Kamis, 23 Januari 2014

110. Penghuni Syurga Firdaus


                               Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurut Taufiq
Jorong Panyalai Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 24 Januari  2014/ 22 Rabi’ul Awal 1435.H



 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
ُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ
إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمّا بَعْدُ ...
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
  ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’   dalam shalatnya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya”.[23;1,2,9]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
            Ujud ketundukan seorang muslim kepada Allah adalah selalu menyanjungkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepadanya karena tanpa nikmat itu hidup kita tidak berarti, apalagi nikmat iman dan islam yang merupakan nikmat terbesar dari Allah Swt,  semoga kita mampu membuktikan syukur itu dalam amaliyah ibadah yang kita lakukan.

Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, Nabi akhir zaman yang telah menunjukkan kepada dunia tentang kebebasan hidup untuk memilih dan meraih kebenaran hakiki yaitu Al Islam, dengan tidak melupakan para syuhada', para sahabat dan keluarga dan kaum kerabat beliau hingga akhir zaman.

            Dari mimbar ini khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan  dan ketaqwaan kepada Allah Swt, yang diiringi amaliah ibadah sehari-hari yang merupakan implementasi rasa syukur kepada-Nya. Adapun tema khutbah pada hari ini adalah "PENGHUNI SYURGA FIRDAUS".

Allah berfirman:

“dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”[Al Baqarah 2;25].


Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As-Sajdah: 17)." (Mutafaq'alaih)

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Allah SWT mengajak hamba-Nya bertamasya untuk melihat kondisi syurga di akherat kelak dengan syarat iman dan amal shaleh, secara rinci difirmankan oleh Allah siapa saja orang-orang  yang berhak menghuni syurga itu, hal itu tergambar dalam surat Al Mukminun 23;1-11
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
   yang tiada  berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka
    Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang
   yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
    janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,

            Dalam surat Al Mukminun  23; 1-11 diatas Allah mengabarkan bahwa yang akan mendapatkan keberuntungan dan masuk syurga Firdaus yaitu orang-orang yang mengaku beriman dengan beberapa bukti diantaranya:

Pertama, shalat yang khusyu’ dan memeliharanya, 
  
 ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’   dalam shalatnya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya”.[23;1,2,9]

”Dirikan shalat itu, sesungguhnya shalat itu diwajibkan untuk melakukannya pada waktu-waktu tertentu atas sekalian orang mukmin”[ An Nisa’ 4;103].

Kewajiban shalat tegas diperintahkan dalam Al Qur’an, tetapi perintah itu bersifat umum, tentang detail cara dan waktu-waktunya berdasarkan atas petunjuk dan sunnah Rasul.

”Dirikan shalat itu, sesungguhnya shalat itu diwajibkan untuk melakukannya pada waktu-waktu tertentu atas sekalian orang mukmin”[ An Nisa’ 4;103].

Kedua, berbuat dan berkata baik,
Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna” [23;3

Nabi bersabda, ”Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat, selain dari pada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji mulut dan kelakuan”[HR.Turmuzi].

            Mengatakan sesuatu yang tidak perlu atau tidak berfaedah itu, termasuk mengurangi ciri kita sebagai seorang muslim yang baik. Karena menurut sebuah hadits yang diriwayatkan Turmizi dari Abu Hurairah katanya, ”Rasulullah telah bersabda, termasuk sebaik-baiknya islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak perlu baginya”

 ”Setiap perkataan yang diucapkan dengan sembunyi sekalipun, pasti dihadapannya ada pengawas yang siap sedia untuk mencatatnya”.[Qaf 50;18]

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Ketiga, membayar zakat,
”Dan orang-orang yang menunaikan zakat” [23;4].

Kewajiban berzakat adalah satu rukun dari rukun islam yang lima perkara, Allah berfirman,

 ”Di dalam harta benda mereka ada hak yang tertentu bagi orang fakir dan miskin” [Adz Dzariyat;19].

            Mengerluarkan zakat sama halnya dengan mengerjakan shalat sedangkan hukumnya sama berat ”fardhu ain”. Di dalam shalat sering dijumpai perintah shalat digandengkan dengan perintah zakat. Salah satu hikmah zakat adalah membersihkan harta kita dari hal-hal yang subhat, yaitu penghasilan yang tidak jelas halal atau haramnya, bila zakat tidak dikeluarkan berarti harta kita belum bersih karena ada hak-hak ummat islam yang menjadi komsumsi kita.

            Keempat, menjaga kehormatan.  
”Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa [23;5-6]

Orang yang menjaga sikap ini nampak dalam segala sikapnya, sebagai pribadi dia tidak akan berbuat merusak, melakukan penyelewengan, mendahulukan kepentingan bersama.

Kelima, memelihara amanat,
”Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya” [23;8].

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Yang dimaksud dengan amanat disini adalah suatu sikap dan sifat pribadi setia, tulus ikhlas dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yangt dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban lainnya, pelaksanaan amanat dengan baik dapat disebut dengan Al Amin berarti yang mendapat kepercayaan, yang jujur, setia dan aman.

Orang yang shalat dengan khusyu’, menjaga shalatnya dengan baik, berbuat dan bertingkahlaku baik serta berbicara sebagai akhlak muslim yang diajarkan nabi, mengeluarkan zakat dan ssdaqah, menjaga kehormatan diri dan keluarga dari kemaksiatan, memelihara amanat, maka orang inilah yang akan mendapatkan tempat yang mulia yaitu ”Syurga Firdaus”.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Tinggal berpulang kepada kita, akan masuk syurga firdaus yang  telah dijanjikanNya atau akan masuk neraka jahanam yang juga telah dijanjikan-Nya bagi mereka yang ingkar dan dimurkainya. Memasuki syurga firdaus memang dilakukan melalui cetusan iman dan dibuktikan dengan amaliyah ibadah, tetapi sedikit sekali orang yang mengetahuinya dan tidak sedikit yang merasa berat untuk mengerjakannya, mudah-mudahan kita mendapatkan taufiq yaitu kemampuan untuk berbuat baik dan diberi  hidayah-Nya yaitu petunjuk untuk kesana.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ



Kamis, 16 Januari 2014

109. Pahala Shalat Jamaah



Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
 Tanggal 17 Januari  2014/ 15 Rabiul Awal 1435.H






إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:


اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.[Al Ankabut 29;45]


Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah.

Khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan taqwa sebagai bekal untuk memasuki kehidupan yang pasti dan abadi yaitu kampung akherat.Adapun judul khutbah pada siang ini adalah ”Pahala Shalat Jamaah”

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah

Kegiatan rutin yang mesti dilakukan seorang mukmin sehari semalam ialah shalat, ini merupakan ibadah wajib yang telah dilakukan oleh para nabi dan orang-orang shaleh terdahulu, merupakan rukun islam kedua dari lima rukun yang lain, bahkan aktivitas ini salah satu ciri khas yang membedakan antara mukmin dan kafir meskipun dalam kategori fasik yaitu orang islam yang mengerti tentang kewajiban sebagai muslim tapi enggan untuk melaksanakannya. Allah berfirman dalam surat Al Ankabut 29;45

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
 



yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Rasulullah bersabda;
1. Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi)
 
2. Paling dekat seorang hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud maka perbanyaklah do'a (saat bersujud) (HR. Muslim)

Karena pentingnya ibadah ini hingga Rasulullah memberikan teladannya kepada orang tua agar mengajarkannya kepada anak sejak kecil, menyuruh anak untuk melakukannya pada usia sepuluh tahun, bila tidak mau melakukannya maka boleh memukul anak tersebut yaitu pukulan pendidikan yang menunjukkan bahwa shalat itu wajib dilakukan walaupun pada usia kecil, anak kecil yang berusia sepuluh tahun  tidak shalat diberikan sangsi  pukulan, bagaimana dengan anak-anak yang sudah remaja, meningkat dewasa yang tidak mau shalat ? tentu sangsinya lebih dari itu.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
[رواه الترمذي ومسلم ]
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Kewajiban shalat fardhu yang diteladankan Nabi dilakukan dengan berjamaah kecuali shalat sunnah, karena pentingnya shalat berjamaah ini hingga banyak hadits yang menyatakan hal demikian selain mengutamakan keutamaan, keistimewaan dan pahala yang diperoleh.  Ibadah shalat khususnya sebaiknya dilakukan dengan jama'ah dan dimasjid karena hasil pahalanya jauh berbeda bila dikerjakan sendiri di rumah saja, itulah makanya Rasulullah mewajibkan lelaki untuk shalat berjamaah di masjid.

Demikian pula halnya amal-amal sosial lainnya haruslah dikerjakan dengan amal jama'i atau terorganisir, sebagaimana Ali bin Abi Thalib pada suatu kesempatan menyatakan,"Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir''.

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh" [Ash Shaff 61;4]

Ada beberapa keutamaan shalat berjamaah yang dapat diutarakan dari beberapa hadits dibawah ini diantaranya;

1.Pahala shalat berjama`ah melebihi pahala shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.

Dari Ibnu Umar  bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda ((Shalat berjama`ah lebih utama daripada shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.)) Muttafaqun `Alaihi.
Maka keutamaan apa yang lebih besar daripada fadhillah shalat
berjama`ah ini, seandainya ada yang mengatakan kepada orang-orang bahwa menanam investasi didalam bisnis si fulan akan mendatangkan profit untuk setiap satu riyalnya itu dua puluh tujuh riyal, niscaya mereka dengan matimatian berusaha turut menanamkan investasi didalamnya dengan harapan mendapatkan keuntungan nisbi yang mungkin saja ia akan memperolehnya dan mungkin juga tidak. Sedangkan investasi dengan beramal shalih di dalam bisnis yang jelasjelas menguntungkannya ini, yang mengandung kepastian profit yang besar dan kebaikan yang telah diketahuinya, tidak diperdulikannya kecuali oleh hanya segelintir orang saja. Dan kebanyakan mereka seperti yang difirmankan Allah SWT: 

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
 “Tetapi kamu lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. 87 : 16-17).

2. Setiap langkah yang diayunkan seorang muslim untuk menegakkan shalat berjama`ah terhitung disisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.

 Tidaklah setiap ayunan langkahnya melainkan terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosa untuknya. Sebagaimana hadits yang terdapat di dalam shahihain. Dari Abu Hurairah r.a.berkata: Rasululah bersabda: ((Pahala shalat seseorang yang berjamaah melebihi pahala shalat sendirian di rumahnya dan dipasarnya dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu apabila ia berwudhu` dengan sebaik-baiknya, kemudian ia pergi menuju masjid, tidak ada tujuan lain kecuali untuk shalat berjama`ah maka tidaklah setiap langkah yang diayunkannya melainkan terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu dosa, apabila ia melakukan shalat berjama`ah maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dan juga ia belum berhadats. Para Malaikat berdoa : “Allahumma shalli `alaihi, Allahummarhamhu (Ya Allah, Ampunilah dia dan rahmatilah).” Dan tetap ia dianggap shalat selama ia menunggu waktu shalat berikutnya tiba.)) Lafadz hadits Al Bukhari.

Bagi siapa saja yang interest menunggu waktu shalat berikutnya tiba di dalam masjid, akan memperoleh 4 (empat) keistimewaan yaitu :
1. Ia seperti seorang yang selalu siap tempur di jalan Allah.
2. Dicatat baginya pahala shalat meskipun ia menantikannya dalamkeadaanduduk.
3. Para malaikat memohonkan ampunan untuknya.
4. Jika pada saat itu dia mengisi waktunya dengan membaca Al-Qur`an dan zikrullah maka akan ditambahkan baginya pahala tilawah dan zikir.

3. Seseorang yang selalu merealisasikan shalat berjama`ah dijamin terlepas dari sifat nifaq.

Dari Ibnu Mas`ud berkata: (( Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah kelak (dalam keadaan) sebagai seorang muslim, maka hendaklah dia memelihara shalat setiap kali ia mendengar panggilan shalat. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan sunnanal huda (jalan-jalan petunjuk) dan sesungguhnya shalat berjama`ah merupakan bagian dari sunnanil huda. Apabila kamu shalat sendirian di rumahmu seperti kebiasaan shalat yang dilakukan oleh seorang mukhallif (yang meninggalkan shalat berjama`ah) ini, berarti kamu telah meninggalkan sunnah nabimu, apabila kamu telah meninggalkan sunnah nabimu, berarti kamu telah tersesat. Tiada seorang pun yang bersuci (berwudhu`) dengan sebaik-baiknya, kemudian dia pergi menuju salah satu masjid melainkan Allah mencatat baginya untuk setiap langkah yang diayunkannya satu kebajikan dan diangkat derajatnya satu tingkat dan dihapuskan baginya satu dosa. Sesungguhnya kami berpendapat, tiada seorang pun yang meninggalkan shalat berjama`ah melainkan seorang munafik yang jelas-jelas nifak. Dan sesungguhnya pada masa dahulu ada seorang pria yang datang untuk shalat berjama`ah dengan dipapah oleh dua  orang laki-laki sampai ia didirikan di dalam barisan shaff shalat berjama`ah.)) H.R. Muslim.

4. Orang yang shalat berjama`ah terbebas dari segala perangkap syaithan :
Dari Abu Darda berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : ((Tidaklah dari tiga orang yang berada di sebuah perkampungan maupun sebuah dusun dan mereka tidak mendirikan shalat berjama`ah di dalamnya, melainkan syaithan telah menguasai diri mereka. Maka hendaklah atas kamu bersama jama`ah, sesungguhnya srigala hanya menerkam kambing yang terpisah dari kawannya.)) H.R. Abu Daud dan An-Nasa`i dengan sanad jayyid.

Dari Abu Hurairah r.a.bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda : ((Siapa yang datang ke masjid pagi-pagi atau setelah matahari tergelincir (maksudnya lebih awal dari waktu shalat), Allah menyediakan baginya tempat di surga setiap kali dia datang.)) Muttafaqun `Alaih.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)

Karena demikian besarnya pahala yang akan didapat dari orang yang mengerjakan shalat berjamaah sehingga besar pula godaan yang berupaya untuk menghalangi mengerjakannya, ada-ada saja gangguan yang menggoda sehingga gagal, malas dan enggan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Seandainya ummat Islam dapat mengerjakan shalat berjamaah setiap waktu di masjid sama ramainya dengan shalat jum'at maka sebuah tanda bahwa islam itu sedang mengalami kejayaan, ini yang ditakuti oleh musuh-musuh islam. Jangankan setiap rumah menghadiri shalat jamaah di masjid, sedangkan warga yang ada di dekat masjid saja tergerak untuk melakukannya maka sungguh semaraknya masjid ketika itu.

Kita lihatlah betapa menyedihkan, masjid yang indah, bagus dan mewah, dibangun dari infaq kaum muslimin, dibiarkan kosong melompong setiap waktu shalat tiba, kadangkala ada muadzin yang setiap waktu shalat mengumandangkan adzan tapi yang hadir hanya orang-orang tua dua atau tiga orang yang terbatuk-batuk dan terbungkuk-bungkuk. Tapi tidak sedikit pula masjid yang ditutup setiap waktu karena tidak ada orang yang datang untuk shalat jamaah walaupun adzan tetap dikumandangkan.

Kita mungkin memaklumi warga muslim yang jauh dari masjid sehingga mereka melaksanakan shalat jamaah di rumah saja, tapi bagi masyarakat yang rumahnya di depan atau di belakang atau disamping masjid apakah tidak tergerak hatinya untuk meraih dan meraup pahala dari shalat berjamaah. Alangkah ruginya bila peluang untuk mencari pahala yang besar ini kita sia-siakan, bukankah masjid itu didirikan salah satunya memang untuk dilaksanakan shalat jamaah di dalamnya, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 09 Syawal 1431.H/ 18 September 2010]


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ