Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
Komplek SMKN 2 Batam
Kecamatan Batam Center
Kota Batam Kepuluan Riau
22
Sya’ban 1438.H / 19 Mei 2017.M
PEMUDA
YANG BERIBADAH DILINDUNGI ALLAH PADA HARI KIAMAT
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ
وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
(1) Imam yang adil,
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa
dalam beribadah kepada Allâh,
(3) seorang yang hatinya bergantung
ke masjid,
(4) dua orang yang saling mencintai
di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,
(5) seorang laki-laki yang diajak
berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia
berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan
(6) seseorang yang bershadaqah
dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak
tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
(7) seseorang yang berdzikir kepada
Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
Kondisi di Padang Mashar
Nanti pada hari Kiamat, manusia sangat membutuhkan
perlindungan Allâh Azza wa Jalla . Pada hari itu mereka dikumpulkan di tempat
lapang yang sangat luas, tidak ada naungan apapun juga. Mereka dikumpulkan
dalam keadaan telanjang, tidak memakai alas kaki, tidak ada sehelai benang pun
di tubuhnya, laki-laki dan perempuansama. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: ”Wahai manusia, sesungguhnya
kalian akan dihimpun (pada hari Kiamat) menuju Allâh Azza wa Jalla dalam
keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak dikhitan”
Kemudian matahari didekatkan di atas kepala-kepala manusia,
hingga peluh keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Sebagian manusia, ada
yang terendam sebatas mata kakinya, ada yang terendam sebatas lututnya, ada
yang sampai pinggangnya, ada yang sampai pundaknya, bahkan ada yang sampai ke
mulutnya. Keadaan mereka ini sesuai dengan amalan-amalan mereka.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:(Pada hari Kiamat) matahari akan didekatkan
(oleh Allâh) kepada seluruh makhluk hingga hanya sejarak satu miil
Pembahasan tentang tujuh golongan
yang dilindungi Allâh dalam naungan-Nya pada Kiamat ini sangat penting karena
berkaitan dengan iman kepada hari Akhir serta pengetahuan tentang
amalan-amalan yang membawa kita dalam
naungan dan perlindungan Allâh
SEORANG PEMUDA YANG TUMBUH DALAM KEADAAN BERIBADAH KEPADA
ALLÂH
Dalam
sebuah hadits dari Shahabat Salmân al-Fârisi Radhiyallahu anhu disebutkan:
أَفْنَى
شَبَابَهُ وَنَشَاطَهُ فِي عِبَادَةِ اللهِ
Dia
menghabiskan waktu mudanya dan rajin dalam beribadah kepada Allâh
Pada
umumnya, seseorang saat masa mudanya lebih condong kepada kejahatan,
kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan yang melanggar syari’at. Namun ada orang di
saat mudanya ia justru mengekang hawa nafsunya dan beribadah kepada Allâh Azza
wa Jalla. Orang seperti inilah yang akan dilindungi oleh Allâh Azza wa Jalla .
Masa muda adalah
masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda
yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami
gejolak dalam pikiran maupun jiwanya, yang ini sering menyebabkan dia mengalami
keguncangan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari
berbagai masalah tersebut.
Dalam kondisi seperti ini,
tentu peluang untuk terjerumus ke dalam keburukan dan kesesatan yang dibisikkan
oleh setan sangat besar sekali, apalagi Iblis yang telah bersumpah di hadapan
Allah U bahwa dia akan menyesatkan manusia dari jalan-Nya dengan semua cara
yang mampu dilakukannya, tentu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental
para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa
mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat ini.
Oleh karena itulah, banyak
ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang menghasung kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan.
Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan
generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Ada
tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya)
pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan
seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”
Hadits yang agung ini
menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan
kebaikan bagi seorang pemuda muslim sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi
seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini. Syaikh Salim
al-Hilali berkata: “(Hadits ini menunjukkan) keutamaan pemuda yang tumbuh dalam
dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan
keburukan”
Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri
berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa
yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya
pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam
kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah
(tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri
orang tersebut)”
Dalam hadits lainnya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala
benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”
Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan
dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan. Inilah sosok
pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri
nikmat besar yang Allah Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan
hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang
manusia. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika
kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar
baginya.
Syaikh al-‘Utsaimin
menjelaskan sebab-sebab yang harus ditempuh untuk memperbaiki ahklak para
pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam[, di antaranya adalah:
1. Memanfaatkan waktu luang
secara maksimal
Waktu
luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik
manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia
tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas
dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran
buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan-keinginan buruk… Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua nikmat (dari Allah Ta’ala)
yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia (yaitu) kesehatan dan waktu luang”
Untuk
mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya (untuk mengisi waktu
luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat) untuknya, seperti
membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya, untuk menghindari
kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang
berbuat (kebaikan) untuk dirinya dan orang lain.
2. Memilih teman bergaul
yang baik
Hal
ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para pemuda. Oleh karena
itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang
manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang
darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”
Dalam hadits lain, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan teman duduk (bergaul)
yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa
(penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), maka
penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli
(minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum
darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi
(apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang
tidak sedap darinya”
Hadits yang mulia ini
menunjukkan keutamaan duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan
tingkah lakunya, karena pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai
mereka, sekaligus menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk
akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan
selalu menyertai mereka Oleh karena itu, hendaknya seorang pemuda berusaha mencari
teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa
mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang
pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya,
dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
3. Memilih sumber bacaan
yang baik dan bermanfaat
Mengkonsumsi
sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah
dan lain-lain, akan menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta
menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak.
Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama
yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar
dan yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.
Untuk mengatasi masalah ini,
hendaknya seorang pemuda menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih
kepada sumber-sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan
kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta
menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya. Dan hendaknya dia bersabar
dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan menuntut dia dengan keras
untuk kembali membaca bacaan-bacaan yang telah biasa dikonsumsinya, dan
menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan lain yang
bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk
melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin
melakukan perbuatan yang sia-sia dan salah.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting
adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang
shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlus
sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar