Khutbah Jum'at
Di Masjid Nurut Taufiq
Jorong Panyalai Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 24 Januari 2014/ 22 Rabi’ul Awal 1435.H
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
ُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ
إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمّا بَعْدُ ...
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
”Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang
memelihara shalatnya”.[23;1,2,9]
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Ujud ketundukan seorang
muslim kepada Allah adalah selalu menyanjungkan puji syukur atas segala nikmat
yang diberikan Allah kepadanya karena tanpa nikmat itu hidup kita tidak
berarti, apalagi nikmat iman dan islam yang merupakan nikmat terbesar dari
Allah Swt, semoga kita mampu membuktikan
syukur itu dalam amaliyah ibadah yang kita lakukan.
Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, Nabi akhir zaman yang telah
menunjukkan kepada dunia tentang kebebasan hidup untuk memilih dan meraih
kebenaran hakiki yaitu Al Islam, dengan tidak melupakan para syuhada', para
sahabat dan keluarga dan kaum kerabat beliau hingga akhir zaman.
Dari
mimbar ini khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, yang diiringi
amaliah ibadah sehari-hari yang merupakan implementasi rasa syukur kepada-Nya. Adapun
tema khutbah pada hari ini adalah "PENGHUNI SYURGA FIRDAUS".
Allah berfirman:
“dan sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan :
"Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya”[Al Baqarah 2;25].
Rasulullah Saw
bersabda bahwa Allah Swt berfirman: "Aku menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku
yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga
dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau
kamu suka ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As-Sajdah: 17)."
(Mutafaq'alaih)
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati
Allah,
Allah SWT mengajak hamba-Nya bertamasya untuk melihat kondisi syurga di
akherat kelak dengan syarat iman dan amal shaleh, secara rinci difirmankan oleh
Allah siapa saja orang-orang yang berhak
menghuni syurga itu, hal itu tergambar dalam surat Al Mukminun 23;1-11
1.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang
khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada
berguna,
4. dan orang-orang yang
menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang
di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang
yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
9. dan orang-orang yang
memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah
orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan
mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Dalam surat Al
Mukminun 23; 1-11 diatas Allah
mengabarkan bahwa yang akan mendapatkan keberuntungan dan masuk syurga Firdaus
yaitu orang-orang yang mengaku beriman dengan beberapa bukti diantaranya:
Pertama, shalat yang khusyu’ dan memeliharanya,
”Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang
memelihara shalatnya”.[23;1,2,9]
”Dirikan
shalat itu, sesungguhnya shalat itu diwajibkan untuk melakukannya pada
waktu-waktu tertentu atas sekalian orang mukmin”[ An Nisa’ 4;103].
Kewajiban shalat tegas diperintahkan dalam Al
Qur’an, tetapi perintah itu bersifat umum, tentang detail cara dan
waktu-waktunya berdasarkan atas petunjuk dan sunnah Rasul.
”Dirikan
shalat itu, sesungguhnya shalat itu diwajibkan untuk melakukannya pada
waktu-waktu tertentu atas sekalian orang mukmin”[ An Nisa’ 4;103].
Kedua, berbuat dan berkata baik,
”Dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada
berguna” [23;3
Nabi bersabda,
”Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat,
selain dari pada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji mulut
dan kelakuan”[HR.Turmuzi].
Mengatakan sesuatu yang
tidak perlu atau tidak berfaedah itu, termasuk mengurangi ciri kita sebagai
seorang muslim yang baik. Karena menurut sebuah hadits yang diriwayatkan
Turmizi dari Abu Hurairah katanya, ”Rasulullah
telah bersabda, termasuk sebaik-baiknya islam seseorang ialah meninggalkan apa
yang tidak perlu baginya”
”Setiap perkataan yang diucapkan dengan
sembunyi sekalipun, pasti dihadapannya ada pengawas yang siap sedia untuk
mencatatnya”.[Qaf 50;18]
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati
Allah,
Ketiga, membayar zakat,
”Dan
orang-orang yang menunaikan zakat” [23;4].
Kewajiban berzakat adalah satu rukun dari rukun
islam yang lima perkara, Allah berfirman,
”Di dalam harta benda mereka ada hak yang
tertentu bagi orang fakir dan miskin” [Adz Dzariyat;19].
Mengerluarkan zakat sama
halnya dengan mengerjakan shalat sedangkan hukumnya sama berat ”fardhu ain”. Di
dalam shalat sering dijumpai perintah shalat digandengkan dengan perintah
zakat. Salah satu hikmah zakat adalah membersihkan harta kita dari hal-hal yang
subhat, yaitu penghasilan yang tidak jelas halal atau haramnya, bila zakat
tidak dikeluarkan berarti harta kita belum bersih karena ada hak-hak ummat
islam yang menjadi komsumsi kita.
Keempat, menjaga kehormatan.
”Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada terceIa [23;5-6]
Orang yang
menjaga sikap ini nampak dalam segala sikapnya, sebagai pribadi dia tidak akan
berbuat merusak, melakukan penyelewengan, mendahulukan kepentingan bersama.
Kelima, memelihara amanat,
”Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya” [23;8].
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati
Allah,
Yang dimaksud dengan amanat disini adalah suatu
sikap dan sifat pribadi setia, tulus ikhlas dan jujur dalam melaksanakan
sesuatu yangt dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas
kewajiban lainnya, pelaksanaan amanat dengan baik dapat disebut dengan Al Amin
berarti yang mendapat kepercayaan, yang jujur, setia dan aman.
Orang yang shalat dengan khusyu’, menjaga shalatnya dengan baik, berbuat
dan bertingkahlaku baik serta berbicara sebagai akhlak muslim yang diajarkan
nabi, mengeluarkan zakat dan ssdaqah, menjaga kehormatan diri dan keluarga dari
kemaksiatan, memelihara amanat, maka orang inilah yang akan mendapatkan tempat
yang mulia yaitu ”Syurga Firdaus”.
Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati
Allah,
Tinggal berpulang kepada kita, akan masuk syurga
firdaus yang telah dijanjikanNya atau
akan masuk neraka jahanam yang juga telah dijanjikan-Nya bagi mereka yang
ingkar dan dimurkainya. Memasuki syurga firdaus memang dilakukan melalui
cetusan iman dan dibuktikan dengan amaliyah ibadah, tetapi sedikit sekali orang
yang mengetahuinya dan tidak sedikit yang merasa berat untuk mengerjakannya,
mudah-mudahan kita mendapatkan taufiq yaitu kemampuan untuk berbuat baik dan
diberi hidayah-Nya yaitu petunjuk untuk
kesana.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ