Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Al
Munawwarah
Jorong Sungai
Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto
Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 14
Maret 2014.M /12 Jumadil Awal 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
Hadirin, sidang jumat yang dirahmati Allah
Kepemimpinan bukanlah hadiah yang diberikan oleh
rakyat kepada calon pemimpinnya tapi kepemimpinan adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat dan dihadapan Allah nanti, karena seorang
pemimpin itu adalah orang yang siap menangguh tanggung jawab maka Rasulullah
memberikan kriteria bagi pemimpin ummat ini, baik pemimpin level rumah tangga
ataupun memimpin sebuah negara,
Rasulullah bersabda; "Kamu semua adalah pemimpin, dan setiap
pemimpin kelak akan diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang telah
dipimpinnya".
1.Berpengetahuan luas
Seorang pemimpin harus
punya pengetahuan yang luas karena dia harus berhadapan dengan masyarakatnya
yang multi komplek, untuk itu harus punya ilmu. Satu ketika Rasulullah
didatangi oleh seseorang yang ingin masuk Islam, maka cukup hanya dengan
meninggalkan perbuatan berbohong, tapi dikala datang seorang lagi dengan maksud
yang sama, lansung setelah mengucapkan shahadat memerintahkan untuk jihad di
medan perang. Ini menunjukkan luasnya pengetahuan Rasul sehingga menempatkan
orang pada posisinya masing-masing, dalam memimpin perlu ilmu yang mencakup
kepada kepemimpinannya;
"Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan" [Al Mujadalah 58;11]
2.Bertindak adil, jujur dan konsekwen
Kekuasaan cendrung
membuat orang bertindak tidak adil, korup dan tidak konsekwen dalam
kepemimpinannya, maka pemimpin yang demikian tidak akan bertahan lama karena
andaikata dia berkuasa lama tentu kesengsaraan rakyat semakin lama dirasakan,
seorang pemimpin harus adil, jujur dan konsekwen. Rasulullah
menyatakan,"Andaikata Fatimah anakku mencuri maka dia akan ku potong tangannya".
"Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.[An Nisa' 4;58]
3.Bertanggungjawab
Seorang pemimpin bukan
hanya bertanggungjawab terhadap jabatannya tapi dia juga harus bertanggung
jawab terhadap masyarakatnya hingga lapisan bawah, Umar bin Khattab menyatakan "andaikata
ada kuda yang terperosok dalam sebuah lubang diperjalanan maka Umar
bertanggungjawab tentang itu". Allah berfirman;
" dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [Al An'am 6;164]
4.Selektif terhadap informasi
Pengaduan yang datang
dari berbagai lapisan masyarakat harus diterima dengan menyikapi terlebih
dahulu seselektif mungkin, karena da pengaduan berupa informasi yang
menyesatkan dan ada yang provokatif, bila ditelan apa adanya maka dapat merusak
kepemimpinan seseorang, Allah menyarankan agar seorang pemimpin itu harus
selektif dalam menerima informasi dengan melakukan cek dan ricek kepada sumber
berita;
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." [Al Hujurat 49;6]
5.Memberikan peringatan
Rasulullah menyatakan
bahwa bila kita melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, tidak mampu
rubahlah dengan lisan, bila tidak mampu maka cukup dengan hati saja. Yang
dimaksud dengan tangan adalah kekuasaan dan jabatan, dengan itu peringatan akan
didengar oleh masyarakatnya karena yang memberi peringatan adalah seorang
pemimpin.
.
“Barangsiapa di antara kalian
melihatkemungkaran, hendaklahmerubahnyadengantangannya,
bilatidakmampuubahlahdenganlisannya, bilatidakmampuubahlahdenganhatinya,
danitulahselemah-lemahnyaiman” (Haditsshahihriwayat Muslim)
"Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya
peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.[Azd Zdariat 51;55]
6.Memberikan petunjuk dan arahan
Seorang pemimpin harus
mampu memberikan petunjuk dan arahan kepada masyarakatnya, dia sebagai suluh
saat gelap datang dan sebagai tongkat dikala siang. Petunjuk dan arahannya
akan diikuti oleh masyarakatnya, itulah
bedanya seorang pemimpin dengan seorang pemimpi,
4
seorang pemimpin
dia bekerja untuk rakyatnya sedangkan pemimpi dia akan berkhayal untuk dirinya;
”dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami..[
Asy Sajadah 32;24]
7.Bermusyawarah
Sifat diktator bukanlah
watak seorang pemimpin yang baik, dia harus mampu mengakomodir pendapat orang
lain dengan jalan musyawarah sehingga tindakannya adalah tindakan bersama
karena memang keberadaannya kebersamaan, bersama masyarakatnya;
"Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.[Ali Imra 3;159]
8.Kebebasan berpendapat
Pemimpin tidak boleh
mengekang pendapat/ suara rakyatnya demi menegakkan kebenaran, sebagaimana kisah Umar bin
Khattab; dikala dia sedang menyampaikan pesan-pesan kepada
rakyatnya,"Siapa saja diantara kalian yang melihat kekeliruanku maka luruskanlah
aku", maka tampillah seorang pemuda yang mengatakan,"Hai Khalifah,
kalau anda keliru dalam menjalankan pemerintahan ini maka pedangku inilah yang
akan meluruskannya", mendengar itu Umar malah tersenyum dan
menjawab,"Alhamdulillah masih ada yang menegurku".
Kepemimpinan Rasulullah tergambar dalam surat dibawah ini;
" Sungguh Telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
Penyayang terhadap orang-orang mukmin."
[ At Taubah 9;128]
Ciri kepemimpinan Rasulullah
adalah kepemimpinan yang baik dengan
kriteria; beliau hadir dari kalangan kaumnya
sendiri sehingga keberadaannya diterima oleh masyarakatnya. Beliau
sama-sama merasakan penderitaan masyarakatnya, sesakit dan sesenang bahkan
Muhammad adalah orang yang dikala ummatnya menderita beliaulah orang yang
pertama merasakan penderitaan itu tapi dikala mendapat kesenangan maka
beliaulah orang yang terakhir merasakan kesenangan tadi. Beliau adalah orang
yang menginginkan keselamatan untuk rakyatnya sehingga dikala ajal akan
menjemput nabi selalu menyebut-nyebut ummatnmya dan beliau adalah orang yang
mempunyai kasih sayang terhadap yang dipimpinnya.
DalamhaditsNabimenegaskanduaprototipepemimpin
“Sebaik-baikpemimpin kalian adalahmereka yang kalian cintai,
danmerekapunmencintai kalian.Merekamendoakan kalian, dan kalian pun
mendoakanmereka.Dan, seburuk-burukpemimpin kalian adalahmereka yang kalian
benci, danmereka pun membenci kalian.Kalian melaknatmereka, danmereka pun
melaknat kalian.” (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad dan
ad-Darimi)
Agar menjadipemimpin
yang dicintaidandidoakanolehrakyat,
seorangpemimpinharusmencintaidanmendoakanrakyatnya.Bagipemimpin,
mencintaidanmendoakanrakyatitutidak lain
adalahdenganmengurusiseluruhurusanmerekadenganpenuhkasihsayang.
Memenuhiseluruhkebutuhanmereka; sandang, papan, pangan, pendidikan,
keamanandankesehatanmereka.Jauhdaritabiatmenyakiti, apalagimembebanidanmekkkkk,.malakmereka.
Sebab, ketikamerekamenyakiti, membebanidanmemalakrakyatnya, bukansajamendapatkankebenciandanlaknatdarimereka,
tetapijugadoa (kutukan) dariNabi SAW:
“Ya Allah, siapasaja yang
diberiamanahuntukmengurusurusanumatkusekecilapapun, lalumemberatkanmereka,
makaberatkanlah dia. Dan, siapasaja yang diberiamanahuntukmengurusurusanumatkusekecilapapun,
kemudiandiabersikappenuhkasihsayangkepadamereka, makakasihilah dia.” (HR Muslim, Ahmad, Ibn Hibbandan al-Baihaqi)
Dengan sekian kali kita mengadakan
Pemilu, pilpres, pilkada hingga pilwana, semoga masyarakat kita semakin dewasa
dalam memilih pemimpin, jangan melihat pemimpin itu dari besaran dana yang
mereka kucurkan, tidak pula karena iming-iming janji yang tidak mungkin mereka
ujudkan, tapi lihatlah kriterianya dari segi imannya, yaitu iman yang bersih
dari syirik, lihatlah ibadahnya yaitu
ibadah yang tidak dicampuri dengan bid’ah dan lihatlah akhlaknya dari akhlak
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Sumber;
1.Majalah Serial
Khutbah Jum'at No. 157/ Juli 1994
2.Al Qur'an dan
terjemahannya, Depag RI 1994/1995
3.Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Hafidz
Abdurrahman, Pemimpin Ideal Dalam Islam Media ummat, Sunday, 18 July 2010 13:35
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar