Jumat, 02 November 2012

52. Kepribadian Yang Islami


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 17 Februari 2012/23 Rabiul Awal 1433.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”[Al Hujurat 49;15].

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita hadir di rumah Allah ini untuk menyampaikan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita sebagai bekal hidup dengan segala fasilitasnya, syukur tersebut dibuktikan dengan amaliah ibadah sehari-hari, salah satunya adalah melaksanakan shalat jum'at pada hari ini, yang kemudian diiringi dengan ibadah-ibadah lainnya sepanjang hari. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beliaulah pejuang kehidupan dan hak-hak azasi di dunia ini hingga kebenarannya diikuti oleh pengikutnya hingga akhir zaman. Suatu kewajiban bagi kita untuk meningkatkan iman hingga mencapai derajat taqwa dan menambah ibadah sehari-hari sehingga aktivitas yang dilakukan selalu berorientasi mencari ridha Allah Swt.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Awal pribadi manusia itu mulia, baik dan suci sebagaimana yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya;
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”[Al Isra’ 17;70]
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “[At Tiin 95 ;4]’

’Tidak dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan suci dari dosa”[HR.Muslim]

Akan tetapi karena bisikan syaitan dan ajakan hawa nafsu, kemuliaan, baik dan kesucian manusia tadi ternoda;
“Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.’[At Tiin 95;5-6]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Adapun karakter orang yang memiliki kepribadian islam itu adalah;

Pertama, adalah kepribadian yang beriman kepada Allah,
1.dengan keimanan yang terhunjam di hati [Al Anfal 8;2]
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

2. terucap melalui lisan [An Nuur 24;51]
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”

3. serta teraplikasikan dalam amal-amal shaleh [Al Baqarah 2;25]
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”

Inilah iman yang istiqamah yaitu iman yang kokoh, stabil dan mantap;
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”[Al Hujurat 49;15]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Iman yang hanya sekedar terhunjam di hati tanpa terucap dilisan dan tidak teraplikasi melalui amal perbuatan, inilah imannya Fir’aun dan iblis [10;90, 15;39-40]
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"[Yunus 10;90]
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".” [Al hijr 19;39-40]

Iman yang hanya terucap di bibir tanpa terhunjam di hati, tanpa goresan amal, maka inilah imannya orang-orang munafiq [Al Baarah 2;8].
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”

Kedua, kepribadian islami itu adalah kepribadian seseorang yang memiliki iman yang stabil tapi berusaha terus meningkatkan kualitas imannya menjadi muhsin, mukhlis dan muttaqin.

Yang dimaksud dengan muttaqin adalah orang yang bertaqwa kepada Allah dengan kualitas prima melakukan pengabdian dan berupaya pula menyingkirkan segala dosa dan maksiat dari dirinya.
Umar bin Khattab mengabarkan taqwa dengan istilah berhati-hati dalam seluruh asfek kehidupan.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Imam Al Gazali mengartikan taqwa itu dengan empat huruf singkatan yaitu
1.T, singkatan arti “Tawakkal” yaitu sikap hidup menyerahkan diri segala urusan kepada Allah setelah ikhtiar seoptimal mungkin,
2. huruf Q, singkatan dari “Qanaah” yaitu sikap hidup menerima segala pemberian dari Allah baik berupa materi maupun non materi, tapi tetap berusaha untuk meningkatkan jumlahnya tanpa memaksakan dirinya,
3. huruf W yaitu “Wara’” artinya sikap pribadi yang berhati-hati terhadap barang yang syubhat,
4. dan huruf Y, yaitu “yakin”, sikap hidup semakin mantap keimanannya.

Orang yang bertaqwa kepada Allah selalu dibimbing hidupnya dengan hidayah Allah sehingga tidak ada persoalan hidup ini yang tidak dapat diselesaikan, semuanya ada solusi yang terbaik dari Allah Swt;
“….barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya’[Ath Thalaq 65;2-3]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ketiga, kepribadian islami adalah kepribadian yang mampu mengislamisasi diri pada seluruh sektor tindakannya bahkan hingga denyut nadinyapun demikian. Selaku muslim hatinya jauh dari sifat-sifat yang dapat merusak keimanannya, seperti nifaq, syirik, fasiq, zhalim, kibir dan sifat-sifat lainnya yang merendahkan martabatnya.

Fikirannya tidak terkontaminasi oleh pemikiran dari luar bingkai islam seperti permisiv, sinkritis, materialis, komunis, orientalis dan pemikiran pemikiran lainnya yang merupakan perpanjangan tangan dari isme-isme yang tidak suka dengan islam, Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 2;208 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

Konsekwensi dari iman dan taqwa adalah siapnya menjadikan diri ini sebagai muslim yang “kaffah” yaitu integral.
Bila iman tidak kaffah otomatis masuk dalam lingkungan syaitan, otomatis pula disesatkan karena syaitan itu sesat dan terlaknat.
Yang dimaksud kaffah disini bukanlah kuantitas tapi kualitas pribadi yang ditargetkan, apalah artinya kuantitas menggembirakan tapi kualitas ibarat buih di lautan, idealnya kualitas yang diiringi dengan kuantitas.

Keempat, yang dimaksud dengan kepribadian islami adalah pribadi muslim yang mampu menggunakan dirinya untuk berjihad di jalan Allah pada seluruh sektor kehidupan manusia baik dengan harta, jiwa, tenaga, fikiran,ekonomi bahkan politik demi untuk tegaknya islam dengan kalimat Allah yang haq.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Sayid Qutb mengatakan bahwa tegaknya islam ini di dunia karena semangat jihad ummat yang masih berkobar, dan sebaliknya hancurnya ummat ini karena jihad telah ditinggalkan.

Ini yang disinyalir oleh Rasulullah bahwa ummat ini akan hancur berantakan ibarat makanan yang terhidang diatas meja, direbut oleh semua manusia, dikarenakan sudah tidak punya izzah lagi, apalagi telah terjangkit pula oleh penyakit wahn, yaitu penyakit mental, “terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian”. Allah berfirman;

“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”[At Taubah 9;111]

Untuk menciptakan pribadi militan tersebut tidaklah mudah, perlu usaha dan kerja dan pengerahan tenaga, dengan da’wah yang terprogram dan terencana yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”[Ali Imran 3;104]

Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah, yaitu mengkader ummatnya dengan tempaan islam yang kontinyu tanpa mengenal lelah sehingga melahirkan kualitas Abu Bakar, Umar bin Khattab,Bilal bin Rabah serta ratusan kader-kader militan dengan kepribadian islam yang prima.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Apa yang salah pada da’wah kita hari ini sehingga tidak muncul pribadi sebagaimana orang-orang terdahulu, jangankan setipe mereka, pengganti Buya Hamka dan Buya Natsir saja sulit untuk menemukannya, sebagai renungan bagi kita, benar apa yang dikatakan oleh seorang ulama,”Untuk memperbaiki ummat agar sama kualitasnya dengan ummat terdahulu maka harus meniru bagaimana Rasulullah mengkader ummat ini”, bila tidak demikian jangan berharap banyak untuk munculnya pribadi yang betul-betul islami, wallahu a’lam. [Mdr, 2009]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar