Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
Komplek SMKN 2 Batam
Kecamatan
Batam Center
Kota Batam Kepuluan Riau
2 Jumadil Awal
1439.H / 19 Januari 2018.M
TIGA ORANG YANG TERKURUNG DALAM GUA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Peristiwa ini terjadi pada
zaman Bani Israil, jauh sebelum diutusnya Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengisahkannya kepada kita berdasarkan
wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
بَيْنَمَا ثَلاَثَةُ نَفَرٍ يَتَمَشَّوْنَ أَخَذَهُمُ
الْمَطَرُ فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ فِي جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ
صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ:
انْظُرُوا أَعْمَالاً عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلهِ فَادْعُوا اللهَ تَعَالَى
بِهَا، لَعَلَّ اللهَ يَفْرُجُهَا عَنْكُمْ. فَقَالَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ
إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ وَامْرَأَتِي وَلِي صِبْيَةٌ
صِغَارٌ أَرْعَى عَلَيْهِمْ فَإِذَا أَرَحْتُ عَلَيْهِمْ حَلَبْتُ فَبَدَأْتُ
بِوَالِدَيَّ فَسَقَيْتُهُمَا قَبْلَ بَنِيَّ، وَأَنَّهُ نَأَى بِي ذَاتَ يَوْمٍ
الشَّجَرُ فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ فَوَجَدْتُهُمَا قَدْ نَامَا فَحَلَبْتُ
كَمَا كُنْتُ أَحْلُبُ فَجِئْتُ بِالْحِلاَبِ فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا
أَكْرَهُ أَنْ أُوقِظَهُمَا مِنْ نَوْمِهِمَا وَأَكْرَهُ أَنْ أَسْقِيَ
الصِّبْيَةَ قَبْلَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ، فَلَمْ
يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمْ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ، فَإِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا
فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ. فَفَرَجَ اللهُ مِنْهَا فُرْجَةً فَرَأَوْا
مِنْهَا السَّمَاءَ، وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَتْ لِيَ ابْنَةُ
عَمٍّ أَحْبَبْتُهَا كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ النِّسَاءَ وَطَلَبْتُ
إِلَيْهَا نَفْسَهَا فَأَبَتْ حَتَّى آتِيَهَا بِمِائَةِ دِينَارٍ فَتَعِبْتُ
حَتَّى جَمَعْتُ مِائَةَ دِينَارٍ فَجِئْتُهَا بِهَا فَلَمَّا وَقَعْتُ بَيْنَ
رِجْلَيْهَا قَالَتْ: يَا عَبْدَ اللهِ، اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفْتَحِ الْخَاتَمَ
إِلاَ بِحَقِّهِ. فَقُمْتُ عَنْهَا، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ
ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً. فَفَرَجَ لَهُمْ،
وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنِّي كُنْتُ اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقِ
أَرُزٍّ فَلَمَّا قَضَى عَمَلَهُ قَالَ: أَعْطِنِي حَقِّي فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ
فَرَقَهُ فَرَغِبَ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَزْرَعُهُ حَتَّى جَمَعْتُ مِنْهُ
بَقَرًا وَرِعَاءَهَا، فَجَاءَنِي فَقَالَ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَظْلِمْنِي
حَقِّي. قُلْتُ: اذْهَبْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرِعَائِهَا فَخُذْهَا. فَقَالَ:
اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَسْتَهْزِئْ بِي. فَقُلْتُ: إِنِّي لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ،
خُذْ ذَلِكَ الْبَقَرَ وَرِعَاءَهَا. فَأَخَذَهُ فَذَهَبَ بِهِ، فَإِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مَا بَقِيَ.
فَفَرَجَ اللهُ مَا بَقِيَ
Ketika ada tiga orang sedang berjalan, mereka ditimpa oleh
hujan. Lalu mereka pun berlindung ke dalam sebuah gua di sebuah gunung.
Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung itu lalu menutupi mulut gua
mereka. Lalu sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Perhatikan amalan
shalih yang pernah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan amalan itu. Mudah-mudahan Allah menyingkirkan
batu itu dari kalian.”
Lalu berkatalah salah seorang dari mereka: “Ya Allah,
sesungguhnya aku mempunyai dua ibu bapak yang sudah tua renta, seorang istri,
dan anak-anak yang masih kecil, di mana aku menggembalakan ternak untuk mereka.
Kalau aku membawa ternak itu pulang ke kandangnya, aku perahkan susu dan aku
mulai dengan kedua ibu bapakku, lantas aku beri minum mereka sebelum
anak-anakku. Suatu hari, ternak itu membawaku jauh mencari tempat gembalaan.
Akhirnya aku tidak pulang kecuali setelah sore, dan aku dapati ibu bapakku
telah tertidur. Aku pun memerah susu sebagaimana biasa, lalu aku datang membawa
susu tersebut dan berdiri di dekat kepala mereka, dalam keadaan tidak suka
membangunkan mereka dari tidur. Aku pun tidak suka memberi minum anak-anakku
sebelum mereka (kedua orangtuanya, red.) meminumnya. Anak-anakku sendiri
menangis di bawah kakiku meminta minum karena lapar. Seperti itulah keadaanku
dan mereka, hingga terbit fajar. Maka kalau Engkau tahu, aku melakukan hal itu
karena mengharapkan wajah-Mu, bukakanlah satu celah untuk kami dari batu ini
agar kami melihat langit.”
Lalu Allah bukakan satu celah hingga mereka pun melihat
langit.
Yang kedua berkata: “Sesungguhnya aku punya sepupu wanita
yang aku cintai, sebagaimana layaknya cinta seorang laki-laki kepada seorang
wanita. Aku minta dirinya (melayaniku), tapi dia menolak sampai aku datang
kepadanya (menawarkan) seratus dinar. Aku pun semakin payah, akhirnya aku
kumpulkan seratus dinar, lalu menyerahkannya kepada gadis itu. Setelah aku
berada di antara kedua kakinya, dia berkata: ‘Wahai hamba Allah. Bertakwalah
kepada Allah. Jangan engkau buka tutup (kiasan untuk keperawanannya) kecuali
dengan haknya.’ Maka aku pun berdiri meninggalkannya. Kalau Engkau tahu, aku
melakukannya adalah karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah untuk kami satu
celah dari batu ini.”
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun membuka satu celah untuk
mereka.
Laki-laki ketiga berkata: “Ya Allah, sungguh, aku pernah
mengambil sewa seorang buruh, dengan upah satu faraq1 beras. Setelah dia
menyelesaikan pekerjaannya, dia berkata: ‘Berikan hakku.’ Lalu aku serahkan
kepadanya beras tersebut, tapi dia tidak menyukainya. Akhirnya aku pun tetap menanamnya
hingga aku kumpulkan dari hasil beras itu seekor sapi dan penggembalanya.
Kemudian dia datang kepadaku dan berkata: ‘Bertakwalah kepada Allah, dan jangan
zalimi aku dalam urusan hakku.’
Aku pun berkata: ‘Pergilah, ambil sapi dan penggembalanya.’
Dia berkata: ‘Bertakwalah kepada Allah dan jangan mempermainkan saya.’ Aku pun
berkata: ‘Ambillah sapi dan penggembalanya itu.’ Akhirnya dia pun membawa sapi
dan penggembalanya lalu pergi. Kalau Engkau tahu bahwa aku melakukannya karena
mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah untuk kami apa yang tersisa.”
Maka Allah pun membukakan untuk mereka sisa celah yang
menutupi.
Itulah kisah yang diceritakan oleh beliau Shalallahu ‘alaihi
wa sallam. Sebuah kisah yang di dalamnya sarat dengan pelajaran yang sangat
berharga. Dalam kisah ini terkandung dalil tentang tawassul (perantara)
yang dibolehkan, yaitu dengan amal shalih yang pernah dikerjakan.
Dari
kisah di atas ada tiga hal yang diambil pelajaran yaitu;
1. Berbuat
baik kepada orangtua
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits,
ketika beliau naik ke atas mimbar sambil mengucapkan amin, setiap kali
menapakkan kaki di atas mimbarnya? Para sahabat yang begitu antusias dengan
kebaikan, bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apa
yang anda aminkan, wahai Rasulullah?”
Beliau
berkata: “Jibril datang kepadaku lalu berkata –di antaranya–:
‘Alangkah celakanya seseorang yang
mendapati kedua orangtuanya atau salah satunya, namun keduanya tidak
menyebabkan dia masuk ke dalam jannah.’ Aku pun berkata: ‘Amiin’.”
Dalam surat An Nisa’
4;36 Allah berfirman;
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa ada seseorang yang
bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah orang yang paling berhak ku baktikan diriku kepadanya?”,
Rasulullah menjawab,”Ibumu”, ia bertanya kembali,”Kemudian siapa lagi?”
Rasulullah menjawab,”Ibumu”, ia bertanya lagi,”kemudian siapa lagi?” Rasulullah
menjawab,”Ibumu”, ”Kemudian siapa lagi?”, Rasulullah menjawab,”Ayahmu”. [HR.Bukhari dan Muslim].
Abdullah ibnu Mas’ud berkata, ”Aku bertanya kepada Rasulullah, amal perbuatan apakah
yang paling disukai Allah ?” Rasulullah menjawab, ”Shalat pada waktunya”, aku
bertanya kembali ”Kemudian apa lagi?”, Rasulullah menjawab, ”Berbaktilah kepada
kedua orangtua”, aku bertanya lagi ”Kemudian apalagi?” Rasulullah menjawab,
”Berjihad di jalan Allah” [HR. Bukhari dan
Muslim].
2. Menjaga
Kehormatan
Itulah keimanan, yang mendorongnya meninggalkan perbuatan
zina. Padahal dia mampu melakukannya, bahkan semua sarana dan fasilitas serta
situasi sangat mendukung keinginannya. Tetapi, iman dan rasa takutnya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala menuntutnya segera meninggalkan perbuatan keji itu
dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di manapun, sebenarnya manusia di dunia ini tahu
bahwa zina itu adalah kejahatan, pidana (kriminal), dan merusak moral, bahkan
merusak tatanan masyarakat.Maka siapapun yang terbukti berzina mestinya
dijatuhi hukuman.Yaitu bila ada bukti yang
menguatkan, atau ada kehamilan atau ada pengakuan.
Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji,
serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang; berdasarkan firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala :
“Dan
janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah
(perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang).
[al Israa`/17 : 32].
3. Menjaga
hak orang lain.
Alangkah
banyak di antara manusia yang masih suka mengangkangi hak orang lain. Sementara
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits shahih dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
مَنِ اقْتَطَعَ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لَقِيَ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ
“Siapa yang mengambil harta
seorang muslim tanpa alasan yang haq, niscaya dia bertemu dengan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan Dia sangat murka kepadanya.” (HR. Ahmad)
Bayangkanlah
hari yang sangat dahsyat tersebut. Ketika manusia dikumpulkan dalam keadaan
tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan tidak berkhitan, di saat kita sangat
membutuhkan karunia dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits lain
yang hampir serupa dengan ini, terkait dengan sumpah, mereka bertanya kepada
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Walaupun sebatang kayu arak –untuk
siwak–?”
Kata
beliau: “Walaupun hanya sebatang kayu arak.”
Artinya,
seandainya kita mengambil sebatang kayu arak dari seorang muslim dalam keadaan
dia tidak senang kamu mengambilnya, niscaya kita akan bertemu dengan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan dia murka. Lantas, di mana sikap ta’zhim
(pengagungan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari orang-orang yang berbuat
zalim seperti ini?
Seandainya dia memiliki sikap ta’zhim kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, tentulah dia seperti orang yang diceritakan oleh Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini.
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
(An-Nisa’: 29)
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui”. [al Baqarah/2 : 188].
“Harta-harta
kalian”, meliputi seluruh jenis harta, semuanya termasuk kecuali bila ada dalil
syar’i yang menunjukkan kebolehannya. Maka segala perkara yang tidak dibolehkan
mengambilnya dalam syariat berarti harta tersebut dimakan dengan cara yang
batil. (Fathul Qadir)
“Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya,
maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan baginya surga,” maka
salah seorang bertanya,”Meskipun sedikit, wahai Rasulullah?” Rasulullah
menjawab,”Ya, meskipun hanya setangkai kayu sugi (siwak).”[HR Muslim]
“Sungguh
akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari
mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram”. [HR
Bukhari]
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar