Senin, 19 Maret 2018

237. Sebab Hapusnya Amal



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baitussalam
Tiban Utara, Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
28 Jumadil Akhir 1439.H / 16  Maret   2018.M


SEBAB  HAPUSNYA  AMAL

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،

أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Dr. Saad Riyadh dalam bukunya berjudul Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah Saw, menyatakan tentang Memperbaiki Niat ;
            Agama-agama lama, terutama agama Kristen, membagi kehidupan manusia menjadi dua sisi; dunia dan akherat. Mereka membagi planet bumi ini menjadi dua blok, blok agamawan dan blok orang yang sibuk dengan dunia.
            Anugerah terbesar dari diutusnya Nabi Muhammad saw, adalah seruan beliau yang menggema di seluruh penjuru bahwa landasan perbuatan dan etika adalah niat. Umar bin Khattab berkata dari atas mimbar bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda,” Amal-amal manusia itu tergantung kepada niatnya. Setiap orang mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya.Barangsiapa hijrahnya karena ingin mendapatkan dunia atau menikahi seorang wanita, maka hijrahnya adalah kepada tujuannya berhijrah.’’[HR. Bukhari].
Seorang mukmin dikendalikan oleh iman kepada Allah dan penyerahan diri kepada perintah-perintah-Nya.Hal itu meliputi seluruh asfek kehidupan dan seluruh bentuk perbuatan.Syaratnya adalah ada keikhlasan, niatnya benar, dan sesuai dengan manhaj benar yang dibawa oleh para nabi. [Gema Insani, 2007, hal 35].
     Ada beberapa ayat yang menyebutkan tentang hapusnya amal yang dilakukan oleh orang-orang kafir bahkan amal seorang mukmin, kalau orang kafir jelas mereka akan ditolak segala kebaikannya tapi orang yang beriman selain tidak ikhlas penyebab ditolaknya amal juga karena beberapa hal  diantaranya;

1.      Karena kafir;
Orang kafir, bagaimanapun juga banyak kebaikannya, maka kebaikannya itu tidak dihitung suatu amal shaleh, karena landasan amal shaleh itu adalah beriman atau sebagai muslim. Namun  bila mereka masuk ke dalam Islam sebagai mualaf maka kebaikan yang dilakukan selama ini dinilai sebagai amal shaleh sedangkan segala dosanya diampuni.


”Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. “(QS Al-Maaidah/ 5 : 5).

2.      Karena Syirik
Syirik artinya menserikatkan Allah, yaitu melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan aqidah Islam seperti melakukan sihir, guna-guna, memasang jimat dan berineraksi dengan dukun dalam pengobatan dan lain-laiinya, orang yang melakukan syirik bila tidak bertaubat maka ibadahnya tidak diterima Allah.


“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.“(QS Al-An’aam/ 6: 88).


3.      Karena Bakhil
Seorang muslim diharapkan tampil di tengah ummat sebagai ummat yang mampu untuk memberi dengan infaq dan shadaqahnya dari harta yang dikaruniakan Allah, kedermawanan itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang bakhil atau pelit dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah maka amal perbuatannya akan hapus di hadapan Allah.


“Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al-Ahzab/ 33: 19).

4.      Benci kepada Al Qur’an
Konsekwensi sebagai muslim adalah mengimani ajaran Islam yang tertuang dalam rukun iman dan rukun islam yang bersumber dari Al Qur’an, sebagai wahyu yang telah diturunkan Allah, tidak mau mengamalkan Al Qur’an apalagi benci terhadap apa yang terkandung di dalamnya maka orang demikian akan dihapuskan seluruh amalnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS Muhammad/ 47: 9).


5.      Senang dengan murka Allah dan benci dengan ridha-Nya


Dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim harus melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan Allah, kedua hal ini yaitu melakukan perintah Allah akan diganjari dengan pahala sebagai amal shaleh, yang akibatnya Allah ridha kepadanya dan sebaliknya segala larangan Allah yang dilakukan akan menimbulkan kemurkaan-Nya. Orang yang senang berbuat dosa dan maksiat berarti dia suka dengan kemurkaan Allah yang otomatis amal ibadahnya akan dihapuskan Allah.

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 28).


6.      Memusuhi Rasul
Sebagai  muslim tentu ketaatan kepada Allah diiringi dengan ketaatan kepada Rasul, kedua ketaatan ini tidak bisa dipisahkan. Orang yang hanya mengikuti perintah Allah dan mengingkari perintah Rasul maka tidaklah diterima keimanannya artinya dia telah memusuhi Rasulullah, maka amal ibadahnya dihapuskan oleh Allah.

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 32).


7.      Tidak Menerima Seruan Dakwah
Yang tidak menerima seruan dakwah bukan hanya orang kafir saja tapi orang yang mengaku berimanpun banyak yang tidak mau menerima seruan dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah, mereka beriman hanya kepada sebagian saja dan kafir kepada sebagiannya. Orang yang tidak total menerima seruan dakwah maka amal ibadahnya akan hapus.

“Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?“(QS Hud/ 11 : 14).






"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. QS Hud/ 11 : 15).



Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.“(QS Hud/ 11; 16).

8.      Tidak tahu eksistensi Allah


Allah adalah Ilah, tidak ada Ilah selain Dia, keimanan kepada Allah tidak boleh dicampuri dengan yang lain, ini namanya syirik. Keberadaan Allah adalah Ahad yaitu Esa, Dia adalah Pencipta sedangkan selain Dia adalah makhluk yang  diciptakan-Nya. Orang yang menganggap Kekuasaan Allah itu harus didampingi oleh yang lain maka hapuslah amal mereka.

Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (QS Al-A’raaf/ 7 : 138).


Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. (QS Al-A’raaf/ 7 : 138, 139).

Hadits dan tafsir tentang batalnya amal hingga tak berpahala
Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah bersama Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang pohon, aku berkata: “Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon “dzatu anwaath” (pohon yang dianggap keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai “dzatu anwaath”. Dan adalah orang-orang kafir menggantungkan senjata mereka di pohon dan beri’tikaf di sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab: “Allah Maha Besar, permintaanmu ini seperti permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa: (`Jadikanlah bagi kami suatu sembahan, sebagaimana mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti kepercayaan orang sebelum kamu.”  (HR Ahmad).

Tafsir Al-Qur’an keluaran Departemen Agama RI mengulas sebagai berikut: Kenyataan tentang adanya kepercayaan itu diisyaratkan hadits di atas pada masa dahulu dan masa sekarang hendaknya merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar berusaha sekuat tenaga untuk memberi pengertian dan penerangan, sehingga seluruh kaum muslimin mempunyai akidah dan kepercayaan sesuai dengan yang diajarkan agama Islam. Masih banyak di antara kaum muslimin yang masih memuja kuburan, mempercayai adanya kekuatan gaib pada batu-batu, pohon-pohon, gua-gua, dan sebagainya. Karena itu mereka memuja dan menyembahnya dengan ketundukan dan kekhusyukan, yang kadang-kadang melebihi ketundukan dan kekhusyukan menyembah Allah sendiri.[Hartono Ahmad Jais, Orang-orang yang Amalnya Tidak Berpahala, www.suaraislam.com,Shodiq Ramadhan | Selasa, 11 Mei 2010 | 18:04:39 WIB].


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar