Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baitussalam
Tiban Utara, Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
28 Jumadil Akhir 1439.H / 16 Maret
2018.M
SEBAB HAPUSNYA AMAL
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Dr.
Saad Riyadh dalam bukunya berjudul Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah Saw,
menyatakan tentang Memperbaiki Niat ;
Agama-agama lama, terutama agama
Kristen, membagi kehidupan manusia menjadi dua sisi; dunia dan akherat. Mereka
membagi planet bumi ini menjadi dua blok, blok agamawan dan blok orang yang
sibuk dengan dunia.
Anugerah terbesar dari diutusnya
Nabi Muhammad saw, adalah seruan beliau yang menggema di seluruh penjuru bahwa
landasan perbuatan dan etika adalah niat. Umar bin Khattab berkata dari atas
mimbar bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda,” Amal-amal manusia itu tergantung
kepada niatnya. Setiap orang mendapatkan pahala sesuai dengan
niatnya.Barangsiapa hijrahnya karena ingin mendapatkan dunia atau menikahi
seorang wanita, maka hijrahnya adalah kepada tujuannya berhijrah.’’[HR.
Bukhari].
Seorang
mukmin dikendalikan oleh iman kepada Allah dan penyerahan diri kepada
perintah-perintah-Nya.Hal itu meliputi seluruh asfek kehidupan dan seluruh
bentuk perbuatan.Syaratnya adalah ada keikhlasan, niatnya benar, dan sesuai
dengan manhaj benar yang dibawa oleh para nabi. [Gema Insani, 2007, hal 35].
Ada beberapa ayat
yang menyebutkan tentang hapusnya amal yang dilakukan oleh orang-orang kafir
bahkan amal seorang mukmin, kalau orang kafir jelas mereka akan ditolak segala
kebaikannya tapi orang yang beriman selain tidak ikhlas penyebab ditolaknya
amal juga karena beberapa hal
diantaranya;
1.
Karena kafir;
Orang
kafir, bagaimanapun juga banyak kebaikannya, maka kebaikannya itu tidak
dihitung suatu amal shaleh, karena landasan amal shaleh itu adalah beriman atau
sebagai muslim. Namun bila mereka masuk
ke dalam Islam sebagai mualaf maka kebaikan yang dilakukan selama ini dinilai
sebagai amal shaleh sedangkan segala dosanya diampuni.
”Barangsiapa
yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah
amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. “(QS Al-Maaidah/
5 : 5).
2.
Karena Syirik
Syirik
artinya menserikatkan Allah, yaitu melakukan suatu perbuatan yang bertentangan
dengan aqidah Islam seperti melakukan sihir, guna-guna, memasang jimat dan
berineraksi dengan dukun dalam pengobatan dan lain-laiinya, orang yang
melakukan syirik bila tidak bertaubat maka ibadahnya tidak diterima Allah.
“Itulah
petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.“(QS Al-An’aam/ 6:
88).
3. Karena Bakhil
Seorang
muslim diharapkan tampil di tengah ummat sebagai ummat yang mampu untuk memberi
dengan infaq dan shadaqahnya dari harta yang dikaruniakan Allah, kedermawanan
itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam
kehidupan sehari-hari. Orang yang bakhil atau pelit dalam membelanjakan
hartanya di jalan Allah maka amal perbuatannya akan hapus di hadapan Allah.
“Mereka
bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu
memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan
karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu
dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.Mereka itu
tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.Dan yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.” (QS Al-Ahzab/ 33: 19).
4. Benci kepada Al Qur’an
Konsekwensi sebagai muslim adalah
mengimani ajaran Islam yang tertuang dalam rukun iman dan rukun islam yang
bersumber dari Al Qur’an, sebagai wahyu yang telah diturunkan Allah, tidak mau
mengamalkan Al Qur’an apalagi benci terhadap apa yang terkandung di dalamnya
maka orang demikian akan dihapuskan seluruh amalnya oleh Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.
“Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan
Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad/
47: 9).
5.
Senang dengan murka Allah dan benci dengan ridha-Nya
Dalam kehidupan sehari-hari seorang
muslim harus melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan
Allah, kedua hal ini yaitu melakukan perintah Allah akan diganjari dengan
pahala sebagai amal shaleh, yang akibatnya Allah ridha kepadanya dan sebaliknya
segala larangan Allah yang dilakukan akan menimbulkan kemurkaan-Nya. Orang yang
senang berbuat dosa dan maksiat berarti dia suka dengan kemurkaan Allah yang
otomatis amal ibadahnya akan dihapuskan Allah.
“Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan
kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan)
keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/
47: 28).
6. Memusuhi Rasul
Sebagai
muslim tentu ketaatan kepada Allah diiringi dengan ketaatan kepada
Rasul, kedua ketaatan ini tidak bisa dipisahkan. Orang yang hanya mengikuti
perintah Allah dan mengingkari perintah Rasul maka tidaklah diterima
keimanannya artinya dia telah memusuhi Rasulullah, maka amal ibadahnya
dihapuskan oleh Allah.
“Sesungguhnya
orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi
rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi
mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala)
amal-amal mereka.
(QS Muhammad/ 47: 32).
7. Tidak Menerima Seruan Dakwah
Yang tidak menerima seruan dakwah bukan
hanya orang kafir saja tapi orang yang mengaku berimanpun banyak yang tidak mau
menerima seruan dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah, mereka beriman hanya
kepada sebagian saja dan kafir kepada sebagiannya. Orang yang tidak total
menerima seruan dakwah maka amal ibadahnya akan hapus.
“Jika
mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka
(katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan
dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu
berserah diri (kepada Allah)?“(QS Hud/ 11 : 14).
"Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. QS Hud/ 11 : 15).
Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan.“(QS Hud/ 11; 16).
8. Tidak tahu eksistensi Allah
Allah adalah Ilah, tidak ada Ilah selain
Dia, keimanan kepada Allah tidak boleh dicampuri dengan yang lain, ini namanya
syirik. Keberadaan Allah adalah Ahad yaitu Esa, Dia adalah Pencipta sedangkan
selain Dia adalah makhluk yang
diciptakan-Nya. Orang yang menganggap Kekuasaan Allah itu harus
didampingi oleh yang lain maka hapuslah amal mereka.
Dan
Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai
kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata:
"Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka
mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya
kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (QS Al-A’raaf/
7 : 138).
Sesungguhnya
mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang
selalu mereka kerjakan. (QS Al-A’raaf/ 7 : 138, 139).
Hadits dan tafsir tentang batalnya amal
hingga tak berpahala
Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah bersama
Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang pohon, aku berkata:
“Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon “dzatu anwaath” (pohon yang dianggap
keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai “dzatu anwaath”. Dan adalah
orang-orang kafir menggantungkan senjata mereka di pohon dan beri’tikaf di
sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab: “Allah Maha Besar, permintaanmu ini
seperti permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa: (`Jadikanlah bagi kami suatu
sembahan, sebagaimana mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti
kepercayaan orang sebelum kamu.” (HR Ahmad).
Tafsir Al-Qur’an keluaran Departemen
Agama RI mengulas sebagai berikut: Kenyataan tentang adanya kepercayaan itu
diisyaratkan hadits di atas pada masa dahulu dan masa sekarang hendaknya
merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar berusaha sekuat tenaga untuk
memberi pengertian dan penerangan, sehingga seluruh kaum muslimin mempunyai
akidah dan kepercayaan sesuai dengan yang diajarkan agama Islam. Masih banyak
di antara kaum muslimin yang masih memuja kuburan, mempercayai adanya kekuatan
gaib pada batu-batu, pohon-pohon, gua-gua, dan sebagainya. Karena itu mereka
memuja dan menyembahnya dengan ketundukan dan kekhusyukan, yang kadang-kadang
melebihi ketundukan dan kekhusyukan menyembah Allah sendiri.[Hartono Ahmad
Jais, Orang-orang yang Amalnya Tidak Berpahala, www.suaraislam.com,Shodiq Ramadhan | Selasa, 11 Mei 2010 | 18:04:39
WIB].
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُ