Senin, 02 Juli 2012

32. Memperkokoh Persatuan


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 11 Februari 2011

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

”Dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian, setelah datang bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang akan mendapatkan siksa yang besar” [Ali Imran 3;105].

Hadirin, jama’ah jum’at yang mulia,
Ujud ketundukan dan ketaatan seorang muslim kepada Allah adalah selalu menyanjungkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan kepadanya yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada Muhammad Saw, Nabi akhir zaman yang telah menunjukkan makna hidup dan kehidupan ini kepada ummat manusia untuk dijadikan pedoman hingga akhir zaman.

Kemudian khatib mengajak diri sendiri dan jamaah jum'at semuanya untuk meningkatkan iman dan taqwa serta memperbanyak amaliyah ibadah dalam setiap detik kehidupan kita sehingga tidak ada peluang bagi kita untuk berbuat dosa, maksiat dan kesalahan, semoga.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,

Sebelum kedatangan Rasulullah Saw sebagai penyampai risalah kebenaran dari Allah Swt, ibarat suluh yang menembus kegelapan, zaman itu disebut dengan zaman kebodohan. Bodoh bukan berarti dalam seala hal, dalam ilmu pengetahuan, perdagangan atau sastra.

Kebodohan yang mereka anut adalah kebodohan dalam bidang aqidah dan kemanusiaan. Batu tak berdaya mereka angkat sebagai sembahan, hutang darah dibayar dengan darah, hutang nyawa tebusannya nyawa, istilah maaf tidak ada dalam kamus mereka. Antara suku satu dengan suku lainnya terjadi permusuhan dan saling dengki, rasa kebencian antara satu dengan lainnya disebabkan perbedaan tempat lahir dan kabilah.

Peristiwa diatas terukir dalam surat Ali Imran pada ayat 103
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Maka pada saat da’wah Islam tersiar, yang tampak adalah manusia sama derajatnya, kabilah, suku, keturunan hidup berdampingan, betapapun besar perpecahan, perselisihan, permusuhan bahkan peperangan, dengan nikmat Allah berupa agamanya Islam, maka api yang berkobar sirna dengan turunnya tetesan nikmat Allah, selamatlah ummat dari bahaya perpecahan, permusuhan dan peperanganpun bertukar menjadi ummat bersaudara, berkasih-kasihan dan cinta mencintai, Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 10

”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat” [Al Hujurat;10].

Andaikata terjadi perpecahan dan perselisihan, maka kewajiban bagi mukmin lainnya untuk mendamaikan, bukan malah menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar. Allah sangat keras ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan, firman Allah;

”Dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian, setelah datang bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang akan mendapatkan siksa yang besar” [Ali Imran 3;105].

Nyatalah ummat Islam diwajibkan bersatu, dilarang berpecah belah. Bersatu bukan asal bersatu saja, akan tetapi tetap bersatu dengan berpegang teguh kepada tali Allah.[49;12]
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Rasulullah menyampaikan risalah kebenaran kepada ummat manusia pada satu sisi agar ummat hidup dalam perdamaian, saling tolong menolong dan hidup harmonis karena permusuhan bukanlah ummat yang terbaik. Dalam surat Ali Imran ayat 103 Allah berfirman,
”Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah ketika kamu dahulu masa jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hati kamu. Lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang bersaudara...”

Suatu hal yang lumrah kalau manusia diciptakan Allah dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa bangsa serta berlainan partai serta golongan. Itu semua realitas kejadian manusia sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujurat 49;13 yang artinya,

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa an bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa...”

Allah berfirman dalam Al Hujurat ayat 10,
”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu tidak lain dan tidak bukan adalah satu saudara. Sebab itu damaikanlah diantara dua saudaramu yang bertikai....”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Imam Al Gazali mengibaratkan persatuan ummat Islam bahkan kesatuan bangsa Indonesia dapat kita ibaratkan seperti lima jari pada sebuah tangan ;

1. Ibu jari adalah simbul penguasa atau umara/ pemerintah yang punya tugas mengayomi, membina, membimbing dan mensejahterakan rakyatnya. Tidak ubahnya sebagai seorang itu, keadilan akan ditegakkan walaupn yang melakukan orang terpandang, kebenaran akan dibela meskipun penguasa atau pemerintah.

2. Jari telunjuk adalah para hartawan yang dermawan, dengan hartanya dia mampu menunjuk bangunan yang terbengkalai, fakir miskin dan anak yatim dapat dia bantu. Hartawan yang dermawanlah yang dapat berperan sebagai jari telunjuk untuk menjalin kasih sesama ummat bukan hartawan yang kikir lagi bakhil.

3. Orang yang dilambangkan dengan jari tengah adalah para ulama yang berperan sebagai penyampai denyut nadi ummat melalui fatwanya yang berdasarkan Al ur’an dan Hadits. Letaknya di tengah mempunyai makna yang dalam artinya. Dia tidak boleh terlalu rapat dengan penguasa dan terlalu kental dengan orang kaya. Karena kehadirannya membela kepentingan rakyat dan ummat serta menegakkan kebenaran dengan ajaran Allah. Kalau dia terlalu dekat dengan penguasa dan oranga kaya dapat mengaburkan misi yang diembannya, apalagi dia rela diperalat sehingga fatwa yang disampaikannya sesuai dengan pesan sponsor dari penguasa dan konglomerat.

4. Jari manis adalah keindahan. Letak cincin berlian disini. Dia ibarat pemuda yang dihiasi dengan berbagai keindahan cita-cita dan harapan, baik orang tua, agama maupun bangsa. Kehadirannya di tengah masyarakat harus bermanfaat bagi kelansungan hidup suatu bangsa melalui bidang pendidikan atau keterampilan yang dimiliki.

5. Jari yang terakhir adalah kelingking. Kedudukannya pada urutan terakhir dan bentuknyapun paling kecil di bandingkan dengan jari lain. Tapi perannya tidak dapat diabaikan begitu saja. Dia adalah kaum ibu dan wanita. Posisinya bukan hanya segi tiga; dapur, kasur dan sumur saja, tapi pada zaman sekarang telah merambah ke dunia yang pada umumnya dilakukan oleh lelaki. Satu sisi dia disebut dengan wanita yang berperan ganda.

Allah memperingatkan kita agar satu dan padu;
”Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” [Ali Imran 3;105].

Peringatan Allah dalam surat Ar Rum 30;32;
“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.[Mdr, 2009].


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم



Tidak ada komentar:

Posting Komentar