Minggu, 04 November 2018

248. Kesalahan Orang Yang Berpuasa



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Ikhlas
Komplek Kantor Pajak Pratama
Kecamatan Batu Ampar
Kota Batam Kepuluan Riau
24 Ramadhan 1439.H / 8 Juni  2018.M


KESALAHAN ORANG YANG BERPUASA

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،

أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Al Baqarah 2;183


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Dalam  hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang agung dan mulia
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, me­ngeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.”

KEUTAMAAN BERPUASA
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi SAW. bersabda:
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau misk atau kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

       Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

KESALAHAN ORANG YANG PUASA

Dalam menjalankan ibadah Ramadhan ada beberapa kekeliruan dan kesalahan yang harus dihindari agar ibadah puasa kita itu optimal dan berbuah pahala di sisi Allah, diantaranya;

Pertama; keseriusan ibadah hanya di bulan Ramadhan.
Seorang mukmin dalam beribadah sebenarnya tidak kenal musim, bulan atau hari apapun dia harus beribadah, tapi dalam bulan ini Allah hanya memberi ransangan yang luar biasa dan pahala yang berbeda dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain, seperti memberi makan orang yang berbuka sama pahalanya dengan orang yang puasa, ibadah sunnah yang dikerjakan sama nilainya dengan ibadah wajib, bagi yang mendapat malam qadar akan bernilai ibadahnya 1000 bulan, sehingga wajar bila Rasulullah menyatakan dalam sabdanya,”Kalau sekiranya ummatku mengetahui kebaikan di bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar supaya tahun semuanya menjadi Ramadhan, karena semua kebaikan berkumpul padanya, ketaatan bisa diterima, do’a dikabulkan, dosa diampuni dan syurga rindu kepada mereka”.

            Ibadah harus dilakukan setiap waktu, bukan hanya dalam bulan Ramadhan saja;
1.      Kalau shalat subuh di Ramadhan ramai maka ramai pula hendaknya di luar Ramadhan.
2.      Bila shalat taraweh dan witir  dikerjakan dalam bulan Ramadhan, maka kerjakan pula diluar bulan Ramadhan.
3.      Bila membaca Al Qur’an dilakukan dalam bulan Ramadhan, maka lakukan pula di luar bulan Ramadhan.
4.      Kalau infaq dan shadaqah ditunaikan dalam bulan Ramadhan maka keluarkan pula infaq selain bulan Ramadhan.
5.      Kalau puasa pada bulan Ramadhan maka lakukan pula puasa pada bulan yang lainnya
6.      Bersungguh-sungguhlah beribadah dalam kondisi apapun dan pada bulan apapun.

Kedua; melakukan perbuatan haram.
Di luar Ramadhan saja kita tidak boleh berbuat haram apalagi dalam bulan Ramadhan, seperti ghibah, adu domba, berbohong, saksi palsu dan lain-lainnya. Rasulullah bersabda,”Lima perkara yang dapat menghapuskan pahala ibadah puasa yaitu;
1.       dusta,
2.      ghibah,
3.      adu domba,
4.      sumpah palsu dan
5.      memandang dengan syahwat”.

Ketiga; bersikap malas.
Orang yang beranggapan   bahwa Ramadhan adalah bulan untuk bermalas-malasan, karena mendengar  hadits dhaif yang menyatakan bahwa tidurnya orang yang puasa itu adalah ibadah. Bahkan Ramadhan disebut juga dengan syahrul jihad, artinya bulan untuk berjuang, tidak ada istilah bagi seorang muslim untuk berhenti bekerja karena Ramadhan, justru dengan puasa kita bekerja maka pahalanya akan berlipat ganda, Rasulullah selalu berdo’a kepada Allah, ”Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah dan malas, dari pengecut dan bakhil, dari belenggu hutang dan dipengaruhi orang”.

Banyak sekali kisah-kisah yang memberikan motivasi kepada kita untuk bekerja diantaranya; Umar bin Khattab pernah mengusir seorang lelaki di dalam masjid padahal hari sudah siang, dia sibuk ibadah saja dan lalai untuk mencari nafkah.
Seorang pengemis datang kepada Rasulullah minta sesuatu, Rasul memberinya kapak lalu dkisuruh mencari kayu ke hutan, sabda beliau,”Itu  lebih baik bagimu dari pada kamu meminta-minta”.
Ada pula orang yang sibuk dengan ibadah saja sementara hidupnya ditanggung oleh kakaknya, Rasul menyatakan, ”Kakakmu lebih baik darimu”.

Keempat; boros dalam makanan dan minuman.
 Orang yang  beranggapan Ramadhan adalah ajang untuk melampiaskan nafsu perut sehingga dana untuk itu disediakan, padahal makna Ramadhan adalah agar hidup hemat dan sederhana. Pemborosan itu nampak pada; makanan dan minuman dengan menyediakan seluruh jenis makanan dan minuman untuk menyambut datangnya waktu berbuka, padahal semua itu tidak akan habis bahkan lebih banyak yang mendarat ke tong sampah.

Rasulullah ketika berbuka hanya memakan 3 butir kurma yang kualitasnya baik dan minum dua teguk air setelah itu beliah shalat maghrib, kemudian baru makan sebatas yang beliau ajarkan; tidak terlalu kenyang, karena perut manusia itu harus diisi oleh air, udara dan makanan masing-masing sepertiga bagian.



Siti Fatimah suatu kali berpuasa nazar untuk tiga hari; hari pertama dia persiapkan makanan untuk berbuka satu potong roti dengan segelas air, rupanya datang seorang pengemis yang sudah sekian hari tidak makan, maka dia berikan roti itu kepada pengemis itu, hari kedua datanglah anak yatim dan hari ketiga

datang pula orang yang baru keluar dari penjara, sehingga tiga hari lamanya Fatimah tidak menikmati makanan untuk berbuka selain segelas air, kita tentu tidak mampu sebagaimana anak kesayangan Rasulullah ini, tapi janganlah boros saat berbuka sehingga mubazir,



”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaithan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” [Al Isra’ 17;26-27].

Dalam ayat lainpun ditegaskan Allah,


”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al A’raf 7;31].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ




Tidak ada komentar:

Posting Komentar