Rabu, 09 Oktober 2013

92. Setelah Ramadhan Berakhir


KHUTBAH IDUL FITHRI
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Mushalla Nurul Iman
Jorong Balansia Nagari Paninjauan
Kecamatan X Koto Singkarak
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 08 Agustus 2013/ 01 Syawal 1434.H

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله وحده , صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده , لا أله الا الله و الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلىَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Sebagaimanusia, yaitumakhluk Allah terlalubanyakkarunia, rahmatdannikmat yang diberikan-Nyakepadakita, kalaukitahitungjumlahnikmatitupadahariinisajarasanyatidakakanterhitung, selamabulanRamadhansajasungguhbanyaknikmat-Nyatercurahtanpaperhitungan, apalagibilanikmatitukitakalkulasikansejakkitalahirhinggameninggaldunia, sikap yang bijakbagiseorangmukminterhadapnikmat Allah ituadalahmensyukurinya.

Sungguhhanyapujiandan rasa syukur yang tidakterhinggahanyauntuk Allah semata, berkatrahmatdankasihsayang-Nyalahkitadapatmelewatihari-hari, malam-malamdanwaktu-waktu yang utama. Menunaikanamaliyahdanibadah di bulan yang mulia, bahkandenganpenuhharap, kitadapatmeraihmalam Al-Qadar yang kemuliaannyasamadenganibadahseribubulanlamanya.
RasanyaberatmeninggalkanbulanRamadhan, inginrasanyakitaterusberada di bulannanindahdanpenuhberkahini, namunwaktutetaplahwaktu yang pastiberlalu, kinisaatnyakitadanseluruhumat Islam di seluruhduniamerayakankemenangannya. Gematakbir, tahlildantahmid pun berkumandangdimana-mana, umat Islam di seluruhjagadrayaini, bersatupadumelantunkaniramamembesarkan Allah, memujidanmensucikan-Nya, sebagaiungkapan rasa syukuratasnikmat yang telahdianugerahkan. Mengungkapkansyukuratashidayahdaninayah Allah yang begitubesarkarenatelahberhasilmengikutirentetanibadahpadabulanRamadhansebagaijaminanuntukmendapatkanganjarandanampunan Allah SWT dankembalikepadafitrah.
Sesuaidenganperintah Allah SWT

“Dan hendaklah kalian sempurnakanbilangannya, mengagungkan Allah SWT ataspetunjuk Allah danhidayah-Nya agar setelahitu kalian menjadi orang yang bersyukur”. (Al-Baqarah:185)

Inilahsaatnyakitaungkapkan rasa syukur yang mendalamkepada Allah; syukurqalbidenganmengakuinikmat-nikmat Allah, syukurqaulidenganmelantunkantahmid, tasbihdantakbirkepada Allah, sertasyukuramalidenganmenjadikansegalanikmatnyasebagaisaranamendekatkandirikepada-Nya, menunaikansegalaperintah-Nyadanmenjauhilarangan-larangan-Nya, sehinggakelakdengansyukurtersebut Allah berkenanmenambahdanmenambahterusnikmat-Nyakepadakitadanmenjadikankitamenjadi orang yang bertaqwa.[Syarifuddin Mustafa, MAKhutbahIdulFitri 1432 H: Ramadhan, MembangunKeshalihanPribadiMenujuKeshalihanSosial, dakwatuna.com 27/8/2011 | 28 Ramadhan 1432 H].

Ramadhan yang setiap tahunnya datang kepada kita dengan idzin Allah seharusnya telah mengantarkan kita kepada ketaqwaan haqiqi yang merupakan tujuan dan target utama dari disyariatkan puasa di dalamnya. Yaitu berupa kemampuan dalam mengerjakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya secara maksimal yang dapat menjadi faktor terbesar penghambat dan peredam kemurkaan Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun". (QS. al-Anfal: 33)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Demi kemulian dan keagungan-Ku, Aku senantiasa akan mengampunkan dosa-dosa hamba-hamba-Ku selama mereka mau meminta ampun kepada-Ku” (HR. Ahmad dan al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani)[Muhammad RuliyandiAbuNabiel Khutbah 'Idul Fitri, Buah Ramadhan Peredam Murka Ilahi :: Compiled by oriDo™ ::].

Sesungguhnyasemuaibadah yang Allah syari’atkanuntukmanusiabertujuanmembentukmerekamenjadihamba-hamba-Nya yang bertaqwakepada-Nya. Allah berfirman :

“Wahaimanusia, sembahlahTuhanPenciptamudanPencipta orang-orang sebelumkamu agar kamuberTaqwa. (QS. Al-Baqarah [2] : 21)
Imam Raghib Al-AshfahanimenjelaskandefinisiTaqwakepada Allah ialahmenjagadiridariperbuatandosadenganmeninggalkanapasaja yang dilarang-Nya. Ketaqwaanseseorangakanmenjadisempurnadenganmeninggalkansebagian yang dibolehkan Allah padanya, khususnyaapabilamenimbulkaneksesnegatifdalamdirisepertikebanggaan, riya’, lalaimengingat Allah dansebagainya.Taqwakepada Allah padahakikatnyaialahmenjunjungtinggisemuaperintah Allah yang dijelaskan-Nyadalam Al-Qur’an dandijelaskanRasul Saw.dalamSunnahBeliau. Padawaktu yang sama, meninggalkansemua yang dilarang Allah sebagaimana yang dijelaskan-Nyadalam Al-Qur’an dandijelaskan pula olehRasul Saw. dalamSunnahBeliau.

Jikasetiapindividu Muslim di negeriini, ataumayoritas Muslim di negeriinibertaqwakepada Allah, makaakanterbentukmasyarakatTaqwa. BilamasyarakatnyasudahmenjadimasyarakatTaqwaKepada Allah, makapemerintahannyajugaakanmenjadipemerintahanTaqwaKepada Allah. Sebabitu, kitamerindukanlahirnyamasyarakatTaqwaKepada Allah di negeriini yang mayoritspenduduknya Muslim, sehinggapemerintahannyapunmenjadipemerintahanTaqwaKepada Allah ’AzzaWajalla.

Jikaada yang bertanya :KenapakitamerindukanmasyarakatTaqwaKepada Allah? Kenapabukanmasyarakatmajuekonomi, sainsdanteknologisepertimasyarakatEropa, Amerika, Jepangdan lain sebagainya?Jawabannyaialah :
SATU.Jaminankeberkahanhidupseseorangdansuatunegeridankeselamatanpenduduknyadariazab Allah di duniadan di akhirathanyajikamerekabertaqwakepada Allah.KeberkahanhidupakibatTaqwakepada Allah itumencakupsolusiproblematikakehidupan, kemajuansaranahidup, keamanandankeselamatandiridannegeri.Keselamatan di duniaialahterhindardariberbagaikrisis, bencanadanazab yang Allah timpakan.Sedangkankeselamatanakhiratadalahselamatdariazabnerakadandimasukkan Allah kedalamsyurga-Nya. Allah berfirman :

“Jikalausekiranyapenduduknegeri-negeriberimandanberTaqwa, pastilah Kami akanmelimpahkankepadamerekaberkahdarilangitdanbumi, tetapimerekamendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksamerekadisebabkanperbuatannya.((QS. Al-A’raf [7] : 96 ]
DUA.Allah telahmenetapkanTaqwakepada-Nyasebagaistandarpenilaian-Nyaterhadapmanusia.Allah tidakjadikanharta, kedudukan, pangkat, kekuasaandanacuanmaterilainnyadalammemuliakanhamba-Nya, melainkanberdasarkanTaqwakepada-Nya.Sebabitu, orang yang paling mulia di sisi Allah, adalah orang yang paling baikkualitasTaqwanya. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang yang paling muliadiantarakamudisisi Allah ialah orang yang paling taqwadiantarakamu..[Al Hujurat 49;13]
KarenaTaqwaituadalahstandarkualitashidupdankemuliaanseoranghamba, makaTaqwajuga Allah jadikansebaik-baikpakaiankita di dunia, sebagaimanafirman-Nya :

“Haianak Adam, sesungguhnya Kami telahmenurunkankepadamupakaianuntukmenutupauratmudanpakaianindahuntukperhiasan.Dan pakaianTaqwaitulah yang paling baik.Yang demikianituadalahsebahagiandaritanda-tandakekuasaan Allah, mudah-mudahanmerekaselaluingat.” (QS. Al-A’raf [7] : 26)
KarenaTaqwaituadalahstandarkualitashidupdankemuliaanseoranghamba, makaTaqwajuga Allah jadikansebaik-baikbekalkitadalammenuju Allah danridha-Nya, sebagaimanafirman-Nya :
“ Berbekallah, dansesungguhnyasebaik-baikbekaladalahTaqwadanbertaqwalahkepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS. Al-Baqarah [2] : 197)

KarenaTaqwaituadalahstandarkualitashidupdankemuliaanseoranghamba, makaTaqwajuga Allah jadikansebaik-baiklandasanpembangunansaranaibadahdanberbagaibentukpembangunansaranahiduplainnya,[Ust. FathuddinJa’far, MA, TaqwaadalahKunciKeberkahandanKeselamatan di DuniadanAkhirat,Agustus 2011].
Di akhir Ramadhan, masih ada beberapa ibadah yang disyariatkan sebagai penutup amalan seorang hamba yang mulia ini. Di antara syari’at itu adalah:
Pertama: Istighfar. hendaklah kita memperbanyak istighfar kepada Allah Ta’ala. Istighfar menjadi penutup bagi segala amal kebaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam jika selesai melaksanakan shalat fardhu, beliau beristighfar dalam keadaan menghadap kiblat. Beliau beristighfar tiga kali. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga beristighfar setiap selesai melakukan shalat malam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengakhiri hayatnya dengan istighfar. Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya:

”Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”[An Nashr 110;1-3].
Hikmah mengakhiri amal dan menutup usia dengan istighfar yaitu berperan untuk menutupi kekurangan serta kesalahan dalam amalan sepanjang usia. Karena manusia tidak akan lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Hikmah lainnya, agar seorang muslim tidak tertipu atau silau dengan amal ibadah yang telah dilakukannya. Hendaklah seorang muslim senantiasa menganggap dirinya kurang maksimal dalam menunaikan hak-hak Allah Ta’ala. sekalipun telah banyak amalan yang dia perbuat. Oleh sebab itu, disyariatkan beristighfar, memohon ampunan Allah Ta’ala atas kekurangan ini.
Jika yang melakukan amal shalih saja sisyariatkan untuk beristighfar, lalu bagaimana dengan orang yang senantiasa melakukan perbuatan dosa dan maksiat, namun dia enggan beristighfar?!

Diantara amal shalih keduayang bisa dijadikan sebagai penutup bulan yang penuh barakah ini yaitu zakat fithri. Zakat fitrah merupakan syiar Islam dan kewajiban yang agung. Allah Ta’ala mewajibkannya atas seluruh kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar, merdeka maupun budak. Zakat ini sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin, agar mereka ikut serta merasakan kebahagiaan di hari Raya Idul Fitri. Zakat ini diambilkan dari makanan pokok daerah setempat. Allah Ta’ala berfirman: 
“…Yaitudarimakanan yang biasakamuberikankepadakeluargamu,…”[Al Maidah 5;89].

Belum dikatakan menunaikan zakat, jika dia menggunakan makanan yang jelek. Allah Ta’ala berfirman:

”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs al-Baqarah/ 2:267)

Amalan lain yang disyariatkan oleh Allah Ta’ala di penghujung bulan ini bertakbir, mengagungkan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang dibeRikan kepadamu, supaya kamu beRsyukuR.” (Qs al-Baqarah/ 2:185)
Takbir disyariatkan apabila telah teRlihat hilal bulan syawal sampai pelaksanaan shalat ied. TakbiR ini dilakukan di masjid-masjid, Rumah-Rumah dan jalan-jalan sebagaimana yang dilakukan Oleh paRa sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, guna menyebaRkan syiaR Islam dan mengagungkan Allah Ta’ala atas segala kaRunia dan nikmat-Nya. [AkhiRi Ramadhan Dengan Amal Shalih, Majalah As Sunnah, edisi khusus [06-07] Th XII Ramadhan-Syawal 1429.H, September-Oktober 2008.M].
Ramadhan yang tidakpeRnahabsendaRitahun-ketahun, yang telahkitajalanisampaisaatinisehaRusnyatelahmengantaRkankitamenjadipRibadi-pRibadi yang muttaqin, sehinggasemua yang menjadikaRekteRistik al muttaqintelahadapadadiRi-diRikita, kaRakteRistik yang muliasepeRti yang dijelaskandalambanyakayat-Nya. Di antaRanya Allah subhanahuwata’alabeRfiRman,

“dan (juga) orang-orang yang apabilamengerjakanperbuatankejiatauMenganiayadirisendiri, merekaingatakan Allah, lalumemohonampunterhadapdosa-dosamerekadansiapalagi yang dapatmengampunidosaselaindaripada Allah? danmerekatidakmeneruskanperbuatankejinyaitu, sedangmerekamengetahui.”[Ali Imran 3;135]

Hasil Tempaan Ramadhan
Kegiatanrutin yang dilakukanummatislamselamabulanRamadhandiantaranyapuasa, shalatmalam [tarawih], shalatberjamaah, membaca Al Qur’an, sedekah, pengajian-pengajiandan lain-lainnya. Kegiatan tersebut bila terbukti pula diluar bulan Ramadhan berarti pengkaderan selama satu bulan berhasil.

Puasa yang dilakukan selama bulan Ramadhan dapat diselesaikan dengan baik, menahan lapar dan dahaga, serta menjauhkan segala yang membatalkan puasa, hal ini biasa dilakukan karena bulan puasa, bila tidak nampak dilakukan diluar bulan Ramadhan dengan puas nazar, puasa sunnat dan puasa qadhanya tidak terujud kader yang baik.

Shalat malam yang dilakukan di bulan Ramadhan dengan tarawih biasa dan wajar, tapi apakah terlihat pula shalat malam tersebut dengan tahajudnya di luar bulan Ramadhan, bila puasanya baik tentu saja kegiatan ini akan berkelanjutan bukan di bulan Ramadhan saja.

Orang mengejar shalat berjamaah di bulan Ramadhan karena pahalanya besar bahkan shalat sunat saja sama nilainya dengan shalat wajib di luar bulan Ramadhan. Tapi kerap kali bila Ramadhan berlalu tidak lagi shalat berjamaah diutamakan untuk dilakukan baik di masjid ataupun di rumah, begitu Ramadhan berlalu maka shalatpun menjadi nomor terakhir.

Tabungan Ramadhan akan penuh oleh infaq, sedekah dan santunan, orang yang memberi berbuka bagai yang puasa pahalanya sama dengan orang yang berpuasa, setelah puasa usai pula sedekah, infaq dan santunan jarang sekali terdengar, pembangunan masjid terhenti karena dana yang dihasilkan Ramadhan telah habis, terpaksa pembangunan dilanjutkan menanti Ramadhan berikutnya.

Di bulan Ramadhan syiar islam nampak memancar dengan kegiatan tilawatil qur’an yang digemakan di masjid-masjid melalui qori dan qariah, baik selesai tarawih ataupun menjelang subuh, dimana-mana diadakan pengajian dan pengkajian islam dan Al Qur’an, setelah berlalu satu bulan mulia ini Al Qur’an disimpan di lemari yang paling tinggi, sekali-kali berkumandang ayat-ayat ini melalui kaset, tidak terdengar lagi suara merdu anak-anak mengaji dan mengeja Al Qur’an.

Pengajian-pengajian semarak, dari kuliah subuh, kuliah taraweh sampai pengajian menjelang berbuka, begitu pula radio selalu mengudarakan ceramah-ceramah islam, tapi sayang hanya satu bulan, begitu Syawal menjelang Ramadhanpun tenggelam diiringi tenggelamnya segala aktivitas ummat.

Orangtuapun sibuk membawa anak-anaknya untuk shalat di masjid, menyediakan makan sahur dan berbuka keluarga karena dihiasi oleh Ramadhan, perhatian orangtua ekstra ketat dibulan ini, terpanggil ayat Allah dalam surat At Tahrim 66;6 yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.

Sangat rugi orang yang tidak menjaga dirinya dari neraka, tidak terpuji orang yang hanya menjaga dirinya sementara keluarganya diabaikan, sangat bodoh orang yang menyelamatkan keluarganya sementara dirinya tenggelam dalam neraka.

Bila segala kegiatan yang berlansung di bulan Ramadhan tidak dilanjutkan di luar bulan Ramadhan berarti tempaan, pengkaderan dan latihan di bulan ini sedikit hasilnya dan manfaatnya atau tidak berhasil dan tidak bermanfaat sama sekali. Seandainya dapat pula terlaksana dengan baik di bulan lain berarti tercapailah tujuan dari puasa yaitu meraih derajat taqwa. Taqwa adalah tingkatan tertinggi dalam ajaran islam setelah seseorang disebut dengan muslim, mukmin, muhsin dan mukhlis.

Sifat yang harus tertanam setelah Ramadhan yaitu sabar, disiplin, kasih sayang,semakin dekat kepada Allah dan punya masa depan sebagai neraca pribadi, keluarga dan masyarakat,”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan hari esok” [59;18] [Mukhlis Denros, Tabloid Lentera Padang no.21, 05012000].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar