Selasa, 10 Juli 2012

42. Sifat-sifat Orang Beriman


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 5 Agustus 2011

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka”[Al Anfal 8;2-3].

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kalaulah ada sebuah mutiara yang dimiliki oleh seseorang maka dia akan menjaga mutiara itu dengan sebaik-baiknya, diletakkan dalam sebuah kotak, kotak tadi dibungkus lalu dimasukkan pada sebuah laci, laci itu dalam lemari, lemari ada dalam kamar, kamar dikunci, rumahpun dikunci dengan kuat, sampai pintu gerbangpun kadangkala ada satpam yang menjaganya. Mutiara itu adalah iman yaitu sebuah harta yang tidak terhingga harganya bagi mereka yang mengerti tentang pentingnya iman.

Tidak semua orang mendapat hidayah iman, mereka adalah orang-orang pilihan Allah, disamping mereka berupaya mencari dan mengharapkan juga kemurahan Allah kepadanya. Bagaimana Fir’aun yang hidup bersama Nabi Musa dan isterinya Asyiyah tapi dia tidak tersentuh oleh iman, Abu Thalib dengan kemampuannya telah mengamankan da’wah Rasulullah tapi ketika diminta oleh beliau untuk mengucapkan kalimat iman saat mau meninggal, dengan gelengan kepala dia menolak, lihat bagaimana anak Nabi Nuh, isteri Nabi Luth, ayah Nabi Ibrahim bahkan tidak sedikit anak-anak kiayi yang jadi murtad, juga tidak kurang banyaknya keturunan penjahat jadi pahlawan kebenaran ketika hidayah iman menyeruak ke kalbunya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Orang yang telah dihinggapi oleh hidayah imanpun dalam segala tindakan, sikap dan sifatnya berbeda dengan orang-orang kafir, munafiq, fasiq dan zhalim. Inilah sebagian kecil sifat-sifat orang-orang beriman yang digambarkan Allah dalam beberapa ayat;

Pertama, orang beriman itu, apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya, artinya dia resfon terhadap segala aturan yang diberikan Allah. Getaran hati akan menjalar ke dalam seluruh tubuh, memberikan kesadaran kepada seluruh anggota tubuh untuk memikul beban sehingga meringankan untuk berzikir, berfikir dan beramal dalam seluruh kehidupannya. [Al Anfal 8;2]

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”
.
Kedua, orang beriman itu apabila dibacakan ayat-ayat Allah semakin bertambah imannya, sehingga tilawah Al Qur’an merupakan kebutuhannya, sebagaimana Rasulullah satu ketika berkata kepada Ibnu Mas’ud,”Bacakan untukku Al Qur’an!” Ibnu Mas’ud menjawab,”Bagaimana aku membacakan Al Qur’an kepadamu padahal dia diturunkan kepadamu?”, Rasul menjelaskan,”Imanku bertambah dikala Al Qur’an dibacakan oleh orang lain untukku”. [8;2]

Ketiga, orang beriman itu hanya kepada Allah dia bertawakkal, yang dimaksud tawakal adalah menyerahkan segala hasil usaha kepada Allah setelah optimal berikhtiar.
Satu ketika seorang sahabat Rasul datang kepada beliau, Nabi bertanya,”Dengan apa engkau kemari ?” dia menjawab,”Dengan unta ya Rasulullah!”, “mana untamu ?” tanya beliau, dijawab,”Itu diluar saya lepaskan dan saya tawakkal kepada Allah, bila Dia berkenan unta saya tidak kemana-mana, bila Allah berkehendak juga dia akan hilang”, Rasul kemudian menjelaskan,”Itu namanya bukanlah tawakkal, ikat dahulu untamu dengan erat baru tawakal”. [8;3]

Keempat, orang-orang beriman itu menafkahkan sebagian rezekinya untuk jalan Allah [8;4] karena dia yakin bahwa rezeki mereka di dalamnya ada hak fakir miskin, anak yatim dan kepentingan ummat islam lainnya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kelima, orang yang mengaku beriman kepada Allah mereka betul-betul beriman kepada Ilah dan Rasul-Nya tanpa setengah-setengah. Keimanan kepada Allah menjadikan mereka wajib pula beriman kepada Rasul, demikian pula sebaliknya bila beriman kepada Rasul pasti beriman kepada Allah [An Nur 24;51]

. "Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Keenam, sifat orang beriman itu adalah mempercayai rukun iman tanpa ragu-ragu sejak dari beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat dan qadar/qada tanpa sedikitpun mereka menguranginya. Keimanan kepada rukun iman ini akan membuahkan pengorbanan, jihad dan amal shaleh [Al Baqarah 2;25].

”Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.

Ketujuh, sifat orang beriman itu siap berjihad dengan harta benda dan jiwa raga mereka di jalan Allah [Al Hujurat 49;15],

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”

Jihad inilah yang menghidupkan ghirah dan hamasah [kecemburuan dan semangat] berislam. Sayid Qutb berkata,”Tegaknya islam karena jihad dan runtuhnya islam karena meninggalkan jihad”,

Itulah cerminan seorang mukmin yang terletak sejauh mana dia mengaplikasikan amal-amalnya dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar ucapan bibir, denyutan hati nurani tapi juga amal shaleh.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Mari kita jaga mutiara ini, karena dia adalah milik berharga bagi mukmin, biarlah tidak punya apa-apa di dunia ini asal memiliki iman yang istiqamah, biarlah putus hubungan kerja tapi jangan putus iman, bila hal ini terjadi rasanya tidak ada artinya hidup kita di dunia ini. Itulah sebabnya Rasulullah selalu berdo’a kepada Allah,”Ya Muqallabil qulub, tsabbit qalbi ala dinik, wahai Allah yang membolak-balik hati ini, tetapkanlah kokoh hatiku ini pada agamamu”. [Mdr, 2009].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar