Minggu, 09 Maret 2014

114. Kriteria Pemimpin Ummat




Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Munawwarah
Jorong Sungai Lasi Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 14 Maret   2014.M /12 Jumadil  Awal 1435.H




إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم


Hadirin, sidang jumat yang dirahmati Allah

Kepemimpinan bukanlah hadiah yang diberikan oleh rakyat kepada calon pemimpinnya tapi kepemimpinan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat dan dihadapan Allah nanti, karena seorang pemimpin itu adalah orang yang siap menangguh tanggung jawab maka Rasulullah memberikan kriteria bagi pemimpin ummat ini, baik pemimpin level rumah tangga ataupun memimpin sebuah negara,  Rasulullah bersabda; "Kamu semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin kelak akan diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang telah dipimpinnya".

1.Berpengetahuan luas
            Seorang pemimpin harus punya pengetahuan yang luas karena dia harus berhadapan dengan masyarakatnya yang multi komplek, untuk itu harus punya ilmu. Satu ketika Rasulullah didatangi oleh seseorang yang ingin masuk Islam, maka cukup hanya dengan meninggalkan perbuatan berbohong, tapi dikala datang seorang lagi dengan maksud yang sama, lansung setelah mengucapkan shahadat memerintahkan untuk jihad di medan perang. Ini menunjukkan luasnya pengetahuan Rasul sehingga menempatkan orang pada posisinya masing-masing, dalam memimpin perlu ilmu yang mencakup kepada kepemimpinannya;
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" [Al Mujadalah 58;11]

2.Bertindak adil, jujur dan konsekwen
            Kekuasaan cendrung membuat orang bertindak tidak adil, korup dan tidak konsekwen dalam kepemimpinannya, maka pemimpin yang demikian tidak akan bertahan lama karena andaikata dia berkuasa lama tentu kesengsaraan rakyat semakin lama dirasakan, seorang pemimpin harus adil, jujur dan konsekwen. Rasulullah menyatakan,"Andaikata Fatimah anakku mencuri maka dia akan  ku potong tangannya".
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.[An Nisa' 4;58]

3.Bertanggungjawab
            Seorang pemimpin bukan hanya bertanggungjawab terhadap jabatannya tapi dia juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakatnya hingga lapisan bawah, Umar bin Khattab menyatakan "andaikata ada kuda yang terperosok dalam sebuah lubang diperjalanan maka Umar bertanggungjawab tentang itu". Allah berfirman;

" dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [Al An'am 6;164]

4.Selektif terhadap informasi
            Pengaduan yang datang dari berbagai lapisan masyarakat harus diterima dengan menyikapi terlebih dahulu seselektif mungkin, karena da pengaduan berupa informasi yang menyesatkan dan ada yang provokatif, bila ditelan apa adanya maka dapat merusak kepemimpinan seseorang, Allah menyarankan agar seorang pemimpin itu harus selektif dalam menerima informasi dengan melakukan cek dan ricek kepada sumber berita;

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." [Al Hujurat 49;6]

5.Memberikan peringatan
            Rasulullah menyatakan bahwa bila kita melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, tidak mampu rubahlah dengan lisan, bila tidak mampu maka cukup dengan hati saja. Yang dimaksud dengan tangan adalah kekuasaan dan jabatan, dengan itu peringatan akan didengar oleh masyarakatnya karena yang memberi peringatan adalah seorang pemimpin.
.
“Barangsiapa di antara kalian melihatkemungkaran, hendaklahmerubahnyadengantangannya, bilatidakmampuubahlahdenganlisannya, bilatidakmampuubahlahdenganhatinya, danitulahselemah-lemahnyaiman” (Haditsshahihriwayat Muslim)

"Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.[Azd Zdariat 51;55]

6.Memberikan petunjuk dan arahan
            Seorang pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan arahan kepada masyarakatnya, dia sebagai suluh saat gelap datang dan sebagai tongkat dikala siang. Petunjuk dan arahannya akan  diikuti oleh masyarakatnya, itulah bedanya seorang pemimpin dengan seorang pemimpi,

4
seorang pemimpin dia bekerja untuk rakyatnya sedangkan pemimpi dia akan berkhayal untuk dirinya;
”dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami..[ Asy Sajadah 32;24]

7.Bermusyawarah
            Sifat diktator bukanlah watak seorang pemimpin yang baik, dia harus mampu mengakomodir pendapat orang lain dengan jalan musyawarah sehingga tindakannya adalah tindakan bersama karena memang keberadaannya kebersamaan, bersama masyarakatnya;

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.[Ali Imra 3;159]

8.Kebebasan berpendapat
            Pemimpin tidak boleh mengekang pendapat/ suara rakyatnya demi menegakkan  kebenaran, sebagaimana kisah Umar bin Khattab; dikala dia sedang menyampaikan pesan-pesan kepada rakyatnya,"Siapa saja diantara kalian yang melihat kekeliruanku maka luruskanlah aku", maka tampillah seorang pemuda yang mengatakan,"Hai Khalifah, kalau anda keliru dalam menjalankan pemerintahan ini maka pedangku inilah yang akan meluruskannya", mendengar itu Umar malah tersenyum dan menjawab,"Alhamdulillah masih ada yang menegurku".

Kepemimpinan Rasulullah tergambar dalam surat dibawah ini;

" Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin." [ At Taubah 9;128]

Ciri kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang  baik dengan kriteria; beliau hadir dari kalangan kaumnya  sendiri sehingga keberadaannya diterima oleh masyarakatnya. Beliau sama-sama merasakan penderitaan masyarakatnya, sesakit dan sesenang bahkan Muhammad adalah orang yang dikala ummatnya menderita beliaulah orang yang pertama merasakan penderitaan itu tapi dikala mendapat kesenangan maka beliaulah orang yang terakhir merasakan kesenangan tadi. Beliau adalah orang yang menginginkan keselamatan untuk rakyatnya sehingga dikala ajal akan menjemput nabi selalu menyebut-nyebut ummatnmya dan beliau adalah orang yang mempunyai kasih sayang terhadap yang dipimpinnya.
DalamhaditsNabimenegaskanduaprototipepemimpin

“Sebaik-baikpemimpin kalian adalahmereka yang kalian cintai, danmerekapunmencintai kalian.Merekamendoakan kalian, dan kalian pun mendoakanmereka.Dan, seburuk-burukpemimpin kalian adalahmereka yang kalian benci, danmereka pun membenci kalian.Kalian melaknatmereka, danmereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad dan ad-Darimi)

Agar menjadipemimpin yang dicintaidandidoakanolehrakyat, seorangpemimpinharusmencintaidanmendoakanrakyatnya.Bagipemimpin, mencintaidanmendoakanrakyatitutidak lain adalahdenganmengurusiseluruhurusanmerekadenganpenuhkasihsayang. Memenuhiseluruhkebutuhanmereka; sandang, papan, pangan, pendidikan, keamanandankesehatanmereka.Jauhdaritabiatmenyakiti, apalagimembebanidanmekkkkk,.malakmereka. Sebab, ketikamerekamenyakiti, membebanidanmemalakrakyatnya, bukansajamendapatkankebenciandanlaknatdarimereka, tetapijugadoa (kutukan) dariNabi SAW:
“Ya Allah, siapasaja yang diberiamanahuntukmengurusurusanumatkusekecilapapun, lalumemberatkanmereka, makaberatkanlah dia. Dan, siapasaja yang diberiamanahuntukmengurusurusanumatkusekecilapapun, kemudiandiabersikappenuhkasihsayangkepadamereka, makakasihilah dia.” (HR Muslim, Ahmad, Ibn Hibbandan al-Baihaqi)

            Dengan sekian kali kita mengadakan Pemilu, pilpres, pilkada hingga pilwana, semoga masyarakat kita semakin dewasa dalam memilih pemimpin, jangan melihat pemimpin itu dari besaran dana yang mereka kucurkan, tidak pula karena iming-iming janji yang tidak mungkin mereka ujudkan, tapi lihatlah kriterianya dari segi imannya, yaitu iman yang bersih dari syirik,  lihatlah ibadahnya yaitu ibadah yang tidak dicampuri dengan bid’ah dan lihatlah akhlaknya dari akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Sumber;
1.Majalah Serial Khutbah Jum'at No. 157/ Juli 1994
2.Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Hafidz Abdurrahman, Pemimpin Ideal Dalam Islam Media ummat, Sunday, 18 July 2010 13:35

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar