Rabu, 20 Juni 2012

11. Janji Allah kepada orang beriman [1]





Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 20 November 2009

اَلْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”[An Nahl 16;97]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri panggilan Allah pada siang ini yaitu melaksanakan shalat jum’at yang merupakan sebagian kecil kewajiban yang harus kita lakukan, shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw bin Abdullah, penutup para rasul dan yang mengakhiri kenabian, semoga dengan banyak membaca shalawat maka Allah akan memberikan shafaat-Nya kelak kepada kita, amin.

Kemudian khatib mengajak kita semua untuk selalu meningkatkan kualitas iman taqwa kita kepada Allah yang diiringi amal shaleh pada seluruh sektor kehidupan, hanya iman dan amal shaleh inilah yang akan kita hadapkan kepada Allah kelak sebagai hamba-Nya.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Keimanan seseorang harus dibuktikan melalui aplikasi amaliyah sehari-hari dalam seluruh sektor kehidupan, keimanan yang terhunjam di hati, terucap dilisan dan terujud melalui amaliah, inilah iman yang benar sehingga kehadirannya ibarat pohon yang besar, akarnya kokoh, dahannya menjulang ke langit dan setiap musim memberikan buah kepada penghuni bumi, itulah ibarat orang-orang yang beriman kepada Allah.

Iman mereka tadi tidaklah sia-sia tapi akan diberi balasan oleh Allah baik di dunia maupun di akherat, tergantung sejauh mana mampu mempertahankan, memperjuangkan iman tersebut sehingga janji Allah dapat diraih. Inilah janji-janji Allah kepada orang beriman;

Pertama, tetap pada posisi makhluk terbaik; walaupun manusia pada awalnya tercipta dalam posisi fithrah [suci], baik dan mulia tapi ketika perjalanan hidupnya jauh dari nilai-nilai yang diharapkan oleh Allah maka akan jatuh pada posisi yang sangat hina;
“ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),’[At Tin 95;4-5]
Ketika keimanan masih disandang saat itu keadaan manusia masih berhaga disisi Allah, tapi bila telah melakukan kemaksiatan, waktu itu lunturlah posisinya tadi. Untuk itu perlu adanya komitmen dalam keimanan sehingga tidak mudah diluntur dan dilenturkan oleh keadaan, lebih jauh Allah menerangkan ketika orang beriman telah meninggalkan kmitmen imannya maka tak bedanya dengan binatang ternak bahkan lebih;

”Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” [At Tin 95;6]

Kedua, terbebas dari gangguan syaitan; godaan makhluk yang satu ini memang luar biasa bahkan mereka tidak akan berhenti untuk menggoda sesuai dengan kualitas incarannya, bila yang dihadapi orang yang bagus imannya maka syaitan yang diutuspun yang punya kiat untuk menaklukkan. Namun demikian bagi mereka yang imannya bagus, syaitan tidak berdaya untuk menghadapinya yaitu iman yang jauh dari nilai-nilai kesyirikan, inilah iman yang punya kualitas tauhid.

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh Maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata “[Al Jatsiyah 45; 30]

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ketiga, diberi pahala; semua yang dilakukan bagi seorang mukmin akan dinilai, bila maksiat yang dilakukan akan dibalasi dengan dosa dan siksa dan bila amal baik akan diberi pahala, dan itu merupakan sunnah Allah. Rasulullah satu ketika menasehati para sahabat untuk berhati-hati terhadap amal kecil, siapa tahu dengan amal tersebut lansung dicatat oleh malaikat untuk masuk syurga selama-lamanya, dan berhati-hati pula dengan dosa kecil, siapa tahu dengan dosa itu kita akan dicatat oleh malaikat sebagai penduduk neraka selama-lamanya. Semua amal yang dilakukan seorang mukmin akan bernilah pahala selama tetap tujuannya mencari ridha Allah, niatnya ikhlas dan caranya juga sesuai yang dituntunkan Allah dan Rasul-Nya.
“Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”[Al Insyiqaq 84;25]

Keempat, diberi ketenangan hidup; letak tenangnya hidup manusia tergantung sejauh mana dia mengaplikasikan nilai-nilai iman dalam kehidupannya. Obat resah, gelisah, putus asa dan tidak puas dengan dunia tiada lain iman dan amal bagi mereka yang mau mencari ketenangan yang hakiki, sementara ketenangan selain itu adalah ketenangan semu, yang mudah sekali membuat orang kecewa;
‘Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir’ [At Taubah 9;26]

Kelima, diberi kehidupan yang baik; maknanya adalah kehidupan yang diridhai Allah walaupun dengan fasilitas yang sangat minim. Godaan yang hadir untuk mencelakakan manusia terlalu banyak; bisa harta, tahta dan cinta sehingga idealisme perjuangan dalam hidup mudah sekali bertukar tergantung kebutuhan temporer, karena manusia mengartikan kehidupan yang baik sesuai dengan hawa nafsunya.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Bagi seorang yang miskin, kondisi ini menurut Allah untuknya adalah baik, bila dia menjadi kaya mungkin komitmen agamanya akan berkurang sebagaimana Qarun di zaman Nabi Musa dan Tsa’labah di era Rasulullah. Seorang yang posisinya sebagai prajurit adalah lebih baik daripada sebagai panglima, karena Allah tahu bila dia jadi panglima akan banyak penyelewengan yang dilakukan. Jangan kita mengartikan baik itu menurut hawa nafsu dan pemikiran kita tapi lihatlah apa yang diprogram Allah, semua yang dijadikan Allah, semua kejadian dan peristiwa ada hikmah dibalik itu;

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui”[Al Baqarah 2;216].

Sulit bagi kita untuk menebak hal yang baik itu baik untuk kita atau yang buruk itu akan berkibat buruk bagi kita karena semua itu rahasia Allah, namun janji Allah bahwa manusia beriman akan diberi kehidupan yang baik adalah persi Allah dan wajib kita ikuti;
‘’Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan’’ [An Nahl 16;97]

Keenam, diberi ampunan; setiap manusia berdosa tergantung besar atau kecilnya, disengaja atau tidak. Bila dosa yang dilakukan tidak dinetralisir dengan taubat menjadi beban bagi pelakunya, orang yang baik bukanlah orang yang tidak berbuat salah tapi adalah orang yang berusaha untuk memperbaiki dirinya, segala dosa dan kesalahan perlu dimintakan ampunan kepada Allah dan untuk mengabulkannya ini merupakan hak preogatif Allah, tapi untuk orang yang beriman Allah menjanjikan itu dengan syarat bertaubat nashuha;
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Al Fath 48;29]

Itulah janji Allah kepada orang-orang yang beriman, untuk membuktikan janji tersebut tergantung sejauh mana komitmen dan konsekwen kita dalam keimanan dan amal shaleh, Allah akan memenuhi janji-Nya sesuai dengan syarat itu, bila tidak jauh panggang daripada api. [Mdr,2009]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar