Jumat, 02 November 2012

55. Tiada Tuhan Selain Allah


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 23 Maret 2012/30 Rabiul Akhir 1433.H

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan[Al Furqan 25;2-3]”

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Pertama sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga dalam menjalankan kehidupan ini selalu dalam bimbingan-Nya, Amin.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan ummat manusia di dunia ini kehidupan yang penuh arti melalui iman dan pengabdian hanya kepada Allah semata.

Kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui amaliah ibadah yang kita lakukan sebagai bekal memasuki kehidupan kekal abadi yaitu kampung akherat. Taqwa yang sungguh-sungguh itulah kelak akan mendapat tempat yang dijanjikan Allah yaitu syurga jannatunnaim sesuai dengan janji-Nya.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Sejak dahulu manusia berusaha mencari perlindungan yang dapat dijadikan sebagai Tuhan, ada yang mengambil berhala sebagai sembahannya, ada yang berupa batu besar, pohon kayu dan laut dijadikan sebagai Tuhannya, hal ini merupakan fithrah manusia. Manusia bagaimanapun adalah makhluk lemah yang membutuhkan tempat bersandar dan mencari kekuatan lain yang dianggapnya mampu memberi bantuan kepadanya sehingga tanpa ilmu mereka jadikan selain Allah sebagai Tuhannya.

Bila tanda bimbingan wahyu dari yang Maha Kuasa sungguh banyaklah manusia yang sesat jalan hidupnya, sedangkan wahyu dan para Nabi diturunkan untuk membimbing dan mengajak mereka untuk menyembah Allah masih juga terjadi penyelewengan.

Penyelewengan itu terjadi dengan diambilnya selain Allah sebagai Tuhan :
1.hawa nafsu [Al Furqon 25;43],

“ Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”

2. patung-patung dan berhala [Asy Syu’ara 26;69-76],

“Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan Kami Senantiasa tekun menyembahnya".berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?" mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami berbuat demikian". Ibrahim berkata: "Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
3. jin dan malaikat [Saba 34;40-41],

“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung Kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".

4. nabi-nabi [Ali Imran 3;79],

”Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”

5. thaghut dan orang-orang alim sebagai yang mereka sembah [At Taubah 9;31].

“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau Kami menhendaki niscaya Kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala".

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Inilah perjuangan para nabi untuk mengembalikan nilai-nilai tauhid yang telah tercemar;
1. Nabi Musa harus berhadapan dengan Fir’aun yang telah menjadikan dirinya sebagai Tuhan,
2. Nabi Nuh harus menerima pil pahit dengan tenggelamnya sebagian bahkan anaknya sendiri telah menjadikan yang lain sebagai Tuhannya,
3. Nabi Luth merelakan isterinya untuk ditinggalkan karena keingkarannya kepada Allah,
4. Nabi Ibrahim memerangi ayahandanya yang menyembah berhala dan sekaligus berseteru dengan Raja Namrudz, [Al Furqan 25;2-3]

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.

Allah berfirman dalam surat An Nisa’ 4;48

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar”.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Arti dari ayat ini adalah, Allah tidak mengampuni seorang hamba yang bertemu dengan-Nya di akherat dalam keadaan menyekutukan-Nya.
Adapun dosa-dosa yang selain dari dosa syirik ini ataupun maksiat lain, itu semua atas jaminan dan izin Allah akan diampuni.Kalau dia memberi ampunan ataupun tidak merupakan hak mutlak Allah.

Firman Allah dalam surat Ibrahim 14;35

,”Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeriyang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari pada menyembah berhala-berhala”

Arti ayat ini ialah sesungguhnya Nabi Ibrahim berdo’a kepada Allah supaya dia dan anak cucunya dijauhkan dari kesibukan terhadap apa saja yang dapat memalingkan beribadah kepada selain Allah, karena perbuatan bagaimanapun baiknya kalau ditujukan kepada selain dari Allah maka amal itu masuk dalam kategori penyembahan berhala, Rasulullah bersabda,”Sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil”, ketika Nabi ditanya,”apa itu syirik kecil” Nabi menjawab,”Riya’” [HR.Ahmad]

Muhammad Rasulullah karena belas kasihan dan rahmat-nya terhadap ummatnya, memperingatkan agar jangan sampai kita menyia-nyiakan pahala amal kita dengan riya’ dan sum’ah [pamer] itu.

“Dari Ibnu Abbas Ra. Menyatakan bahwa Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’adz ke Yaman bersabda,”Kamu akan mendatangi kaum ahli kitab. Maka pertama kali yang harus kamu da’wahkan kepada mereka adalah persaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan itu,ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu sehari semalam. Kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan itu, maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shadaqah yang diambil dari orang kaya mereka untuk diberikan kepada orang fakir miskin. Kalau mereka elah taat kepadamu tentang ajakanmu itu, maka jagalah dan hindari harta benda mereka dan takutlah akan do’a orang yang teraniaya, sebab diantara dia dan allah tidak ada tabir penghalang” [HR.Bukhari dan Muslim]

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Didalam sebuah shaheh Muslim dari Nabi saw, beliau bersabda,”Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan ia mengkufuri semua penyembahan kepada selain Allah, maka haramlah hartanya dan darahnya dan perhitungannya nanti ada disisi Allah semata”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa bermacam-macam ragam kemusyrikan telah menimpa ummat islam seluruhnya. Maka beliau bertindak mengembalikan mereka kepada aqidah yang selamat, bersendikan Kitabullah dan sunnah rasulnya.

Abul A’la Al Maududi berpendapat,”Adapun yang patut dianggap sebagai Tuhan ; yang menduduki singgasana kekuasaan yang mutlak atas seluruh alam semesta, langit, bumi serta seluruh isinya. Yang demikian ini hanyalah Allah swt. Padanya tergantung seluruh kebutuhan makhluk. Maka adalah palsu prediket ketuhanan bagi sesuatu yang tidak mutlak kekuasaannya dan tidak tergantung padanya kebutuhan-kebutuhan seluruh makhluk. Malah justru bertentangan dengan logika kenyataan.

Ketika seseorang mengakui Allah sebagai Tuhannya maka dia dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai tauhid yang telah diucapkan, sehingga menjadi penganut islam yang baik dalam arti kata kualitasnya “kaffah” yaitu islam yang menyeluruh keyakinan yang integral [Al Baqarah 2;208]

”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Sebagai tanda atau perlambang bahwa manusia itu beriman kepada Allah, ialah mengucapkan dua kalimata syahadat. Ini merupakan kesaksian yang kedua kali setelah kesaksian dalam alam ruh dahulu [Al A’raf 7;172].

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Alangkah bodohnya kita bila mencari Tuhan selain Allah, apakah informasi tidak sampai, da’wah belum menyentuh atau karena kezhaliman dan kesombongan hamba itu. Bahkan dalam sebuah Hadits Qudsi Allah memperingatkan manusia, bila tidak mau menyembah-Nya maka carilah Tuhan lain dengan syarat keluar dari bumi Allah ini dan cari bumi lain, wallahu a’lam.[Mdr, 2009]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم



Tidak ada komentar:

Posting Komentar