Rabu, 16 Juli 2014

125. Tradisi Menyambut Ramadhan



Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Babus Salam
Jorong Pianggu Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 29 Sya’ban   1435.H / 27 Juni  2014.M 




إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang  dirahmati Allah
            Dari tahun ke tahun bulan Ramadhan selalu datang menyapa orang-orang beriman untuk meningkatkan imannya hingga ke jenjang taqwa, menambah pengabdiannya hingga jadi abid yang shaleh dan shalehah dan menjadi hamba yang semakin tunduk dan patuh pada perintah Allah dengan meninggalkan segala larangannya.Dengan keistimewaan Ramadhan, rasulullah dan para sahabat antusias menyambutnya, menyemarakkan dan mengisi Ramadhan secara maksimal.

Ma'la bin Fadhal berkata, "Dulu sahabat Rasul SAW berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadhan agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang penuh berkah itu.
Kemudian, selama enam bulan sejak Ramadhan berlalu, mereka berdoa agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu." Jika demikian sudah semestinya kita juga mempersiapkan diri sebaik mungkin menyambut Ramadhan.Ramadhan dihadirkan untuk membentuk manusia yang bertakwa (lihat QS al-Baqarah [2]: 183). 
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Dengan visi ketakwaan tersebut, Ramadhan menjadi media yang sangat penting untuk meng-upgrade kualitas manusia dan meningkatkan derajatnya di sisi Allah (QS al-Hujurât [49]: 13).
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Dengan visi ketakwaan, Ramadhan juga menjadi media yang sangat efektif untuk mendapatkan berbagai kemudahan dan kelapangan hidup dari Allah SWT (QS ath-Thalaq [65]:2).
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.

Selain itu, Ramadhan juga menjadi media bagi lahirnya keberkahan, terbukanya pintu rahmat, dan solusi bagi bangsa dan negara (QS al-A'raf [7]: 96).
 “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”
Melihat peran tersebut, Ramadhan tak ubahnya seperti wadah pembinaan yang memiliki fungsi strategis.Jika lembaga seperti Lemhanas diproyeksikan untuk mencetak SDM unggulan, melahirkan pejabat yang berkualitas, serta memberikan solusi bagi bangsa dan negara, Ramadhan juga demikian.Bahkan, lebih daripada itu, Ramadhan telah terbukti menjadi madrasah istimewa yang berhasil melahirkan generasi dan solusi terbaik sepanjang masa.

Sikap Menyambut Ramadhan
Tiga macam tradisi sebagian masyarakat saat menyambut bulan suci Ramadhan, yakni: pertama, membawa hidangan ke pusara untuk mendoa dan makan bersama di atas kuburan. Kedua, menziarahi secara bersama/berkelompok tokoh ulama dengan menyewa bus guna menziarahi makam (kuburan) tokoh ulama tertentu.Ketiga, mandi balimau [keramas] sehari sebelum puasa.

Pertama, membawa hidangan kekuburan untuk mendoa bersama, dipimpin seorang siak (ulama).Mendoakan orang muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, tidak diragui lagi, adalah syariat Islam.
Tapi, untuk duduk di atas kuburan, apalagi makan bersama di atasnya, perlu kiranya umat Islam memperhatikan hadis nabi, antara lain hadis riwayat Muslim artinya,
”Bahwa, bila seseorang duduk di atas bara api, lalu terbakar bajunya dan tembus sampai ke kulitnya, itu lebih baik dari pada duduk di atas kuburan”.
HR Muslim, ”Nabi melarang menembok kubur, duduk di atasnya, dan juga membuat bangunan di atasnya”. Riwayat lain, nabi juga melarang melangkahi kubur, dan membuat tulisan di atasnya.
HR Abi Daud kata Ibnu Abbas, ”Rasulullah mengutuki wanita peziarah kubur, orang yang mendirikan masjid di atasnya dan orang yang menyalakan lampu (cahaya)”. Khusus mengenai wanita ziarah kubur, ada dalil (hadis) lain yang memberi petunjuk untuk membolehkannya.

Kedua, menziarahi tokoh ulama tertentu menjelang Ramadhan. Terutama kelompok penganut Thariqat, mereka menziarahi tokoh ulama yang biasa mereka sebut ”Tuanku Aluma”. menghormati guru jelas merupakan perbuatan terpuji.
Namun, kita perlu juga menoleh kepada hadis nabi tentang melakukan perjalanan jauh. Sabda Rasulullah: ”Tidak boleh diberat-berati melakukan perjalanan jauh kecuali mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah) dan Masjidil Aqsha”. HR Bukhari-Muslim. Artinya, untuk semata-mata berkunjung yang merupakan perjalanan ibadah, hanya menuju ketiga masjid di atas.
Kecuali dalam rangka menuntut ilmu, mengembangkan dakwah, mencari penghidupan, bahkan berperang, itu juga mendapatkan pahala berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, bukan semata-mata melawat jauh.
Ketiga, mandi balimau.balimau bukanlah berdasarkan Al Quran dan Sunah. Seorang muslim, idealnya menyambut Ramadhan itu sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya sehingga uswah hasanah yang kita inginkan itu dapat terlaksana di bulan Ramadhan ini, ada sepuluh langkah yang perlu kita lakukan dalam menyambut Ramadhan yaitu;

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa.Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.”(HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan.Mereka sangat gembira dengan kedatangannya.Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat.Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu.Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” [Al-Anbiyaa’ ayat 7]

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan.Ramadan adalah bulan taubat.“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa.Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi.Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Ramadhan dikatakan berhasil, tidaklah dilihat ketika berada di bulan itu, tapi dibuktikan di bulan yang lain. Ramadhan dikatakan berhasil andaikata kita masih melakukan puasa, membaca al Qur’an, shalat malam, infaq, berzikir dan berdoa, shalat wajib dan sunnah, sebaliknya Ramadhan dikatan gagal bila aktivitas selama Ramadhan tidak Nampak setelah bulan itu berlalu, Wallahu A’lam

بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَاْلآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ،وَتَقَبَّلَاللهُمِنِّيْوَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ،إِنَّهُهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْم
Sumber;
1.       Al Qur’an dan Terjemahannya, Depag RI 1994
2.       Ustadz Bukhari Yusuf MA, Inilah Dua Urgensi Sambut Ramadhan ,Republika.co.id.Selasa, 26 Juli 2011 12:00 WIB
3.       Chairuddin, Tradisi Sambut Ramadhan Ditinjau, dari Syariat Islam, padangtoday; Jumat, 05/08/2011 - 04:22 WIB.
4.       Mochamad Bugi, Sepuluh Langkah menyambut Ramadhan, Eramuslim.com.21/8/2007 | 08 Sya'ban 1428 HRamadhan dan Penyucian Diri, Media Umat; Thursday, 30 September 2010 09:29
5.       Nurhadi, Ramadhan Bulan “Jihad”, Bukan “Hari Tidur” Hidayatullah.com Selasa, 09 Agustus 2011
6.       Arief Rachmansyah, 7 Aktifitas Spiritual Produktif Ramadhan, 26/07/2011 05:59 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar