Rabu, 09 Oktober 2013

97. Kurban, Jangan kotori dengan Syirik


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawwarah
Jorong Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 4 Oktober 2013/29 Zulqaidah 1434.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّابَعْدُ؛؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:


"Sesungguhnya kami Telahmemberikankepadamunikmat yang banyak.MakaDirikanlahshalatKarenaTuhanmu; danberkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membencikamudialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah


bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Dalamperspektif surah al-Kautsar, kurbanmerupakansalahsatuekspresisyukur.Sepertidiisyaratkanayatkedua surah tersebut, kurbandisejajarkandenganshalat yang dilakukanuntukmewujudkan rasa terimakasihmanusiakepada Allah atassegalapemberiannikmat-Nya yang besartakterhingga.

"Sesungguhnya kami Telahmemberikankepadamunikmat yang banyak.MakaDirikanlahshalatKarenaTuhanmu; danberkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membencikamudialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]

Praktikkurbanjugasecaratersiratmemperlihatkansebuahpengorbanansebagaiikrarpengabdiankepada-Nya.Sedangkansecarasyariat, kurbanitudiwujudkandalambentukpenyembelihanhewan yang dagingnyadibagikankepadapihak-pihak yang berhakmenerimanya.

Dalamkurban, seseorangsejatinyatidakhanyatulusmenyembelihhewansecarafisik, tapijugamenyembelihsifat-sifathewani yang melekatpadadiriparapelakunya.Sifatkebinatangan yang kerapmunculdalambentukpenindasanhak-hakasasiterhadapsesamanya, misalnya, dapatsajamunculpadasiapa pun.Tidakhanyapadapenguasa yang dipandangmemilikipotensilebihbesarmenindasrakyat, tapijugapadarakyat yang seringtidaksanggupmengendalikankebebasansehinggaberakibatlahirnyapenindasanpadakekuasaan.

Secarahistoris, sepertitersiratdalam surah al-Kautsar, kurbandiperintahkanuntukmensyukurinikmat.Padahal, ketikawahyuiniditerima, Nabi Muhammad SAW tengahdalamkeadaanduka.Cacimakidantekananfisikataupun mental yang dilakukan orang-orang kafirMakkahsaatitudatangbertubi-tubi.Pendeknya, Nabibesertaparasahabatnyaselamatinggal di Makkahhampirtidakpernahmerasakansuasanaamandalamhidupnya.Bahkanpuncaknya, Nabimendapatancamanuntukdihabisibaik raga maupunnyawanya. [Prof DrAsep S Muhtadi, KurbanMendidikBersyukur, Republika.co.id Selasa, 08 November 2011 10:53 WIB

"Makatatkalaanakitusampai (padaumursanggup) berusahabersama-sama Ibrahim,mIbrahim berkata: "HaianakkuSesungguhnyaAkumelihatdalammimpibahwaAkumenyembelihmu. Makafikirkanlahapapendapatmu!"

Kalaulah Ibrahim melakukanpenyembelihanitutanpamengabarkanterlebihdahulukepada Ismail makaselesailahtugas yang diamanatkan Allah kepadanya, tapidiatidakmauperistiwaitutanpaketerlibatan Ismail, diapunmemberikandidikankepadaanaknyabahwatugasbesarituharusjugadiikutioleh sang anak, disinitergambarbahwaorangtuatidakbolehmelakukansemuaperankehidupaniniwalaupundiamampu, perankehidupanitujugaharusdibagikankepadaanak-anakmudasebagaigenerasi yang akandatang.

iamenjawab: "Haibapakku, kerjakanlahapa yang diperintahkankepadamu; insya Allah kamuakanmendapatikutermasuk orang-orang yang sabar". [Ash Shaffaat 37;102)

Jawaban Ismail adalahjawabanseoranganak yang patuhkepadaketentuan Allah, diatidakmemastikandirinyabisaberlakusabar, tapisemuanyaitudenganizin Allah.Karenakesabaranitusikappribadiseseorang yang diberihidayaholeh Allah, manusiahanyamakhluk yang segalasesuatunyadibawahkekuasaan-Nya, itulahjawaban yang tepatdari Ismail dengankalimat "Insya Allah".Lalubuatapa Allah menggantikan Ismail dengan bi dzibhin 'atzhiemseekorbinatangsembelihan yang besar.

Bagi Allah tidakadamasalah, DiaMahaKuasa, BagiNabi Ibrahim AS sudahilkhlasmenyembelihdan Ismail jugasudahikhlasdisembelih.Yaituuntukmemberikanpenekanan, penggarisbawahan, perbedaanantara agama-agama kebudayaanpenyembahberhaladandewa-dewadengan agama wahyu, tidakbolehmenyembelih, membunuhmanusia.Upacarakurbanbukanlahsuatu yang sakralbukanlahsuatusesajen .

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Di Sudan, ada seorang guru yang banyak pengikutnya, para pengikutnya itu melakukan berbagai cara untuk mengabdi kepadanya, menaatinya dan mengunjunginya dengan berbekal keyakinan bahwa sang guru itu termasuk wali-wali Allah. Mereka mempelajari Tarekat Sufi Samaniyah darinya. Di sana terdapat kubah besar milik orang tua sang guru, dengan kubah itu para pengikutnya memohon berkah, mempersembahkan apa-apa yang dianggap berharga oleh mereka sebagai nadzar. Itu mereka lakukan sambil berdzikir disertai dengan menabuh piring dan genderang. Pada tahun ini, guru mereka memerintahkan untuk menziarahi kuburan guru lainnya, lalu para pengikutnya itu pun berangkat, laki-laki maupun perempuan dengan menggunakan ratusan mobil.

Jawaban
Ini kemungkaran dan kejahatan besar, karena pergi untuk menziarahi kuburan adalah suatu kemungkaran, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,"Janganlah kalian mengusahakan perjalanan berat kecuali kepada tiga masjid; Masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha."[1]

Lagi pula, mendekatkan diri kepada para penghuni kuburan dengan nadzar, sembelihan, shalawat, do'a dan memohon pertolongan kepada mereka, semua ini merupakan perbuatan syirik, mempersekutukan Allah.

Seorang muslim tidak boleh berdoa kepada penghuni kuburan, walaupun penghuni kuburan itu seorang yang mulia seperti para rasul tidak boleh meminta pertolongan kepada mereka, seperti halnya tidak boleh meminta pertolongan kepada berhala, pepohonan dan bintang-bintang. Adapun permainan piring dan genderang yang mereka maksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , ini merupakan bid'ah yang mungkar.

Banyak golongan sufi yang beribadah dengan cara demikian, semua ini mungkar dan bid'ah, tidak termasuk yang disyari'atkan Allah, sebab menabuh piring yang disyari'atkan hanya dikhususkan bagi wanita dalam acara perayaan pernikahan untuk mengumumkan pernikahan agar diketahui masyarakat bahwa itu adalah pernikahan, bukan perzinahan.

Selain itu, yang termasuk bid'ah dan sarana-sarana kesyirikan adalah membuat bangunan dan mendirikan masjid di atas kuburan, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang memagari kuburan, membuat bangunan di atasnya dan duduk-duduk di atasnya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memagari kuburan, duduk-duduk di atasnya dan membuat bangunan di atasnya."[2] Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda," Allah melaknat kaum Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid-masjid."

Maka seharusnya kuburan itu tidak ada bangunannya (tidak ditembok), dan tidak boleh meminta berkah pada kuburan atau mengusap-usapnya, serta tidak boleh berdoa dan meminta pertolongan kepada penghuninya, tidak boleh juga mempersembahkan nadzar atau sembelihan untuk mereka. Semua ini termasuk perbuatan jahiliyah.

Kaum muslimin hendaknya mewaspadai ini, dan para ahli ilmu hendaknya menasehati sang guru tersebut, memberitahunya bahwa perbuatan ini batil dan mungkar, dan bahwa menganjurkan manusia untuk memohon pertolongan kepada orang-orang yang sudah mati dan berdoa kepada mereka di samping Allah adalah merupakan perbuatan syirik akbar. Na 'udzu billah. Hendaknya kaum muslimin tidak mengikutinya dan tidak terpedaya olehnya, karena ibadah itu hak Allah semata, hanya Allah yang pantas diseru dan diharap. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." [Al-Jin :18]

Dalam ayat lainnya disebutkan,

Dan barangsiapa menyembah ilah yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. " [Al-Mukminun : 117]

Allah menyebut mereka kafir karena mereka menyeru selain Allah, yaitu karena mereka menyeru jin, malaikat, para penghuni kuburan (orang-orang yang telah mati), bintang-bintang dan berhala-berhala. Jika menyeru itu di samping Allah, berarti syirik akbar, [Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Hukum Menziarahi Kuburan Guru Tarekat Sufi Dan Mempersembahkan Kurban ,Almanhaj,or.id Rabu, 20 Oktober 2004 15:37:06 WIB]

ApakahdagingkurbanitudapatmeredakanmurkaTuhan?ApakahTuhanberhajatkepadadagingkurbanitu?Apakahdarahkurban yang mengaliritusesuatu yang sakral, dapatmensucikankembalimanusiadaridosa?Apakahbinatangkurbanituuntukkendaraan yang berkurban di harikemudiankelak?Untukitumarilahkitabacafirman Allah dalam S. Al Hajj 22;37:

"Daging-daginguntadandarahnyaitusekali-kali tidakdapatmencapai (keridhaan) Allah, tetapiketakwaandarikamulah yang dapatmencapainya.Demikianlah Allah Telahmenundukkannyauntukkamusupayakamumengagungkan Allah terhadaphidayah-Nyakepadakamu.danberilahkabargembirakepada orang-orang yang berbuatbaik.

Jadimenurut Al Quran, dagingdandarahtidakadarelevansinyadenganupacarakurban.Ajaran Islam menolakpemahamankurbansebagaipersembahanatausesajen (offering), danjugamenolakpemahamankurbansebagaipembasuhdanpenebusdosa yang sakralsifatnya (sacrifice), tegasnyaajaran Islam menolakpengertiankurbansebagaipersembahan yang sakral.Jugatidakbenarbahwabinatangkurbanakanmenjadikendaraan di harikemudian.

Kurbanharusdiresapkanartinyamenurut rasa bahasaasalnyayaitubahasa Al Quran, yang dibentukoleh 3 hurufQaf, Ra, Ba, qarraba, artinyamendekatkandiri (kepada Allah SWT).

Dalam S. Al Maidah 27 terdapatungkapanQarrabaQurba-nan, yang artinyamendekatkandiridenganberkurban.Jadiupacarakurbanadalahmenyembelihbinatang, dagingnyauntukdimakansendiridandimakanoleh fakir miskinsebagaifungsisosial, darahnyadibuang, tidakbolehdimakankarenanajis, jadisangatjauhdarisakral.Dan artispiritualnyaadalahmendekatkandiri, taqarrubkepada Allah SWT sebagaitandaberbaktikepadaNya, melaksanakanperintahnyadengansemangattaqwa.Demikianlah, menurutbahasaasalnya, yaitubahasa Al Quran, berkurbanbermaknamendekatkandirikepada Allah SWT denganmemberikan yang berkwalitaskepada orang lainsebagairealisasitaqwa. [ Makassar, 14 Juni 1992 'H.Muh.Nur Abdurrahman]

Dengan demikian Allah mengajarkan, semakin sering kita berqurban untuk kesejahteraan ummat manusia, maka akan semakin kokoh dan sempurnalah taqwa kepada Allah Swt. Kesediaan kita untuk berqurban sudah tentu menuntut penekanan egoisme dan pengurbanan rasa keakuan kita. Tidak boleh rasa keakuan tersebut hidup subur di hati ummat Islam, karena dorongan nafsu akan menjadikan manusia serakah, yang tidak mengenal batas-batas kemanusiaan dan yang cendrung melanggar norma-norma Allah.

Agama Islam adalah agama yang menganjurkan dengan tegas agar pemeluknya suka berqurban dalam arti yang seluas-luasnya. Al Qur’an mendorong ummat islam untuk menanamkan watak kesediaan untuk senantiasa mengurbankan sebagian kepentingan kita, sebagian rezeki kita, sebagian kelonggaran kita untuk sesama manusia.

HadisriwayatAnas bin Malik ra., iaberkata: Nabi saw. berkurbandenganduaekorkibasberwarnaputihagakkehitam-hitaman yang bertanduk. Beliaumenyembelihkeduanyadengantanganbeliausendiri, serayamenyebutasma Allah danbertakbir (bismillahiAllahuakbar). Beliaumeletakkan kaki beliau di atasbelikatkeduakambingitu (ketikahendakmenyembelih). (ShahihMuslim )

Kurbanselainujudketaatankepada Allah, diajugamerupakanujudsyukurseoranghambaatasnikmat yang sudahditerimadari Allah, diantararealisasinyaadalahshalatdankurban;

"Sesungguhnya kami Telahmemberikankepadamunikmat yang banyak.MakaDirikanlahshalatKarenaTuhanmu; danberkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membencikamudialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]

Kurbanmerupakanimplikasidarinikmat-nikmat Allah yang sudahditerimaseoranghamba, artinyapahalanyaadaduadimensi, sebelumberkurbansudahlebihdahulumenerimapahalaberupakenikmatandunia , hanyamanusiapenerimanikmatitu yang mengertisudahberapabanyaknikmatduniadiaterima, sehinggadariitusemuadiajugaujudkandengankurbanuntukmengejarpahala yang lebihbesarlagi yang berdimensiakherat, ukuranpahalanya kata Rasulullahsebanyakbuludomba yang disembelihitu, wallahua'lam[Cubadak Solok,15 Syawal 1431.H/ 24 September 2010]


بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَاْلآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُقَوْلِيْهَذَاوَأَسْتَغْفِرُاللهَالْعَظِيْمَلِيْوَلَكُمْ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar