Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Jabal Jamil
Tiban Lama
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
14 Jumadil Akhir 1439.H / 2 Maret 2018.M
BERLINDUNG DARI TEMAN
YANG JAHAT
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
“Diantara doa Rasulullah -Shallallahu alaihi wa
sallam-,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ
السُّوءِ وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ
عَلَيَّ رِبًا وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ
عَيْنَهُ تَرَانِي وَقَلْبُهُ تَرْعَانِي إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِذَا
رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari
1. tetangga
yang buruk,
2. istri yang membuatku beruban sebelum masa beruban,
3.
dari anak yang menjadi tuan bagiku,
4.
dari harta yang menjadi siksaan atasku
5.
dan dari kawan yang berbuat makar; matanya
memandangiku, sedang hatinya mengawasiku. Jika ia melihat kebaikan, maka ia
tanam (sembunyikan) dan jika melihat keburukan, maka ia menyebarkannya”.
[HR. Hannad dan Ath-Thobroniy].
BERLINDUNG DARI KAWAN YANG [JAHAT]
MEMBUAT MAKAR
Banyak ayat dan hadits memerintahkan
untuk berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Karena teman seperti itu
akan membantu dan mendorong kita berbuat baik. Berbeda dengan teman buruk,
akibat buruk paling rendah mereka akan membuat waktu kita habis sia-sia tanpa
berguna. Bahayanya terbesarnya, berteman dengan mereka bisa merusak iman dan
agama kita, sehingga akan bersama mereka di akhirat kelak. Karena itu Al-Qur’an
dan Sunnah sangat-sangat melarang berteman dengan mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman,
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi: 28)
Ini merupakan perkara penting
dalam hidup, karena setiap insan itu harus berteman. Ia harus memiliki kawan
dan sahabat. Ia harus hidup bersama orang lain untuk berinteraksi dan bahu
membahu.
Jika demikian, di mana kita
bisa temukan teman-teman yang baik? Siapa yang ingin mendapatkan teman-teman
yang shalih hendaknya ia mencarinya di masjid-masjid. Karena orang shalih
banyak ditemukan di sana. Di sana ditegakkan ibadah kepada Allah, disuarakan
zikir, dikaji petunjuk-Nya, ditegakkan nasehat agama dan kegiatan-kegiatan
positif lainnya. Sungguh para ulama salaf menilai orang berdasarkan ilmu,
akhlak, pengamalannya terhadap sunnah, dan kiprahnya untuk dien ini.
Peringatan Al-Qur’an dari Teman JahatSesungguhnya Allah telah memperingatkan hamba-Nya dari orang-orang buruk lagi jahat. Tujuannya, agar mereka tidak berteman karib dan berkawan akrab dengan mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ
فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ
وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ
الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan apabila kamu melihat
orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka
sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan
kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang
yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Janganlah duduk-duduk dan
nongkrong bersama orang-orang zalim (pendosa), karena Allah telah melarangnya.
Jika tidak, maka diakhirat mereka akan saling belepas diri dan menyalahkan.
Salah seorang mereka berkata,
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku
(dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).” (QS. Al-Furqan: 28)
Doa Berlindung dari Teman Jahat
Jelaslah, berteman dengan
orang jahat sangat berbahaya. Kita harus khawatir terhadapanya dan berusaha
menghindarinya. Selain usaha, doa tak boleh ditinggalkan. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam telah mencontohkan kepada kita doa berlindng dari kawan
yang buruk.
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang
buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat
tinggal tetapku.” (HR. Al-Thabrani]
Berlindung dari teman yang jahat adalah teman yang tidak
membuat aman -baik pada kehormatan, harta, rahasia-, tidak menolong dalam
kebaikan, mengajak kepada kemaksiatan, dan mendorong kepada keburukan. Maka pilah-pilihlah
teman. Bertemanlah dengan orang baik. Karena seorang teman akan memberi
pengaruh kepada siapa yang ditemaninya.
Peringatan dari As Sunnah
Dari
Abu Musa al Asy'ari Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam telah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang
baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan tukang
pande besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu minyak, atau kamu
membelinya atau kamu akan mendapati bau yang harum darinya. Sedangkan pande
besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau akan mendapati
darinya bau yang busuk." (Muttafaq 'alaih)
Seorang
teman yang buruk diibaratkan pande besi, karena keberadaannya dapat membakar
agama dan akhlak kita, merusaknya dan bahkan membinasakannya. Paling tidak kita
akan mendapatkan komentar negatif, seperti, “Si fulan sekarang jadi temannya si
anu.”
Dalam hadits lain Nabi juga bersabda, "Seseorang
tergantung agama temannya, maka hedaklah salah seorang di antara kalian melihat
dengan siapa dia berteman."(HR. Abu Dawud)
Sebuah kisah yang disebutkan
di dalam Ash Shahihain (Bukhari-Muslim), bahwa Abu Thalib ketika menjelang
wafat didatangi oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, sedang di sampingnya ada
Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Maka Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam berkata,"Wahai paman, ucapkan la ilaha illallah, kalimat yang akan
aku gunakan untuk hujjah buatmu kelak disisi Allah!" Maka kedua orang
tersebut langsung berkata kepada Abu Thalib,"Apakah engkau membenci agama
Abdul Muthalib?" Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengulanginya, dan
kedua orang itu juga mengulangi pertanyaanya, dan akhirnya paman Nabi tersebut
meninggal di atas millah Abdul Muthalib.
Kisah ini memuat nasehat yang
sangat berharga tentang besarnya pengaruh sahabat atau teman yang buruk. Kurang
apa dengan paman Nabi ini, beliau seorang yang berakal jernih, mengetahui,
bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah benar, beliau membela dan menolong
Nabi, mencintai Nabi yang merupakan salah satu keponakannya. Namun teman yang
buruk telah mengingat kannya kepada ajaran terlaknat, ajaran syirik dan kufur,
maka keduanya telah mempengaruhinya, sehingga dia meninggal di dalam millah
Abdul Muthalib, meninggal di dalam kemusy rikan, wal 'iyadzu billah.
Wahai
saudaraku, terutama anda para pemuda, jangan anda mengatakan, "Saya tidak
akan terpengaruh oleh teman pergaulan, hanya sekedar bergaul, tidak mengambil
ucapannya dan tidak meniru kelakuannya. Sungguh ini adalah prinsip yang keliru,
al-Qur'an dan Sunnah telah menolaknya dan kenyataan pun telah berbicara,
sementara Nabi Shalallaahu alaihi wasalam telah menyatakan, bahwa seseorang
tergantung pada agama (tabiat) sahabatnya.
Maka
secara tegas beliau Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan kita untuk
bersahabat dengan orang yang baik-baik dan bertakwa, beliau bersabda,"Janganlah
engkau berteman, kecuali dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan
makananmu, kecuali orang yang bertakwa." (HR Abu Dawud)
Belajar dari Fakta
Fakta telah membuktikan, bahwa
hampir sebagian besar manusia khususnya para pemuda yang terjatuh ke dalam
lobang kemaksiatan adalah karena pengaruh teman pergaulan. Berapa banyak pemuda
baik-baik, taat, berbakti dan serius di dalam belajar, berprestasi gemilang,
namun setelah itu kenal dengan teman yang buruk, bergaul bersama mereka dan
lambat laun setahap demi setahap akhirnya berubah jauh dari sebelumnya.
Dia terpengaruh dengan ucapan
temannya yang menipu dan menjeru muskan, yang diajarkan oleh guru penipu ulung
Iblis la'natullah 'alaih. Sehingga akhirnya menjadi pemuda yang menyia-nyiakan
shalat, berani kepada orang tua, malas belajar bahkan tak jarang ada yang
sampai dikeluarkan dari sekolah, dia telah menyia-nyiakan agama dan dunianya.
Salah seorang pemuda yang
kecanduan narkoba, kemudian masuk sel penjara ditanya, "Mengapa kamu
sampai masuk penjara dan jadi pecandu narkoba, maka dia hanya men-jawab
singkat, "Teman yang buruk."
Jangan Tertipu
Satu hal penting yang harus
diketahui adalah, bahwa semua orang yang mengajak kepada kerusakan, kesesatan
dan kejahatan tidak mungkin akan berterus terang mengungkapkan niat busuk
mereka. Karena kalau mereka berbicara jujur apa adanya, tidak bakal mendapatkan
pengikut, maka dicarilah cara yang halus, kalimat yang indah, namun menipu dan
men-jerumuskan tanpa terasa. Terkadang berlagak sebagai pemberi saran dan
nasehat, karena dorongan cinta dan persahabatan, seperti diajarkan oleh Iblis ketika
menjerumuskan Adam Alaihissalam. Iblis mengatakan sebagaimana yang difirmankan
Allah Subhannahu wa Ta'ala,
Kemudian syaitan membisikan pikiran jahat
kepadanya, dengan berkata, "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu
pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa" (Thaha :120)
Peringatan dari As Sunnah
Dari
Abu Musa al Asy'ari Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam telah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang
baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan tukang
pande besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu minyak, atau kamu
membelinya atau kamu akan mendapati bau yang harum darinya. Sedangkan pande
besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau akan mendapati
darinya bau yang busuk." (Muttafaq 'alaih)
Seorang teman yang buruk
diibaratkan pande besi, karena keberadaannya dapat membakar agama dan akhlak
kita, merusaknya dan bahkan membinasakannya. Paling tidak kita akan mendapatkan
komentar negatif, seperti, “Si fulan sekarang jadi temannya si anu.”
Dalam hadits lain Nabi
juga bersabda,"Seseorang tergantung agama temannya, maka hedaklah
salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman."(HR.
Abu Dawud)
Sebuah
kisah yang disebutkan di dalam Ash Shahihain (Bukhari-Muslim), bahwa Abu Thalib
ketika menjelang wafat didatangi oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, sedang
di sampingnya ada Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Maka Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam berkata,"Wahai paman, ucapkan la ilaha
illallah, kalimat yang akan aku gunakan untuk hujjah buatmu kelak disisi
Allah!" Maka kedua orang tersebut langsung berkata kepada Abu
Thalib,"Apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?" Maka Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam mengulanginya, dan kedua orang itu juga mengulangi
pertanyaanya, dan akhirnya paman Nabi tersebut meninggal di atas millah Abdul
Muthalib.
Kisah ini memuat nasehat yang
sangat berharga tentang besarnya pengaruh sahabat atau teman yang buruk. Kurang
apa dengan paman Nabi ini, beliau seorang yang berakal jernih, mengetahui,
bahwa Nabi Shalallaahu alaihi wasalam adalah benar, beliau membela dan menolong
Nabi, mencintai Nabi yang merupakan salah satu keponakannya. Namun teman yang
buruk telah mengingat kannya kepada ajaran terlaknat, ajaran syirik dan kufur,
maka keduanya telah mempengaruhinya, sehingga dia meninggal di dalam millah
Abdul Muthalib, meninggal di dalam kemusy rikan, wal 'iyadzu billah.
Wahai saudaraku, terutama anda
para pemuda, jangan anda mengatakan, "Saya tidak akan terpengaruh oleh
teman pergaulan, hanya sekedar bergaul, tidak mengambil ucapannya dan tidak
meniru kelakuannya. Sungguh ini adalah prinsip yang keliru, al-Qur'an dan
Sunnah telah menolaknya dan kenyataan pun telah berbicara, sementara Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam telah menyatakan, bahwa seseorang tergantung pada
agama (tabiat) sahabatnya.Maka secara tegas beliau Shalallaahu alaihi wasalam
memerintahkan kita untuk bersahabat dengan orang yang baik-baik dan bertakwa,
beliau bersabda,"Janganlah engkau berteman, kecuali dengan seorang
mukmin, dan janganlah memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa."
(HR Abu Dawud)
Belajar dari Fakta
Fakta telah membuktikan, bahwa
hampir sebagian besar manusia khususnya para pemuda yang terjatuh ke dalam
lobang kemaksiatan adalah karena pengaruh teman pergaulan. Berapa banyak pemuda
baik-baik, taat, berbakti dan serius di dalam belajar, berprestasi gemilang,
namun setelah itu kenal dengan teman yang buruk, bergaul bersama mereka dan
lambat laun setahap demi setahap akhirnya berubah jauh dari sebelumnya.
Dia terpengaruh dengan ucapan
temannya yang menipu dan menjeru muskan, yang diajarkan oleh guru penipu ulung
Iblis la'natullah 'alaih. Sehingga akhirnya menjadi pemuda yang menyia-nyiakan
shalat, berani kepada orang tua, malas belajar bahkan tak jarang ada yang
sampai dikeluarkan dari sekolah, dia telah menyia-nyiakan agama dan dunianya.
Salah
seorang pemuda yang kecanduan narkoba, kemudian masuk sel penjara ditanya,
"Mengapa kamu sampai masuk penjara dan jadi pecandu narkoba, maka dia
hanya men-jawab singkat, "Teman yang buruk."
Jangan Tertipu
Satu hal penting yang harus
diketahui adalah, bahwa semua orang yang mengajak kepada kerusakan, kesesatan
dan kejahatan tidak mungkin akan berterus terang mengungkapkan niat busuk
mereka. Karena kalau mereka berbicara jujur apa adanya, tidak bakal mendapatkan
pengikut, maka dicarilah cara yang halus, kalimat yang indah, namun menipu dan
men-jerumuskan tanpa terasa. Terkadang berlagak sebagai pemberi saran dan
nasehat, karena dorongan cinta dan persahabatan, seperti diajarkan oleh Iblis
ketika menjerumuskan Adam Alaihissalam. Iblis mengatakan sebagaimana yang
difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala,
“Kemudian syaitan
membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, "Hai Adam, maukah saya
tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa"
(Thaha :120)
Bukan main, Iblis yang
merupakan penipu terbesar mengaku sebagai pemberi nasihat, bahkan dengan
bersumpah. Maka tak heran kalau muridnya, Fir’aun juga mengatakan kalimat
manis, sebagaimana firman Allah, yang artinya,
“Dan berkata Fir'aun
(kepada pembesar-pembesarnya), "Biarkanlah aku mem-bunuh Musa dan
hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan
menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi".
(Al-Mu’min : 26)
Amat
lucu jika Firaun yang mengaku dirinya Tuhan, mengkhawatirkan Musa Alaihissalam
kalau mengganti agama kaumnya dan membuat kerusakan, padahal dialah biang
kerusakan itu?
Lalu, apakah kita akan tertipu
dengan slogan kemajuan, kebebasan, kesetaraan, peradaban maju, atau pun hak
asasi untuk alasan tabarruj, durhaka kepada orang tua, mengkon sumsi miras dan
narkoba? Wallahu a’lam, marilah kita berpikir jernih sebelum segalanya terjadi.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar