Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Babus
Salam
Jorong Pianggu
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 29 Sya’ban
1435.H / 27 Juni 2014.M
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya
kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung
nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri
maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya
bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah
nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup
dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas
nikmat tersebut.
Shalawat dan
salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan
orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah bukan jalan orang-orang yang
dimurkai apalagi jalan orang yang sesat, dengan banyak membaca shalawat semoga
kita mendapat syafaatnya kelak dengan izin Allah, kemudian marilah kita
tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah yang diaplikasikan melalui amal
ibadah sehari-hari sebagai bekal menuju akherat.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Dari tahun ke tahun
bulan Ramadhan selalu datang menyapa orang-orang beriman untuk meningkatkan
imannya hingga ke jenjang taqwa, menambah pengabdiannya hingga jadi abid yang
shaleh dan shalehah dan menjadi hamba yang semakin tunduk dan patuh pada
perintah Allah dengan meninggalkan segala larangannya.Dengan keistimewaan
Ramadhan, rasulullah dan para sahabat antusias menyambutnya, menyemarakkan dan
mengisi Ramadhan secara maksimal.
Ma'la bin
Fadhal berkata, "Dulu sahabat Rasul SAW berdoa kepada Allah sejak enam
bulan sebelum masuk Ramadhan agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang
penuh berkah itu.
Kemudian, selama enam bulan sejak Ramadhan berlalu, mereka berdoa
agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu." Jika demikian
sudah semestinya kita juga mempersiapkan diri sebaik mungkin menyambut Ramadhan.Ramadhan
dihadirkan untuk membentuk manusia yang bertakwa (lihat QS al-Baqarah [2]:
183).
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Dengan visi
ketakwaan tersebut, Ramadhan menjadi media yang sangat penting untuk
meng-upgrade kualitas manusia dan meningkatkan derajatnya di sisi Allah (QS
al-Hujurât [49]: 13).
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Dengan visi
ketakwaan, Ramadhan juga menjadi media yang sangat efektif untuk mendapatkan
berbagai kemudahan dan kelapangan hidup dari Allah SWT (QS ath-Thalaq [65]:2).
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan Mengadakan baginya jalan keluar.
Selain itu, Ramadhan juga menjadi media bagi lahirnya keberkahan,
terbukanya pintu rahmat, dan solusi bagi bangsa dan negara (QS al-A'raf [7]:
96).
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi”
Melihat peran
tersebut, Ramadhan tak ubahnya seperti wadah pembinaan yang memiliki fungsi
strategis.Jika lembaga seperti Lemhanas diproyeksikan untuk mencetak SDM
unggulan, melahirkan pejabat yang berkualitas, serta memberikan solusi bagi
bangsa dan negara, Ramadhan juga demikian.Bahkan, lebih daripada itu, Ramadhan
telah terbukti menjadi madrasah istimewa yang berhasil melahirkan generasi dan
solusi terbaik sepanjang masa.
Sikap Menyambut Ramadhan
Tiga macam tradisi sebagian
masyarakat saat menyambut bulan suci Ramadhan, yakni: pertama, membawa hidangan
ke pusara untuk mendoa dan makan bersama di atas kuburan. Kedua, menziarahi
secara bersama/berkelompok tokoh ulama dengan menyewa bus guna menziarahi makam
(kuburan) tokoh ulama tertentu.Ketiga, mandi balimau [keramas] sehari sebelum
puasa.
Pertama, membawa hidangan kekuburan untuk mendoa bersama, dipimpin
seorang siak (ulama).Mendoakan orang muslimin dan muslimat, baik yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal, tidak diragui lagi, adalah syariat Islam.
Tapi, untuk duduk di atas kuburan,
apalagi makan bersama di atasnya, perlu kiranya umat Islam memperhatikan hadis
nabi, antara lain hadis riwayat Muslim artinya,
”Bahwa, bila seseorang duduk di atas
bara api, lalu terbakar bajunya dan tembus sampai ke kulitnya, itu lebih baik
dari pada duduk di atas kuburan”.
HR Muslim, ”Nabi melarang menembok
kubur, duduk di atasnya, dan juga membuat bangunan di atasnya”. Riwayat lain,
nabi juga melarang melangkahi kubur, dan membuat tulisan di atasnya.
HR Abi Daud kata Ibnu Abbas,
”Rasulullah mengutuki wanita peziarah kubur, orang yang mendirikan masjid di
atasnya dan orang yang menyalakan lampu (cahaya)”. Khusus mengenai wanita
ziarah kubur, ada dalil (hadis) lain yang memberi petunjuk untuk
membolehkannya.
Kedua, menziarahi tokoh ulama tertentu menjelang Ramadhan. Terutama kelompok penganut
Thariqat, mereka menziarahi tokoh ulama yang biasa mereka sebut ”Tuanku Aluma”.
menghormati guru jelas merupakan perbuatan terpuji.
Namun, kita perlu juga menoleh
kepada hadis nabi tentang melakukan perjalanan jauh. Sabda Rasulullah: ”Tidak
boleh diberat-berati melakukan perjalanan jauh kecuali mengunjungi tiga masjid:
Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah) dan Masjidil Aqsha”. HR
Bukhari-Muslim. Artinya, untuk semata-mata berkunjung yang merupakan perjalanan
ibadah, hanya menuju ketiga masjid di atas.
Kecuali dalam rangka menuntut ilmu,
mengembangkan dakwah, mencari penghidupan, bahkan berperang, itu juga
mendapatkan pahala berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, bukan semata-mata
melawat jauh.
Ketiga, mandi balimau.balimau bukanlah berdasarkan Al Quran dan Sunah. Seorang
muslim, idealnya menyambut Ramadhan itu sesuai dengan apa yang dilakukan oleh
Rasulullah dan para sahabatnya sehingga uswah hasanah yang kita inginkan itu
dapat terlaksana di bulan Ramadhan ini, ada sepuluh langkah yang perlu kita
lakukan dalam menyambut Ramadhan yaitu;
1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan
kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat
wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal
di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a.
berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma
bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah,
berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan
Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas
karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya
berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat
dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan
memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara
nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia
diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan
Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat
setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah
datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah
mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa.Pada bulan itu Allah membuka
pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.”(HR. Ahmad).
Salafush-shalih
sangat memperhatikan bulan Ramadan.Mereka sangat gembira dengan
kedatangannya.Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan
Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk
mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat
singkat.Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa
membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu
Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan
membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan
aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah,
niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan
ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi
ilmu.Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar
puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” [Al-Anbiyaa’ ayat 7]
7. Sambut Ramadan dengan tekad
meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.Bertaubatlah secara benar dari segala
dosa dan kesalahan.Ramadan adalah bulan taubat.“Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S.
An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan
bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang
membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa.Sehingga secara mental kita
siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah
di bulan Ramadhan dengan:· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da
sholat subuh dan zhuhur.· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi
nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw.,
dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada
orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan
silaturrahmi.Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat
bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain.
Ramadhan
dikatakan berhasil, tidaklah dilihat ketika berada di bulan itu, tapi dibuktikan
di bulan yang lain. Ramadhan dikatakan berhasil andaikata kita masih melakukan
puasa, membaca al Qur’an, shalat malam, infaq, berzikir dan berdoa, shalat
wajib dan sunnah, sebaliknya Ramadhan dikatan gagal bila aktivitas selama
Ramadhan tidak Nampak setelah bulan itu berlalu, Wallahu A’lam
بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَاْلآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ،وَتَقَبَّلَاللهُمِنِّيْوَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ،إِنَّهُهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْم
Sumber;
1.
Al Qur’an dan
Terjemahannya, Depag RI 1994
2.
Ustadz Bukhari Yusuf MA, Inilah Dua Urgensi Sambut Ramadhan ,Republika.co.id.Selasa, 26 Juli
2011 12:00 WIB
3.
Chairuddin,
Tradisi Sambut Ramadhan Ditinjau, dari Syariat Islam, padangtoday;
Jumat, 05/08/2011 - 04:22 WIB.
4.
Mochamad Bugi, Sepuluh
Langkah menyambut Ramadhan, Eramuslim.com.21/8/2007
| 08 Sya'ban 1428 HRamadhan
dan Penyucian Diri, Media Umat; Thursday, 30 September 2010 09:29
5.
Nurhadi, Ramadhan Bulan “Jihad”, Bukan “Hari Tidur” Hidayatullah.com
Selasa, 09 Agustus 2011
6.
Arief Rachmansyah, 7
Aktifitas Spiritual Produktif Ramadhan, 26/07/2011 05:59 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar