Senin, 19 Maret 2018

235. Berlindung dari teman yang jahat



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Jabal Jamil
Tiban Lama
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
14 Jumadil Akhir 1439.H / 2 Maret  2018.M


BERLINDUNG  DARI TEMAN YANG JAHAT

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،

أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

“Diantara doa Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رِبًا وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنَهُ تَرَانِي وَقَلْبُهُ تَرْعَانِي إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
1.      tetangga yang buruk,
2.       istri yang membuatku beruban sebelum masa beruban,
3.      dari anak yang menjadi tuan bagiku,
4.      dari harta yang menjadi siksaan atasku
5.      dan dari kawan yang berbuat makar; matanya memandangiku, sedang hatinya mengawasiku. Jika ia melihat kebaikan, maka ia tanam (sembunyikan) dan jika melihat keburukan, maka ia menyebarkannya”. [HR. Hannad dan Ath-Thobroniy].
BERLINDUNG DARI KAWAN YANG [JAHAT] MEMBUAT MAKAR
Banyak ayat dan hadits memerintahkan untuk berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Karena teman seperti itu akan membantu dan mendorong kita berbuat baik. Berbeda dengan teman buruk, akibat buruk paling rendah mereka akan membuat waktu kita habis sia-sia tanpa berguna. Bahayanya terbesarnya, berteman dengan mereka bisa merusak iman dan agama kita, sehingga akan bersama mereka di akhirat kelak. Karena itu Al-Qur’an dan Sunnah sangat-sangat melarang berteman dengan mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Ini merupakan perkara penting dalam hidup, karena setiap insan itu harus berteman. Ia harus memiliki kawan dan sahabat. Ia harus hidup bersama orang lain untuk berinteraksi dan bahu membahu.
Jika demikian, di mana kita bisa temukan teman-teman yang baik? Siapa yang ingin mendapatkan teman-teman yang shalih hendaknya ia mencarinya di masjid-masjid. Karena orang shalih banyak ditemukan di sana. Di sana ditegakkan ibadah kepada Allah, disuarakan zikir, dikaji petunjuk-Nya, ditegakkan nasehat agama dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Sungguh para ulama salaf menilai orang berdasarkan ilmu, akhlak, pengamalannya terhadap sunnah, dan kiprahnya untuk dien ini.
Peringatan Al-Qur’an dari Teman Jahat
Sesungguhnya Allah telah memperingatkan hamba-Nya dari orang-orang buruk lagi jahat. Tujuannya, agar mereka tidak berteman karib dan berkawan akrab dengan mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Janganlah duduk-duduk dan nongkrong bersama orang-orang zalim (pendosa), karena Allah telah melarangnya. Jika tidak, maka diakhirat mereka akan saling belepas diri dan menyalahkan. Salah seorang mereka berkata,
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).” (QS. Al-Furqan: 28)
Doa Berlindung dari Teman Jahat
Jelaslah, berteman dengan orang jahat sangat berbahaya. Kita harus khawatir terhadapanya dan berusaha menghindarinya. Selain usaha, doa tak boleh ditinggalkan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mencontohkan kepada kita doa berlindng dari kawan yang buruk.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.” (HR. Al-Thabrani]
Berlindung dari teman yang jahat adalah teman yang tidak membuat aman -baik pada kehormatan, harta, rahasia-, tidak menolong dalam kebaikan, mengajak kepada kemaksiatan, dan mendorong kepada keburukan. Maka pilah-pilihlah teman. Bertemanlah dengan orang baik. Karena seorang teman akan memberi pengaruh kepada siapa yang ditemaninya.

Peringatan dari As Sunnah
Dari Abu Musa al Asy'ari Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan tukang pande besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu minyak, atau kamu membelinya atau kamu akan mendapati bau yang harum darinya. Sedangkan pande besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau akan mendapati darinya bau yang busuk." (Muttafaq 'alaih)
            Seorang teman yang buruk diibaratkan pande besi, karena keberadaannya dapat membakar agama dan akhlak kita, merusaknya dan bahkan membinasakannya. Paling tidak kita akan mendapatkan komentar negatif, seperti, “Si fulan sekarang jadi temannya si anu.”
 Dalam hadits lain Nabi juga bersabda, "Seseorang tergantung agama temannya, maka hedaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman."(HR. Abu Dawud)
Sebuah kisah yang disebutkan di dalam Ash Shahihain (Bukhari-Muslim), bahwa Abu Thalib ketika menjelang wafat didatangi oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, sedang di sampingnya ada Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata,"Wahai paman, ucapkan la ilaha illallah, kalimat yang akan aku gunakan untuk hujjah buatmu kelak disisi Allah!" Maka kedua orang tersebut langsung berkata kepada Abu Thalib,"Apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?" Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengulanginya, dan kedua orang itu juga mengulangi pertanyaanya, dan akhirnya paman Nabi tersebut meninggal di atas millah Abdul Muthalib.
Kisah ini memuat nasehat yang sangat berharga tentang besarnya pengaruh sahabat atau teman yang buruk. Kurang apa dengan paman Nabi ini, beliau seorang yang berakal jernih, mengetahui, bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah benar, beliau membela dan menolong Nabi, mencintai Nabi yang merupakan salah satu keponakannya. Namun teman yang buruk telah mengingat kannya kepada ajaran terlaknat, ajaran syirik dan kufur, maka keduanya telah mempengaruhinya, sehingga dia meninggal di dalam millah Abdul Muthalib, meninggal di dalam kemusy rikan, wal 'iyadzu billah.
            Wahai saudaraku, terutama anda para pemuda, jangan anda mengatakan, "Saya tidak akan terpengaruh oleh teman pergaulan, hanya sekedar bergaul, tidak mengambil ucapannya dan tidak meniru kelakuannya. Sungguh ini adalah prinsip yang keliru, al-Qur'an dan Sunnah telah menolaknya dan kenyataan pun telah berbicara, sementara Nabi Shalallaahu alaihi wasalam telah menyatakan, bahwa seseorang tergantung pada agama (tabiat) sahabatnya.
            Maka secara tegas beliau Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan kita untuk bersahabat dengan orang yang baik-baik dan bertakwa, beliau bersabda,"Janganlah engkau berteman, kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa." (HR Abu Dawud)
 Belajar dari Fakta
Fakta telah membuktikan, bahwa hampir sebagian besar manusia khususnya para pemuda yang terjatuh ke dalam lobang kemaksiatan adalah karena pengaruh teman pergaulan. Berapa banyak pemuda baik-baik, taat, berbakti dan serius di dalam belajar, berprestasi gemilang, namun setelah itu kenal dengan teman yang buruk, bergaul bersama mereka dan lambat laun setahap demi setahap akhirnya berubah jauh dari sebelumnya.
Dia terpengaruh dengan ucapan temannya yang menipu dan menjeru muskan, yang diajarkan oleh guru penipu ulung Iblis la'natullah 'alaih. Sehingga akhirnya menjadi pemuda yang menyia-nyiakan shalat, berani kepada orang tua, malas belajar bahkan tak jarang ada yang sampai dikeluarkan dari sekolah, dia telah menyia-nyiakan agama dan dunianya.
Salah seorang pemuda yang kecanduan narkoba, kemudian masuk sel penjara ditanya, "Mengapa kamu sampai masuk penjara dan jadi pecandu narkoba, maka dia hanya men-jawab singkat, "Teman yang buruk."
Jangan Tertipu
Satu hal penting yang harus diketahui adalah, bahwa semua orang yang mengajak kepada kerusakan, kesesatan dan kejahatan tidak mungkin akan berterus terang mengungkapkan niat busuk mereka. Karena kalau mereka berbicara jujur apa adanya, tidak bakal mendapatkan pengikut, maka dicarilah cara yang halus, kalimat yang indah, namun menipu dan men-jerumuskan tanpa terasa. Terkadang berlagak sebagai pemberi saran dan nasehat, karena dorongan cinta dan persahabatan, seperti diajarkan oleh Iblis ketika menjerumuskan Adam Alaihissalam. Iblis mengatakan sebagaimana yang difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala,
Kemudian syaitan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa" (Thaha :120)
Peringatan dari As Sunnah
Dari Abu Musa al Asy'ari Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan tukang pande besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu minyak, atau kamu membelinya atau kamu akan mendapati bau yang harum darinya. Sedangkan pande besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau akan mendapati darinya bau yang busuk." (Muttafaq 'alaih)
Seorang teman yang buruk diibaratkan pande besi, karena keberadaannya dapat membakar agama dan akhlak kita, merusaknya dan bahkan membinasakannya. Paling tidak kita akan mendapatkan komentar negatif, seperti, “Si fulan sekarang jadi temannya si anu.”
            Dalam hadits lain Nabi juga bersabda,"Seseorang tergantung agama temannya, maka hedaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman."(HR. Abu Dawud)
            Sebuah kisah yang disebutkan di dalam Ash Shahihain (Bukhari-Muslim), bahwa Abu Thalib ketika menjelang wafat didatangi oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, sedang di sampingnya ada Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata,"Wahai paman, ucapkan la ilaha illallah, kalimat yang akan aku gunakan untuk hujjah buatmu kelak disisi Allah!" Maka kedua orang tersebut langsung berkata kepada Abu Thalib,"Apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?" Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengulanginya, dan kedua orang itu juga mengulangi pertanyaanya, dan akhirnya paman Nabi tersebut meninggal di atas millah Abdul Muthalib.
Kisah ini memuat nasehat yang sangat berharga tentang besarnya pengaruh sahabat atau teman yang buruk. Kurang apa dengan paman Nabi ini, beliau seorang yang berakal jernih, mengetahui, bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah benar, beliau membela dan menolong Nabi, mencintai Nabi yang merupakan salah satu keponakannya. Namun teman yang buruk telah mengingat kannya kepada ajaran terlaknat, ajaran syirik dan kufur, maka keduanya telah mempengaruhinya, sehingga dia meninggal di dalam millah Abdul Muthalib, meninggal di dalam kemusy rikan, wal 'iyadzu billah.
Wahai saudaraku, terutama anda para pemuda, jangan anda mengatakan, "Saya tidak akan terpengaruh oleh teman pergaulan, hanya sekedar bergaul, tidak mengambil ucapannya dan tidak meniru kelakuannya. Sungguh ini adalah prinsip yang keliru, al-Qur'an dan Sunnah telah menolaknya dan kenyataan pun telah berbicara, sementara Nabi Shalallaahu alaihi wasalam telah menyatakan, bahwa seseorang tergantung pada agama (tabiat) sahabatnya.Maka secara tegas beliau Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan kita untuk bersahabat dengan orang yang baik-baik dan bertakwa, beliau bersabda,"Janganlah engkau berteman, kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa." (HR Abu Dawud)
Belajar dari Fakta
Fakta telah membuktikan, bahwa hampir sebagian besar manusia khususnya para pemuda yang terjatuh ke dalam lobang kemaksiatan adalah karena pengaruh teman pergaulan. Berapa banyak pemuda baik-baik, taat, berbakti dan serius di dalam belajar, berprestasi gemilang, namun setelah itu kenal dengan teman yang buruk, bergaul bersama mereka dan lambat laun setahap demi setahap akhirnya berubah jauh dari sebelumnya.
Dia terpengaruh dengan ucapan temannya yang menipu dan menjeru muskan, yang diajarkan oleh guru penipu ulung Iblis la'natullah 'alaih. Sehingga akhirnya menjadi pemuda yang menyia-nyiakan shalat, berani kepada orang tua, malas belajar bahkan tak jarang ada yang sampai dikeluarkan dari sekolah, dia telah menyia-nyiakan agama dan dunianya.
            Salah seorang pemuda yang kecanduan narkoba, kemudian masuk sel penjara ditanya, "Mengapa kamu sampai masuk penjara dan jadi pecandu narkoba, maka dia hanya men-jawab singkat, "Teman yang buruk."
Jangan Tertipu
Satu hal penting yang harus diketahui adalah, bahwa semua orang yang mengajak kepada kerusakan, kesesatan dan kejahatan tidak mungkin akan berterus terang mengungkapkan niat busuk mereka. Karena kalau mereka berbicara jujur apa adanya, tidak bakal mendapatkan pengikut, maka dicarilah cara yang halus, kalimat yang indah, namun menipu dan men-jerumuskan tanpa terasa. Terkadang berlagak sebagai pemberi saran dan nasehat, karena dorongan cinta dan persahabatan, seperti diajarkan oleh Iblis ketika menjerumuskan Adam Alaihissalam. Iblis mengatakan sebagaimana yang difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala,
“Kemudian syaitan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa" (Thaha :120)
            Bukan main, Iblis yang merupakan penipu terbesar mengaku sebagai pemberi nasihat, bahkan dengan bersumpah. Maka tak heran kalau muridnya, Fir’aun juga mengatakan kalimat manis, sebagaimana firman Allah, yang artinya,
“Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya), "Biarkanlah aku mem-bunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". (Al-Mu’min : 26)
            Amat lucu jika Firaun yang mengaku dirinya Tuhan, mengkhawatirkan Musa Alaihissalam kalau mengganti agama kaumnya dan membuat kerusakan, padahal dialah biang kerusakan itu?
Lalu, apakah kita akan tertipu dengan slogan kemajuan, kebebasan, kesetaraan, peradaban maju, atau pun hak asasi untuk alasan tabarruj, durhaka kepada orang tua, mengkon sumsi miras dan narkoba? Wallahu a’lam, marilah kita berpikir jernih sebelum segalanya terjadi.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar