Selasa, 10 Juli 2012

35. Menyelami sang Pencipta


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Huda
Jorong Balai Pandan Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 15 April 2011

اَلْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

”Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia Telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir” [Al An’am 6;130]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Ujud ketundukan seorang muslim kepada Allah adalah selalu menyanjungkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepadanya karena tanpa nikmat itu hidup kita tidak berarti, apalagi nikmat iman dan islam yang merupakan nikmat terbesar dari Allah Swt, semoga kita mampu membuktikan syukur itu dalam amaliyah ibadah yang kita lakukan.

Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, Nabi akhir zaman yang telah menunjukkan kepada dunia tentang kebebasan hidup untuk memilih dan meraih kebenaran hakiki yaitu Al Islam, dengan tidak melupakan para syuhada', para sahabat dan keluarga dan kaum kerabat beliau hingga akhir zaman.

Dari mimbar ini khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, yang diiringi amaliah ibadah sehari-hari yang merupakan implementasi rasa syukur kepada-Nya. Adapun tema khutbah pada hari ini adalah, "MENYELAMI SANG PENCIPTA''

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Seseorang yang mengenal Allah Swt pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia berada di atas dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia.
Sebaliknya seseorang yang tidak mengenal Allah, tentu ia akan terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia [6;130] yang pada gilirannya ia habiskan umurnya untuk mencari dunia, menikmatinya layaknya seperti binatang saja [Muhammad 47;12].
”Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.”

Jalan Untuk Mengenal Allah
Tidak sedikit ummat manusia yang keliru mencari Khaliqnya sehingga hidupnya berada dalam kesesatan, jauh dari nilai agama yang benar bahkan mengambil berhala, batu, jin, manusia dan malaikat sebagai Tuhannya, segala bentuk isme dianut sehingga menenggelamkannya kepada kebinasaan. Ada dua jalan untuk mengenal Allah swt dengan baik yaitu;

Pertama, mengenal Allah melalui akal, banyak ayat Al Qur’an yang menggugah kita untuk berfikir [Ar Ra’du 13;3]
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Bahkan Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam kelak [Al A’raf 7;179]
“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Ayat-ayat Allah yang dapat kita saksikan juga ada dua yaitu;
Ayat-ayat Kauniyyah
Yaitu fenomena alam yang nampak seperti terjadinya alam
1. sesuatu yang terjadi pasti ada yang menciptkannya [52;35],
2.fenomena kehendak yang tinggi misalnya alam ini teratur rapi dan
seimbang berarti yang Maha agung yang menghendaki demikian [67;3],
3.fenomena kehidupan yaitu kehidupan di dunia ini terjadi dari berbagai jenis
dan bentuknya [24;25]
4.berarti disana ada yang menjadikan dan membentuknya, menentukan
rezekinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya [29;20],
5.fenomena petunjuk dan ilham seperti ketika kita memperhatikan alam
disana ada petunjuk dari Allah, bagaimana seorang bayi yang baru lahir
bisa mencari susu ibunya, siapa yang mengajar bayi tersebut ?
Seekor ayam betina untuk menetaskan telur yang sedang dieramnya dia selalu membolak-balik telur itu agar rata pengeramannya, siapa yang mengajar ayam berbuat demikian? fenomena pengabulan do’a yaitu suatu hal yang logis kalau manusia ditimpa musibah dia berdo’a dan do’anya itu dikabulkan oleh Allah [17;67].

Ayat – ayat Qur’aniyyah
Yaitu ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Qur’an berupa ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan yang lengkap merupakan mu’jizat yang menunjukkan adanya Allah
1.sampai kini tidak ada manusia yang mampu menandinginya [2;23],
2.pemberitaan Al Qur’an tentang manusia lampau seperti tentang kaum ‘Ad dan Tsamud. Pemberitaan Al Qur’an tentang kejadian-kejadian yang akan datang persis seperti yang dikatakan Al Qur’an seperti tentang kekalahan bangsa Persia atas bangsa Romawi [30;1-3].
3.Penemuan ilmiah yang tidak mungkin ditemukan oleh seseorang umum, tidak pernah belajar, tidak bisa membaca dan menulis, seperti pemberitaan Al Qur’an yang mulanya bumi dan langit satu kemudian terpisah dari langit [21;30].

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Kedua, mengenal Allah lewat memahami asma ul husna, yaitu nama-nama Allah yang baik seperti ;
1.Allah sebagai Rabb [Al Mukmin 40;62],
“yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka Bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?”

2.Allah sebagai Penguasa Raya [An Nas 114;2]
“Raja manusia.

3.Allah sebagai Ilah yang wajib disembah [Thaha 20;14].
“ Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Hal-Hal Yang Menghalangi Ma’rifatullah
Ada beberapa hal yang menghalangi manusia untuk mengenal Allah yaitu;

Pertama, terhalangnya ma’rifatullah bagi seorang hamba dikarenakan hanya menyandarkan segala sesuatu itu kepada panca indra [Al Baqarah 2;55] dengan alasan karena Allah tidak teraba dan tidak terasa sehingga mereka mengingkari keberadaannya.
”Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya".

Kedua, karena kesombongan, Abu Thalib dan Abu Jahal, satu ketika mereka ditanya oleh seseorang sahabat Nabi tentang kebenaran Islam, maka Abu Jahal menjawab,”Seandainya islam ini turun bukan kepada Muhammad maka sungguh sayalah orang pertama yang memperjuangkan dan mempertahankannya, lantaran karena kepada Muhammad, nanti dulu !”

Demikian pula halnya Heraklius, sudah mengakui kebenaran wahyu Ilahi, bahkan dia pernah berkomentar,”Seandainya Muhammad datang kemari maka akan aku sembah kakinya”, ketika hal itu dia sampaikan kepada pengikutnya, maka para pendeta berkata,”Hai Heraklius, bila anda ingin beriman kepada agama yang dibawa Muhammad, silahkan tapi tinggalkan istana….” Waktu itu Heraklius berkilah “Ah, tidak, saya hanya menguji kalian, sampai dimana loyalitas kalian kepada saya”.
Fir’aun, Haman, Qarun, Namrudz dan tokoh-tokoh sombong lainnya menentang Islam karena kecongkakan mereka.

Ketiga, karena bodoh mereka sehingga tidak tahu mana yang hak dan mana yang bathil , tidak bisa membedakan yang haram dan mana yang halal, yang dibolehkan dan mana yang dilarang oleh agama islam [Al Baqarah 2;188]
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Keempat, yang menyebabkan manusia terhalang untuk mengenal Allah dengan baik adalah karena lengah dan lalainya sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anbiya ayat 1-2
”Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,”

Kelima, yang menyebabkan manusia tidak dapat mengenal-Nya dengan baik karena ragu-ragu dengan kebenaran [Al An’am 6;109-110]

”Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah." Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Keenam, yang menyebabkan manusia tidak dapat mengenal kepada Allah sebagai Khaliqnya karena taqlid [Al Maidah 5;104] yaitu menerima secara bulat informasi dari orang lain tanpa mau menelaahnya, sehingga terjadilah sesat menyesatkan.
”Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Demikian pentingnya kita mengenal Allah sebagai Ilah yang wajib disembah, dicintai, ditaati, dikagumi, disyukuri karunianya sehingga menambah kemantapan posisi iman kepada Allah, para hukama dengan bijaksana telah memberikan pedoman, tidaklah kita jauh-jauh belajar tapi selidiki saja apa yang didalam tubuh manusia “Man ’arafa nafsah faqad ’arafa robbah ” Barangsiapa yang mengenal dengan baik dirinya sendiri niscaya dia akan mengenal dengan baik siapa Tuhannya” , wallahu a’lam, [Mdr, 2009]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar