Jumat, 02 November 2012

51. Makna Shahadat Muhammad Rasulullah


Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Huda
Jorong Balai Pandan Nagari Cupak
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 20 Januari 2012/ 26 Shafar 1433.H


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

“Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata.”[Ash Shaf 61;6]

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Al Qur’an telah mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw, adalah pengabulan do’a nabi Ibrahim yang disampaikan dengan penuh harap agar hadir penerus risalah tauhid hingga akhir zaman, Ibrahim berdo’a;
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana’”[Al Baqarah 2;129].

Selain itu nabi Muhammadpun adalah kabar gembira yang disampaikan oleh Isa Al Masih bahwa sesudah beliau kenabian ini akan ditutup dengan tampilnya nabi terakhir yang digelari dengan khatamul anbiya’ wal mursalin, penutup para nabi dan para rasul, berita ini diinformasikan oleh Isa dalam Injilnya [Asy Syaf 61;6]
“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kewajiban Mukmin Terhadap Rasul
Seorang mukmin mempunyai beberapa kewajiban kepada Rasulullah yang merupakan ujud dari keimanan dan realisasi dari makna syahadat,”Asyhadu anna Muhamaddar Rasulullah”, inti kewajiban tersebut ada tiga yaitu;

Pertama, kewajiban awal adalah mengimaninya sebagaimana kita beriman dengan rukun iman lainnya; Beriman kepada rasul artinya mengikuti kebenaran yang dibawanya serta tidak ragu bahwa memang beliaulah orangnya yang diutus sebagai nabi terakhir, membawa risalah tauhid dan kebenaran islam ini, Allah menegaskan dalam firman-Nya;
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya”[An Nisa’ 4;136]

Kedua, seorang mukmin punya kewajiban untuk taat dan mengikutinya dalam seluruh asfek ajaran islam yang telah dicontohkan baik secara pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara. Hakekat mengikuti rasul adalah wahyu yang diterjemahkan melalui tindakan kehidupan sehari-hari, demikian pula mengingkari rasul pada hakekatnya juga mengingkari allah dan seluruh ajarannya, Allah menegaskan dalam surat An Nisa’ 4;80
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.

Ketiga, kewajiban lain bagi seorang mukmin terhadap rasul adalah mencintainya seiring dengan mencintai Allah, surat At Taubah 9;24 menerangkan hal itu;
“Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Syahadatain adalah dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang manusia sebagai pengakuan atas keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Syahadat awal yaitu “Asyahadu alla ilaaha illallah” maksudnya adalah tidak ada Tuhan selain Allah, sudah banyak bahasan pada tulisan terdahulu kita bicarakan tentang hal ini, sedangkan sekarang adalah makna dari Asyhadu anna Muhammadan rasulullah” yang artinya adalah aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang mempunyai makna yang agung sekali yaitu;

1. Membenarkan setiap apa yang dikabarkannya tanpa sedikitpun ragu, sebagaimana Abu Bakar yang bergelar As Shiddiq karena dia lansung percaya tentang Isra’ Mi’raj walaupun informasinya dari Abu Jahal.
Konsekwensi dari syahadat itu adalah membenarkan segala kabar darinya, baik masuk akal ataupun perlu diselidiki dengan ilmu pengetahuan, kenapa demikian karena setiap lisan beliau terucapkan itu adalah wahyu dan pesan dari Allah, beliau hanya penyampai saja;
1. demi bintang ketika terbenam.
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. [An Njam 53;7].

2. Ujud dari syahadat itu adalah mentaati apa yang diperintahkannya, sebagaimana sahabat mengatakan bahwa kemanapun mereka dibawa meskipun kelubang mereka siap mengikutinya tanpa sedikitpun membantah melalui kalimat “sami’na wa atha’na” kami dengar dan kami taati [An Nisa’ 4;59]
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

3. Konsekwensi ketika kita mengikuti perintahnya adalah menjauhi segala larangannya, kedua hal ini mustahil akan bisa dipisahkan, setiap menjauhi larangan pasti mengikuti perintah dan sebaliknya. Tidak mungkin terjadi, ketika perintah diikuti sementara larangan dikerjakan sehingga menjadi orang-orang yang serba rajin [59;7]
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.

4. Keimanan kepada rasul mewajibkan kita untuk beribadah sesuai apa yang telah dituntunkannya, sebagai mana tentang shalat beliau mengatakan,””Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”, atau ketika bicara tentang ibadah haji,”Maka ambillah manasik haji dariku”.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Bila empat hal diatas tidak ditemukan pada salah satu saja pribadi muslim berarti kalimat syahadatnya rusak bahkan dapat dikatakan batal, jangan semuanya sedangkan salah satu saja dari empat hal tersebut dapat menjadikan seorang muslim tadi salah keimanannya.

Segala sesuatu ibadah yang diluar tuntunannya baik ditambah ataupun dikurangi maka disebut dengan bid’ah yaitu sifat mengada-ngada kepada hal yang baru sehingga mencampakkan yang lama.

Bid’ah hanya terdapat pada ritual ibadah saja tidak masuk dalam hal-hal wasail yaitu sarana-sarana yang ada di dunia ini. Bila dahulu rasul berda’wah mengendarai onta maka untuk masa sekarang dengan mobil atau motor tapi ha yang baru ini tidak berkaitan dengan ibadah secara ritual sehingga tidak dikategorikan dalam bid’ah.

Walaupun masyarakat Quraisy kenal dengan pribadi Muhammad tapi ketika disuruh untuk mengucapkan kalimat syahadat mereka tidak mau, karena ada konsekwensinya dari pernyataan itu, selain mengakui Alah sebagai Ilah juga pengakuan bahwa Muhammad sebagai pembawa risalah kebenaran ini.

Karena kalimat inilah Musa harus berhadapan dengan Fir’aun, Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh raja Namrudz dan Muhammad harus berhadapan dengan Abu Jahal, Abu Sufyan dan Abu Thalib. Kalimat inilah yang mampu mengguncang kerajaan Persia dan Romawi sehingga rubuh berantakan lalu digantikan oleh peradaban baru yaitu islam hanya dalam waktu lebih kurang 23 tahun saja.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Tidaklah sempurna iman seseorang bila hanya mengakui syahadat pertama lalu mengabaikan syahadat yang kedua tentang eksistensi Muhammad, kedua kalimat ini tidak dapat dipisahkan, bila terjadi berarti merusak nilai-nilai tauhid pada diri pribadi dan menjadikan kehidupannya keluar dari islam, wallahu a’lam [Mdr, 2009]


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم



Tidak ada komentar:

Posting Komentar