Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Hidayah
Komplek Pajak Pratama Batam, Kecamatan Batu Ampar
Kota Batam Kepuluan Riau
20 Syawal
1438.H / 14 Juli 2017.M
KEKUATAN HIDAYAH
ALLAH
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Kata Hidayah adalah bahasa
Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya
ialah : هدى – يهدي – هديا – هدى
– هدية – هداية (hadaa, yahdii, hadyan,
hudan, hidyatan, hidaayatan) . Khusus yang terakhir, kata (هداية) kalau wakaf (berhenti)
di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia.
Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan
katanya adalah : ضلالة
(Dholalah) yang berarti “kesesatan”.
Secara istilah (terminologi),
Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan
yang akan menyampaikan kepada
tujuan. Pengertian seperti ini dapat kita pahami melalui firman Allah surat
Al-Baqarah berikut;
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka,
dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah (2) :
5)
Para Ulama besar Islam telah
menjelaskan dengan rinci dan mendalam perihal Hidayah/Hudan, khususnya yang
diambil dari Al-Qur’an seperti yang ditulis oleh Al-Balkhi dalam bukunya
“Al-Asybah wa An-Nazho-ir”, Yahya Ibnu Salam dalam bukunya “At-Tashoriif”,
As-Suyuthi dalam bukunya “Al-Itqon” dan Ibnul Qoyyim Al-Jawzi dalam bukunya
“Nuzhatu Al-A’yun An-Nawazhir”. Hidayah/Hudan Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar
171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits. Sedangkan pengertian Hidayah /
Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat sekitar 27 makna. Di antaranya
bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman (keyakinan), seruan, pengetahuan,
perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab, Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan,
menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan,
ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran, karunia, mendorong, mati dalam
Islam, pahala, mengingatkan, benar dan kokoh/konsisten.
Dari 27 pengertian tersebut di
atas, sesungguhnya Hidayah, secara umum, terbagi benjadi empat bagian uatama :
1. Hidayah I’tiqodiyah (Petunjuk Terkait
Keyakinan Hidup), seperti firman Allah dalam surat An-Nahl berikut :
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (hidup), maka
sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan
sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl (16) : 37)
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun
yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang
laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal
dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan
Penciptamu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa)
dustanya itu; dan (tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebagian
(bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah
tidak memberikan petunuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta
(penolak kebenaran yang datang dari-Nya). (Q.S. Al-Mu’min (40) : 28)
2. Hidayah
Thoriqiyah (Petunjuk Terkait Jalan Hidup (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw)
seperti Firman Allah dalam surat Al-Hajj berikut ini :
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka
lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan
(syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar
berada pada jalan yang lurus (Islam)”. (Q.S. Al-Hajj (22) : 67)
Atau seperti firman Allah di bawah ini :
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan
apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”. (Q.S. Annajm (53) : 23)
3. Hidayah ‘Amaliyah (Petunjuk Terkait
Aktivitas Hidup), seperti firman Allah dalam surat Al-Ankabut berikut :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S. Al-Ankabut (29) : 69)
4. Hidayah Fithriyah (Fitrah).
Hidayah
Fithriyah ini terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri
manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta dan melakukan hal-hal yang bermanfaat
untuk diri mereka. Realisasinya tergantung atas pilihan dan keinginan mereka
sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal fikiran yang masih bersih
(fithriyah) sebagimana yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Allah menjelaskan dalam
firman-Nya:
|
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit
dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia
berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-An’am (6) :
77)
3.DAHSYATNYA
KEKUATAN HIDAYAH
Ikrimah bin Abu Jahal. Jika menyebutkan
nasabnya, orang akan mengira jika ia adalah salah satu musuh Allah. Abu Jahal
tak kurang perbuatan jahatnya dalam
menghalangi Rasulullah SAW. Anak yang tumbuh dalam suasana kebencian terhadap
Islam, bisa jadi terdampak dan memiliki kebencian yang sama. Itu yang terjadi
pada sosok Ikrimah, pada mulanya.
Seperti halnya ayahnya,
Ikrimah adalah penentang Islam ketika dakwah mulai merekah di Makkah. Cap musuh
Allah disematkan kepadanya bersama sang ayah.Saat Fathul Makkah, semua kaum
Quraisy Makkah menyerah tanpa syarat termasuk pemimpin mereka Abu Sufyan.
Namun tidak begitu dengan
Ikrimah. Jiwa pemberontakannya begitu tinggi. Meski ia sadar kalah jumlah, ia
terus mengobarkan perlawanan terhadap kaum Muslimin. Ia menyerang kavaleri
pasukan Rasulullah. Ikrimah terdesak dan akhirnya kabur hingga Yaman. Saat
penduduk Makkah terbuka hatinya menerima Islam, Ikrimah justru masih berkutat
dengan kegelapan.
Hidayah, memang hanya milik
Allah . Maka sungguh sejatinya tak pantas bagi kita mencap seseorang adalah
musuh abadi dakwah. Kita, manusia yang amat lemah ini, tak paham bagaimana
skenario perjalanan hidup seseorang. Dan Ikrimah membuktikannya. Cahaya Islam
merasuk ke dadanya, saat ia justru berada dalam puncak permusuhan terhadap
Islam.
Ikrimah membuktikan imannya
tak sekadar kedok untuk menyelamatkan nyawa. Ia, yang tadinya amat bernafsu
membunuh kaum Muslimin, kini menjadi sosok yang rela terbunuh demi tegaknya
Islam. Pengorbanan nyawa adalah pengorbanan yang amat tinggi.
Sosok kepahlawanannya muncul
saat perang Yarmuk. Saat semua usai, tergeletaklah tiga sahabat yang terluka.
Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi'ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
Ketiganya memerlukan air demi bertahan. Lalu seorang sahabat datang menawarkan
air.
Ikrimah yang hendak diberi
minum melihat Ayyasy lebih membutuhkan. Ia pun memerintahkan agar Ayyasy diberi
minum terlebih dahulu. Saat Ayyasy hendak diberi minum, ia melihat Harits lebih
membutuhkan. Maka sang pembawa air bergerak memberi minum. Belum sempat memberi
minum Harits, ketiganya syahid tanpa ada setetes air yang singgah ke tubuh
mereka.
Itulah itsar. Puncak tertinggi ukhuwah. Tidak ada
basa-basi, yang ada hanya kejujuran. Sebuah kejujuran dalam pembuktian iman.
Ikrimah, telah melesat dari seseorang yang berada dalam titik nadir, kini
terbang mengangkasa menjemput janji bersama bidadari. Hanya iman yang jujur
yang mampu menggerakkan pengorbanan setinggi itu. Dan bagi mereka yang
diberikan hidayah, bukan tak mungkin Allah memberikan percepatan-percepatan
iman.
Kita seharusnya iri terhadap
mereka yang diberikan hidayah oleh Allah SWT. Mungkin mereka menerima Islam
belakangan. Mungkin saat ini mereka masih mengeja huruf hijaiyah demi azzam
bisa membaca Alquran. Mungkin saat ini shalat mereka masih belum sempurna.
Mungkin secara kasat mata, mereka orang yang butuh pertolongan.
Namun bisa jadi, Allah hendak
memuliakan mereka dengan pemahaman Islam yang amat sadar. Islam merasuk ke
dalam dada mereka seiring dengan pemahaman yang kuat. Iman menancap di nurani
mereka jauh lebih kokoh karena hasil dari sebuah pencarian panjang. Mungkin
kita seharusnya pantas iri. Allah
berfirman,
"Barangsiapa yang
disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang pun dapat memberinya petunjuk.
Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak seorang pun
dapat menyesatkannya….” (QS az-Zumar [39]: 36-37).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar