Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Hikmah
Baloi Kesehatan
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
9 Rabiul Awal
1438. H/ 9 Desember 2016.M
AL AIMMAH AL
MUDHILLIN
[PEMIMPIN
PENYESAT UMMAT]
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam semoga Allah
tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya,
para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir
zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa,
menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi
larangan-laranganNya.
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah.
Masalah kepemimpinan dalam Islam adalah
masalah yang sangat penting, yang dapat kita lihat dalam beberapa hal;
Pertama Rasulullah pernah bersabda
yang menyebutkan “Kullukum Ra’in, Wakullukum min ra’iyatih, setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap kepemimpinan akan diminta pertanggungjawabannya.
Kedua, ketika Rasulullah wafat, tertunda
penguburan beliau karena hal yang penting ketika itu belum selesai yaitu
kelanjutan kepemimpinan ummat, setelah jelas bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq
sebagai Khalifah yang menggantikan kepemimpinan Rasulullah maka barulah diurus
jenazah Rasulullah.
Ketiga, Pemimpin di tengah kehidupan
ummat ini sangat banyak sekali, ada yang pemimpin tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat dan ada pula pemimpin formal yang tercakup dalam
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Hadirnya pemimpin itu dalam rangka
untuk mengajak ummat ke jalan Allah yaitu jalan kebenaran, jalan yang sesuai
dengan wahyu dan ajaran Allah, bila tidak maka tidak beda dengan pemimpin legendaries
yaitu Fir’aun, ada peringatan dari Allah
Ta’ala mengenai lakon Fir’aun dan wadyabalanya, di antaranya Allah
firmankan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“dan
berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka
Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam
laut.Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan
mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka
tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan
pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat
Allah). (QS. Al-Qashash [28] : 39-42)
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, ayat-ayat tersebut adalah kisah
nyata, peringatan kepada manusia bahwa Fir’aun dan wadyabalanya yang angkuh itu
telah dibinasakan oleh Allah Ta’ala.Di dunia ini pun dilaknat, sedang di
akherat dijauhkan dari rahmat.
Imam
Abu Bakar Al-Jazairi dalam tafsirnya Aisarut Tafaasir menjelaskan, firman Allah
Ta’ala: Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia)
ke neraka artinya, Kami jadikan Fir’aun dan pentolan-pentolannya sebagai
pemimpin-pemimpin dalam kekafiran yang diikuti oleh orang-orang yang sombong
dan dhalim kapan saja dan di mana saja, yang menyeru (manusia) ke neraka dengan
kekafiran, kemusyrikan dan maksiat-maksiat, yaitu hal-hal yang mengakibatkan ke
neraka. Dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong bahkan dilipatgandakan
bagi mereka adzab, dihinakan dan dinistakan, karena siapa saja yang mengajak
kepada keburukan maka dosanya menimpa dirinya ditambah dengan dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa orang yang mengikutinya sedikitpun.
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, peringatan dari Allah Ta’ala
ini sangat penting untuk diperhatikan, agar jangan sampai kita menjadi pengikut
Fir’aun dan wadyabalanya yang menjerumuskan ke neraka. Dan masih pula ada
peringatan yang datangnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dalam hadits sebagai berikut:
Dari
Tsauban, ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya yang aku
takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang
menyesatkan'." (H.R Ahmad, rijalnya
tsiqot–terpercaya menurut Al-Haitsami, juga dikeluarkan oleh Abu Daud,
Ad-Darimi, dan At-Tirmidzi, ia berkata: Hadits Shahih. Al-Albani dalam
As-Silsilah As-Shahihah berkata, isnadnya shahih atas syarat Muslim).
Jama’ah Jumu’ah rahimakumullah,
siapakah imam-imam yang menyesatkan (aimmah mudhillin) itu?
Imam
Al-Munawi dalam kitabnya, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir menjelaskan,
Imam-imam yang menyesatkan (al-Aimmah al-mudhillin) artinya seburuk-buruk
pemimpin, yang menyimpang dari kebenaran dan menyelewengkan
kebenaran.(Al-Munawi, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir juz 2 halaman 728).
Sementara
itu Al-Mubarokafuri menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan, artinya
penyeru-penyeru kepada bid’ah-bid’ah, kefasikan (pelanggaran-pelanggaran) dan
fujur (kejahatan-kejahatan).(Al-Mubarokafuri, Tuhfatul Ahwadzi, syarah Jami’
At-Tirmidzi juz 6 halaman 401).
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sangat khawatir terhadap pemimpin-pemimpin yang
menyesatkan.Namun kenapa kadang di antara penerus yang mewarisi Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam justru membiarkan tokoh sesat menyesatkan merajalela.
Mereka
mencontohi untuk mencampur adukkan antara yang haq dengan yang batil, bahkan
kebatilannya itu sudah menyangkut masalah yang paling prinsipil yakni
aqidah/keyakinan alias keimanan. Mereka mencontohi untuk meremehkan keimanan,
hingga mengikuti perayaan atau hari-hari besar orang kafir seperti natalan,
tahun baru Masehi (Januari) dan bahkan mengada-adakan upacara kemusyrikan (dosa
terbesar dan tak diampuni bila ketika hidup tidak bertaubat) seperti larung
laut (bersesaji
untuk syetan laut), ruwatan
(bersesaji untuk syetan dinamai raksasa Betoro Kolo) dan sebagainya.
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, kenyataan di sini, yang tampak
adalah tidak seperti sikap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang bersabda:
« إِنَّمَا
أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ ».
“Sesungguhnya
yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/pemimpin-pemimpin
yang menyesatkan.”
Walaupun kesesatan, penyesatan, plus
pendhaliman telah dilancarkan oleh para aimmah (pemimpin), namun Ummat
Islam ini kadang justru mendukungnya, sampai menciumi tangannya.
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, di samping kekhawatiran Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam terhadap seburuk-buruk para pemimpin yakni al-aimmah
almudhillin, para pemimpin yang menyesatkan, masih pula Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam khawatir pula terhadap orang-orang yang tidak kalah
burukya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
"Sesungguhnya yang paling aku
takuti dari ummatku adalah setiap orang munafiq yang pandai bersilat
lidah."(HR. Ahmad dan Ibnu Bathah dalam
Al-Ibanah, shahih sanadnya menurut Al-Albani dalam Silisilah Shahihah nomor
1013).
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah.Setiap orang munafiq yang pandai
bicara, telah sangat dikhawatirkan bahayanya terhadap Ummat Islam ini.
Bagaimana pula apabila munafiq-munafiq yang pandai bicara itu banyak, lalu
diberi kesempatan banyak pula oleh media massa untuk menyampaikan hal-hal yang
sangat berbahaya bagi Ummat Islam. Dan bagaimana pula bila mereka itu
berkomplot dengan aimmah mudhillin tersebut?
Benarlah kekhawatiran Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang bahaya dua kelompok orang itu, yaitu
pemimpin-pemimpin yang menyesatkan, dan orang-orang munafiq yang pandai bicara
itu.
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, ketika yang diberi amanah justru
membiarkan adanya masalah ini berlangsung, maka ancaman dahsyat telah
ditegaskan. Ancaman yang sangat berat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
sebagai berikut:
“Tidaklah
seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak
menindaklanjutinya dengan jujur, kecuali tak bakalan mendapat bau surga.”
(HR. Al-Bukhari No. 6617)
“Tidaklah
seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam
keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya.”
(HR. Al-Bukhari- 6618)
Tinggal
pertanyaannya, apakah ketika para pemimpin banyak yang menyesatkan, sedang
munafiqin banyak pula yang pandai bersilat lidah, dan Ummat Islam kebanyakan
adalah orang-orang yang awam agama, masih kah tersisa lagi orang-orang yang
akan menegakkan Islam ini? Seandainya ada, bukankah ejekan, hinaan dan celaan
bahkan tuduhan dan serangan akan menderanya?
Ternyata Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menegaskan:
"Dan
sekelompok dari ummatku akan senantiasa di atas kebenaran dan menang. Orang
yang menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan
Allah 'Azza wajalla datang." (HR. Ahmad, sanadnya shahih atas
syarat Muslim kata Syaih Syu’aib Al-Arnauth).
Jama’ah
Jumu’ah rahimakumullah, dalam pembahasan tentang al-aimmah
al-mudhillin ini tentunya sekelompok Ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang senantiasa di atas kebenaran dan menang itu bukan
orang-orang yang dikalahkan oleh dukun-dukun, paranormal, para juru kunci
kuburan yang membuat cerita dusta, tidak jelas, fiktif, dan aneka dukungan
orang serta para “pasien”nya itu. Tetapi adalah orang-orang Muslim yang
dimusuhi oleh para pendukung dukun-dukun dan para juru kunci itu.
Ketika
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan masih adanya
sekelompok dari ummatnya yang senantiasa di atas kebenaran dan menang,
pernyataan itu tidak mungkin ditujukan kepada Ummatnya yang menyelisihi beliau.
Tetapi adalah orang-orang yang taat kepada apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ajarkan, dan bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Satu
ketika terjadilah dialog antara Raja Tar Tar An Nahar dengan Ali bin Abi
Thalib, Raja Tar Tar An Nahar adalah raja yang zhalim, raja yang menyesatkan
rakyatnya, dia bertanya kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, “Hai Ali, saya
tahu, ketika Abu Bakar, Umar dan Usman jadi Khalifah, Negeri Madinah ini aman,
makmur dan rakyatnya sejahtera, tapi ketika anda jadi Khalifah, negeri ini
kacau, rusak, dan banyak terjadi pemberontakan. Dengan tenang Ali bin Abi
Thalib menjawab, “Benar apa yang anda sebutkan, ketika Abu Bakar, Umar dan
Usman jadi Khalifah, negeri ini aman dan rakyatnya sejahtera, karena rakyatnya
mayoritas seperti saya, tapi ketika saya sebagai Khalifah, rakyatnya seperti
kau”.
Semoga
Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang tetap mengikuti kebenaran, dan
dihindarkan dari fitnah al-aimmah al-mudhillin dan munafiqin ‘alimil
lisan, di manapun dan kapanpun.Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.
Sumber; Hartono Ahmad Jaiz, Al-aimmah
Al-mudhillin (Para Pemimpin Penyesat Umat)Eramuslim; Rabu, 11/05/2011
11:40 WIB |
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ