Selasa, 18 Juli 2017

213. Kenapa Kita Mohon Hidayah Allah





Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Darun Nizham
Komplek Perumahan Tiban Palem
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
27 Syawal  1438.H / 21 Juli   2017.M


KENAPA KITA MOHON  HIDAYAH  ALLAH

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،

أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


1. PENGERTIAN HIDAYAH (PETUNJUK)
Kata Hidayah adalah bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : هدىيهديهدياهدىهديةهداية (hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan) . Khusus yang terakhir, kata (هداية) kalau wakaf (berhenti) di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia.
 Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : ضلالة (Dholalah) yang berarti “kesesatan”.
Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan  yang akan  menyampaikan kepada tujuan. Pengertian seperti ini dapat kita pahami melalui firman Allah surat Al-Baqarah berikut;
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 5)

KEBUTUHAN MANUSIA KEPADA HIDAYAH ALLAH TA’ALA

Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung dalam Al-Qur-an1, karena sangat besar dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
 Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang yang dimurkai oleh Allah (seperti orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang tersesat (seperti orang-orang Nashrani)”

Lebih lanjut, Imam Ibnul Qayyim memaparkan hal ini dengan lebih terperinci, beliau berkata: “Seorang hamba sangat membutuhkan hidayah di setiap waktu dan tarikan nafasnya, dalam semua (perbuatan)yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya.

Seorang yang mencari hidayah berarti ia telah memenuhi seruan Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang akan berdampak positif bagi-nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur’ân) dari Rabbmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa sesat maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.” [Yûnus/10:108].

Ketika seorang hamba memenuhi panggilan Allâh Subhanahu wa Ta’ala , mencari dan mengejar hidayah, mengorbankan segala yang dimilikinya, lalu Allâh Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan taufik kepadanya sehingga dia meraih kenikmatan dan keutamaan yang tiada tara di dunia, dan di akhirat dimasukkan ke dalam surga, yang merasakan semua ini adalah si hamba sendiri. Sedangkan Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha Kaya, tidak membutuhkan apa pun dari hambanya.

HIDAYAH ITU HAK MUTLAK ALLAH
Berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.
Allah Ta’ala berfirman:


Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga berfirman:
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).

ORANG YANG AKHIR HIDUPNYA KAFIR
Nabi , Rasul  dan orang shaleh kenapa tetap minta hidayah ?
Karena tidak ada garansi  kita meninggal dalam keadaan beriman, dan husnul khatimah, minta hidayah agar Allah memberikan iman yang istiqamah kepada kita, bukankah  pada lembarean sejarah, banya orang yang ketika hidupnya bertabur iman, tapi matinya murtad seperti;

1.      Bal’am bin Daurah, hidup pada zaman nabi Musa, setiap doanya selalu dikabulkan Allah, tapi matinya murtad.

2.      Rajal bin Urwah, sahabat nabi, dipilih oleh Abu Bakar sebagai delegasi sunnah, mendakwahkan kepada Musailamah al Kazzab, matinya dalam keadaan murtad.

3.      Ubaidillah bin Jahsyi, yang pernah menyelamatkan kehidupannya sampai ke Habasyah, dia ikut Hijrah bersama Ja’far di Habasyah, dia murtad di Habasyah karena kecintaannya minum khamar.

4.      Seorang Muadzin yang diceritakan oleh Al Qurthubi dalam tafsirnya, ketika dia akan mengumandangkan adzan di tempat yang tinggi, Nampak olehnya seorang wanita cantik, lansung dia turun dan menemui wanita itu dan menyatakan cintanya, wanita menolak karena dia seorang nasrani, tapi kalau mau masuk nasrani wanita itu mau diperisteri, ketika akan mencampuri isiterinya dia terjatuh dari atap rumah, belum sempat mencampuri isterinya, dia mati dalam keadaan murtad.

Rasulullah bersabda, ada orang yang beramal ahli syurga, seolah-olah syurga itu sangat dekat dengannya, tapi akhir
kehidupannya melakukan amal neraka, maka dia masuk neraka. Ada pula yang melakukan amal ahli neraka, sehingga neraka itu sangat dekat dengannya, tapi akhir kehidupannya melakukan amal syurga, maka dia masuk syurga.

Usyairin bin Abdil Ashar,  ketika dia masuk Islam belum 24 jam, belum sempat shalat, dia bertanya apa yang harus saya lakukan ? maka Rasul mengajaknya untuk  jihad bersama dengan para sahabat, dalam peperangan itu dia meninggal dunia, ketika meninggal dunia maka ramai sahabat membicarakan Usyairin bin Abdil Ashar, sampai Abu Hurairah berkata, dialah penduduk syurga yang belum pernah menempelkan keningnya untuk bersujud kepada Allah.

Jangan sombong kalau kita hari ini sudah beriman dan beramal shaleh, tetaplah minta hidayah Allah akan selamat iman dan amal shaleh kita hingga kematian.

Jangan tertipu dengan amal kita, merasa dengan amal itu kita akan masuk syurga, siapa yang jamin akhir kehidupan kita akan tetap beriman dan beramal shaleh, inilah pentingnya minta hidayah dari Allah.
Allah Ta’ala berfirman:

 Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
"Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang pun dapat memberinya petunjuk.

Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya….” (QS az-Zumar [39]: 36-37).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم





KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar