Jumat, 02 November 2012

60. Kerugian Ummat Meninggalkan Syari'at


Khutbah Jum'at Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawwarah
Jorong Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 29 Juni 2012/2 Sya’ban 1433.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

”Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”[AnNur 24;51]

Hadirin, sidang jum’at yang mulia,
Kembali kita hadir di rumah Allah ini untuk menyampaikan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita sebagai bekal hidup dengan segala fasilitasnya, syukur tersebut dibuktikan dengan amaliah ibadah sehari-hari, salah satunya adalah melaksanakan shalat jum'at pada hari ini, yang kemudian diiringi dengan ibadah-ibadah lainnya sepanjang hari.

Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beliaulah pejuang kehidupan dan hak-hak azasi di dunia ini hingga kebenarannya diikuti oleh pengikutnya hingga akhir zaman.

Suatu kewajiban bagi kita untuk meningkatkan iman hingga mencapai derajat taqwa dan menambah ibadah sehari-hari sehingga aktivitas yang dilakukan selalu berorientasi mencari ridha Allah Swt.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah,
Sepanjang sejarah kehidupan manusia sejak nabi Adam lalu dipergilirkan dengan nabi-nabi selanjutnya hingga nabi Muhammmad Saw , kesemua nabi dan rasul tersebut menyampaikan kalimat tauhid ”Laa Ilaha Illallah” tidak ada Ilah kecuali Allah dengan menjalankan syari’at-Nya secara kaffah [utuh dan menyeluruh].

Dengan implementasi syariat dalam kehidupan sehari-hari inilah membawa ummat ini jaya sehingga memiliki izzah [kemuliaan] baik di hadapan orang kafir maupun sesama mereka. Ketika meninggalkan syariat-Nya tidak sedikit kesengsaraan yang diderita ummat islam hingga mereka jadi bangsa yang tidak dihargai ratusan tahun lamanya.

Kemajuan yang dicapai oleh orang kafir karena mereka meninggalkan agama mereka yang penuh dengan khurafat, syirik dan tahayul, sedangkan kehancuran ummat islam lantaran mereka mencampakkan isalm, baik secara keseluruhan maupun secara parsial.

Ibnu Taimiyah menyatakan,”Barangsiapa yang mengaku muslim tapi tidak membaca Al Qur’an berarti dia telah mencampakkan Al Qur’an, siapa saja muslim yang membaca Al Qur’an tapi enggan mengkaji isinya sama saja dengan mencampakkan Al Qur’an, siapa saja yang membacanya, lalu mengkaji isinya tapi tidak mengamalkan isinya berarti dia telah mencampakkan Al Qur’an”, artinya tugas seorang muslim terhadap Al Qur’an yang didalamnya terkandung syariat Islam yang diwahyukan kepada nabi Muhammad selain membaca dan mengkaji isinya juga mengamalkan pada seluruh asfek kehidupan.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah

SIKAP UMMAT TERDAHULU TERHADAP SYARIAT

Dari sekian nabi dan rasul yang diutus Allah untuk menyampaikan syari’at-Nya, maka Nabi Muhammad adalah rasul yang sukses mengantarkan ummat manusia ke cahaya iman sehingga sinarnya memancar ke seluruh penjuru dunia. Dalam waktu relatif singkat, hanya lebih kurang 23 tahun melalui rekrutmen [da’wah fardiyah] dari isteri beliau Khadijah, Abu Bakar, Umar bin Khattab hingga tegaknya sebuah Daulah yang disegani dunia di Madinah Al Munawarah hingga bekasnya masih dirasakan sebelum runtuhnya Khilafah Islamiyah di Turki tahun 1924.

Melalui da’wah Rasulullah mampu membentuk kualitas ummat yang dapat diandalkan, tidak diragukan militansinya untuk mengusung syariat dengan segala perjuangan. Sikap mereka terhadap syariat patut kita jadikan sebagai uswah [teladan] yaitu;

Pertama, memelopori predikat Khairu Ummah
Dimana ini Rasulullah dengan ummatnya mampu meraih kejayaan melalui implementasi syariat dalam seluruh asfek kehidupan sehingga mereka dijuluki ummat terbaik sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Ali Imran 3;110

”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Keimanan dan keshalehan pribadi yang mereka rasakan tidaklah cukup, untuk itu perlu digelar da’wah sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai syariat sekaligus menjaga keaslian syariat tadi dari nilai-nilai yang nampaknhya syariat padahal adat istiadat yang penuh dengan khurafat, bid’ah dan syirik.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kedua, Taat tanpa reserve terhadap syariat
Dengan didahului penanaman aqidah dan mendudukkan persoalan syahadatain pada pribadi masing-masing, ketika disyariatkan hukum kepada mereka, maka jawabnya tiada lain ”Sami’na wa atha’na”

”Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.’[An Nur 24;51]

Ketaatan itu nampak pada beberapa hal;

a. Pengharaman khamar [Al Maidah 5;90]

”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

b. Pengharaman riba [Al Baqarah 2;275]

”Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

c. Kewajiban memakai jilbab [An Nur 24;31]

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.

Sangat berbeda dengan ummat nabi Musa ketika dia mengajukan pelaksanaan syariat kepada pengikutnya, dengan serentak mereka menjawab ”Sami’na wa ashoina” kami dengar tap kami melalaikannya. Ketaatan inipun tercermin dari ucapan sahabat beliau, rasul menguji mereka, dengan lantang disambut oleh ummatnya dengan kalimat ”kami siap mengikutimu sampai kemanapun kami akan dibawa.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Ketiga, Melaksanakan syariat secara kaffah
Islam adalah ajaran yang telah utuh dan sempurna dimasa rasulullah masih hidup, seluruh asfek kehidupan manusia tidak lepas dari ajaran islam; baik pendidikan, ekonomi, budaya, politik atau apapun semuanya terangkum dalam ajaran islam yang kita kenal dengan syariat, Allah menyatakan dalam surat Al Baqarah 2;208

”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Mereka tidak mengenal antara kepentingan agama dengan kepentingan negara, kepentingan dunia dan kepentingan akherat terpisah dengan alasan apapun. Mereka mengenal aqidah dan ibadah, tanah air dan kebangsaan, agama dan negara, Al Qur’an dan pedang yang semuanya tercakup dalam syariat, pemisahan inilah yang kita kenal dengan sekulerisme.

Keempat, terjadi inqilabiyah setelah syahadat
Orang-orang dizaman rasulullah setelah mengucapkan syahadat dengan pengakuan ”Tiada Ilah kecuali Allah” saat itu terjadi perubahan total pada pribadi yang mengikrarkannya yang perubahan itu mencakup aqidah, ibadah, fikrah, suluk dan syu’ur sehingga tercermin dalam seluruh asfek kehidupan. Perubhan secara parsial pada pribadi muslim tadi akan menimbulkan karakter baru yang merusak syariat seperti nifaq, fasiq, syirik dan zhalim.

Perubahan secara total [inqilab] inilah yang diharapkan dari pemahaman ajaran islam walaupun terjadi secara drastis atau bertahap. Pada waktu bersamaan masuklah dua orang pemuda Baduy ke dalam islam, setelah mengucapkan dua kalimat syahadat orang pertama dipersilahkan pergi untuk menuntut ilmu dan orang kedua diberikan oleh Rasulullah sebilah pedang, penanganan yang berbeda kepada kedua orang ini tergantung sejauh mana kefahamannya terhadap tuntutan syahadat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah

KERUGIAN UMMAT KETIKA MENINGGALKAN SYARI’AT

Sejak da’wah digelar dizaman kerasulan Muhammad Saw hingga berdirinya Khilafah Islamiyyah di Madinah Al Munawarah yang diikuti oleh khulafaurrasyidin serta dilanjutkan oleh dinasti-dinasti sampai hancurnya khalifah Otmaniyah Turki ditahun 1924 ummat islam merasakan kejayaan disegala bidang yang diiringi dengan munculnya kader, penyandang syariat seperti Umar bin Abdul azis dan Shalahuddin Al Ayubi.
Siapa saja yang hidup dalam naungan syariat islam dia akan merasakan aman dan bahagia, hak-haknya diperhatikan dan kewajiban mereka terhadap agamapun tidak dilarang, inilah sebuah realitas sejarah di dunia peradaban manusia, ketika ummat islam berjumlah mayoritas dan berkuasa dalam naungan syariat kedamaian akan diperoleh, jangankan manusia non muslm sedangkan hewanpun merasakannya.

Karena berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, ummat islam telah meninggalkan sedikit demi sedikit ajaran islam kecuali sebatas ritual dan seremonial belaka, akibat dari itu semua dirasakan oleh ummat ini, yaitu derita yang berkepanjangan yang belum tahu kapan akan berakhir. Satu ketika Sayyid Qutb ditanya orang tentang kondisi ummat islam saat ini, dia menjawab,”Wajar kita diperlakukan demikian oleh musuh-musuh Islam karena memang kualitas kita siap untuk diapapun juga oleh orang lain”.

Ada beberapa kerugian yang dirasakan oleh ummat islam ketika dia tidak lagi menerapkan syariat islam, dengan kalimat lain, ummat ini akan menderita saat meninggalkan syariat islam yang agung ini;

1. Paham sempit terhadap pengertian Islam
Islam hanya diartikan dengan makna selamat dan sejahtera oleh ummatnya, padahal makna islam
itu adalah tunduk dan patuh pada seluruh aturan Allah, dalam surat Ali Imran 3;83 Allah menerangkan;

”Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”.
Bila islam diartikan selain yang dikehendaki-Nya maka manusia mencari aturan lain buatan manusia. Secara aqidah segala aturan yang diikuti manusia tidak mengacu kepada syariat maka prediket kafir, fasiq dan zhalim untuk mereka [5;44].

“……Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”

2. Paham sempit terhadap cakupan islam
Ketika ummat meninggalkan syariat, saat itu cakupan islam hanya sebatas ritual dan seremonial belaka sehingga wajar tampil pribadi-pribadi yang phobi dengan ekonomi, pendidikan, politik dan asfek lainnya yang dibicarakan oleh ajaran islam [Al Baqarah 2;208].

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

3. Paham sempit terhadap cakupan da’wah
Bila da’wah hanya diartikan sebatas tabligh atau menyeru ummat kepada kebaikan tidak lebih dari itu tidak akan tampil pribadi-pribadi militan untuk mempertahankan syariat ini, apalagi pandangan yang mengatakan bahwa penerapan hukum islam hanya berlaku di negara islam, kitapun bukan negara islam tapi ketika didesak bahwa Indonesia negara sekuler merekapun menolak. Dr. Musthafa Mashur menyatakan”Tegakkanlah Dien [syariat] itu didirimua niscaya dia akan tegak di negaramu”,
Untuk tegaknya dien di hati ummat ini hingga tegaknya syariat pada sebuah negara perlu adanya da’wah yang sesui dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah yaitu takwin dan kaderisasi.

’’Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.’[Ali Imran 3;104]

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
4. Terkontaminasi oleh Pemikiran Kafir
Orang yang meninggalkan syariat islam dalam kehidupannya baik keseluruhan maupun parsial mereka akan terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran kafir yang menyesatkan umat ini, baik dari sekuler ataupun orientalis dengan faham-faham menyesatkan seperti nativisme [budaya nenek moyang], permisivisme[serba boleh] , sinkritisme[semua agama sama]

5. Terjadinya Pengkotakan Pendidikan
Syariat islam tidak pernah menyatakan, ini pendidikan islam dan ini pendidikan umum,semua ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia itu adalah ilmu islam. Demikian pula makna ”ulama” dalam islam adalah orang yang dalam pengetahuannya, tidak dibatasi oleh ”agama dan umum”, implementasi dari ini mereka akan memahami islam secara parsial dan sembrono.

”Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam Telah Berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”.[Ash Shaf 61;14]

6. Mudah dilumpuhkan lawan
Syari’at adalah sebuah kebanggaan, sebuah izzah [harga diri] ummat ini, kalau bukan karena syari’at tidak akan mungkin nabi Muhammad diutus kedunia ini, kalau bukan karena syariat tidak mungkin para nabi terdahulu dimusuhi dengan segala konspirasi untuk meruntuhkan ummat ini. Selama ummat islam masih kokoh dengan syariatnya, siap untuk mengimplementasikan dalam seluruh asfek kehidupannya selama itu pula dia akan dihargai oleh kawan maupun lawan, tapi ketika syari’at ditinggalkan, baik seluruhnya ataupun sebagian maka siap-siaplah untuk ditaklukkan oleh lawan untuk kesekian kalinya;

”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” [Al Baqarah 2;120]

”Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".[Ash Shaf 61;8]

”....... mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”[Al Baqarah 2;217]

Ratu Inggris, Elizabeth dalam sebuah pidatonya menyatakan,”Selama ummat islam masih berpegang teguh kepada al Qur’an dan sunnah, kita tidak akan dapat menaklukkannya”, demikian pula yang disampaikan Samuel Zwemer kepada para pendeta,”Tugas kalian bukanlah menjadikan mereka keluar dari islam, tapi jadikan mereka tidak mengerti dengan islamnya, itu sudah cukup”.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kini saatnya bagi kita untuk membangun generasi baru yaitu generasi yang siap mempelajari, mengkaji, mengamalkan dan mempertahankan syariat islam hingga tetes darah penghabisan apalagi adanya peluang otonomi daerah yang daerah dapat menerapkan syariat islam dengan baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, wallahu a’lam.[Mdr, 2009]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم



Tidak ada komentar:

Posting Komentar