Selasa, 26 Juni 2012

21. Kewajiban mukmin terhadap Allah



Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 1 Juli 2010



اَلْحَمْدُ لِلَّهِ قَدِيْمِ اْلإِحْسَانِ ذِي الْعَطَاءِ الْوَاسِعِ وَاْلاِمْتِنَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَدَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ هُوَ الْمُنْعِمُ الْمُتَفَضِّلُ، وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا. إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ. وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

,”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga diperbatasan negerimu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”[3;200]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita hadir di rumah Allah ini untuk menyampaikan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita sebagai bekal hidup dengan segala fasilitasnya, syukur tersebut dibuktikan dengan amaliah ibadah sehari-hari, salah satunya adalah melaksanakan shalat jum'at pada hari ini, yang kemudian diiringi dengan ibadah-ibadah lainnya sepanjang hari. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beliaulah pejuang kehidupan dan hak-hak azasi di dunia ini hingga kebenarannya diikuti oleh pengikutnya hingga akhir zaman. Suatu kewajiban bagi kita untuk meningkatkan iman hingga mencapai derajat taqwa dan menambah ibadah sehari-hari sehingga aktivitas yang dilakukan selalu berorientasi mencari ridha Allah Swt.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Hadirnya manusia di dunia ini bukan untuk makan, minum, berkeluarga serta punya keturunan, dan itu bukan tujuannya, namun punya program yang cukup matang dari yang menciptakan hidup ini yaitu Allah Swt, ada hak dan kewajiban yang perlu dipenuhi, apalagi sebagai muslim yang beriman kepada Allah dengan segala konsekwensinya harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa kewajiban mukmin terhadap Allah yaitu;
Pertama, mengerjakan rukun islam yang lima, ruang lingkup ini mengajak seorang mukmin untuk beribadah dan beramal, sejak dari mengucapkan syahadat, shalat, puasa, zakat hingga menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu. Salah satu rukun islam yang lima ini kita ingkari berarti gugurlah semuanya. Pelaksanaan rukun islam ini juga sesuai dengan hirarkinya, bagi mereka yang belum duduk persoalan syahadatnya jangan dituntut untuk baik menegakkan shalat, bagi yang masih belum sempurna ibadah shalatnya tidak akan sempurna ketika mereka menunaikan puasa, zakat dan haji.

Kedua, menerima ketentuan Allah dengan ridha, segala keputusan dan ketentuan Allah harus diterima dengan baik karena ini berkaitan dengan aqidah, ketika mempertanyakan ketentuan Allah maka nampaklah kadar iman dan aqidah seseorang.
“orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innalillahi wainna ilaihi raji’un” [Al Baqarah 2;156]

Ketiga, kewajiban seorang mukmin kepada Allah juga termasuk berbuat karena mengharapkan ridha Allah yaitu ikhlas. Amal manusia mukmin dipandang Allah bukanlah banyaknya tapi kualitasnya, amal yang berkualitas adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas
“Tidaklah Aku perintahkan menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan ikhlas”[Al Baiyinah 98;5]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Keempat, juga termasuk kewajiban kita kepada Allah adalah sabar agar mendapat simpati-Nya. Kita perlu sabar pada empat tempat yaitu; sabar ketika menerima musibah, sabar dalam menghindari maksiat, sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan sabar dalam melaksanakan da’wah
,”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga diperbatasan negerimu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”[3;200]

Kelima, kewajiban mukmin kepada Allah adalah selalu merasakan bahwa Allah mengawasinya dimanapun dan kapanpun, hal ini menjadikan orang akan berhati-hati dalam berbuat, hal kelima ini bila terlaksana sangat efektif sekali mengurangi bahkan menghabiskan KKN [korupsi, kolusi dan nepotisme] atau NKK [nolong kawan-kawan], Allah berfirman,
”Bukankah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”[Al Baqarah 2;33].

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Keenam, mencintai Allah dan Rasul-Nya, ini sebagai sandaran iman yang mutlak untuk menyelamatkan seluruh amal hamba, kecintaan kepada Allah harus diiringi dengan kecintaan kepada Rasul dan sebaliknya, urutan pertama yang perlu kita cintai adalah Allah, kedua Rasul dan yang ketiga adalah Jihad yaitu berjuang di jalan Allah, setelah itu baru yang lain [At Taubah 9;24].
’Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik’’.

Satu ketika Umar bin Khattab berkata,”Ya Rasulullah aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diriku sendiri”, beliau menjawab,”Hai Umar, belum sempurna, seharusnya engkau mencintaiku lebih dari mencintai dirimu sendiri, keluargamu dan manusia seluruhnya” saat itu Umarpun menjawab,”Ya Rasulullah aku mencintaimu lebih dari mencintai diriku sendiri, keluargaku dan manusia seluruhnya”, Rasul bersabda,”Nah Umar, itu baru iman yang sempurna”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Itulah beberapa kewajiban mukmin terhadap Allah sebagai bukti keimanan, agar iman itu tidak sekedar utopia dan hiasan bibir saja, berat memang dan sulit merealisasikannya tapi manis buahnya di hadapan Allah, wallahu a’lam.[Mdr, 2009]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar