ajaran islam sangatlah buruk, lebih buruk dari kekafiran karena tidak beraninya mereka membuka kekafirannya, bungkus islam selalu dia pakai untuk ini, sulit untuk disingkirkan sebagaimana pengkhianatannya yang dilakukan oleh tokoh monumental Abdullah bin Ubay, sahabat menyarankan agar orang ini diibunuh saja, termasuk anaknya sendiri bernama Abdullah bin Abdullah bin Ubay telah menawarkan jasa untuk membunuh bapak kandungnya sendiri, tapi Rasulullah menolak,”Apa kata orang nanti bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya sendiri”.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Untuk tegaknya izzatul islam [kejayaan islam] di bumi ini memang tidak mudah selama kita masih memelihara orang-orang munafiq berjuang bersama kita, susun barisan ummat ini agar solid, singkirkan sifat-sifat nifaq pada kita dan jauhkan tokoh munafiq dalam perjuangan ini, bila kejayaan memang kita harapkan, bila tidak demikian jangan diharapkan akan tegak kejayaan islam, daulah islamiyah dengan satu khilafah hanya sebatas utopia. Anda seorang munafiq ? jangan sembunyikan kekafiran anda di balik topeng agama islam, masuklah ke dalam islam keseluruhan menjadi mukmin sejati atau tinggalkan islam seluruhnya jadi seorang kafir yang militan, wallahu a’lam [Mdr, 2009]


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar