Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Taqwa
Jorong Simpang AA
Nagari Sumani
Kecamatan X Koto
Singkarak
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 30 Mai 2014.M / 30 Rajab 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ
ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا
الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ
الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ
مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ
ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Ma'asyirol Muslimin
rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah
mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus
sepanjang zaman kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan
sehingga pada kali ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat Jum’at.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada pemimpin dan uswah kita Nabi
Muhammad, yang melalui perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita,
sehingga kita terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat
serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan
kepada jama’ah semuanya, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa
kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di
akhirat kelak.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta
ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang
kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan wahdaniyah (keesaan)Nya dan
bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifatNya.
Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: menghambakan diri
hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala
perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri,
cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan
Allah. Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai
Rasul yang pertama, Nuh, hingga Rasul terakhir, yakni nabi Muhammad n.
sabda Rasulullah yang diriwayatkan ‘Ubadah
bin Ash-Shamit:
مَنْ شَهِدَ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ
أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ،
أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّهَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ. (رواه البخاري ومسلم).
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan utusan-Nya, dan
(bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusanNya dan kalimat yang
disampaikanNya kepada Maryam serta ruh dari padaNya, dan (bersaksi pula bahwa)
Surga adalah benar adanya dan Nerakapun benar adanya maka Allah pasti akan
memasukkan ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, segenap persaksian yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana
yang terkandung dalam hadist tadi berhak memasukkan dirinya ke Surga. Sekalipun
dalam sebagian amal perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana
ditegaskan di dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
يَا
ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتني بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ
لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
(حسن، رواه الترمذي والضياء).
“Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh
bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu
sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’, hadist
hasan).
Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi
maupun jama’ah, niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis. Di antara
buah manis yang didapat adalah:
- Tauhid memerdekakan
manusia dari segala per-budakan dan penghambaan kecuali kepada Alah. Memerdeka-kan fikiran dari berbagai
khurofat dan angan-angan yang keliru. Memerdekakan hati dari tunduk,
menyerah dan menghinakan diri kepada selain Allah Memerdekakan hidup
dari kekuasaan Fir’aun, pendeta dan thaghut yang menuhankan diri
atas hamba-hamba Allah.
- Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh.
Arah hidup-nya jelas,
tidak menggantungkan diri kepada Allah. Kepada-Nya ia berdo’a dalam
keadaan lapang atau sempit.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menyembah orang yang hidup, pada saat lain ia menyembah orang yang mati. Orang Mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridla dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hati menjadi tentram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkan ke kanan, sedang tuhan yang lainnya menginginkan ke kiri.
- Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak merasa takut kecuali kepada
Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa
dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya
menjadi sirna. Seorang Mukmin hanya takut kepada Allah. Karena itu ia
merasa aman ketika kebanyakan orang merasa ketakutan, ia merasa tenang
ketika mereka kalut.
- Tauhid memberikan nilai Rohani kepada pemilik-nya. Karena jiwanya hanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan) Nya, sabar atas musibah serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar segera dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi’ar dan semboyannya adalah sabda Rasul:
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ
فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. (رواه الترمذي وقال حسن صحيح).
Bila kamu meminta maka
mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada
Allah.” (HR.
At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
- Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan keadilan. Karena tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad n kemudian orang yang paling bertaqwa.
Itulah buah manis dari Tauhid yang akan membebaskan pelakunya dari kehinaan dan
kesengsaraan dan Tauhidlah yang akan mengembalikan kehormatan Islam dan
Muslimin, mengembalikan harga diri dan kemuliaan Islam dan Muslimin, dan
menaikkan derajat dan martabat Islam dan Muslimin di atas segala kehinaan yang
selama ini dialami oleh kaum Muslimin.
[Andri Sugeng Prayoga, Urgensi Tauhid Dalam Mengangkat Derajat , Dan
Martabat Kaum Muslimin, www.alsofwah.or.id/khutbah].
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ
كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar