Khutbah
Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Nurul
Yakin
Jorong Cubadak
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 7
Maret 2014/ 5 Jumadil Awal 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا
اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih,
dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs.
Fushshilat: 30)
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga
kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut sungguh tidak terkira jumlahnya, bila
nikmat itu kita syukuri maka akan ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang
lain dan sebaliknya bila diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian
nikmat-Nya adalah nikmat iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana
indahnya hidup dalam dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang
bersyukur atas nikmat tersebut.
Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus
yaitu jalan orang-orang dahulu yang diberi nikmat oleh Allah. Khatib mengajak
kita semua untuk meningkatkan iman dan taqwa sebagai bekal untuk memasuki
kehidupan yang pasti dan abadi yaitu kampung akherat.
Hadirin sidang jum’at yang
dirahmati Allah
Banyak nikmat
Allah sudah direguk manusia, baik nikmat lahir maupun bathin, sejak dari bangun
tidur hingga tidur lagi, sehingga sulit kita untuk mengkalkulasikannya, nikmat
itu diantaranya digambarkan Allah dalam firman-Nya;
Allah yang Telah menciptakan langit dan
bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air
hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan
dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan dia Telah menundukkan
(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);
dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah) '' [Ibrahim
14;32-34]
Dari sekian nikmat
Allah tersebut, ada nikmat utama yang sangat penting yaitu Nikmat Hidup;
Hidup diberikan bukan hanya kepada manusia saja, tetapi
diberikan juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan, yang diperlengkapi dengan
berbagai alat kehidupan seperti udara, air dan cahaya matahari. Kesemuanya itu
dapat diperoleh dengan gratis, tanpa harus membayar kepada yang memberi hidup
ini.
Hidup adalah kurnia Ilahi kepada setiap makhluk, terutama
manusia, tidak seorangpun boleh merampasnya, kecuali dengan ketentuan-ketentuan
yang lain, Allah berfirman dalam surat Al Hijr 15;23,
"Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan
dan kami (pulalah) yang mewarisi".
Kehidupan yang diberikan kepada seorang muslim nampak
dalam semaraknya mereka melakukan ibadah kepada Allah yang merupakan sikap
ketundukan atas perintah Allah,;
"Sesungguhnya jawaban oragn-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada
Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah
orang-orang yang beruntung. ” [An Nur 24;51].
Dalam
setiap gerak dan gerik muslim tidak pernah lepas dari pujian dan sanjungan
kepada Khaliqnya, ini bertanda kesyukuran kepada Allah karena dapat mengatasi
ujian hidup dengan baik;
”Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat
pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
nikmat-Ku” [Al Baqarah 2;152].
Dari
sikap diatas akan membawa seseorang muslim menghadapi kehidupan ini tanpa harus
mengeluh dan takut karena semua itu uji coba dari Allah. Ujian itu adakalanya
sengsara, ada dengan penderitaan atau ujian yang berbentuk kesenangan,
kemewahan dan keberhasilan. Nampak prilaku seorang muslim yang selalu bertaubat
dikala melakukan kesalahan atau sebaliknya merasa diri suci, selalu taat
beribadah dan bersyukur kepada Allah atau malah mengingkari nikmat yang telah
diberikan Allah.
Buya
Hamka mengatakan bahwa kualitas hidup itu tidak tergantung dari berapa lama dia
hidup tapi apa yang dia buat selama hidup itu karena sehari Harimau di rimba
sama dengan setahun bagi seekor rusa, Rasulullah juga mengajarkan kepada kita
bahwa orang yang baik beruntung dalam hidup itu adalah orang lama hidupnya tapi
bagus amalnya, sedangkan orang yang rugi adalah orang yang sebentar hidup di
dunia tapi buruk amalnya. [Mukhlis Denros, Tiga Nikmat Utama].
Roda kehidupan dunia juga
tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi
pada suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar yang kita singkat TIGA IS.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar yang kita singkat TIGA IS.
1. Istiqomah. yaitu kokoh dalam
aqidah dan konsisten dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah ini
sampai Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berpesan kepada seseorang
seperti dalam Al-Hadits berikut: “Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu
anhu berkata: Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan
dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau.
Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian
beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).
Orang yang istiqamah selalu kokoh
dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun
dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau
tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti,
sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan
kemaksiatan.
Orang
seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an surat
Fushshilat ayat 30
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)
2. Istikharah, selalu mohon petunjuk
Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan
untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak
ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan
agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum
melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu mohon
petunjuk kepada Allah.
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam
pernah bersabda: Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah).
Orang bijak berkata “Think today
and speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan bicaralah esok hari).
Kalau ucapan itu tidak baik
apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan diucapkan,
sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi ucapan itu benar dan baik
maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas untuk bisa
meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Mengenai kebebasan ini, malaikat
Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam untuk
memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau bersabda: Jibril telah datang kepadaku
dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu
saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti
berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu ada
balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir).
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih
kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan
bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama . Para pakar barang kali
untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara
yang kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.
Kita memasyarakatkan istikharah
dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara benar dan
tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:.
“Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR. Thabrani dari Anas)
3. Istighfar, yaitu selalu
instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah Rabbul Izati.
Setiap orang pernah melakukan
kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai sebuah bangsa. Setiap
kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh
karena ia harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar
yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan kesalahan kita sendiri.
Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun kepada Allah, melakukan
koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh keridloan
Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika
rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka
yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas.
Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena
kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang produktif, maka kreatifitas
dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan. Akan tetapi adakalanya kehidupan
sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami kesulitan. Kesulitan itu disebabkan
karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk yang belum bertaubat darinya secara
massal. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah beristighfar dan
bertobat.
Allah
berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
“Dan (Hud) berkata, hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan
kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS.
Hud:52).
Para
Jamaah yang dimuliakan Allah
Sekali
lagi, tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap
tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita
harus memiliki dan melakukan TIGA IS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan
Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin [Tiga Amalan Baik, Muhammad Ali Aziz, www.alsofwah.or.id/khutbah].
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar