Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Barkah
Komplek Soutling Tiban
Kecamatan
Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
12 Rabiul Awal
1439.H / 1 Desember 2017.M
JANGAN LARI DARI PEPERANGAN
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Berharap bertemu musuh
merupakan hal terlarang bagi kaum Muslimin, oleh karena itu hendaklah mereka
selalu memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar diselamatkan darinya. Namun jika
kaum Muslimin ditakdirkan bertemu musuh, maka ia wajib bersabar dan tidak boleh
lari dari medan perang. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Wahai manusia, janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh, tetapi
mohonlah keselamatan kepada Allâh. Jika kamu bertemu musuh, maka bersabarlah
dan ketahuilah bahwa sorga itu di bawah naungan pedang. [HR. Bukhari, no.
3024; Muslim, no. 1742]
Dan lari dari medan perang
termasuk tujuh dosa yang membinasakan. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits :
اِجْتَنِبُوا
السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ
بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ
وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ
الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau
bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat)
bertanya: “Wahai Rasûlullâh, apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Syirik kepada Allâh; sihir; membunuh jiwa yang Allâh haramkan
kecuali dengan haq; memakan riba; memakan harta anak yatim; berpaling dari
perang yang berkecamuk; menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang
menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. [Hadits
Shahih Riwayat al-Bukhâri, no: 3456; Muslim, no: 2669]
Syaikh Muhammad bin Shalih
al-‘Utsamin rahimahullah berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memandangnya (yaitu lari dari medan perang) termasuk dosa-dosa yang
membinasakan karena hal itu akan melemahkan kaum Muslimin dan semakin
menguatkan orang-orang kafir. Orang-orang Mukmin melemah, karena sebagaimana
telah diketahui bersama bahwa jika ada satu orang meninggalkan barisan
(perang), hati mereka akan menjadi kecewa dan itu melemahkan mereka; Sedangkan
kekuatan orang-orang kafir bertambah, karena orang-orang kafir akan
mengatakan, ‘Ini adalah awal kekalahan
mereka, ayo serang mereka!’, sehingga orang-orang kafir terus menyerang kaum
Muslimin. Oleh karena itu lari dari medan perang merupakan dosa besar”.
[Syarhul Kabâir lil Imam Ibni ‘Utsaimin, hlm. 122, penerbit: Darut Tauqifiyyah
lit Turats, Kairo]
ANCAMAN
BERAT
Karena begitu besar akibat
yang akan ditimbulkan oleh sikap lari dari medan perang, maka Allâh Azza wa
Jalla memberikan ancaman berat terhadap pelakunya. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang
yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka
(mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan
yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari
Allâh, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya
[Al-Anfâl/8:15-16]
Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla mengancam
dengan dua ancaman berat bagi orang yang lari dari medan perang tanpa alasan
yang dibenarkan. Dua ancaman tersebut adalah:
1. Mendapatkan
murka Allâh Azza wa Jalla
2. Tempatnya
adalah neraka.
Msekipun perbuatan ini adalah
perbuatan dosa besar dan pelakunya terancam akan dimasukkan ke neraka, namun
bukan berarti pelakunya kafir dan akan kekal di neraka.
LARI DARI
MEDAN PERANG YANG TIDAK TERMASUK DOSA
Dalam ayat di atas Allâh Azza
wa Jalla mengecualikan bentuk lari dari medan perang yang tidak terkena
ancaman, yaitu:
إِلَّا
مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ
… kecuali
berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan
yang lain. [Al-Anfâl/8:16]
Syaikh Muhammad bin Shâlih
al-‘Utsamin rahimahullah berkata, “Allâh Azza wa Jalla mengecualikan dalam dua
keadaan:
1. Berbelok untuk (siasat) perang, yaitu
mempersiapkan diri untuk berperang. Seperti orang yang berbelok untuk membenahi
keadaannya atau mempersiapkan senjata, termasuk berbelok ke tempat lain yang
menjadi arah kedatangan serangan musuh. Ini tidak disebut berpaling, tetapi
bersiap-siap.
2. Menggabungkan diri dengan pasukan lain.
Seperti jika sekelompok pasukan Muslimin terkepung, dan kemungkinan akan bisa dihancurkan
oleh musuh, maka sebagian tentara (yang sedang berperang ditempat lain) boleh mundur untuk
(bergabung ke pasukan yang sedang terkepung tersebut untuk) menyelamatkan
mereka. Ini diperbolehkan karena keadaan mendesak, dengan syarat tidak
membahayakan tentara (yang sedang berperang ditempat lain itu). Jika hal itu
akan membahayakan tentara (yang sedang berperang), dan banyak tentara yang
mundur dan bergabung kepada sekelompok pasukan yang terkepung itu, sehingga
melemahkan kekuatan tentara (yang sedang berperang ditempat lain tersebut) dan
menyebabkan kekalahan di hadapan musuh, maka itu tidak boleh.
Karena bahaya (yang mengancam
tentara yang sedang berperang) itu sesuatu yang pasti, sedangkan (keberhasilan)
usaha menyelamatkan pasukan yang terkepung itu tidak pasti, maka itu tidak
boleh, karena tujuan (perang) adalah untuk memenangkan agama Allâh, sementara
dalam perbuatan tersebut akan menghinakan agama Allâh. Kecuali jika jumlah
(tentara) orang-orang kafir lebih dari dua kali lipat (tentara) Muslimin, waktu
itu boleh lari dari peperangan berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla :
Sekarang
Allâh telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada
kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka
akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu
orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin Allâh. Dan Allâh beserta orang-orang yang sabar.
[Al-Anfâl/8:66]
Atau tentara kafir memiliki kekuatan yang tidak
mungkin dilawan oleh kaum Muslimin, seperti pesawat-pesawat (tempur), sedangkan
kaum Muslimin tidak memiliki roket untuk melawannya. Jika diketahui bahwa
bertahan akan menyebabkan kehancuran dan kekalahan kaum Muslimin, maka mereka
tidak boleh bertahan, karena hal itu berarti mereka membahayakan diri mereka
sendiri.”
Kesimpulannya, bahwa lari dari
medan perang merupakan dosa-dosa yang membianasakan, kecuali dalam keaaan
tertentu yang dibolehkan, wallahul Musta’an.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus
07/Tahun XVIII/1435H/2014M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl.
Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo]
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar