Minggu, 16 Juli 2017

205. Ramadhan bulan Tazkiatunnafs



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Anwar
Temiyang, Kec. Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
29  Sya’ban  1438.H /  26 Mei  2017.M


RAMADHAN BULAN TAZKIYATUNNAFS

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Pertama sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa yang kita lakukan sekian hari akan dibalas pahala disisi-Nya, dan kita juga diberi kemampuan untuk menyelesaikan ibadah puasa selanjutnya.     
       
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan ummat manusia di dunia ini, kita dituntut untuk meneladani beliau dalam seluruh asfek kehidupan karena beliaulah teladan abadi sepanjang sejarah kehidupan ini.
Kemudian dengan kerendahan hati khatib mengajak kita semua, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita  kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui amaliah ibadah yang kita lakukan sebagai bekal memasuki kehidupan kekal abadi yaitu kampung akherat.

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Bulan Ramadhan adalah sarana yang tepat untuk Tazkiatunnafs yaitu pembersihan jiwa bagi mukmin yang mau menemui Allah tanpa bergelimang dosa, noda dan maksiat, firman Allah dalam surat   Asy Syam 91;9-10 menerangkan;
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

            Manusia secara fithrah adalah suci tapi karena pengaruh lingkungan dan pendidikan terseret kepada kemaksiatan dandosa, tidak ada manusia yang suci seratus persen dalam hidupnya karena memang dia adalah tempat alfa, lalai dan lupa, namun demikian manusia tadi tidak mau berlama-lama dalam jalan yang rusak, tidak betah hidupnya bila jiwanya dalam keadaan kotor, dia berupaya untuk membersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan melalui beberapa wasilah yang diteladankan oleh Rasulullah melalui pengajaran Ilahi.

            Tazkiatunnafs dapat dilakukan dengan jalan menemui Allah dengan pintu ibadah yang ikhlas, seluruh amalnya termotivasi karena Allah semata, surat An Nur 24;21 tercantum firman Allah;
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
            Niat itu berasal dari hati nurani, pembersihan hati dari motivasi selain ikhlas akan merusak seluruh amal walaupun jumlahnya banyak, Allah tidaklah melihat kuantitas amal seseorang tapi kualitasnya, idealnya memang amal yang banyak tapi dilakukan dengan ikhlas daripada sedikit akan tetapi riya pula, dalam surat Al Baiyyinah 98;5 ditegaskan Allah;
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

            Jalan kedua untuk  pembersihan jiwa adalah memperbanyak ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Surat  Al Mulk 67;2 menjelaskan;
”Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”, 

            Ujian bukanlah ”aksaru amala” [banyaknya amal] tapi ”ahsanu amala” [baikny amal], banyak orang yang mampu beramal dengan jumlah besar tapi sedikit sekali yang dapat beramal dengan sebaik-baiknya, mungkin saja amal tidak sesuai dengan tuntunan syariat, dihiasi dengan bid’ah, kurafat dan tahyul, Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Maka apabila engkau menyembelih  maka perbaguslah cara penyembelihannya, dan hendaklah salah seorang diantara kamu mempertajam pisau dan memperlancar penyembelihannya”[HR.Muslim].

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
            Tazkiatunnafs dapat terujud bila seorang mukmin siap menerima Al Qur’an selain sebagai Al Kitab juga sebagai undang-undang yang wajib ditegakkan. Jiwa akan bersih bila kita sebagai hamba Allah selalu memprogram diri untuk membaca, menghafal, mentadabburi, memahami, tetap berdiri pada makna-maknanya dan mengambil i’tibar dari kisah-kisahnhya. Orang yang melecehkan Al Qur’an dengan cara tidak mau membaca, enggan mengkaji dan ogah mengamalkannya maka jiwanya gersang,
”Berkatalah Rasul ,”Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan” [Al Furqan 25;30].

            Ibnu Taimiyah menyatakan,”Barangsiapa yang tidak membaca Al Qur’an berarti dia telah mencampakkannya, siapa yang membaca tapi tidak mengkaji isinya berarti dia mencampakkannya, dan siapa yang membaca, mengkaji serta tidak mengamalkannya berarti mencampakkannya”.

            Kebersihan jiwa seorang mukmin dapat terujud bila dia mau mempelajari sirah nabi dan mengikuti petunjuknya dalam seluruh asfek kehidupan sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab  33;21
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
            Melalui teladan Rasul dapat kita lihat kehidupan beliau yang jauh dari hura-hura, senantiasa terbimbing oleh kebenaran, berusaha meninggalkan maksiat dan dosa bahkan beliau adalah orang yang terjaga dari dosa atau maksum. Figur mana lagi yang dapat kita jadikan sebagai teladan; bintang film, pemain bola dan tokoh-tokoh fasiq serta kafir lainnya, sungguh tidak layak bila mereka kita jadikan sebagai figur kita yang sebagian mereka adalah penyebar AIDS, terlibat narkoba dengan sekian dosanya.

            Tazkiatunnafs atau pembersihan jiwa dapat dilakukan pula dengan zikir kepada Allah dalam setiap waktu baik dengan lisan, hat ataupun amal-amal lainnya, Allah berfirman dalam surat Ali Imran 3;190-191
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

            Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melakukan itu semua, situasinya sangat kondusif untuk terciptanya jiwa yang bersih dari dosa, maksiat dan kesalahan,”Barangsiapa yang berpuasa dengan iman dan perhitungan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”[Hadits].

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
            Dari shalat satu ke shalat lainnya, dari  zikir satu ke zikir lainnya, dari jum’at satu ke jumat lainnya dan dari Ramadhan satu ke Ramadhan lainnya ada  peluang untuk membersihkan jiwa, mensucikan hati sehingga nilai-nilai fithrah dapat terujud pada pribadi mukmin, untuk itulah jangan sia-siakan sisa bulan Ramadhan ini [Mdr, 2009].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ




                                                                                                                                           
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar