Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Ikhlas
Komplek
Perumahan Sakura Permai
Kecamatan Batu Ampar Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
4 Shafar 1438.H/ 4 November 2016.M
SEBARKAN SALAM
NISCAYA MASUK SYURGA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
hadirin jamaah yang dirahmati Allah
Kembali kita bersyukur kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sebagai bekal hidup kita
mengarungi dunia ini agar selamat di dunia dan di akherat, semoga kita mampu
mengujudkan syukur itu dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, sebagai nabi dan
rasul penutup risalah ini.
Kemudian marilah kita selalu
meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan melaksanakan
ibadah rutin dari shalat satu ke shalat berikutnya, dari ramadhan tahun lalu
menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik
bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.
Bapak-bapak, ibu-ibu, hadirin jamaah yang dirahmati Allah
Dari
Abdullah bin Salam, dia berkata,”Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
bersabda: Wahai manusia..
1.
Sebarkanlah
salam,
2.
sambunglah
tali silaturahim,
3.
dan
berilah makan
4.
dan
shalatlah ketika manusia tidur (tahajud)
niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,( أَفْشُوْا السَّلَامَ) “Sebarkanlah salam.”
Sebarkanlah salam di antara kalian ! Jika engkau melewati saudaramu, ucapkanlah
salam kepadanya ! Dan jika dia yang memulai salam kepadamu, maka jawablah
salamnya, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَإِذَا
حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
Dan apabila kamu dihormati dengan
suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya…” [an-Nisâ’/4:86]
Menyebarkan
salam itu akan menumbuhkan rasa cinta diantara manusia. Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا
تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا ، وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى
تَحَابُّوْا ، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ
تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوْا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian
aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling
mencintai ? Sebarkanlah salam di antara kalian.
Karena
menyebarkan salam itu menimbulkan rasa cinta, maka sebaliknya meninggalkan
salam akan menyebabkan kesedihan. Ini sesuatu yang lumrah pada diri manusia.
Jika ada orang yang lewat dan mengucapkan salam kepadamu maka engkau akan
merasa senang dan cinta. Namun, jika yang lewat itu tanpa mengucapkan salam,
maka engkau akan merasa ragu terhadapnya. Fakta ini menunjukkan bahwa salam
memiliki urgensi yang tinggi. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Ada seorang yang
bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ‘Wahai Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Islam yang bagaimanakah yang paling baik ?’
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
تُطْعِمُ
الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَعَلَى مَنْ لَمْ
تَعْرِفْ.
Engkau memberi makan dan engkau mengucapkan salam kepada
orang yang engkau kenal maupun yang tidak kenal.” [HR. al-Bukhâri]
Salam
juga merupakan hak seorang muslim atas muslim lainnya, sebagaimana dijelaskan
oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Makna Menyebarkan Salam
Menyebarkan
salam maksudnya selalu mengucapkannya setiap kali bertemu atau berjumpa
meskipun sudah mengucapkan salam saat perjumpaan sebelumnya. Seorang Muslim
yang tidak mau mengucapkan salam setiap kali bertemu dianggap bakhil. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Selemah-lemah manusia adalah orang yang lemah (malas)
berdo’a kepada Allâh, dan sebakhil-bakhil manusia adalah orang yang bakhil
mengucapkan salam:[ HR. at-Thabarani]
Zaman sekarang ini ummat Islam sudah mulai jarang
mengucapkan salam. Sebagian mereka beranggapan bahwa tadi sudah berjumpa dan
sudah mengucapkan salam, maka apabila berjumpa lagi dalam waktu 20 menit atau
30 menit tidak perlu lagi mengucapkan salam. Padahal, teladan (contoh) dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya tidak demikian. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabat g apabila berjumpa, mereka
saling mengucapkan salam, meskipun sudah mengucapkannya pada pertemuan
sebelumnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
إِذَا
لَقِيَ أَحَدُكَمْ أَخَاهُ فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ ، فَإِنْ حَالَتْ بَيْنَهُمَا
شَجَرَةٌ أَوْ جِدَارٌ أَوْ حَجَرٌ ثُمَّ لَقِيَهُ فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ أَيْضًا
Apabila salah seorang dari kalian
berjumpa dengan saudaranya sesama Muslim, hendaklah ia mengucapkan salam
kepadanya ! Kemudian apabila keduanya terhalang pohon atau tembok atau batu
lantas berjumpa lagi, maka hendaklah ia mengucapkan salam lagi [HR. Abu Dâwud].
Hadits ini dengan sangat gamblang menganjurkan salam kendati
pun ia sudah mengucapkannya pada pertemuan sebelumnya. Hadits ini tidak
membatasi hanya sekali salam, justru hadits ini menganjurkan agar setiap Muslim
mengucapkan salam berkali-kali, karena ini merupakan kebaikan. Itulah yang
dimaksud dengan ifsyâ-us salâm (menyebarkan salam).
Praktek menyebarkan salam seperti ini juga telah dicontohkan
oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anas bin Malik Radhiyallahu
anhu mengatakan : Kami (para shahabat)
apabila berjalan bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kami
terhalang oleh pohon lantas kami bertemu lagi, maka sebagian dari kami
mengucapkan salam kepada sebagian lainnya.[ HR. at-Thabarani ]
Hadits lain yang menjadi penguat hadits di atas adalah
hadits yang sudah mayhur tentang seorang shahabat yang tidak thuma’ninah dalam
shalatnya. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasuki
masjid kemudian masuklah seorang laki-laki lantas mengerjakan shalat. Seusai
shalat, ia mengucapkan salam kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Beliau pun menjawab salamnya, lalu bersabda, ‘Ulangi shalatmu! Karena sesungguhnya
engkau belum shalat.’ Kemudian ia pun mengulangi shalatnya seperti sebelumnya.
Seusai shalat, ia pun kembali mendatangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan mengucapkan salam kepada beliau… (hal ini dilakukannya hingga tiga
kali).”[HR. al-Bukhâri]
Apabila umat Islam ini memahami dan menyadari betapa
pentingnya ifsyâ-us salâm (menyebarkan salam), insya Allâh akan terwujud rasa
saling menyayangi dan mencintai sesama kaum Muslimin.
Salam merupakan cara untuk memulihkan hubungan yang tidak
baik sesama Muslim. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :Tidak halal seorang Muslim tidak bertegur
sapa dengan saudaranya selama tiga malam, keduanya bertemu lalu yang ini
berpaling dan yang itu pun berpaling. Akan tetapi orang yang terbaik dari
keduanya adalah yang terlebih dahulu mengucapkan salam.[ HR. al-Bukhâri]
Di atas sudah diterangkan bahwa mengucapkan salam yang
diperintahkan tidak hanya terbatas satu kali, akan tetapi berkali-kali setiap
kali bertemu.
Misalnya.
Pertama : Seorang karyawan Muslim bertemu dengan karyawan lainnya yang Muslim, maka hendaklah ia mengucapkan salam, ketika masuk maupun keluar kantor.
Kedua : Seorang
ustadz bertemu dengan ustadz lainnya dalam satu sekolah atau dalam
lembaga-lembaga dakwah, hendaklah selalu mengucapkan salam, meskipun beberapa
kali bertemu.
Ketiga : Seorang
ustadz atau guru hendaklah mengucapkan salam ketika masuk ke kelas, dan ketika
keluar pun hendaklah ia mengucapkan salam.
Keempat,
seseorang sampai dalam satu majlis hendaklah mengucapkan salam, dan ketika
telah usai atau ia meninggalkannya hendaklah ia pun mengucapkan salam.[ HR. Abu
Dâwud]
Kelima :
Seseorang yang masuk ke masjid atau mushalla atau surau hendaklah mengucapkan
salam meskipun di dalamnya ada orang yang sedang shalat, atau ada yang sedang
membaca al-Qur-an, atau ada yang sedang berdzikir. Sebab, para shahabat juga
mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal ketika itu
beliau sedang shalat. Lantas, beliau pun menjawabnya dengan isyarat. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berkata-kata karena dalam shalat dilarang
berkata-kata selain dzikir, tasbîh, dan membaca ayat al-Qur’ân.[ HR. Abu Dawud]
Tentang penyebutan isyarat dalam hadits tersebut, hal itu
dilakukan dalam shalat. Adapun di luar shalat, isyarat tersebut tidak
diperbolehkan karena menyerupai perbuatan Yahudi, kecuali, apabila diiringi
dengan salam.
Keenam : Seorang
anak, ibu, atau bapak yang hendak masuk rumah hendaklah mengucapkan salam,
demikian pula ketika keluar rumah.
Ketujuh :
Seorang pedagang hendaklah mengucapkan salam kepada pedagang Muslim lainnya,
atau seorang pembeli hendaklah mengucapkan salam kepada pedagang-pedagang
Muslim lainnya yang ada di pasar. Hal ini sebagaimana riwayat dari shahabat
Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma.
Dari Thufail bin Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu, suatu
ketika ia mendatangi ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma, kemudian ia
berjalan bersamanya ke pasar. Thufail berkata, “Setiap kali ia bertemu dengan
tukang loak (pedagang barang bekas), pedagang, orang miskin, atau siapa saja,
ia selalu mengucapkan salam.” Thufail melanjutkan, “Suatu hari aku datang lagi
ke rumah Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, lalu ia ingin ikut menemaniku ke
pasar. Aku pun bertanya, ’Apa yang engkau kerjakan di pasar sedangkan engkau
tidak berjual beli, tidak menanyakan harga barang-barang, dan tidak pula mau
duduk-duduk di pasar.’ Aku melanjutkan, ‘Sebaiknya kita duduk-duduk saja disini
sambil bercakap-cakap.’ Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma langsung menjawab,
‘Wahai Abu Bathn, sesungguhnya kita pergi ke pasar semata-mata hanya ingin
mengucapkan salam saja, yaitu kita ucapkan salam kepada kaum Muslimin mana saja
yang kita jumpai.’”[ HR. Malik]
Ucapan salam adalah kalimat yang disenangi oleh Allâh Azza
wa Jalla , Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Apabila kalimat salam
diucapkan oleh kaum Muslimin setiap saat, setiap waktu, setiap hari, maka insya
Allâh ummat Islam ini akan selamat dari penyakit-penyakit hati dan ummat Islam
akan mempunyai ‘izzah (harga diri) di hadapan ummat-ummat yang lain. Oleh
karena itu, kita harus berupaya menyebarkan salam dan menghidupkan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini agar kita selamat dan mempunyai ‘izzah di
hadapan orang-orang kafir.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
أَفْشُوْا
السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
Sebarkanlah
salam diantara kamu [HR. al-Bukhâri]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bersabda :
أَفْشُوْا
السَّلاَمَ كَيْ تَعْلُوْا
Sebarkanlah
salam agar kalian menjadi tinggi (mempunyai ‘izzah)[ HR. ath-Thabarani]
[Batam, 8
Oktober 2016]
Sumber:https://almanhaj.or.id/4066-amal-amal-yang-dapat-memasukan-manusia-ke-surga-dengan-selamat.html
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar