Senin, 05 November 2012

64. Setelah Ramadhan Berakhir


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Jihad
Jorong Batang Pamo Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 24 Agustus 2012/06 Syawal 1433.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih dapat menikmati kehidupan dalam iman dan islam, shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia hingga akherat, belaiu sebagai teladan dan pimpinan kita dalam menapaki kehidupan ini.

Kemudian khatib mengajak kita semua, marilah meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Sesungguhnya semua ibadah yang Allah syari’atkan untuk manusia bertujuan membentuk mereka menjadi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. Allah berfirman :

“Wahai manusia, sembahlah Tuhan Penciptamu dan Pencipta orang-orang sebelum kamu agar kamu berTaqwa. (QS. Al-Baqarah [2] : 21)
Imam Raghib Al-Ashfahani menjelaskan definisi Taqwa kepada Allah ialah menjaga diri dari perbuatan dosa dengan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya. Ketaqwaan seseorang akan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dibolehkan Allah padanya, khususnya apabila menimbulkan ekses negatif dalam diri seperti kebanggaan, riya’, lalai mengingat Allah dan sebagainya. Taqwa kepada Allah pada hakikatnya ialah menjunjung tinggi semua perintah Allah yang dijelaskan-Nya dalam Al-Qur’an dan dijelaskan Rasul Saw. dalam Sunnah Beliau. Pada waktu yang sama, meninggalkan semua yang dilarang Allah sebagaimana yang dijelaskan-Nya dalam Al-Qur’an dan dijelaskan pula oleh Rasul Saw. dalam Sunnah Beliau.

Jika setiap individu Muslim di negeri ini, atau mayoritas Muslim di negeri ini bertaqwa kepada Allah, maka akan terbentuk masyarakat Taqwa. Bila masyarakatnya sudah menjadi masyarakat Taqwa Kepada Allah, maka pemerintahannya juga akan menjadi pemerintahan Taqwa Kepada Allah. Sebab itu, kita merindukan lahirnya masyarakat Taqwa Kepada Allah di negeri ini yangmayorits penduduknya Muslim, sehingga pemerintahannyapun menjadi pemerintahan Taqwa Kepada Allah ’Azza Wajalla.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Jika ada yang bertanya : Kenapa kita merindukan masyarakat Taqwa Kepada Allah? Kenapa bukan masyarakat maju ekonomi, sains dan teknologi seperti masyarakat Eropa, Amerika, Jepang dan lain sebagainya? Jawabannya ialah :
SATU. Jaminan keberkahan hidup seseorang dan suatu negeri dan keselamatan penduduknya dari azab Allah di dunia dan di akhirat hanya jika mereka bertaqwa kepada Allah. Keberkahan hidup akibat Taqwa kepada Allah itu mencakup solusi problematika kehidupan, kemajuan sarana hidup, keamanan dan keselamatan diri dan negeri. Keselamatan di dunia ialah terhindar dari berbagai krisis, bencana dan azab yang Allah timpakan. Sedangkan keselamatan akhirat adalah selamat dari azab neraka dan dimasukkan Allah ke dalam syurga-Nya. Allah berfirman :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan berTaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.( (QS. Al-A’raf [7] : 96 ]
DUA. Allah telah menetapkan Taqwa kepada-Nya sebagai standar penilaian-Nya terhadap manusia. Allah tidak jadikan harta, kedudukan, pangkat, kekuasaan dan acuan materi lainnya dalam memuliakan hamba-Nya, melainkan berdasarkan Taqwa kepada-Nya. Sebab itu, orang yang paling mulia di sisi Allah, adalah orang yang paling baik kualitas Taqwanya. Allah berfirman :

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.[Al Hujurat 49;13]
Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik pakaian kita di dunia, sebagaimana firman-Nya :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian Taqwaitulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf [7] : 26)
Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik bekal kita dalam menuju Allah dan ridha-Nya, sebagaimana firman-Nya :

“ Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS. Al-Baqarah [2] : 197)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik landasan pembangunan sarana ibadah dan berbagai bentuk pembangunan sarana hidup lainnya,[Ust. Fathuddin Ja’far, MA, Taqwa adalah Kunci Keberkahan dan Keselamatan di Dunia dan Akhirat,Agustus 2011].

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kegiatan rutin yang dilakukan ummat islam selama bulan Ramadhan diantaranya puasa, shalat malam [tarawih], shalat berjamaah, membaca Al Qur’an, sedekah, pengajian-pengajian dan lain-lainnya. Kegiatan tersebut bila terbukti pula diluar bulan Ramadhan berarti pengkaderan selama satu bulan berhasil.

Puasa yang dilakukan selama bulan Ramadhan dapat diselesaikan dengan baik, menahan lapar dan dahaga, serta menjauhkan segala yang membatalkan puasa, hal ini biasa dilakukan karena bulan puasa, bila tidak nampak dilakukan diluar bulan Ramadhan dengan puas nazar, puasa sunnat dan puasa qadhanya tidak terujud kader yang baik.

Shalat malam yang dilakukan di bulan Ramadhan dengan tarawih biasa dan wajar, tapi apakah terlihat pula shalat malam

tersebut dengan tahajudnya di luar bulan Ramadhan, bila puasanya baik tentu saja kegiatan ini akan berkelanjutan bukan di bulan Ramadhan saja.

Orang mengejar shalat berjamaah di bulan Ramadhan karena pahalanya besar bahkan shalat sunat saja sama nilainya dengan shalat wajib di luar bulan Ramadhan. Tapi kerap kali bila Ramadhan berlalu tidak lagi shalat berjamaah diutamakan untuk dilakukan baik di masjid ataupun di rumah, begitu Ramadhan berlalu maka shalatpun menjadi nomor terakhir.

Tabungan Ramadhan akan penuh oleh infaq, sedekah dan santunan, orang yang memberi berbuka bagai yang puasa pahalanya sama dengan orang yang berpuasa, setelah puasa usai pula sedekah, infaq dan santunan jarang sekali terdengar, pembangunan masjid terhenti karena dana yang dihasilkan Ramadhan telah habis, terpaksa pembangunan dilanjutkan menanti Ramadhan berikutnya.

Di bulan Ramadhan syiar islam nampak memancar dengan kegiatan tilawatil qur’an yang digemakan di masjid-masjid melalui qori dan qariah, baik selesai tarawih ataupun menjelang subuh, dimana-mana diadakan pengajian dan pengkajian islam dan Al Qur’an, setelah berlalu satu bulan mulia ini Al Qur’an disimpan di lemari yang paling tinggi, sekali-kali berkumandang ayat-ayat ini melalui kaset, tidak terdengar lagi suara merdu anak-anak mengaji dan mengeja Al Qur’an.

Pengajian-pengajian semarak, dari kuliah subuh, kuliah taraweh sampai pengajian menjelang berbuka, begitu pula radio selalu mengudarakan ceramah-ceramah islam, tapi sayang hanya satu bulan, begitu Syawal menjelang Ramadhanpun tenggelam diiringi tenggelamnya segala aktivitas ummat.

Orangtuapun sibuk membawa anak-anaknya untuk shalat di masjid, menyediakan makan sahur dan berbuka keluarga karena dihiasi oleh Ramadhan, perhatian orangtua ekstra ketat dibulan ini, terpanggil ayat Allah dalam surat At Tahrim 66;6 yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargam dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.

Sangat rugi orang yang tidak menjaga dirinya dari neraka, tidak terpuji orang yang hanya menjaga dirinya sementara keluarganya diabaikan, sangat bodoh orang yang menyelamatkan keluarganya sementara dirinya tenggelam dalam neraka.

Bila segala kegiatan yang berlansung di bulan Ramadhan tidak dilanjutkan di luar bulan Ramadhan berarti tempaan, pengkaderan dan latihan di bulan ini sedikit hasilnya dan manfaatnya atau tidak berhasil dan tidak bermanfaat sama sekali. Seandainya dapat pula terlaksana dengan baik di bulan lain berarti tercapailah tujuan dari puasa yaitu meraih derajat taqwa. Taqwa adalah tingkatan tertinggi dalam ajaran islam setelah seseorang disebut dengan muslim, mukmin, muhsin dan mukhlis.

Sifat yang harus tertanam setelah Ramadhan yaitu sabar, disiplin, kasih sayang,semakin dekat kepada Allah dan punya masa depan sebagai neraca pribadi, keluarga dan masyarakat,”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan hari esok” [59;18] [Mukhlis Denros, Tabloid Lentera Padang no.21, 05012000].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar