Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Darun Nizham
Komplek Perumahan Tiban Palem
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
27 Syawal
1438.H / 21 Juli 2017.M
KENAPA
KITA MOHON HIDAYAH ALLAH
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Kata Hidayah adalah bahasa
Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya
ialah : هدى – يهدي – هديا – هدى
– هدية – هداية (hadaa, yahdii, hadyan,
hudan, hidyatan, hidaayatan) . Khusus yang terakhir, kata (هداية) kalau wakaf (berhenti)
di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia.
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan
katanya adalah : ضلالة
(Dholalah) yang berarti “kesesatan”.
Secara istilah (terminologi),
Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan
yang akan menyampaikan kepada
tujuan. Pengertian seperti ini dapat kita pahami melalui firman Allah surat
Al-Baqarah berikut;
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka,
dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah (2) :
5)
KEBUTUHAN MANUSIA KEPADA HIDAYAH ALLAH TA’ALA
Allah Ta’ala
memerintahkan kepada kita dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon
kepada-Nya hidayah ke jalan yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan
surah yang paling agung dalam Al-Qur-an1,
karena sangat besar dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
“Berikanlah
kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap
kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari
siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan
hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan
hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang yang dimurkai oleh Allah (seperti
orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang tersesat (seperti orang-orang
Nashrani)”
Lebih lanjut, Imam Ibnul Qayyim
memaparkan hal ini dengan lebih terperinci, beliau berkata: “Seorang hamba
sangat membutuhkan hidayah di setiap waktu dan tarikan nafasnya, dalam semua
(perbuatan)yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya.
•
Seorang yang mencari hidayah berarti ia
telah memenuhi seruan Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang akan berdampak positif
bagi-nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
kebenaran (al-Qur’ân) dari Rabbmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk
maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan
barangsiapa sesat maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya
sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.” [Yûnus/10:108].
Ketika seorang hamba memenuhi panggilan Allâh Subhanahu wa
Ta’ala , mencari dan mengejar hidayah, mengorbankan segala yang dimilikinya, lalu
Allâh Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan taufik kepadanya sehingga dia meraih
kenikmatan dan keutamaan yang tiada tara di dunia, dan di akhirat dimasukkan ke
dalam surga, yang merasakan semua ini adalah si hamba sendiri. Sedangkan Allâh
Subhanahu wa Ta’ala Maha Kaya, tidak membutuhkan apa pun dari hambanya.
HIDAYAH ITU HAK MUTLAK ALLAH
Berbicara
tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang
paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama
keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga
barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka
sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun
yang mampu mencelakakannya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat);
dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi
(dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga
berfirman:
“Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan
dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS
al-Kahf:17).
ORANG YANG AKHIR HIDUPNYA KAFIR
Nabi , Rasul dan orang shaleh kenapa tetap minta hidayah ?
Karena
tidak ada garansi kita meninggal dalam
keadaan beriman, dan husnul khatimah, minta hidayah agar Allah memberikan iman
yang istiqamah kepada kita, bukankah
pada lembarean sejarah, banya orang yang ketika hidupnya bertabur iman,
tapi matinya murtad seperti;
1. Bal’am bin Daurah, hidup pada zaman
nabi Musa, setiap doanya selalu dikabulkan Allah, tapi matinya murtad.
2.
Rajal
bin Urwah, sahabat nabi, dipilih oleh Abu Bakar sebagai delegasi sunnah,
mendakwahkan kepada Musailamah al Kazzab, matinya dalam keadaan murtad.
3.
Ubaidillah
bin Jahsyi, yang pernah menyelamatkan kehidupannya sampai ke Habasyah, dia ikut
Hijrah bersama Ja’far di Habasyah, dia murtad di Habasyah karena kecintaannya
minum khamar.
4. Seorang Muadzin yang diceritakan oleh
Al Qurthubi dalam tafsirnya, ketika dia akan mengumandangkan adzan di tempat
yang tinggi, Nampak olehnya seorang wanita cantik, lansung dia turun dan
menemui wanita itu dan menyatakan cintanya, wanita menolak karena dia seorang
nasrani, tapi kalau mau masuk nasrani wanita itu mau diperisteri, ketika akan
mencampuri isiterinya dia terjatuh dari atap rumah, belum sempat mencampuri
isterinya, dia mati dalam keadaan murtad.
Rasulullah bersabda, ada orang yang
beramal ahli syurga, seolah-olah syurga itu sangat dekat dengannya, tapi akhir
kehidupannya
melakukan amal neraka, maka dia masuk neraka. Ada pula yang melakukan amal ahli
neraka, sehingga neraka itu sangat dekat dengannya, tapi akhir kehidupannya
melakukan amal syurga, maka dia masuk syurga.
Usyairin bin Abdil Ashar, ketika dia masuk Islam belum 24 jam, belum
sempat shalat, dia bertanya apa yang harus saya lakukan ? maka Rasul
mengajaknya untuk jihad bersama dengan
para sahabat, dalam peperangan itu dia meninggal dunia, ketika meninggal dunia
maka ramai sahabat membicarakan Usyairin bin Abdil Ashar, sampai Abu Hurairah
berkata, dialah penduduk syurga yang belum pernah menempelkan keningnya untuk
bersujud kepada Allah.
Jangan sombong kalau kita hari ini sudah
beriman dan beramal shaleh, tetaplah minta hidayah Allah akan selamat iman dan
amal shaleh kita hingga kematian.
Jangan tertipu dengan amal kita, merasa
dengan amal itu kita akan masuk syurga, siapa yang jamin akhir kehidupan kita
akan tetap beriman dan beramal shaleh, inilah pentingnya minta hidayah dari
Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam
semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
"Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang pun
dapat memberinya petunjuk.
Dan
barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak seorang pun dapat
menyesatkannya….” (QS az-Zumar [39]: 36-37).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar