Rabu, 09 Oktober 2013

95. Tiga Perintah dan Larangan Allah



Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Huda
Jalan Laing -Tembok
Kecamatan Tanjung Harapan
Kota Solok Sumatera Barat
Tanggal 06 September 2013/ 01 Zulqaidah 1434.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّابَعْدُ؛
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah

Ketika menyatakan diri sebagai muslim maka pribadi yang ideal itu telah disandang seharusnya yaitu menyerahkan wala' atau loyalitas hanya kepada Allah, Rasul dan orang-orang beriman, selain itu berarti telah keluar dari shahadatain, yang otomatis mengeluarkannya dari keislaman. Jawaban orang-orang yang benar imannya adalah bagaimana yang tergambar dalam surat An Nur 24;51

‘’ Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.’’
"Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat"[Ali Imran 3;132]
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" [An Nisa' 4;59]

Ketaatan kepada Allah harus mencakup kepada dua hal yaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan segala kemampuan dan daya upaya dan ini merupakan jalan menuju level taqwa. Dalam surat An Nahl 16;90 Allah menyampaikan tiga perintah dan tiga larangan-Nya yaitu;

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".

Tiga Perintah Allah
Banyak perintah Allah yang harus kita kerjakan baik yang berkaitan dengan urusan pribadi, keluarga dan masyarakat, pada ayat ini tiga hal saja yang harus dikerjakan yaitu;

1.Berlaku adil
Keadilan milik semua manusia walaupun dia non muslim, Allah berfirman dalam surat Al Maidah 5;8
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Pada suatu hari Khalifah Ali bin Abi Thalib kehilangan baju besinya, kemudian ia mendapatkannya pada seorang Nasrani, Ali mengadukan hal itu kepada Qadhi atau Hakim Syuraih untuk diadili, ketika di pengadilan terjadilah dialok;
Ali ; Baju besi ini saya yang punya, saya tidak pernah menjualnya dan tidak
pernah menghadiahkan kepada siapapun.
Qadhi : Bagaimana jawabanmu tentang dakwaan Amirul Mukminin?
Nasrani: Baju besi ini saya yang punya, tetapi saya tidak bermaksud menuduh
Amirul Mukminin itu berdusta.
Qadhi : Adakah Amirul Mukminin mempunyai bukti dan saksi bahwa baju ini milik
Amirul Mukminin ?
Ali : Syuraih benar, saya tidak dapat mengemukakan saksi dan bukti.

Qadhi menyerahkan baju itu kepada orang Nasrani karena Ali tidak dapat menunjukkan bukti dan saksinya. Dengan langkah tenang Nasrani itu meninggalkan raung sidang, tetapi sesampai di pintu dia masuk lagi dan berkata,"Hukum yang tuan Qadhi putuskan itu adalah benar yang pernah dilakukan para nabi, saya naik saksi di hadapan Allah bahwa ini adalah hukum keadilan, dan mulai sekarang saya nyatakan diri saya sebagai muslim, baju ini memang engkau yang punya hai Amirul Mukminin, yang terlepas dari tanganmu ketika engkau pergi perang Shiffin.

Nasrani yang telah muslim tadi tampil ke depan menyerahkan baju besi itu kepada Ali, Alipun menyambut baju itu lalu berkata,"Oleh sebab engkau sekarang saudaraku dalam islam, maka baju ini kuhadiahkan kepadamu".

2.Berbuat kebajikan
Pribadi muslim yang baik adalah pribadi yang memfungsikan seluruh kemampuan yang ada pada dirinya untuk kepentingan masyarakat sehingga dirinya bermanfaat bagi orang lain, ringan tangan memberikan bantuan kepada siapa saja yang layak dibantu apalagi ketika ada musibah di daerah tersebut, berupa banjir, kebakaran, kelaparan yang menyusahkan masyarakat apalagai saudara kita seiman yang mengalami kemalangan itu.
”Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah bertolong menolong dalam dosa dan permusuhan, dan bertaqwalah kepada Allah” [5;2]

”Barangsiapa yang melepaskan kesulitan untuk seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akherat. Allah selalu menolong hamba-Nya yang selalu menolong saudaranya” [HR. Muslim].

Rasulpun menyabdakan, ”Barangsiapa yang tidak peduli dengan ummat Islam maka dia bukanlah ummatku”.

Pribadi muslim dengan sepuluh karakter tersebut tidaklah terjadi dengan sendirinya tapi butuh perjuangan pengkaderan yang cukup panjang yang diawali dari rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang mendukung gerakan islam.

3.Memberi kepada kerabat
Ada manusia yang memiliki nilai lebih serta ada yang selalu berada dalam kekurangan. Nilai lebih manusia tadi dapat berupa harta, ilmu dan kedudukan. Bila si pemilik nilai lebih hanya memperbesar perut dan kesenangannya saja berarti dia telah mengabaikan seruan Allah dan Rasul-Nya. Islam tidak menginginkan harta kekayaan hanya beredar pada satu kaum atau golongan saja, akan tetapi islam memberikan jalan keluarnya yang layak diikuti bagi orang-orang yang telah meyakinkan kebenaran Risalah-Nya.

Jalan keluar tersebut dapat disebut dengan zakat, infaq, wakaf ataupun sedekah, yaitu pemberian yang harus dikeluarkan kepada yang berhak menerimanya. Harta yang dimiliki seseorang bukanlah mutlak semuanya menjadi hak miliknya, dibalik itu terdapat harta anak yatim, harta fakir miskin, serta untuk keperluan kaum muslimin lainnya.

"……… akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) …………" [Al Baqarah 2;177]

Tiga Larangan Allah
Dari sekian larangan Allah, dalam ayat diatas digambarkan ada larangan Allah yang harus ditinggalkan, yaitu;

1.Perbuatan keji
Untuk menjaga agar iman seseorang terpelihara dengan baik maka perlu adanya sikap untuk memahami pandangan hidup tentang tauhid, yaitu sikap hidup yang hanya menjadikan Allah saja sebagai Ilah, pada kalimat lain Sayid Qutb mengatakan,”Jangan ada lagi Tuhan selain Allah”.

5
Sikap seorang mukmin terhadap Allah adalah rela menjadikan dirinya sebagai hamba yang wajib mengabdikan seluruh potensi hidupnya hanya kepada-Nya [Adz Dzariat 51;56],

Terhadap manusia sikap seorang mukmin adalah bermuamalah yaitu menjalin hubungan sosial dengan siapapun tanpa mengorbankan aqidah dan mencemari tauhid [Ali Imran 3;112]

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”

Kalau ummat ini telah melepaskan diri dari ikatan tauhid kepada Allah maka perbuatan maksiat, yaitu perbuatan yang keji dan mungkar mudah saja untuk dilakukan, untuk itulah jangan dekati perbuatan keji itu.

2.Perbuatan mungkar
Allah melarang kita melakukan perbuatan mungkar karena hal itu adalah dosa, dosa adalah akibat melanggar larangan Allah baik disengaja ataupun tidak, baik besar ataupun kecil. Larangan Allah yang dilakukan manusia dapat merusak pribadi, keluarga dan masyarakatnya.

Iman yang terpelihara dengan baik adalah iman yang mampu terjauh dari perbuatan dosa, dosa dapat merusak iman seseorang, Rasulullah bersabda; "Barangsiapa yang berzina atau minum khamar, mencabut Allah akan imannya, sebagaimana seseorang melepaskan bajunya melalui kepalanya" [HR. Thabrani] "Barangsiapa minum arak maka keluarlah iman dari rongga hatinya" [HR. Thabrani]

Manusia adalah makhluk Allah yang diberi beberapa kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain. Kelebihan itu diantaranya; manusia adalah makhluk Allah yang terbaik dibandingkan makhluk yang lain;
"Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya " [At Tin 95;4]

Manusia adalah makhluk Allah yang termulia dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang, kemuliaan itu terbukti diberikan Allah fasilitas untuk hidup di dunia;
"Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan" [Al Isra' 17;70]

Walau status itu diberikan Allah kepada manusia, tapi bila melakukan dosa maka status itu akan direndahkan....
"Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)''[At Tin 95;5]

Ibarat pepatah yang mengatakan "karena nila setitik maka rusaklah susu sebelanga". Artinya kelebihan manusia yang diberikan Allah sehingga mendapat posisi mulia akan hancur bilamana melakukan perbuatan dosa. Rasulullahpun telah berpesan,”Hati-hatilah terhadap dosa kecil, siapa tahu begitu kamu mengerjakan dosa kecil Allah mencatatmu sebagai penduduk neraka selama-lamanya dan hati-hatilah terhadap amal yang kecil, siapa tahu ketika kalian mengerjakan amal yang kecil itu dicatat Allah sebagai penghuni syurga selama-lamanya”.

3.Permusuhan
Allah melarang ummat ini untuk bermusuhan karena pemusuhan itu akan mendatangkan bahaya, biasanya permusuhan itu karena ego atau nafsu atau sifat ananiyah kita pada hakekatnya dapat memenjara kita, yang berada di dalam diri kita. Jadi kita yang memenjara dan yang dipenjara. Manusia yang telah terbenam oleh egonya bahkan kemudian akan mempertuhankan egonya itu. Dia menjadi manusia yang tamak, loba dan serakah. Dia tidak puas dengan apa yang dimilikinya, walaupun kekayaannya sudah melimpah ruah, akibatnya menjadi masyarakat nafsi-nafsi.

Semangat ”kerjasama” dan ”tolong menolong” menjadi sirna bahkan menjadi masyarakat yang eksploitatif, pihak yang kuat memeras dan menindas pihak yang lemah, yang kaya menghisap yang miskin, akibatnya akan timbul beberapa penyakit yang diawali oleh penyakit Tabaghud [benci membenci] antara sipendengki dengan orang yang didengki. Kemudian tabaghud yang tidak terpendam akan menyala menjadi ’Adawah [permusuhan]. Dan kalau ’adawah inipun selalu beroleh bensin, ia akan berkobar menjadi Al Baghyu, tak segan melakukan pengkhianatan terhadap siapa yang dimusuhinya, apalagi ia mendapat peluang dan kesempatan.

Dan akhirnya kalau nyala itu tidak dapat lagi dipadamkan, maka ia akan meningkat menjadi Al Haraj [sudi membunuh]. Kita tidak lagi melihat masyarakat manusia yang manusiawi, tetapi yang kita lihat adalah masyarakat Srigala yang berujud manusia.

Allah menjelaskan dalam surat Ali Imran 3;105 agar ummat ini tidak bercerai berai dan berselisih yang dapat menghancurkan ukhuwah;
''Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat''

Dalam Al Hujurat 49;10 dengan tegas menyebutkan bahwa persaudaraan mukmin itu sudah dipastikan sehingga harus dijaga sebaik-baiknya;
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat".

Karakteristik seorang mukmin yang taat dan bertaqwa kepada Allah adalah mukmin yang mampu dan mau untuk melaksanakan perintah Allah dan berupaya pula untuk meninggalkan larangan Allah, bila demikian maka keuntungan, kemenangan yang akan diraihnya di dunia maupun di akherat, wallahu a'lam [Cubadak Solok, 30052010]

Sumber;
1.M.Yunan Nasution, Pegangan Hidup I
2.Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
4.Buya Hamka, Pelajaran Agama Islam.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar