Rabu, 11 Juli 2012

48. Delapan Penghambat Islam


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 18 November 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

”Apabila dikatakan kepada mereka,”Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”, mereka menjawab,”Cukuplah untuk kamu apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”, dan apakah bapak-bapak mereka akan diikuti walaupun mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk” [Al Maidah 5;104]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Puja dan puji syukur kita sanjungkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita mau menghitung-hitungnya sungguh tidak akan terhitung jumlahnya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Nya, yaitu kesyukuran yang terhunjam ke dada, terucapkan melalui lisan dan teraplikasikan dengan amal perbuatan.

Shalawat dan salam kita peruntukkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita jadikan sebagai teladan dan pimpinan dalam kehidupan ini, yang belau telah berjasa memperbaiki kehidupan manusia dari kejahiliyahan kepada nilia-nilai yang islami sebagai bekal menuju kebahagiaan di dunia maupun akherat, senantiasalah kita isi waktu kita dengan banyak membaca shalawat agar kelak kita mendapat syafaatnya di akherat dengan izin Allah.

Khatib mengajak kita semua melalui khutbah jum'at ini untuk memperbaharui iman dan taqwa kita, dibuktikan dengan banyaknya amal shaleh yang kita lakukan, pesan-pesan singkat khutbah ini semoga dapat memotivasi kita dalam mengisi restan waktu yang diberikan Allah sesuai dengan jatah usia kita masing-masing.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Islam adalah agama yang diturunkan Allah untuk keselamatan manusia di dunia ini, kebenarannya menembus dan menghancurkan isme yang dibuat manusia, dapat dibuktikan bahkan Allah sendiri menantang seandainya manusia ragu akan kebenaran ajaran Al Qur’an silahkan membuat satu ayat saja untuk menandingi ayat-ayat Allah, pengumuman kompetisi tersebut dikeluarkan 14 abad yang silam untuk umum, tapi hingga kini belum ada yang tampil sebagai pemenang.

”dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar’[Al Baqarah 2;23].

Rasulullah melalui haditsnya telah mengajarkan. Islam bukan sekedar ilmu, dia harus diamalkan, segala tingkah laku harus bercermin kepada kepribadian Nabi Muhammad. Aisyah pernah ditanya seseorang tentang akhlak Rasul, dia menjawab bahwa akhlak Rasul adalah Al Qur’an. Al Qur’an harus diterjemahkan oleh setiap muslim dalam ujud amal shaleh setiap hari.

“dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga …[Al Baqarah 2;25].

Islam juga harus disiarkan dengan kemampuan masing-masing karena tugas da’wah bukan tugas da’i, mubaligh atau guru agama saja tapi begitu ummat Islam mengakui dirinya sebagai Muslim maka terpanggil untuk menda’wahkan Islam, baik dengan lisan, kekuatan atau diam dalam hati yang artinya membenci perbuatan nista.

”kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ”[Ali Imran 3;110].

Tugas selanjutnya yaitu mempertahankan dari segala pengaruh dunia baik yang datang dari tradisi nenek moyang maupun isme-isme yang dibuat oleh thaghut untuk mengalihkan umat dari fikiran agama dengan maksud menghancurkan agama melalui fikiran-fikiran sesat seperti;

1. Nativisme
Ajaran ini mengajak umat untuk kepada keyakinan nenek moyang dengan tatacara yang tidak masuk akal, tentu saja bertentangan dengan Islam seperti ziarah kubur dengan menabur kembang, memohon do’a serta ajaran kurafat, tahayul, bid’ah dan syirik.

”Apabila dikatakan kepada mereka,”Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”, mereka menjawab,”Cukuplah untuk kamu apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”, dan apakah bapak-bapak mereka akan diikuti walaupun mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk” [Al Maidah 5;104]

”Ketika Ibrahim berkata kepada bapak-bapaknya dan kaumnya,”Apakah yang kamu sembah?” Mereka menjawab,”Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya”, berkata Ibrahim,”Apakah berhala-berhala itu mendengar do’amu sewaktu kamu berdo’a kepadanya, atau dapat mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat? Mereka menjawab,”Bukan karena itu, sebenarnya kami dapati nenek moyang kami yang selalu berbuat begitu”, Ibrahim berkata,”Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah?” [Asy Syu’ara 26;70-75].

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
2. Sekularisme
Faham ini sangat berbahaya yang memisahkan kepentingan agama dengan kepentingan negara, agama tidak boleh menyinggung apalagi mencampuri urusan negara dan negara tidak akan mengurus tentang agama, jangan bicara tentang negara, di pemerintahan boleh bahkan harus bicara tentang negara, jangan menyinggung agama, agama urusan ulama, negara urusan pemerintah, kedua ini jangan dicampuri harus terpisah sangat jauh. Islam mengajarkan bahwa ulama dan umara harus bersanding agar kehidupan berjalan dengan baik,

Faham ini terbagi dua yaitu non ekstrim merekalah orang yang memojokkan Islam dengan pengertian-pengertian sempit, dikatakan Islam hanya sekedar shalat dan masjid, bila bicara tentang ekonomi dan politik maka itu bukan bidang Islam. Golongan yang ekstrim merekalah yang mengatakan Tuhan telah mati, agama candu masyarakat, tidak lepas dari Komunis yang merencanakan penghancuran Islam baik dengan terang-terangan atau dari dalam.

3. Positivisme
Ajaran ini ditokohkan oleh Aguste Comte yang berpendapat bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah fikiran, dengan fikiran manusia dapat berbuat apa maunya untuk kesenangan dan kesejahteraan di dunia. Pengabdian manusia hanya kepada manusia yang telah menggunakan fikirannya yang baik,bukan mengabdi kepada Tuhan karena manusia lain telah berjasa besar dalam hidup kita melalui pengorbanan fikirannya, adakah kekuatan lain sebagai ganti fikiran yang telah berhasil menciptakan ilmu pengetahuan dengan teknologi yang canggih?

4. Materialisme
Faham inilah yang diajarkan Karl Marx untuk melepaskan kaum proletar dari kemiskinan dan kungkungan kaum borjuis, sehingga semua yang berbau agama harus dibuang karena dapat menghambat perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kepuasan. Mereka tidak memiliki tujuan hidup selain dunia ini, hidup mereka adalah di dunia, bila mati maka habis cerita tentang dirinya seiring dengan hancurnya jasad, sekali-kali mereka tidak akan dibangkitkan kembali.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
5. Pragmatisme
Seiring dengan faham materialisme tidak jauh berbeda dengan pendapat Pragmatisme yaitu anjuran yang memberikan pandangan bahwa yang harus difikirkan sekarang dan kini, segala yang bermerk agama harus dijauhkan karena bertentangan dengan faham ini, apalagi bicara tentang syurga-neraka dan kehidupan akherat mereka tidak mau tahu apalagi mempelajarinya karena hidup mereka adalah sekarang dan kini, tidak punya masa depan yang harus dicapai.

6. Vitalisme
Frederich Nietzhe memprakarsai aliran ini dengan pandangan bahwa Tuhan telah gagal menurunkan aturan hidup kepada manusia di bumi, aturan Tuhan tidak cocok lagi dipakai untuk zaman sekarang, selama ini manusia yang memakai ajaran Tuhan jauh tertinggal dari kemajuan selain keterbelakangan dan kehancuran, kegagalan Tuhan dalam menurunkan ajarannya harus diganti dengan aturan baru yaitu buatan manusia yang sesuai dengan watak, kemauan dan hati nurani manusia sendiri, dengan demikian aturan Tuhan telah usang dan tidak berlaku lagi, Tuhan tidak lagi berkuasa, kekuasaan dan fisik Tuhan telah mati.

7. Kristenisasi dan Zionisme
Tantangan Islam yang tidak kalah beratnya yaitu dua kelompok manusia yang berbeda ajaran tapi sekongkol dan satu sasaran untuk menghancurkan Islam, yaitu Kristen dan Yahudi. Kristen dengan Kristenisasinya melumpuhkan ummat Islam dari segi kualitas dan kuantitas.
Sedangkan Yahudi dengan gerakan Zionismenya melancarkan aksi untuk menghancurkan Islam.

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka..[Al Baqarah 2;120]

8.Aliran Sesat
Banyaknya aliran sesat yang berkembang yang menyesatkanmanusia diantaranya; Islam jamaah, syiah, ahmadiyah, inkar sunnah, NII dan millah Ibrahim serta aliran lainnya.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Demikianlah khutbah ini kami sampaikan semoga dengan hidayah dan taufiq dari Allah kita mampu untuk melepaskan diri kita dari apa saja yang dapat merusak dan menghambat islam, baik bagi pribadi, keluarga dan masyarakat kita, ambil pelajaranlah hai yang punya hati nurani. [Mdr, 2009].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

47. Tiga Dimensi Kurban


Khutbah Idul Adha Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Huda
Jorong Balai Pandan Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 06 Nopember 2011

Allahu Akbar ...............9 x Allahu Akbar Walillahilham

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Adha yang dirahmati Allah

Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih dapat menikmati kehidupan dalam iman dan islam, shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia hingga akherat, beliau sebagai teladan dan pimpinan kita dalam menapaki kehidupan ini. Kemudian marilah kita meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai bekal terbaik memasuki kehidupan akherat kelak, banyak sarana yang dapat menaikkan poltase iman kita diantaranya dari satu shalat ke shalat berikutnya, dari satu Ramadhan ke Ramadhan yang lain, dari satu ibadah kurban kepada ibadah kurban selanjutnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Adha yang dirahmati Allah

Contoh puncak kebahagiaan seorang manusia tauhid, yang bersedia berkurban untuk mencapai derajat taqwa adalah Nabi Ibrahim As, beliau bersedia dengan rasa tulus ikhlas mengurbankan Ismail As putra yang dicintainya, jika memang hal itu merupakan perintah Allah, tetapi Allah yang Maha Bijaksana hanya menguji kepasrahan, ketaatan dan ketaqwaan Ibrahim. Dan Nabi Ismailpun diuji ketaatan dan kesabarannya.

Di bawah ini akan diinformasikan dialog Nabi Ibrahim AS dengan anak sulungnya, yaitu dalam Ash Shaffaat 37;102):
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu
ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Inilah kampanye dialogis yang menghasilkan kesepakatan kesediaan melaksanakan perintah Allah dengan sikap disiplin berasaskan keikhlasan. Kalaulah Ibrahim melakukan penyembelihan itu tanpa mengabarkan terlebih dahulu kepada Ismail maka selesailah tugas yang diamanatkan Allah kepadanya, tapi dia tidak mau peristiwa itu tanpa keterlibatan Ismail, diapun memberikan didikan kepada anaknya bahwa tugas besar itu harus juga diikuti oleh sang anak, disini tergambar bahwa orangtua tidak boleh melakukan semua peran kehidupan ini walaupun dia mampu, peran kehidupan itu juga harus dibagikan kepada anak-anak muda sebagai generasi yang akan datang.
Peran untuk anak muda dari orangtua diantaranya; menggembalakan kambing, membawa berdagang, mengajak anak ke sawah atau ke ladang atau tugas-tugas lainnya.

Jawaban Ismail adalah jawaban seorang anak yang patuh kepada ketentuan Allah, dia tidak memastikan dirinya bisa berlaku sabar, tapi semuanya itu dengan izin Allah. Karena kesabaran itu sikap pribadi seseorang yang diberi hidayah oleh Allah, manusia hanya makhluk yang segala sesuatunya dibawah kekuasaan-Nya, itulah jawaban yang tepat dari Ismail dengan kalimat "Insya Allah". Lalu buat apa Allah menggantikan Ismail dengan bi dzibhin 'atzhiem seekor binatang sembelihan yang besar.
Bagi Allah tidak ada masalah, Dia Maha Kuasa, Bagi Nabi Ibrahim AS sudah ilkhlas menyembelih dan Ismail juga sudah ikhlas disembelih. Yaitu untuk memberikan penekanan, penggaris bawahan, perbedaan antara agama-agama kebudayaan penyembah berhala dan dewa-dewa dengan agama wahyu, tidak boleh menyembelih, membunuh manusia. Upacara kurban bukanlah suatu yang sakral (sacrifice), bukanlah suatu sesajen (offering].

Apakah daging kurban itu dapat meredakan murka Tuhan? Apakah Tuhan berhajat kepada daging kurban itu?
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Adha yang dirahmati Allah
Apakah darah kurban yang mengalir itu sesuatu yang sakral, dapat mensucikan kembali manusia dari dosa? Apakah binatang kurban itu untuk kendaraan yang berkurban di hari kemudian kelak? Untuk itu marilah kita baca firman Allah dalam S. Al Hajj 22; 36, 37, yang artinya:

" Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya
Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Telah terikat).
Kemudian apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
Demikianlah kami Telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu
dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Jadi menurut Al Quran, daging dan darah tidak ada relevansinya dengan upacara kurban. Ajaran Islam menolak pemahaman kurban sebagai persembahan atau sesajen (offering), dan juga menolak pemahaman kurban sebagai pembasuh dan penebus dosa yang sakral sifatnya (sacrifice), tegasnya ajaran Islam menolak pengertian kurban sebagai persembahan yang sakral. Juga tidak benar bahwa binatang kurban akan menjadi kendaraan di hari kemudian.

Kurban harus diresapkan artinya menurut rasa bahasa asalnya yaitu bahasa Al Quran, yang dibentuk oleh 3 huruf Qaf, Ra, Ba, qarraba, artinya mendekatkan diri (kepada Allah SWT). Dalam S. Al Maidah 27 terdapat ungkapan Qarraba Qurba-nan, yang artinya mendekatkan diri dengan berkurban. Jadi upacara kurban adalah menyembelih binatang, dagingnya untuk dimakan sendiri dan dimakan oleh fakir miskin sebagai fungsi sosial, darahnya dibuang, tidak boleh dimakan karena najis, jadi sangat jauh dari sakral. Dan arti spiritualnya adalah mendekatkan diri, taqarrub kepada Allah SWT sebagai tanda berbakti kepadaNya, melaksanakan perintahnya dengan semangat taqwa. Demikianlah, menurut bahasa asalnya, yaitu bahasa Al Quran, berkurban bermakna mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memberikan yang berkwalitas kepada orang lain sebagai realisasi taqwa. [ Makassar, 14 Juni 1992 'H.Muh.Nur Abdurrahman].
Al Maidah 5; 27

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban,
Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".

Agama Islam adalah agama yang menganjurkan dengan tegas agar pemeluknya suka berqurban dalam arti yang seluas-luasnya. Al Qur’an mendorong ummat islam untuk menanamkan watak kesediaan untuk senantiasa mengurbankan sebagian kepentingan kita, sebagian rezeki kita, sebagian kelonggaran kita untuk sesama manusia.

Hadis riwayat Jundab bin Sufyan ra., ia berkata:
Aku pernah berhari raya kurban bersama Rasulullah saw. Beliau sejenak sebelum menyelesaikan salat. Dan ketika beliau telah menyelesaikan salat, beliau mengucapkan salam. Tiba-tiba beliau melihat hewan kurban sudah disembelih sebelum beliau menyelesaikan salatnya. Lalu beliau bersabda: Barang siapa telah menyembelih hewan kurbannya sebelum salat (salat Idul Adha), maka hendaklah ia menyembelih hewan lain sebagai gantinya. Dan barang siapa belum menyembelih, hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah. (Shahih Muslim ]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw. berkurban dengan dua ekor kibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahi Allahu akbar). Beliau meletakkan kaki beliau di atas belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih). (Shahih Muslim )

Kurban selain ujud ketaatan kepada Allah, dia juga merupakan ujud syukur seorang hamba atas nikmat yang sudah diterima dari Allah, diantara realisasinya adalah shalat dan kurban;
"Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. [Al Kautsar 108;1-2]

Kurban merupakan implikasi dari nikmat-nikmat Allah yang sudah diterima seorang hamba, artinya pahalanya ada dua dimensi, sebelum berkurban sudah lebih dahulu menerima pahala berupa kenikmatan dunia , hanya manusia penerima nikmat itu yang mengerti sudah berapa banyak nikmat dunia dia terima, sehingga dari itu semua dia juga ujudkan dengan kurban untuk mengejar pahala yang lebih besar lagi yang berdimensi akherat, ukuran pahalanya kata Rasulullah sebanyak bulu domba yang disembelih itu.

Keshalihan Sosial
Boleh bergabung dalam melaksanakan kurban. Karena Nabi saw ketika menyembelih kurban mengucapkan: "Bismillah, Wallahu Akbar, Ya Allah terimalah (qurban) ini dari Muhammad, dan dari keluarga Muhammad, dan dari ummat Muhammad" (HR. Muslim). Yang dilakukan para sahabat Nabi saw adalah sapi satu untuk tujuh orang (HR. Muslim).

Islam adalah rahmat bagi semesta. Banyak di antara umat Islam yang ingin berkurban tapi terbentur dengan harga hewan yang mahal. Karena itu dibolehkan untuk berpatungan. Selain itu akan terasa nilai ukhuwahnya. Rasulullah saw bersabda, "Sayangilah oleh kamu sekalian sesama manusia yang ada di muka bumi ini, maka pasti yang diatas langit akan menyayangi kamu."
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Hamzah Yaqkub mengatakan bahwa kurban itu mempunyai tiga dimensi yaitu;
1. Dimensi Aqidah, semua hewan yang ada di dunia ini tidak ada yang disucikan, semuanya sesuai dengan syariat dapat disembelih dan dimakan dagingnya.
2. Dimensi Ibadah, kurban dalam rangka beribadah kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
3. Dimensi Sosial, pada pelaksanaan kurban terdapat dimensi social yaitu memperhatikan masyarakat sekitarnya.

Termasuk dalam hal ibadah haji, andaikata Rasulullah masih hidup detik ini maka dia sangat marah kepada ummat islam yang menunaikan ibadah haji bekali-kali, wajibnya menunaikan ibadah haji bagi yang mampu hanya sekali seumur hidup, yang memperoleh haji mabrur pahalanya besar yaitu syurga, sedangkan ibadah haji yang dilakukan kedua dan ketiga pahalanya sangat kecil karena masih banyak kepentingan ummat islam secara social yang perlu dibiayai.

Rasulullah adalah murabbi atau dosen yang mengajar ratusan para pemuda dan pemuka masyarakat, menuntut ilmu di Madinah bersama Nabi, mereka tinggal di Masjid, pakaian mereka diletakkan di suffah sehingga mereka disebut dengan ahlus suffah. Rasulullah menyatakan kepada sahabatnya, barangsiapa yang pula harta lebih, ambillah dua atau tiga penuntut ilmu ini beri mereka bea siswa, bahkan Rasulullah setiap tahun memberikan bea siswa kepada 70 orang ahli suffah itu.[TV One, Sabtu 5 November 2011, jam 18.30].

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham
Hadirin jama'ah Idul Adha yang dirahmati Allah

Waktu Penyembelihan Hewan Kurban
Waktu menyembelih Qurban ialah hari Nahar, dimulai sesudah salat Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah). Firman Allah SWT, "Supaya mereka menyaksikan berbagai perkara yang mendatangkan faedah kepada mereka dan menyebut nama Allah, pada hari-hari yang tertentu, karena rizkiNya kepada mereka dengan binatang-binatang ternak (untuk dijadikan qurban)," (QS. Al-Hajj: 28).

Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang menyembelih sebelum salat 'Id maka sesungguhnya dia telah menyembelih untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang menyembelih sesudah shalat maka dia telah menyempurnakan ibadah (qurban)-nya dan telah melaksanakan sunnah kaum muslimin" (HR al-Bukhari).

Dari Jubair bin Muth'im dari Nabi saw bersabda: "Semua hari tasyriq (tanggal 11 sampai 13 Dzulhijjah) adalah waktu menyembelih qurban" (HR Ahmad).

Ketentuan Binatang Kurba
Umat Islam selalu berusaha memberi yang terbaik untuk agamanya. Rasulullah saw bersabda: "Empat macam binatang yang tidak sah dijadikan kurban: 1. Yang rusak matanya 2. Yang sakit 3. Yang pincang 4. Yang kurus tidak berlemak" (HR. Ahmad).

Umur ternak Kurban diusahakan: Kambing/domba yang telah berumur satu tahun atau sudah berganti giginya. Sapi/kerbau yang berumur dua tahun lebih.

Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kamu menyembelih qurban kecuali yang musinnah (telah berganti gigi). Jika sukar didapati, maka boleh jadza'ah (yang baru berumur satu tahun lebih) dari biri-biri" (HR Muslim)

Pembagian Daging Kurban
Pembagian daging kurban: sebagian dimakan untuk keluarga yang berqurban, sebagian disedekahkan dan sebagian diberikan kepada teman, sahabat dan orang-orang yang tidak minta. Firman Allah SWT, "Makanlah sebahagian daripadanya, dan berilah (bahagian yang lain) kepada orang-orang yang tidak meminta dan yang meminta," (QS al-Hajj:36).
Dari 'Aisyah ra berkata: Rasulullah saw bersabda tentang makan daging qurban: "...Maka makanlah, simpanlah dan sedekahkanlah" (HR Al-Bukhari dan Muslim). Rela Berqurban Ciri Insan Bertakwa Sabtu, republika online,16 Oktober 2010 01:18]

Menjual kulit binatang kurban
Mengumpulkan dan menjual kulit hewan kurban untuk kepentingan madrasah dan mushala biasanya kerap dilakukan panitia kurban. Secara sengaja, kulit hewan kurban tak dibagikan kepada mustahik (orang yang berhak atas kulit tersebut), namun dikelola panitia kurban untuk dijual dan uangnya digunakan bagi kepentingan umat.Kebiasaan itu pun sering mengundang pertanyaan, bolehkah hal itu dilakukan?

Masalah itu telah disampaikan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Sa'id, "Bahwa Qatadah Ibnu Nu'man memberitakan bahwa Nabi SAW berdiri seraya bersabda, 'Dulu saya memerintahkan kepada kamu sekalian agar kamu tidak makan daging kurban lebih dari tiga hari, untuk memberi kelonggaran kepadamu'."

"Dan sekarang saya membolehkan kepada kamu sekalian, maka makanlah sekehendakmu; jangan kalian jualdaging dam dan daging kurban. Makanlah dan sedekahkanlah serta gunakanlah kulitnya dan jangan kalian menjualnya. Sekalipun sebagian daging itu kamu berikan untuk dimakan orang lain, namun makanlah apa yang kalian sukai." [HR Ahmad].
Para ulama Muhammadiyah memutuskan, hasil penjualan kulit hewan kurban pun dapat digunakan untuk kepentingan umat, namun hal seperti ini dapat dilakukan setelah hak-hak fakir-miskin telah terpenuhi.

Berbeda dengan Muhammadiyah, ulama NU dengan tegas menyatakan, menjual kulit hewan kurban tidak boleh dilakukan, kecuali oleh mustahiknya yang fakir miskin. Sedangkan bagi mustahik yang kaya, menurut pendapat yang mu'tamad tak boleh. Ulama NU menyandarkan keputusan itu dari kitab Al-Mauhibah, jilid IV, halaman 697. "Tak boleh menjual bagian apa pun dari binatang kurban sunah, walaupun hanya kulitnya, sesuai hadis: 'Barang siapa yang menjual kulit binatang kurban, maka ia tak memperoleh kurban apa pun'." (HR Bukhari).[Menjual Kulit Hewan Kurban, Apa Hukumnya?,Republika,co.id,Sabtu, 13 November 2010, 01:56 WIB].

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA
Allahu Akbar ...............7 x Allahu Akbar Walillahilham
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ




Selasa, 10 Juli 2012

46. Keutamaan 10 hari Zul Hijjah


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Huda
Jorong Balai Pandan Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 28 Oktober 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.”[Al Kautsar;1-3]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri panggilan Allah pada siang ini yaitu melaksanakan shalat jum’at yang merupakan sebagian kecil kewajiban yang harus kita lakukan, shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw , selaku Rasul Allah yang telah berjuang untuk menyelamatkan hidup manusia di dunia ini yang berpedomankan pada Al Qur’an dan Sunnahnya.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;

Keutamaan 10 hari yang pertama bulan Zulhijjah

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan DzulHijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (DzulHijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid ".
Macam-macam amalan yang disyariatkan

[1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
" Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga"

.[2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih].
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

[3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
": .... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ..". [Al-Hajj : 28].
Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma."Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid ". [Hadits Riwayat Ahmad]

. Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu"

"Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.
"Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ..". [Al-Baqarah : 185].
4Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain
.Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

[4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda." Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaq 'Alaihi].

[5]. Banyak Beramal Shalih.

Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

[6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq

Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

[7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaq 'Alaihi]

[8]. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak Berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain : "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.
dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [Al-Baqarah : 196].

[9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

[10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas

Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;

Qurban Keutamaan dan Hukumnya
Al-Imam Al-Jauhari t menukil dari Al-Ashmu’i bahwa ada 4 bacaan pada kata اضحية:
1. Dengan mendhammah hamzah: أُضْحِيَّةٌ
2. Dengan mengkasrah hamzah: إِضْحِيَّةٌ
3. ضَحِيَّةٌ dengan memfathah huruf dhad, bentuk jamaknya adalah ضَحَايَا
4. أَضْحَاةٌ dan bentuk jamaknya adalah أَضْحَى
Dari asal kata inilah penamaan hari raya أَضْحَى diambil.
Al-Qadhi menjelaskan: “Disebut demikian karena pelaksanaan (penyembelihan) adalah pada waktu ضُحًى (dhuha) yaitu hari mulai siang.”
Adapun definisinya secara syar’i, dijelaskan oleh Al-‘Allamah Abu Thayyib Muhammad Syamsulhaq Al-‘Azhim Abadi dalam kitabnya ‘Aunul Ma’bud: “Hewan yang disembelih pada hari nahr (Iedul Adha) dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah .”

Syariat dan Keutamaannya
Dalil yang menunjukkan disyariatkannya menyembelih hewan qurban adalah Al-Qur`an, As-Sunnah, dan kesepakatan para ulama.Adapun dari Al-Qur`an, di antaranya adalah firman Allah :

“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan sembelihlah hewan qurban.” (Al-Kautsar: 2)
Menurut sebagian ahli tafsir seperti Ikrimah, Mujahid, Qatadah, ‘Atha`, dan yang lainnya, النَّحْرُ dalam ayat di atas adalah menyembelih hewan qurban.
Asy-Syinqithi t dalam Adhwa`ul Bayan (3/470) menegaskan: “Tidak samar lagi bahwa …. menyembelih hewan qurban masuk dalam keumuman ayat وَانْحَرْ.”
Juga keumuman firman Allah dalam surat Al Hajj;36

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya,

maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat).
Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.”

Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.(Al-Hajj: 36)
Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi dalam kitab Fathur Rabbil Wadud (1/370) berhujjah dengan keumuman ayat di atas untuk menunjukkan syariat menyembelih hewan qurban. Beliau menjelaskan: “Kata الْبُدْنَ mencakup semua hewan sembelihan baik itu unta, sapi, atau kambing.”

Adapun dalil dari As-Sunnah, ditunjukkan oleh sabda beliau n dan perbuatannya. Di antara sabda beliau adalah hadits Al-Bara` bin ‘Azib z: “Sesungguhnya yang pertama kali kita mulai pada hari ini adalah shalat. Kemudian kita pulang lalu menyembelih hewan qurban. Barangsiapa berbuat demikian maka dia telah sesuai dengan sunnah kami, dan barangsiapa yang telah menyembelih sebelumnya maka itu hanyalah daging yang dia persembahkan untuk keluarganya, tidak termasuk ibadah nusuk sedikitpun.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Di antara perbuatan beliau adalah hadits Anas bin Malik z:“Rasulullah berqurban dengan dua ekor kambing putih kehitaman yang bertanduk. Beliau sembelih sendiri dengan tangannya. Beliau membaca basmalah, bertakbir, dan meletakkan kakinya di sisi leher kambing tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Adapun keutamaan berqurban, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Berqurban merupakan syi’ar-syi’ar Allah , sebagaimana yang telah lewat penyebutannya dalam firman Allah l surat Al-Hajj ayat 36.

2. Berqurban merupakan bagian dari Sunnah Rasulullah n, karena beliau n telah menganjurkan dan melaksanakannya. Maka setiap muslim yang berqurban seyogianya mencontoh beliau dalam pelaksanaan ibadah yang mulia ini.

3. Berqurban termasuk ibadah yang paling utama. Allah l berfirman:
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (Al-An’am: 162-163)

Juga firman-Nya:
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan sembelihlah hewan qurban.” (Al-Kautsar: 2)
Sisi keutamaannya adalah bahwa Allah ldalam dua ayat di atas menggandengkan ibadah berqurban dengan ibadah shalat yang merupakan rukun Islam kedua.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan: “Allah memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah , husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah l janji, perintah, serta keutamaan-Nya….”Beliau mengatakan lagi: “Oleh sebab itulah, Allah menggandengkan keduanya dalam firman-Nya:

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam’.” (Al-An’am: 162)
Walhasil, shalat dan menyembelih qurban adalah ibadah paling utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah ….”
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat….”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Hukum Menyembelih Qurban
Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah bahwa menyembelih qurban hukumnya sunnah muakkadah. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Dalilnya adalah hadits Ummu Salamah x, Rasulullah n bersabda:“Apabila masuk 10 hari Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih qurban maka janganlah dia mengambil (memotong) rambut dan kukunya sedikitpun.” (HR. Muslim)

Sisi pendalilannya, Rasulullah n menyerahkan ibadah qurban kepada kehendak yang menunaikannya. Sedangkan perkara wajib tidak akan dikaitkan dengan kehendak siapapun. Menyembelih hewan qurban berubah menjadi wajib karena nadzar, berdasarkan sabda beliau n:

مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللهَ فَلْيُطِعْهُ

“Barangsiapa bernadzar untuk menaati Allah, maka hendaklah dia menaati-Nya.” (HR. Al-Bukhari]
Faedah: Atas nama siapakah berqurban itu disunnahkan?
Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin t menjawab: “Disunnahkan dari orang yang masih hidup, bukan dari orang yang telah mati. Oleh sebab itulah, Nabi n tidak pernah berqurban atas nama seorangpun yang telah mati. Tidak untuk istrinya, Khadijah d, yang paling beliau cintai. Tidak juga untuk Hamzah z, paman yang beliau cintai. Tidak pula untuk putra-putri beliau yang telah wafat semasa hidup beliau, padahal mereka adalah bagian dari beliau. Beliau hanya berqurban atas nama diri dan keluarganya. Dan barangsiapa yang memasukkan orang yang telah meninggal pada keumuman (keluarga), maka pendapatnya masih ditoleransi. Namun berqurban atas nama yang mati di sini statusnya hanya mengikut, bukan berdiri sendiri. Oleh karena itu, tidak disyariatkan berqurban atas nama orang yang mati secara tersendiri, karena tidak warid (datang) riwayat dari Nabi n.” (Asy-Syarhul Mumti’, 3/423-424 cet. Darul Atsar, lihat pula hal. 389-390)

Berqurban atas nama sang mayit hanya diperbolehkan pada keadaan berikut:
1. Bila sang mayit pernah bernadzar sebelum wafatnya, maka nadzar tersebut dipenuhi karena termasuk nadzar ketaatan.
2. Bila sang mayit berwasiat sebelum wafatnya, wasiat tersebut dapat terlaksana dengan ketentuan tidak melebihi 1/3 harta sang mayit. (Lihat Syarh Bulughil Maram, 6/87-88 karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t)
Hadits yang menunjukkan kebolehan berqurban atas nama sang mayit adalah dhaif.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Sumber rujukan;
1.Al Qur’an dan Terjemahannya, Depag RI
2. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin,Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Dan Amalan Yang Disyari'atkan,almanhaj.or.id Minggu, 9 Januari 2005 17:20:02 WIB].
3. Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Afifuddin ,QURBAN Keutamaan dan Hukumnya (Kajian Utama edisi 36),www.asysyari’ahThursday, 24 March 2011 13:35]



45. Doa hamba kepada Khaliqnya


Khutbah Jum'at Drs.St.Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 14 Oktober 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku…” [Al Baqarah 2;186]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri panggilan Allah pada siang ini yaitu melaksanakan shalat jum’at yang merupakan sebagian kecil kewajiban yang harus kita lakukan, shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw bin Abdullah, penutup para rasul dan yang mengakhiri kenabian, semoga dengan banyak membaca shalawat maka Allah akan memberikan shafaat-Nya kelak kepada kita, amin.

Kemudian khatib mengajak kita semua untuk selalu meningkatkan kualitas iman taqwa kita kepada Allah yang diiringi amal shaleh pada seluruh sektor kehidupan, hanya iman dan amal shaleh inilah yang akan kita hadapkan kepada Allah kelak sebagai hamba-Nya.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
1. Do’a menurut bahasa adalah minta pertolongan, memanggil, memuji, memohon, sedangkan dari segi istilah yaitu permohonan hamba kepada Allah sebagai Khaliq [Pencipta]. Do’a selain berbentuk permohonan kepada Allah juga akan berujud ibadah sebagaimana Rasulullah bersabda, “Do’a adalah sumber ibadah”.

2. Selain do’a itu perintah dari Rasul dia juga perintah Allah, bukankah Allah telah menyebutkan bahwa orang yang tidak mau berdo’a termasuk orang yang sombong, orang yang sombong terhalang baginya untuk masuk syurga,

“Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan do’amu, orang yang menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” [Al Mukmin; 60]

3. Manusia diperintahkan berdo’a karena adanya dua unsur yaitu, unsur manusiawi; manusia dalam berusaha memiliki kemampuan yang terbatas, tidak semua rencana manusia dapat berhasil dengan sukses, jadi harus sabar dan tabah menunggu hasil dengan mengharapkan bantuan Allah. Unsur Ilahi; Allah memiliki segala ketentuan walaupun manusia telah merancang dan merencanakannya, akan tetapi banyak menemukan kegagalan, keberhasilan manusia disamping dilakukan dengan kerja keras dan rencana yang matang juga berkat rahmat dan mau’izhah Allah.

4. Dalam kajian-kajian psikologis [ilmu jiwa] do’a dipandang sebagai obat bagi orang yang mengalami tekanan jiwa, stress, putus asa, keterbelakangan dan lain-lain. Oleh karena itu Dr. Zakiah Darajat sampai pada satu kesimpulan bahwa do’a yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat memberikan makna penyembuhan bagi stress dan gangguan kejiwaan. Do’a juga mengandung manfaat bagi pembinaan atau dengan kata lain do’a mempunyai kreatif, preventif dan konstruktif bagi kesehatan jiwa.

5. Dalam berdo’a Allah menggambarkan tabiat manusia, yaitu manusia
yang lupa dengan karunia Allah,
”Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” [Yunus; 12].

6. Orang yang demikian, do’anya hanya sebagai pelarian saja, bila berhasil dia lupa, seolah-olah keberhasilan itu tanpa bantuan Allah, Allah menegaskan,
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila dia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a “ [Fusshilat; 51].

7. Sedangkan sikap pribadi mukmin ialah; dia akan berdo’a dikala lapang apalagi dikala sempit, dia akan berdo’a dikala sedang dan susah dan bila berhasil usahanya maka semakin tunduk kepada-Nya, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang ingin supaya dikabulkan do’anya diwaktu mendapat kesusahan, maka hendaklah dia banyak berdo’a diwaktu lapang” [HR. Turmuzi].

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah

Ada beberapa hal keutamaan do’a yaitu:
1. Mendapat penghargaan Allah
Diriwayatkan oleh Turmuzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak satupun yang lebih dihargai oleh Allah daripada do’a”.

2. Menjauhi Murka Allah
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang tidak memohonkan kepada Allah, maka Allah akan murka kepada-Nya”

3. Menangkal Taqdir Buruk
Diterima dari Aisyah, bersabda Rasulullah Saw, “Tidak mempan sikap berhati-hati terhadap taqdr, sedangkan dia itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh, bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh do’a, maka bergulatlah kedua mereka itu sampai hari kiamat” [HR. Bazzar, Turmuzi dan Hakim].

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Dalam berdo’a ada beberapa tata tertib yang harus dipatuhi bagi seorang muslim yaitu;

1. Mencari Yang Halal
Rasulullah bersabda kepada Saad bin Abi Waqqas, “Hai Saad, jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang makbul do’anya. Demi Allah yang nyawa Muhammad di tangan-Nya, jika seseorang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima do’anya selama 40 hari. Dan siapa juga hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka nerakalah lebih layak untuk melayaninya”.

2. Memperhatikan Saat Yang Tepat
Ada do’a yang dikabulkan Allah dikala berdo’a pada waktu-waktu dan tempat tertentu seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga terakhir dari malam hari, waktu sahur, ketika turun hujan, antara adzan dan iqamat, ketika sedang sujud [diluar shalat], saat memulai pertempuran, ketika dalam ketakutan atau berhiba hati.

3. Merendahkan Diri
Allah berfirman,

“Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan tidak mengeraskan suara, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas” [Al A’raf;55]. Menurut Ibnu Jarir, tadarru’ maksudnya ialah merendahkan diri dan pasrah mentaati-Nya. Sedangkan khufyah ialah dengan hati yang khusyu’ dan keyakinan yang sangat mengenal ke Esaan dan ke Tuhanan-Nya dalam hubungan antara kita dengan-Nya, jadi bukan dengan suara keras dan riya’.

4. Hal lain yang merupakan syarat dan tata tertib dalam berdo’a ialah; menghadap kiblat jika dapat, mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu, memulainya dengan memuji Allah dan shalawat Nabi, do’a yang tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturrahim, dengan keinginan yang pasti agar dikabulkan, memohon doa yang lebih baik, menghindari yang tidak baik terhadap diri dan keluarga, mengulangi do’a sampai tiga kali, memulai dari diri pribadi bila berdoa untuk orang lain, dan tidak menganggapnya lambat akan dikabulkan Allah, Rasulullah bersabda, ”Tentu do’a seseorang akan dikabulkan Allah selama orang tidak gegabah mengatakan, ”Saya telah berdo’a, tetapi do’a itu tidak juga dikabulkan Allah”.

“Dari Abi Sa’id Al Khudri, sesungguhnya Nabi Saw bersabda,”Tidak seorang muslimpun yang berdo’a dengan satu do’a yang didalam do’anya itu tidak terdapat unsur dosa, dan memutuskan kekerabatan, melainkan Allah akan memberinya dengan salah satu dari tiga kemungkinan ini;
1. mungkin akan dikabulkan do’anya itu di dunia ini,
2. mungkin akan dikabulkan di akherat nanti,
3. mungkin dia akan terhindar dari kejelekan yang serupa.
Para sahabat kemudian berkata,”Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a”, maka jawab Nabi,”Allah lebih banyak pemberian-Nya”[HR.Ahmad]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Imam Al Gazali menuntun kita tentang tata cara memanjatkan do’a dengan sepuluh macam adab yaitu;

1. Hendaknya menunggu-nunggu dan meneliti waktu-waktu yang mulia untuk memanjatkan do’a itu, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadan, hari Jum’at dan di tengah malam.

2. Hendaklah jangan menyia-nyiakan waktu-waktu dalam keadaan-keadaan yang dianggap mulia seperti disaat berkecamuk peperangan; setelah shalat fardhu, antara azan dan iqamat.

3. Hendaklah seseorang yang berdo’a itu dengan menghadap kiblat sambil mengangkat tangan.

4. Hendaklah memperlahankan suaranya yaitu diantara berbisik dan keras.

5. Jangan memaksa-maksa diri untuk membuat sajak [cara berpantun] dalam berdo’a itu.

6. Hendaklah dalam berdo’a itu disertai rasa rendah diri, khusu’, penuh harapan dan keinginan serta takut.

7. Supaya mempunyai ketetapan hati dalam berdo’a itu dan yakin bahwa pasti akan dikabulkan permohonannya. Oleh sebab itu, hendaklah besar pengharapannya bahwa do’anya itu akan terkabul.

8. Hendaklah bersungguh-sungguh atau memohonlah dengan sangat agar dikabulkan do’anya itu. Untuk itu baiklah diulangi sampai tiga kali dan jangan ingin diperlambat terkabulnya itu.

9. Mulailah berdo’a itu dengan mengucapkan zikir kepada Allah lebih dahulu dan jangan tergesa-gesa mengutarakan apa yang menjadi pemohonannya.

10. Mengerjakan adab bathiniah dan inilah yang merupakan pokok untuk dikabulkan. Caranya ialah dengan bertaubat, menghentikan kezhaliman, benar-benar menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

44. Lima Cara Memperlakukan Hati


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 23 September 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri panggilan Allah pada siang ini yaitu melaksanakan shalat jum’at yang merupakan sebagian kecil kewajiban yang harus kita lakukan, shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw , selaku Rasul Allah yang telah berjuang untuk menyelamatkan hidup manusia di dunia ini yang berpedomankan pada Al Qur’an dan Sunnahnya.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Kita semua tentu menyadari betapa banyak pribadi, keluarga, masyarakat, jamaah hingga bangsa dan negara yang tidak baik, amat jauh perjalanan hidupnya dari ketentuan yang digariskan oleh Allah SWT, bahkan bisa jadi kita termasuk orang yang demikian, semua itu berpangkal pada hati. Karena itu, hati memiliki kedudukan yang sangat penting. Baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada bagaimana keadaan hatinya, bila hatinya baik, maka baiklah orang itu dan bila hatinya buruk, buruklah orang itu. Rasulullah SAW bersabda:’’Ingatlah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah anggota tubuh dan apabila ia buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu hati harus kita perlakukan dengan baik dalam kehidupan ini. Melalui khutbah pada pagi ini akan kita bahas paling tidak lima hal yang harus kita perlakukan terhadap hati kita masing-masing.
Pertama, hati harus dibuka dan jangan sampai kita tutup. Yang menutup hati biasanya orang-orang kafir sehingga peringatan dan petunjuk tidak bisa masuk ke dalam hatinya, Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS Al-Baqarah [2]:6-7)
Itu sebabnya, ketika Umar bin Khaththab menutup hatinya dari petunjuk ia menjadi kafir bahkan sangat membenci Rasulullah SAW hingga bermaksud membunuhnya, namun ketika hati sudah dibuka dengan mudah petunjuk bisa masuk ke dalam hatinya yang membuatnya tidak hanya beriman tapi amat mencintai Rasulullah SAW. Hal yang amat berbahaya bila hati tertutup selain petunjuk dan nasihat tidak bisa masuk, keburukan yang ada di dalam hati juga tidak bisa keluar sehingga meskipun kita tahu bahwa itu buruk amat sulit bagi kita untuk mengeluarkan atau membuangnya. Ibarat ruangan, bila kita buka pintu dan jendelanya, maka udara kotor bisa keluar dan udara bersih bisa masuk sehingga akan kita rasakan kesegaran jiwa. Berbagai bencana yang kita nilai dahsyat dalam kehidupan kita di dunia ini bisa kita pahami sebagai bentuk upaya menggedor hati manusia

agar mau membukanya dan mengakui kebesaran Allah SWT, namun ternyata hati yang tertutup rapat tetap saja tidak terbuka, mereka hanya mengatakan hal itu sebagai fenomena alam.
Memperlakukan hati yang Kedua adalah dibersihkan. Seperti halnya badan dan benda-benda, hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan debu, hati menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan kesukaannya kepada hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci. Oleh karena itu, bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan terbaik adalah bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah SAW bersabda:
Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran yang membuat manusia menjadi hina, Allah SWT berfirman:

Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).

Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Ketiga, cara memperlakukan hati adalah harus dilembutkan. Kelembutan hati merupakan sesuatu yang amat penting untuk dimiliki, hal ini karena dengan hati yang lembut, hubungan dengan orang lain akan berlangsung dengan baik dan ia mudah menerima nilai-nilai kebenaran. Kelembutan hati akan membuat kita memandang dan menyikapi orang lain dengan sudut pandang kasih sayang sehingga bila ada orang lain mengalami kesulitan hidup, ingin rasanya kita mengatasi persoalan hidupnya, ketika kita melihat orang susah, ingin sekali kita mudahkan, tegasnya kelembutan hati menjauhkan kita dari rasa benci kepada orang lain meskipun ia orang yang tidak baik, karena kita pun ingin memperbaiki orang yang belum baik.

Salah satu yang harus kita waspadai yang menyebabkan hati menjadi keras sehingga kita menjadi semakin jauh dari Allah SWT adalah berbicara yang tidak baik dan tidak benar, hal ini karena ketika bicara kita demikian lalu ada orang lain menegur, meluruskan atau menasihati, kita cenderung mempertahankan dan membela diri atas pembicaraan kita yang tidak benar itu sehingga tanpa kita sadari kita pun memiliki hati yang menjadi keras, Rasulullah SAW bersabda:
Janganlah kalian banyak berbicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah. Karena banyak bicara yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah akan membuat hati keras. Sementara manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras (HR. Tirmidzi).

Untuk bisa melembutkan hati, kita bisa melakukannya dengan banyak cara, di antaranya menyayangi anak yatim dan orang-orang miskin. Dalam satu hadits disebutkan: Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullah SAW seraya melaporkan kekerasan hatinya, maka beliau menasihatinya: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makanan kepada orang miskin” (HR. Ahmad).
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]:74).
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.

Keempat, hati harus disehatkan. Jasmani yang sehat membuat kita memiliki gairah dan semangat dalam menjalani kehidupan dan makanan yang lezat bisa kita nikmati. Namun bila jasmani sakit tidak ada gairah hidup dan makanan yang enak tidak antusias bagi kita untuk memakannya dan bila kita makan pun tidak kita rasakan kelezatannya. Begitu pula halnya dengan hati,bila hati sakit kita tidak suka pada kebaikan dan kebenaran. Islam merupakan agama yang nikmat, namun bagi orang yang hatinya sakit tidak dirasakan kenikmatan menjalankan ajaran Islam kecuali sekadar menggugurkan kewajiban. Hati yang sakit biasanya dimiliki oleh orang munafik, mereka nyatakan beriman tapi sekadar di lisan, mereka laksanakan kebaikan termasuk shalat tapi maksudnya adalah untuk mendapatkan pujian orang, karena itu tidak mereka rasakan nikmatnya beribadah dan berbuat baik. Allah SWT berfirman:

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS Al-Baqarah [2]:8-10)
Karena itu, orang munafik akan mengalami penyesalan yang amat dalam disebabkan keburukan yang mereka sembunyikan di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:

Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS Al-Maidah [5]:52

Kelima, ditajamkan. Hati harus kita asah hingga menjadi seperti pisau yang tajam. Pisau yang tajam akan mudah memotong dan membelah sesuatu. Bila hati kita tajam akan mudah pula membedakan mana haq dan mana yang bathil, bahkan perintah pun tidak selalu harus disampaikan dengan kalimat perintah, dengan bahasa isyarat saja sudah cukup dipahami kalau hal itu merupakan perintah yang harus dilaksanakan. Nabi Ibrahim dan Ismail as merupakan di antara contoh orang yang memiliki ketajaman hati sehingga perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail cukup disampaikan melalui mimpi dan Ismail menangkap hal itu sebagai perintah ketika Nabi Ibrahim menceritakannya, padahal Nabi Ibrahim tidak menyatakan bahwa hal itu merupakan perintah dari Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Sumber
Khutbah Idul Fitri 1432 H
Lima Cara Memperlakukan Hati
dakwatuna.com 24/8/2011 | 25 Ramadhan 1432 H | Hits: 3.217
Oleh: Drs. Ahmad Yani

43. Interaksi Muslim dengan Islam


Khutbah Jum'atDrs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawarah
Pasar Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 26 Agustus 2011

اَلْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”[Ali Imran 3;79].

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri panggilan Allah pada siang ini yaitu melaksanakan shalat jum’at yang merupakan sebagian kecil kewajiban yang harus kita lakukan, shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw , selaku Rasul Allah yang telah berjuang untuk menyelamatkan hidup manusia di dunia ini yang berpedomankan pada Al Qur’an dan Sunnahnya.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Idealnya seorang muslim adalah mereka yang hidup dalam islam secara kaffah [Al Baqarah 2;208] yaitu sikap hidup mengislamkan seluruh aktivitasnya serta memahami islam secara integral.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Muslim yang baik adalah mereka yang tershibghah atau terwarnai oleh nilai-nilai Ilahiyyah [ Al Baqarah 2;138] sehingga tidak ada lagi muslim yang bersifat nifaq, syirik, fasiq dan zhalim.

Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Pribadi yang mengislamkan aqidah, ibadah, akhlak, sosial, politik, ekonomi, budaya dan seluruh asfek kehidupannya. Pribadi Rabbani bukanlah orang yang hanya berbekal semangat yang menggebu-gebu, mereka adalah orang-orang yang siap berinteraksi dengan Al Qur’an [3;79].

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Infiltrasi Pemikiran Asing
- Kebencian orang kafir terhadap ummat Islam;
“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”[Al Baqarah 2;120]

- Islam selalu diperangi selama duapuluh empat jam
“…mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”[Al Baqarah 2;217].

- Dampak Infiltrasi Pemikiran asing:
a. Terserang penyakit wahn, yaitu penyakit terlalu cinta dan terlalu takut dengan kematian.
b. Ummat Islam manjadi lemah

         
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”[Ali Imran 3;139]

- Penangkalnya;
a. Imunitas yaitu kekebalan;
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”[Al Anfal 8;30]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
b. Membina ummat dengan da’wah;
Ustadz Hasan Al Banna seorang ulama Mesir berkata ,”Bila anda ingin membangun ummat sebagaimana ummat dizaman Rasul maka bina dan bangunlah sebagaimana cara beliau membangun ummat itu”

Ustadz Rasul Sayyaf, seorang tokoh Mujahidin Afghanistan beberapa tahun silam pernah berkata, tentang kenapa para mujahidin Afghanistan berpecah ,”Kita bukannya tidak mau bersatu, kita mau dan ingin bersatu, namun upaya kita agaknya masih kalah dengan upaya lawan untuk memecah belah kita”

Interaksi Muslim dengan Islam
Seorang muslim harus berinteraksi dengan islam melalui hatinya sehingga terujud qalbun salim yaitu hati yang sehat, [26;88-89].
“ (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”

Interaksi muslim melalui fisiknya dengan islam sehingga siap untuk memanggul senjata dan beban jihad untuk membela agama Allah [9;106].
“dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah;
Selayaknya kita berupaya berinteraksi dengan islam dalam kehidupan sehari-hari baik melalui ibadah, pemikiran ataupun aktivitas lainnya sehingga nilai kaffah bisa kita peroleh, demikian pula halnya kita tercelup hendaknya dengan nilai-nilai Ilahiyyah tersebut sebagai ujud taqwa kita kepada Allah, jadi pelajaran hendaknya bagi yang punya hati nurani, [Mdr, 2009]


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ

42. Sifat-sifat Orang Beriman


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 5 Agustus 2011

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka”[Al Anfal 8;2-3].

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kalaulah ada sebuah mutiara yang dimiliki oleh seseorang maka dia akan menjaga mutiara itu dengan sebaik-baiknya, diletakkan dalam sebuah kotak, kotak tadi dibungkus lalu dimasukkan pada sebuah laci, laci itu dalam lemari, lemari ada dalam kamar, kamar dikunci, rumahpun dikunci dengan kuat, sampai pintu gerbangpun kadangkala ada satpam yang menjaganya. Mutiara itu adalah iman yaitu sebuah harta yang tidak terhingga harganya bagi mereka yang mengerti tentang pentingnya iman.

Tidak semua orang mendapat hidayah iman, mereka adalah orang-orang pilihan Allah, disamping mereka berupaya mencari dan mengharapkan juga kemurahan Allah kepadanya. Bagaimana Fir’aun yang hidup bersama Nabi Musa dan isterinya Asyiyah tapi dia tidak tersentuh oleh iman, Abu Thalib dengan kemampuannya telah mengamankan da’wah Rasulullah tapi ketika diminta oleh beliau untuk mengucapkan kalimat iman saat mau meninggal, dengan gelengan kepala dia menolak, lihat bagaimana anak Nabi Nuh, isteri Nabi Luth, ayah Nabi Ibrahim bahkan tidak sedikit anak-anak kiayi yang jadi murtad, juga tidak kurang banyaknya keturunan penjahat jadi pahlawan kebenaran ketika hidayah iman menyeruak ke kalbunya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Orang yang telah dihinggapi oleh hidayah imanpun dalam segala tindakan, sikap dan sifatnya berbeda dengan orang-orang kafir, munafiq, fasiq dan zhalim. Inilah sebagian kecil sifat-sifat orang-orang beriman yang digambarkan Allah dalam beberapa ayat;

Pertama, orang beriman itu, apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya, artinya dia resfon terhadap segala aturan yang diberikan Allah. Getaran hati akan menjalar ke dalam seluruh tubuh, memberikan kesadaran kepada seluruh anggota tubuh untuk memikul beban sehingga meringankan untuk berzikir, berfikir dan beramal dalam seluruh kehidupannya. [Al Anfal 8;2]

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”
.
Kedua, orang beriman itu apabila dibacakan ayat-ayat Allah semakin bertambah imannya, sehingga tilawah Al Qur’an merupakan kebutuhannya, sebagaimana Rasulullah satu ketika berkata kepada Ibnu Mas’ud,”Bacakan untukku Al Qur’an!” Ibnu Mas’ud menjawab,”Bagaimana aku membacakan Al Qur’an kepadamu padahal dia diturunkan kepadamu?”, Rasul menjelaskan,”Imanku bertambah dikala Al Qur’an dibacakan oleh orang lain untukku”. [8;2]

Ketiga, orang beriman itu hanya kepada Allah dia bertawakkal, yang dimaksud tawakal adalah menyerahkan segala hasil usaha kepada Allah setelah optimal berikhtiar.
Satu ketika seorang sahabat Rasul datang kepada beliau, Nabi bertanya,”Dengan apa engkau kemari ?” dia menjawab,”Dengan unta ya Rasulullah!”, “mana untamu ?” tanya beliau, dijawab,”Itu diluar saya lepaskan dan saya tawakkal kepada Allah, bila Dia berkenan unta saya tidak kemana-mana, bila Allah berkehendak juga dia akan hilang”, Rasul kemudian menjelaskan,”Itu namanya bukanlah tawakkal, ikat dahulu untamu dengan erat baru tawakal”. [8;3]

Keempat, orang-orang beriman itu menafkahkan sebagian rezekinya untuk jalan Allah [8;4] karena dia yakin bahwa rezeki mereka di dalamnya ada hak fakir miskin, anak yatim dan kepentingan ummat islam lainnya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kelima, orang yang mengaku beriman kepada Allah mereka betul-betul beriman kepada Ilah dan Rasul-Nya tanpa setengah-setengah. Keimanan kepada Allah menjadikan mereka wajib pula beriman kepada Rasul, demikian pula sebaliknya bila beriman kepada Rasul pasti beriman kepada Allah [An Nur 24;51]

. "Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Keenam, sifat orang beriman itu adalah mempercayai rukun iman tanpa ragu-ragu sejak dari beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat dan qadar/qada tanpa sedikitpun mereka menguranginya. Keimanan kepada rukun iman ini akan membuahkan pengorbanan, jihad dan amal shaleh [Al Baqarah 2;25].

”Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.

Ketujuh, sifat orang beriman itu siap berjihad dengan harta benda dan jiwa raga mereka di jalan Allah [Al Hujurat 49;15],

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”

Jihad inilah yang menghidupkan ghirah dan hamasah [kecemburuan dan semangat] berislam. Sayid Qutb berkata,”Tegaknya islam karena jihad dan runtuhnya islam karena meninggalkan jihad”,

Itulah cerminan seorang mukmin yang terletak sejauh mana dia mengaplikasikan amal-amalnya dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar ucapan bibir, denyutan hati nurani tapi juga amal shaleh.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Mari kita jaga mutiara ini, karena dia adalah milik berharga bagi mukmin, biarlah tidak punya apa-apa di dunia ini asal memiliki iman yang istiqamah, biarlah putus hubungan kerja tapi jangan putus iman, bila hal ini terjadi rasanya tidak ada artinya hidup kita di dunia ini. Itulah sebabnya Rasulullah selalu berdo’a kepada Allah,”Ya Muqallabil qulub, tsabbit qalbi ala dinik, wahai Allah yang membolak-balik hati ini, tetapkanlah kokoh hatiku ini pada agamamu”. [Mdr, 2009].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

41. Amal-amal Selama Di Bulan Ramadhan


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 29 Juli 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلىَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة: 183)

“Hai ORang-ORang yang beRiman, diwajibkan atas kamu beRpuasa sebagaimana diwajibkan atas ORang-ORang sebelum kamu agaR kamu beRtaqwa”. (QS. Al-BaqaRah:183)

Kembali kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sebagai bekal hidup kita mengarungi dunia ini agar selamat di dunia dan di akherat, semoga kita mampu mengujudkan syukur itu dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, sebagai nabi dan rasul penutup risalah ini.

Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,

Ramadhan punya makna tersendiri di hati umat Islam. Bulan ini adalah bulan rihlah ruhaniyah (wisata rohani). Umat Islam melepas belenggu materialisme dunia dengan menghidupkan dunia ruhiyah. Sebulan penuh umat Islam menjalani proses tadzkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Sebulan penuh umat Islam melakukan riyadhatur ruhiyah (olah rohani).
Sebulan penuh umat Islam bagai ulat dalam kepompong Ramadhan. Diharapkan di akhir Ramadhan kondisi rohani mereka secantik kupu-kupu. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]
Amal-amal apa saja yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan agar kita bisa memperoleh derajat takwa?

1. Berpuasa (Shiyam)
Amal yang utama di bulan Ramadhan tentu saja berpuasa. Hal ini diperintahkan Allah swt. dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 183-187. Karena itu, agar puasa kita tidak sia-sia, perdalamlah wawasan kita tentang puasa yang benar dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya. Sebab, puasa bukan sekadar tidak makan dan tidak minum. Tapi, ada rambu-rambu yang harus ditaati.
Kata Rasulullah saw., “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yagn semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)

Jangan pernah tidak berpuasa sehari pun tanpa alasan yang dibenarkan syariat.
Meninggalkan puasa tanpa uzur adalah dosa besar dan tidak bisa ditebus meskipun orang itu berpuasa sepanjang masa. “Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshah atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. At-Turmudzi)

Jauhi hal-hal yang dapat mengurangi dan menggugurkan nilai puasa Anda. Inti puasa adalah melatih kita menahan diri dari hal-hal yang tidak benar. Bila hal-hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka nilai puasa kita akan berkurang kadarnya. Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah (hakikat) puasa itu sekadar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan perbuatan sia-sia dan kata-kata bohong.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah saw. juga berkata, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktikkanya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Semua itu tidak akan bisa kita lakukan kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam melaksankannya. Dengan begitu, puasa yang kita lakukan menghasilkan ganjaran dari Allah berupa ampunNya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Salah satu bentuk kesungguhan dalam berpuasa adalah, melakukan makan sahur sebelum tiba waktu subuh. Rasulullah saw. menerangkan, “Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, meskipun hana dengan seteguk air. Alah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.”
Selain sahur, menyegerakan berbuka ketika magrib tiba, juga bentuk kesungguhan kita dalam berpuasa. “Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai olehNya ialah mereka yang menyegerakan berbuka puasa,” begitu kata Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberi contoh bersegera berbuka puasa walaupun hanya dengan ruthab (kurma mengkal), tamar (kurma), atau seteguk air. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

2. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)
Al-Qur’an diturunkan perama kali di bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah saw. lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain. Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.
Buat target. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca Al-Qur’an dalam sebulan, maka di bulan Ramadhan kita bisa memasang target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz atau surat tertentu. Ini bisa dijadikan program unggulan bersama keluarga.

3. Memberikan makanan (Ith’amu ath-tha’am)
Amal Ramadhan yang juga dianjurkan Rasulullah saw. adalah memberikan santapan berbuka puasa kepada orang-orang yang berpuasa. “Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Turmudzi dan An-Nasa’i)
Sebenarnya memberi makan untuk orang berbuka hanyalah salah satu contoh bentuk kedermawanan yang ingin ditumbuhkan kepada kita. Masih banyak bentuk sedekah yang bisa kita lakukan jika kita punya kelebihan rezeki. Peduli dan sigap menolong orang lain adalah sifat yang ingin dilatih dari orang yang berpuasa.

4. Perhatikan kesehatan
Berpuasa adalah ibadah mahdhah. Tapi orang yang berpuasa juga sebenarnya adalah orang yang peduli dengan kesehatan. Makanya Rasulullah saw. berkata, “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.” Tak heran jika selama berpuasa Rasulullah saw. tetap memperhatikan kesehatan giginya dengan bersiwak, berobat dengan berbekam, dan memperhatikan penampilan, termasuk tidak berwajah cemberut.

5. Jaga keharmonisan keluarga
Puasa adalah ibadah yang khusus untuk Allah swt. Tapi, punya efek yang luas. Termasuk dalam mengharmoniskan hubungan keluarga. Jadi, berpuasa bukan berarti menjauh dari istri karena taqarrub kepada Allah sepanjang malam. Bukan juga tiada hari tanpa i’tikaf. Rasulullah saw. berpuasa, tapi juga memenuhi hak-hak keluarganya.
Dalam praktik keseharian, hanya di bulan Ramadhan kita bisa makan bersama secara komplit sekeluarga, baik ketika berbuka atau sahur. Di bulan lain hal ini sulit dilakukan. Keharmonisan keluarga juga bisa kita dapatkan dari shalat berjamaah dan tadarrus bersama.

6. Berdakwah
Selama Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah yang luas. Karena, siapapun di bulan itu kondisi ruhiyahnya sedang baik sehingga siap menerima nasihat. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini. Rasulullah saw. bersabda, barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.
Jika mampu, jadilah pembicara di kultum ba’da sholat zhuhur,ashar, dan subuh di musholah atau masjid. Bisa juga menjadi penceramah di waktu tarawih. Jika tidak bisa berceramah, buat tulisan. Sebarkan ke orang-orang yang Anda temui. Jika tidak bisa, bisa mengambil artikel-artikel dari majalah, fotocopy, lalu sebarkan. Insya Allah, berkah.
Ini sebenarnya hanyalah langkah awal bagi kerja yang lebih serius lagi. Dengan melakukan hal-hal sederhana seperti di atas, sesungguhnya Anda sedang melatih diri untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain. Kata Rasulullah saw., mukmin yang baik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

7. Shalat Tarawih (Qiyamul Ramadhan)
Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Rasulullah saw., karena khawatir akan dianggap menjadi shalat wajib, melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat tidak sepanjang Ramadhan. Ada yang meriwayatkan hanya tiga hari. Saat itu Rasulullah saw. melakukannya secara berjamaah sebanyak 11 rakaat dengan bacaan surat-surat yang panjang. Tapi, di saat kekhawatiran akan diwajibakannya shalat tarawih sudah tidak ada lagi, Umar bi Khattab menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih adalah 21 atau 23 rakaat (HR. Abdur Razzaq dan baihaqi).
Ibnu hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i berkata, “Beberapa riwayat yang sampai kepada kita tentang jumlah rakaat shalat tarawih menyiratkan ragam shalat sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Kadang ia mampu melaksanakan shalat 11 rakaat, kadang 21, dan terkadang 23 rakaat, tergantung semangat dan antusiasmenya masing-masing. Dahulu mereka shalat 11 rakaat dengan bacaan yang panjang sehingga mereka bertelekan dengan tongkat penyangga, sedangkan mereka shalat 21 atau 23 rakaat, mereka membaca bacaan-bacaan yang pendek dengan tetap memperhatikan masalah thuma’ninah sehingga tidak membuat mereka sulit.”Jadi, silakan Anda qiyamul ramadhan sesuai dengan kadar kemampuan dan antusiasme Anda.

8. I’tikaf
Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
Mudah-mudahan Anda bukan dari golongan yang kebanyakan itu.

9. Lailatul Qadar
Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga
untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kenapa? Karena, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.

10. Umrah
Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya akan berlipat-lipat. Rasulullah saw. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara denagn haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)

11. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum hari Ramadhan berakhir oleh umat Islam, baik lelaki-perempuan, dewasa maupun anak-anak. Tujuannya untuk mensucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu fakir miskin.

12. Perbanyaklah Taubat
Selama bulan Ramadhan Allah swt. membukakan pintu ampunan bagi hamba-hambanya dan setiap malam bulan Ramadhan Allah membebaskan banyak hambaNya dari api neraka. Karena itu, bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kembali ke fitrah kita.

13.Membayar zakat Mal/zakat harta.
Orang yang memperhitungkan zakatnya sejak dari akhir Ramadhan tahun lalu, maka zakat mal dihitung pada bulan Ramadhan ini. Zakat profesi, zakat perdagangan dan zakat emas dan perak dll.

14.Memperbanyak berdoa
Selama berpuasa, jangan lupa berdoa. Doa yang banyak. Sebab, doa orang yang berpuasa mustajab. Ini kata Rasulullah saw., “Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah doa orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)

Sumber;
Mochamad Bugi, Amal-amal Selama Di Bulan Ramadhan, Eramuslim,com.12/9/2007 | 29 Sya'ban 1428 H

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.