Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Nurul
Yakin
Jorong Cubadak
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 27 Desember 2013.M / 23 Syafar 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّابَعْدُ؛؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا
اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:
’”Sesungguhnhya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang
menciptakan langit dan bumi dengan cendrung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang menserikatkan Allah” [Al An’am 6;79]
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya
kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung
nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri
maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya
bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah
nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup
dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas
nikmat tersebut.
Shalawat dan
salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan
orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah.
Khatib
mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan taqwa sebagai bekal untuk
memasuki kehidupan yang pasti dan abadi yaitu kampung akherat.
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Dalam Hadits Arbai’in yang dikumpulkan oleh Imam
Nawawi dengan judul Ikhlas disebutkan;
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ
مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ
امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن
إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن
مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al
Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang
dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa
yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah
Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan
Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan
kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah
dikarang) .
Catatan :
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi
inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang
niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri
dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah
satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits
ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata
: Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang
yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang
wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan
hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais”
(Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :
Niat merupakan syarat
layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan
mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
Waktu pelaksanaan niat
dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
Ikhlas dan membebaskan
niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan
ibadah.
Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala
berdasarkan kadar niatnya.
Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah
(boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan
bernilai ibadah.
Yang membedakan antara ibadah dan adat
(kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan
bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut
pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan
dengan lisan dan diamalkan
Pembahasan
Dalam
melaksanakan ajaran Islam diantaranya masalah ibadah, secara luas atau ibadah
yang sempit, diharapkan ialah ketulusan dalam melaksanakannya. Amal yang dilaksanakan
dengan ikhlas, semata-mata mengharapkan ridha Allah, tetapi walaupun amal
tersebut besar belum tentu membuahkan hasil yang besar karena bukan didorong
oleh niat yang ikhlas.
Ulama Salaf [ulama pada masa dahulu] pernah memberikan
suatu pendapat yang berhubungan dengan niat dalam beramal, ”Kerapkali amal yang kecil menjadi besar karena niatnya, dan seringpula
amal yang besar menjadi kecil karena salah niatnya”.
Berhijrah dari Mekkah ke Madinah pada masa Rasulullah
merupakan amal yang besar, tiada balasannya selain syurga, nilainya akan kecil
bila dilaksanakan bukan karena Allah, dia pergi hanya mengikuti seorang wanita
yang akan dinikahinya. Sahabat menanyakan
kepada Rasul bagaimana pahalanya, kemudian Rasul menjawab, ”Sesungguhnya amal
itu terletak pada niatnya, barangsiapa yang berhijrah karena dunia maka dia
akan memperoleh dunia itu dan barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya
maka dia akan memperoleh pahala yang baik dari Allah”.
Ibadah yang ikhlas akan tertanam pada setiap jiwa mereka
yang beriman bila mereka telah mampu mengkaji dan menghayati kerangka ajaran
Islam yang kesatu yaitu Aqidah. Bila aqidah seseorang telah mapan dan kuat,
maka jangankan ikhlas dalam beribadah bahkan mengorbankan apa saja yang
dituntut agama dengan senang hati akan dilaksanakannya. Jangankan mengorbankan
waktu shalat yang hanya sekian menit, bahkan harta serta jiwanya dia rela
memberikan kepada Allah.
Lukmanul Hakim
seorang pendidik yang namannya terangkum indah dalam Al Qur’an, tidak buru-buru
mengajarkan shalat kepada anaknya. Dia lebih mengutamakan penanaman aqidah,
setelah keimanan ini mantap barulah meletakkan fungsi ibadah pada urutan
berikutnya, jelasnya kalau iman seseorang sudah mantap maka masalah ibadah,
masalah shalat, berbuat baik kepada orangtua tidak perlu lagi dipaksakan.
ikhlas adalah memusatkan pandangan [perhatian] manusia agar senantiasa berkonsentrasi kepada
Allah. Setiap mukmin senantiasa berkonsentrasi kepada Allah. Setiap mukmin
senantiasa melakukan perjanjian ikhlas dengan Rabb-nya, sebagaimana sering kita
baca beberapa ayat di dalam shalat,
’”Sesungguhnhya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan
langit dan bumi dengan cendrung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah
termasuk orang-orang yang menserikatkan Allah” [Al An’am 6;79]
Ibadah yang ikhlaslah yang diperhitungkan Allah walaupun
sedikit serta tidak disaksikan orang lain;
”Sekiranya kamu
terangkan apa yang ada di hatikmu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah akan
memperhitungkan kamu juga”[Al Baqarah
2;284].
Tidak ada artinya bila ibadah tersebut disandarkan kepada
yang lain, disamping beribadah kepada Allah juga kepada makhluk, masih mencari
tandingan-tandingan selain Allah, seperti yang dilakukan ummat islam di lapisan
masyarakat, mendatangi kuburan dan dan dukun-dukun untuk memohon do’a dan
berkah, percaya dengan batu-batu dan keris dengan segala keramatnya.
Puasa
dilaksanakan dengan baik ketika mertua ada di rumah, tentang amalan yang
dikerjakan dengan riya’, Allah berfirman;
”Jika kamu mensekutukan Allah niscaya akan hapuslah
amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”[Az Zumar 39;65].
”Dan janganlah kamu
hinakan aku dihari mereka dibangkitkan, yaitu ketika harta dan anak-anak tiada
berguna, kecuali mereka yang menghadap kepada Allah dengan hati yang bersih”[Asy
Syu’ara 26;87,89].
Keikhlasan hati tidak akan tercermin kecuali pada orang
yang amat dalam mahabbah [kecintaannya] kepada Allah, dan perhatiannya lebih
terfokus pada akherat, tanpa tertempel di hatinya tujuan dunia. Orang seperti
ini bila ia makan, minum, bekerja, bahkan buang hajat sekalipun akan tetap
ikhlas. Sedangkan orang yang tidak mencintai Allah dan meyakini akherat maka
pintu ikhlas tertutup baginya.
Fudhail bin
Iyadh merumuskan amal yaitu,” Meninggalkan amal karena manusia disebut ria,
beramal karena manusia disebut syirik”.
Dalam sebuah hadits, seorang lelaki datang kepada Rasul
tentang melakukan amal secara sembunyi-sembunyi karena ikhlas kemudian orang
lain melihatnya, orang yang melihat tadi mencontohnya, Nabi menerangkan,”Orang
yang beramal itu mendapat dua pahala, pahala karena disembunyikan [bukan pamer]
dan pahala karena terbuka [agar dicontoh orang].
Pada hari kiamat nanti akan dihadapkan dalam suatu
persidangan Maha Adil yaitu tiga orang tokoh yaitu; pejuang, cendikiawan dan
hartawan. Kelompok ini ditanya tentang perbuatannya oleh Allah dengan segala
kebenarab sesuai dengan niat dan hati nurani masing-masing;
Kaum pejuang berkata bahwa mereka berjuang dan
bertempur pada jalan Allah sehingga
tewas di medan jihad, Allah menghardik mereka dan memasukkan ke neraka karena
mereka berjuang bukan karena Allah dengan mempertahankan agama tapi hanya
mengharapkan supaya disebut pahlawan,diberi bintang jasa dan dimakamkan di
pekuburan para pahlawan.
Kaum cendikiawan dihadapkan pula di pengadilan dengan
pengakuan bahwa dia menuntut ilmu lalu mengajarkan ilmunya kepada orang lain
dan tidak lupa membaca dan mempelajari Al Qur’an, semua itu dilakukan mencari
ridha Allah. Tapi Allah tidak menerima amalnya , sebab dia belajar dan mengajar
agar disebut dan digelari orang pintar, selalu membaca AlQur’an agar disebut
sebagai qari dan qari’ah, maka tempat merekapun dalam neraka.
Kelompok ketiga yaitu hartawan juga ditempatkan ke neraka
karena memanfkahkan hartanya supaya disebut dermawan padahal habis sudah dana
yang dia kumpulkan, tapi sia-sia karena berbuat tidak ikhlas.
Sungguh sangat
kasihan orang yang berbuat demikian, ibarat fatamorgana, disangka pahala yang
telah banyak dikumpulkan tapi kosong hasilnya, atau seperti debu yang menempel
pada batu licin yang hitam, saat dihembus angin gugur semua nya, disangka pahala sudah banyak padahal
hangus ditelan oleh hati yang tidak suci, disangka telah berbuat kebajikan yang
banyak padahal membawa ke neraka, untuk itulah niat, hati harus suci dari
segala karat yang dapat mendatangkan kerugian, Allah berfirman dalam surat Al
Baiyyinah 98;5
”Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Amal yang mereka perbuat di dunia dikira akan mendapat
pahala tetapi malah sebaliknya, ibarat fatamorgana bagi musafir di padang pasir yang luas, rasa haus dan
letihnya membayangi sebuah oase yang penuh dengan air tapi ketika didekati oase tadi hilang tak berujud,
atau seperti debu yang menempel di batu hitam yang licin, ketika hujan datang
maka debu-debu tadi luntur ke bumi tanpa meninggalkan bekas, ini ibarat bagi
orang-orang yang tidak ikhlas dalam berbuat;
”Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Rabbnya dipagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya” [Al Kahfi 18;28].
Rasulullah bersabda, ”Berhati-hatilah
terhadap amal yang kecil, siapa tahu ketika engkau melakukan amal kecil itu
lansung dicatat sebagai penghuni syurga selama-lamanya”. Amal kecil yang
ikhlas lebih baik dan menjaminnya untuk diterima Allah daripada yang besar tapi tidak ikhlas,
idealnya adalah amal besar tetapi ikhlas.
Salah satu sebab Allah tidak mau memandang manusia pada
hari kiamat ialah mereka yang beramal, berbuat kebaikan kemudian kebaikan
tersebut diungkit-ungkit kembali. Kalau dia tulus berbuat baik kepada manusia
maka dia tidak akan mengungkit – ungkit kebaikan apa yang pernah diberikannya
kepada orang lain, walaupun tidak diungkit-ungkit maka kebaikan itu akan tetap
terkenang oleh penerimanya. Kebaikan akan gugur dan sia-sia karena diungkit
kembali baik dengan ucapan maupun tindakan seperti, ”Anda tidak akan sejaya ini kalau tidak karena bantuan yang saya berikan, kamu tidak akan
jadi kaya kalau bukan karena saya, dia itu sukses karena sumbangan dan bantuan
baik kita” dan lain sebagainya ucapan yang dilontarkan.
Semua amal apa saja yang kita lakukan, kecil apalagi besar membutuhkan
konsentrasi keikhlasan, semua kerjaan harus disandarkan kepada Allah, seperti
kita dianjurkan membela negara dari segala bentuk penjajahan tapi semua itu
dimotivasi karena Allah.
Mengangkat martabat dan harkat bangsa di mata dunia
apalagi dari tindasan penjajah bangsa lain, baik penjajah fisik, ekonomi,
politik, budaya dan penjajahan idiologi merupakan kewajiban setiap warga
negara, perbuatan ini disebut dengan jihad fisabilillah, kalau perjuangan
membela bangsa dan negara dilandasi ridha Allah, Allah berfirman dalam surat An
Nisa’ 4;76,
”Orang-orang yang beriman, berperang dijalan Allah, dan
orang-orang yang kafir berperang dijalan thaghut, sebab itu perangilah
kawan-kawan syaithan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah
lemah”.
Jika seseorang menginfaqkan rezeki yang diperolehnya, ia
mengharapkan timbal baliknya, baik dari segi kehormatan atau materi di alam
fana, maka hal itu bukan ”Fisabilillah”
namun bila anda berbuat kebaikan terhadap fakir miskin dengan mengharapkan
keridhaan Allah, jangan disangsikan lagi pekerjaan anda itu mesti akan bernilai
fisabilillah. Dengan demikian fisabilillah adalah setiap pekerjaan dan
cita-cita anak manusia yang ikhlas dijalankan demi keselamatan dan
kesejahteraan sosial dengan mengharapkan ridha Allah tanpa disertai oleh rasa
hawa nafsu dan syahwat.
Silahkan membela kepentingan bangsa dan untuk menegakkan
negara berdaulat dengan segala kekuatan
dan daya upaya melalui profesi, prestasi tapi semata-mata karena Allah, tidak
dibungkus dengan maksud lain. Cinta kepada negara dan bangsa wajar dan boleh
saja tapi terlalu cinta kepada bangsa dan negara tidak dibenarkan dalam islam,
karena bagi ummat Islam tanah ummat Islam bukan Arab atau Indonesia saja,
dimana ada ummat Islam maka disanalah negeri Islam.
Tentu maju
dan mundurnya menjadi tanggungjawab seluruh ummat Islam yang ada di dunia ini.
Tanah Islam jauh membentang, penderitaan yang dialami ummat Islam Moro, Afghanistan, Chechnya,
Bosnia, Kasymir, Dagestan, Ambon, Aceh sejak dari Maroko sampai Merauke, dari
India sampai Palestina merupakan masalah ummat Islam, walaupun terletak dalam negeri
suatu bangsa, tetapi tanggungjawabnya meliputi seluruh ummat Islam, Rasulullah
bersabda, ”Barangsiapa yang tidak
memperhatikan ummat Islam berarti dia bukanlah ummatku”.
Tentang perjuangan membela negara dan bangsa sesuai
kemampuan yang ada dilandasi dari mencari ridha Allah agar kalimat Allah tegak
di negara itu, untuk itu semua perlu adanya pembinaan pribadi sebagaimana kata
Ustadz Musythafa Mashur, ”Tegakkanlah
Islam itu di dirimu niscaya dia akan
tegak di negaramu”.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasul, bagaimana bila ada
orang yang berjuang dan membela agama Allah karena kegagahannya, mengharapkan
ghanimah ? maka Rasulullah mengatakan bahwa pahalanya tidak akan diperoleh,
tapi seluruh aktivitas apa saja dalam rangka mencari ridha Allah, sesuai dengan
ghayah [tujuan], manhaj [sistim] yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya maka dia
akan bernilai ibadah dan mendapat pahala dari-Nya. Jabatan diraih dengan KKN
jelas sebuah kecurangan, walaupun akhirnya diperoleh dan jaya juga maka
dihadapan Allah tidak bernilai, senantiasalah kita meraih segala kejayaan
dengan cara yang dituntunkan sistim Islam.
Aqidah atau
keyakinan Islam memberi pengaruh kepada hidup pemiliknya. Demikian pula sikap
ikhlas yang bersemayam di hati mukmin memberi manfaat bagi dirinya dalam
mengarungi lautan kehidupan. Manfaat ikhlas itu antara lain:
1. Ikhlas adalah syarat utama diterimanya amal seseorang
muslim di hadapan Allah, tanpa ikhlas maka amal akan ditolah dan sia-sia.
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan berkata, ”Bagaimana pendapat tuan akan seorang laki-laki yang tampil ke medan
laga untuk berperang mencari harta rampasan dan karena popularitasnya ?
Rasulullah menjawab, ”Ia tidak memperoleh apa-apa” laki-laki itupun penasaran
dan bertanya sampai tiga kali, Rasul tetap menjawab, ”Ia tidak memperoleh
apa-apa” kemudian beliau bersabda, ”Allah tidak menerima suatu amal kecuali
apabila dilaksanakan dengan ikhlas demi mencari keridhaan-Nya semata’ [HR.
Abu Daud].
2. Ikhlas itu salah satu syarat seseorang untuk terjauh dari
godaan syaitan, surat Al Hijr 15;39-40 Allah berfirman,
”Iblis berkata, ”Ya Rabbku,
sebab Engkau telah memutuskan aku sesat, pasti aku akan jadikan mereka
memandang baik perbuatan maksiat dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semua, kecuali hamba-hamba Engkau yang Mukhlis [ikhlas] diantara
mereka”.
3Dengan sikap ikhlas seorang muslim akan merasa tentram
di dunia, tanpa keraguan dan mencapai kebahagiaan hakiki, dalam surat Al An’am
ayat 82 Allah berfirman,
”Orang-orang yang
beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman [syirik]
mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah
orang-orang yang mendapatkan petunjuk”.
.4Mereka yang hidupnya dipenuhi dengan keikhlasan akan
diselamatkan dari neraka jahanam dan akan menghuni syurga jannatun na’im,
sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut,
”Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari
neraka itu, yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya,
padahal tidak seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, tetapi dia memberikan itu semata-mata karena mencari keridhaan
Rabbnya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” [Al Lail 92;17-21].
Alangkah ruginya kita dalam hidup ini dengan amal yang
banyak sebagai bekal di akherat, negeri yang sangat dinanti-nantikan oleh orang
yang beriman, akan tetapi amal tersebut tidak akan pernah kita dapati karena
dilakukan bukan karena Allah, padahal dalam beramal Rasulullah telah memberikan
suatu pedoman, laksanakan dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha Allah, wallahu
a'lam [Cubadak Solok, 14 Ramadhan 1431.H/ 24 Agustus 2010.M]
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
JADWAL KHATIB
MUKHLIS DENROS
TAHUN 2013
NO
|
TANGGAL
|
ALAMAT MASJID
|
JUDUL KHUTBAH
|
1.
|
04 Januari 2013/
21 Shafar 1434.H
|
Masjid
Nurul Huda, Tembok,Kec Tanjung Harapan Kota Solok
|
Akibat
Berbuat Maksiat [2]
|
2.
|
18 Januari 2013/
06 Rabiul Awal 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Larangan-Larangan
Rasulullah [1]
|
3.
|
1 Februari 2013/
20 Rabiul Awal 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Larangan-Larangan
Rasulullah [2]
|
4.
|
08 Februari
2013/27 Rabiul Awal 1434.H
|
Masjid Al Munawarah Ps Sungai Lasi, Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Akibat
Berbuat Maksiat [3]
|
5.
|
22 Februari
2013/11 Rabiul Akhir 1434.H
|
Masjid Jihad Batang Pamo
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
|
Enam
Pesan Allah
|
6.
|
01 Maret 2013/
18 Rabiul Akhir 1434.H
|
Masjid Nurul Huda
Jalan Laing –Tembok Kota
Solok
|
Lima
Pesan Allah
|
7.
|
22 Maret 2013/
10 Jumadil Awal 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Musuh-musuh
Iblis [1]
|
8.
|
12 April 2013/01
Jumadil Akhir 1434.H
|
Masjid Al Munawarah Ps Sungai Lasi, Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Meningkatkan
nilai ibadah 1
|
9.
|
26 April 2013/
15 Jumadil Akhir 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Musuh-musuh
Iblis [2]
|
10.
|
31 Mai 2013/
21 Rajab 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Musuh-musuh
Iblis [3]
|
11.
|
07 Juni 2013/
28 Rajab 1434.H
|
Masjid Jihad Batang Pamo
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
|
Meningkatkan
nilai ibadah 2
|
12.
|
28 Juni 2013/ 19 Sya’ban 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Memakmurkan
Masjid
|
13.
|
05 Juli 2013/ 26 Sya’ban 1434.H
|
Masjid Nurul Huda
Jalan Laing –Tembok Kota Solok
|
Bekal
Menyambut Ramadhan
|
14.
|
12 Juli 2013/03
Ramadhan 1434.H
|
Masjid Al Munawarah Ps Sungai Lasi, Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Empat
Pengendalian Diri
|
15.
|
26 Juli 2013/ 17 Ramadhan 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Pahala
Ibadah Shalat
|
16.
|
02 Agustus 2013/ 24 Ramadhan 1434.H
|
Masjid Jihad Batang Pamo
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
|
Pahala
Puasa Syawal
|
17.
|
08 Agustus 2013/ 01 Syawal 1434.H
|
Mushalla Nurul Iman
Jorong Balansia Nagari
Paninjauan
Kecamatan X Koto Singkarak
|
Khutbah
Idul Fitri 1434.H, Setelah Ramadhan Berakhir
|
18.
|
23 Agustus 2013/ 16 Syawal
1434.H
|
Masjid
Babus Salam Jorong Pianggu Nagari Pianggu IX Koto Sungai Lasi
|
Lima
Butir Ajaran Islam 1
|
19.
|
30 Agustus 2013/ 23 Syawal 1434.H
|
Masjid
Al Ikhwan Bukit Kili, Koto Baru Kec. Kubung
|
Peran
Masjid Dalam Kehidupan
|
20.
|
06 September 2013/ 01 Zulqaidah 1434.H
|
Masjid Nurul Huda
Jalan Laing –Tembok Kota Solok
|
Tiga
Perintah dan Larangan Allah
|
21.
|
13 September 2013/ 08 Zulqaidah 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Pahala Shalat Jum’at
|
22.
|
4 Oktober 2013/29 Zulqaidah 1434.H
|
Masjid Al Munawarah Ps Sungai Lasi, Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Kurban,
Jangan Kotori dengan Syirik
|
23.
|
15 Oktober 2013/
10 Zulhijjah 1434.H
|
Masjid Taqwa Jorong Simpang
AA
Nag. Sumani Kec. X Koto Singkarak
|
Khutbah
Idul Adha 1434.H, Empat Pelajaran Dari Ibrahim
|
24.
|
18 Oktober 2013/ 13 Zulhijjah 1434.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Pahala Shalat Fajar
|
25.
|
23 Agustus 2013/ 16 Syawal
1434.H
|
Masjid
Babus Salam Jorong Pianggu Nagari Pianggu IX Koto Sungai Lasi
|
Lima
Butir Ajaran Islam 2
|
26.
|
01 Nofember
2013/ 27 Zulhijjah 1434.H
|
Masjid Nurul Huda
Jalan Laing –Tembok Kota Solok
|
Mewaspadai
kangker tauhid 1
|
27.
|
08 November 2013/ 03 Muharam 1435.H
|
Masjid Nurul Huda Balai Pandan Cupak Kec. Gunung Talang
|
Mewaspadai
kangker tauhid 2
|
28.
|
15 November 2013/ 11 Muharam 1435.H
|
Masjid Jihad Batang Pamo
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
|
Hijrah
dari syirik kepada tauhid
|
29.
|
22 November 2013/ 18 Muharam 1435.H
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Hijrah
dari kufur kepada iman
|
30.
|
25 Muharam1435.H
29 November 2013.M
|
Masjid Al Ikhwan Aia Angek
Bukit Kili Nagari Koto Baru Kec.
Kubung
|
Hijrah
dari Jahiliyah kepada Islam
|
31.
|
16 Syafar 1435.H
20 Desember 2013
|
Masjid Babus Salam
Jorong Pianggu Nagari Pianggu
Kecamatan IX
Koto Sungai Lasi
|
Tiga Wasiat Rasulullah
|
32.
|
23 Syafar 1435.H
27 Desember 2013.M
|
Masjid Nurul Yakin Cubadak Pianggu Kec. IX Koto Sungai
Lasi
|
Ikhlas
|