Jumat, 02 November 2012

56. Pendidikan dan Pengaruh Lingkungan


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 27 April 2012/5 Jumadil Akhir 1433.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

”Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku [penerus generasi] sepeninggalku, sedang isteriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’kub, dan jadikanlah dia ya Tuhanku, seorang yang diridhoi” [Maryam ;5-6].

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Marilah kita persembahkan puja puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga masih dalam lindungan, taufiq dan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Nya, amin.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Saw yang telah berjasa memperbaiki kehidupan manusia dari kejahiliyahan kepada nilia-nilai yang islami.

Selaras dengan dinamika kehidupan yang kita lalui pada masa ini yang nyaris mengantarkan kita kembali kepada kehidupan jahiliyah, maka selayaknya membentengi diri dengan peningkatan kualitas iman dan taqwa diiringi dengan amal shaleh yang dapat diaplikasi pada semua sektor kehidupan, semoga kehidupan kita dari hari ke hari lebih baik dalam pemahaman dan pengamalan agama Islam ini.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Ayat diatas mengisahkan Nabi Zakaria yang resah karena umur telah tua, tulangnya telah lemah dan rambutnya telah beruban tapi belum diberi anak sementara isterinya mandul. Menurut Al Baidhawi, kala itu Zakaria telah berumur 60 tahun, bahkan ada yang mengatakan 99 tahun, ia khawatir tidak mempunyai anak, nantinya siapa yang akan jadi warisnya, warisan yang ditinggalkan adalah syariat agama dan ilmu.

Orangtua harus khawatir dengan generasi yang ditinggalkannya. Anak disamping karunia Allah dia juga sebagai amanah yang harus dididik dengan nilai-nilai agama agar fithrah yang dibawanya sejak lahir dapat tumbuh dan berkembang sebagai generasi yang sempurna ketaqwaannya sebagaimana Nabi Ibrahim berdoa

,”Wahai Tuhanku, jadikanlah aku ummat yang mendirikan shalat dan demikian juga anak cucuku dan keturunanku. Wahai Tuhanku, perkenankanlah doaku, wahai Tuhanku, ampunilah aku dan juga kedua ibu bapakku dan bagi orang-orang mukmin pada hari terjadi perhitungan”[Ibrahim;40-41].

Dalam hal mendidik anak, Ibnu Khaldun maupun Ibnu Shina memberikan satu konsep, yaitu pengajaran Al Qur’an adalah sebagai basis [dasar] bagi permulaan dari berbagai kurikulum pendidikan yang mesti diajarkan dan diterapkan kepada anak-anak sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, ”Didiklah anak-anakmu dengan tiga perangai; cinta kepada nabimu, cinta kepada kaum kerabatnya dan cinta dalam membaca Al Qur’an, bakal berada dalam naungan Allah kelak pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya” [HR. Thabrani].

Dalam hadits lain beliau kembali menegaskan,”Suatu pahala akan diberikan kepada orangtua yang mengajarkan Al Qur’an kepada puteranya, pada hari kiamat nanti akan mendapat mahkota di dalam syurga”[Thabrani]. Disabdakan lagi,”Rumah yang sering dibaca Al Qur’an didalamnya akan terbayang oleh penghuni langit sebagaimana bintang-bintang terbayang oleh penduduk bumi” [HR. Al Baihaqi dan Aisyah].

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Peran orangtua dalam mencetak generasi qur’ani dalam rumah tangga bukan sekedar tanggungjawab saja tapi mengandung nilai ibadah disisi Allah, tak heran jika Rasulullah bersabda,” Barangsiapa yang dikarunia anak perempuan lalu ia mengajarkannya akhlak mulia dan mendidiknya dengan baik, diberi makan bergizi, kelak amalannya itu akan menjadi penjaganya dari api neraka”.

Dari hadits rasul diatas beliau mengangkat usaha orangtua dalam mendidik terutama anak perempuan, karena pada masa itu orang jahiliyyah sangat malu bila mempunyai anak wanita dan bangga dengan anak laki-laki, disini nampak bahwa Nabi Muhammad memberikan tempat tertentu bagi kehadiran wanita dalam keluarga, dia bukan makhluk kelas dua setelah pria, pada satu sisi ada kesamaan yang tidak dapat dibantah, Allah berfirman,

”Siapa saja yang berbuat kebaikan laki-laki maupun wanita sedang ia beriman, maka akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” [An Nahl 16;97].

Dalam surat Al Hujurat 49;13 pun Allah menegaskan,

”Hai manusia sesungguhnya Kami telah menciptakanmu dari seorang lelaki dan seorang wanita, dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Waspada”.

Selaku orangtua tidak menganggap istimewa anak laki-laki lalu memojokkan anak wanita, jangan karena jenis kelamin yang berbeda laku tidak berlaku adil, Rasulullah bersabda, ”Berlaku adillah kepada anakmu walaupun dalam masalah ciuman [kasih sayang]”. Apalagi dari segi pendidikan, orangtua harus arif bahwa wanitapun mampu menyelesaikan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi tidak bedanya dengan laki-laki.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Letak kehancuran ummat islam karena melalaikan dari menuntut ilmu sehingga prediket bawahan selalu disandang. Karena itu islam menjatuhkan martabat dan mencela orang yang bodoh serta menyatakan akan dimasukkan ke dalam neraka;

,”Sesungguhnya yang sejahat-jahatnya makhluk melata menurut pandangan Allah ialah orang-orang tuli, yang bisu dan yang tidak dapat berfikir” [Al Anfal 8;22].

Yang menyebabkan orang dapat mendengar, bicara dan berfikir itu ialah ilmu yang banyak. Semakin banyak ilmu seseorang, maka akan semakin nyaringlah pendengarannya, semakin banyak yang dapat dibicarakannya dan difikirkannya, Allah berfirman;

,”Dan sesungguhnya Kami sediakan untuk neraka itu, beberapa banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati tetapi tidak dapata mengerti dengannya, yang mempunyai mata tapi tidak dapat melihat dengannya dan mempunyai telinga tapi tidak dapat mendengar dengannya, mereka itu sama dengan hewan, bahkan lebih sesat lagi dari hewan...”[Al A’raf 7;179].

Rasulullah mengatakan,” Didiklah anak-anakmu karena dia akan menghadapi masa yang tidak sama dengan masamu”, artinya tantangan hidup, persaingan, ujian-ujian yang dihadapi anak nanti lebih berat dibandingkan yang dihadapi orangtuanya hari ini, segala bentuk idiologi menggiringnya kepada kehancuran.

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Lingkungan keluarga adalah pembina utama dan pertama dalam pembinaan kepribadian anak, kemudian pada umur sekolah pertumbuhan anak dipengaruhi oleh guru, pada usia anak-anak suka hidup bermasyarakat, jika temannya baik maka ia cendrung akan baik pula demikian sebaliknya, sehingga pergaulan bagi sianak akan mempengaruhi pertumbuhannya. Untuk itu orangtua agar berhati-hati dalam melepas anaknya hidup bergaul dengan anak-anak lain, Rasulullah bersabda’

”Perumpamaan teman bergaul yang baik dan teman yang jahat ialah bagaikan pedagang minyak wangi dan tukang besi,bila berteman dengan pedagang minyak wangi akan memperoleh salah satu dari dua kemungkinan, membeli minyak wangi atau kena percikan harumnya minyak wangi tersebut, dan berteman dengan tukang besi akan memperoleh dua kemungkinan, badan akan terpercik api atau memperoleh bau yang tidak sedap”

Dalam Shaheh Muslim dapat kita ikuti sebuah riwayat bagaimana rusaknya manusia bila dia hidup dalam lingkungan yang tidak baik;
Zaman dahulu ada seorang pembunuh yang telah membunuh korbannya sebanyak 99 orang, lalu dia bertanya kepada penduduk negeri, siapa orang yang paling alim di negeri ini, maka ditunjukkan seorang Rahib, didatanginya Rahib itu seraya mengatakan bahwa dia telah membunuh 99 orang, kemudian dia bertanya, apakah pintu taubat masih terbuka untuknya ? jawab Rahib, tidak. Maka dibunuhnya Rahib itu dan genaplah korbannya 100 orang.

Kemudian dia bertanya pula kepada warga setempat tentang orang yang paling alim di kampung itu, maka ditunjukkan orang kepadanya seorang ulama. Dia menceritakan bahwa ia telah membunuh korbannya 100 orang, apakah pintu taubat masih terbuka baginya, jawab orang alim itu, ya bertaubatlah. Orang alim itu melanjutkan, kalau anda ingin bertaubat atas perbuatan jahat yang pernah dilakukan, maka sinsaflah dan ikutilah jalan Allah, pergilah anda kesuatu tempat yang disana penduduknya menyembah Allah, sembahlah Allah bersama-sama mereak dan janganlah kembali ke negeri anda, karena negeri anda telah rusak....

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Suatu fakta telah membuktikan bahwa manusia dibesarkan oleh lingkungannya, terdapat dua anak manusia yang ditemukan oleh seorang pemburu di liang Srigala di pegunungan Himalaya dalam tahun 1920 dan kemudian diserahkan ke rumah yatim piatu di Madnafur. Perkembangan kedua anak perempuan yang diberi nama Amala dan Kamala oleh Jel Singh. Amala sesudah satu tahun berada dalam rumah yatim itu meninggal, tetapi Kamala tinggal disana sampai umur 17 tahun dan meninggal tahun 1929.

Waktu baru masuk asrama prilaku mereka seperti Srigala; merangkak dengan kaki tangannya, melolong pada bulan terang, menggonggong seperti srigala, berani keluar malam hari, siang hari hanya tidur, makan hanya daging mentah, air tidak diteguk tapi dijilati dengan lidah, tak dapat berbicara. Cirinya seperti manusia yang pertama yaitu berjalan tegak lurus baru dapat dikuasai oleh Kamala sesudah 4 tahun belajar, itupun belum dapat berjalan cepat, pelajaran bahasa lambat dan lama sekali, sampai meninggalnya Kamala pada umur 17 tahun ia hanya dapat menguasai 50 kata.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,”Setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci, maka orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi dan Nasrani”

Hadirin, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Artinya orangtua memegang peranan penting dalam mencetak anak agar jagi anak yang baik, kalau hal ini dilalaikan maka kehancuran manusia akan terjadi, dia akan terseret ke lembah kenistaan dan kemaksiatan karena terjerembab dalam pergaulan lingkungan yang tidak baik, semoga kita bisa menemukan bi'ah shalehah [lingkungan yang baik] untuk anak-anak kita, baik dalam rumah tangga, di sekolah ataupun dimasyarakatnya [Mdr, 2009]


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar