Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al
Furqan
Kartini Sei Harapan
Kecamatan
Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
18 Shafar
1439.H / 17 November 2017.M
TINGGALKAN HARTA RIBA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Di akhir zaman
sekarang ini, telah nampak praktek riba tersebar di mana-mana. Dalam ruang
lingkup masyarakat yang kecil hingga tataran negara, praktek ini begitu merebak
baik di perbankan, lembaga perkreditan, bahkan sampai yang kecil-kecilan
semacam dalam arisan warga. Entah mungkin kaum muslimin tidak mengetahui
hakekat dan bentuk riba. Mungkin pula mereka tidak mengetahui bahayanya.
Apalagi di akhir zaman seperti ini, orang-orang begitu tergila-gila dengan
harta sehingga tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Sungguh, benarlah
sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan datang suatu zaman di mana
manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha
yang halal atau haram.” (HR. Bukhari )
Oleh karena itu,
sangat penting sekali materi diketengahkan agar kaum muslimin apa yang dimaksud
dengan riba, apa saja bentuknya dan bagaimana dampak bahanya.
Seorang Pedagang Haruslah
Memahami Hakekat Riba
As Subkiy dan Ibnu
Abi Bakr mengatakan bahwa Malik bin Anas mengatakan, “Aku tidaklah memandang
sesuatu yang lebih jelek dari riba karena Allah Ta’ala menyatakan akan
memerangi orang yang tidak mau meninggalkan sisa riba yaitu pada firman-Nya,
“Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu (disebabkan tidak meninggalkan sisa riba).” (QS. Al
Baqarah 2: 279)
‘Umar radhiyallahu
‘anhu berkata, “Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham
betul mengenai seluk beluk riba.”
‘Ali bin Abi Tholib mengatakan,“Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.”
Apa yang Dimaksud dengan Riba?
Secara etimologi,
riba berarti tambahan (al fadhl waz ziyadah). (Lihat Al Mu’jam Al Wasith,
350 dan Al Misbah Al Muniir, 3/345). Juga riba dapat berarti bertambah dan
tumbuh (zaada wa namaa).
Sedangkan secara
terminologi, para ulama berbeda-beda dalam mengungkapkannya. Di antara
definisi riba yang bisa mewakili definis yang ada adalah definisi dari Muhammad
Asy Syirbiniy. Riba adalah: “Suatu akad/transaksi pada barang tertentu yang ketika akad berlangsung
tidak diketahui kesamaannya menurut ukuran syari’at, atau adanya penundaan
penyerahan kedua barang atau salah satunya.” (Mughnil Muhtaj, 6/3)
Ada pula definisi lainnya
seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Qudamah, riba adalah: “Penambahan pada barang dagangan/komoditi
tertentu.”
Hukum Riba
Seperti kita
ketahui bersama dan ini bukanlah suatu hal yang asing lagi bahwa riba adalah
sesuatu yang diharamkan dalam syari’at Islam. Ibnu Qudamah mengatakan, “Riba
itu diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah, dan
Ijma’ (kesepakatan kaum muslimin).”
Bahkan tidak ada
satu syari’at pun yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, “Sampai
dikatakan bahwa riba sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syari’at pun. Hal
ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya. dan
karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”
(QS. An Nisaa’: 161).
Di antara dalil Al Qur’an yang
mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا
أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imron: 130)
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)
Di antara dalil haramnya riba dari As
Sunnah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa
memakan riba termasuk dosa besar.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ.
قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ
الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ
مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ
الْمُؤْمِنَاتِ.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melaknat para
rentenir (pemakan riba), yang mencari pinjaman dari riba, bahkan setiap orang
yang ikut menolong dalam mu’amalah ribawi juga ikut terlaknat.
Dari Jabir bin
‘Abdillah, beliau berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba
(nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau
mengatakan, “Mereka semua itu sama.”(HR. Muslim )
Maksud perkataan
“mereka semua itu sama”, Syaikh Shafiyurraahman Al Mubarakfury mengatakan,
“Yaitu sama dalam dosa atau sama dalam beramal dengan yang haram. Walaupun
mungkin bisa berbeda dosa mereka atau masing-masing dari mereka dari yang
lainnya.” (Minnatul Mun’im fi Syarhi Shohihil Muslim,)
Dampak Riba yang Begitu
Mengerikan
Sungguh dalam
beberapa hadits disebutkan dampak buruk dari memakan riba. Orang yang
mengetahui hadits-hadits berikut ini, tentu akan merasa jijik jika harus terjun
dalam lembah riba.
1. Memakan Riba Lebih Buruk
Dosanya dari Perbuatan Zina
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari
transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan
perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa
hadits ini shahih)
2. Dosa Memakan Riba
Seperti Dosa Seseorang yang Menzinai Ibu Kandungnya Sendiri
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang
paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya
sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar
kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih dilihat dari jalur lainnya)
3.
Tersebarnya riba merupakan “pernyataan tidak langsung” dari suatu kaum bahwa
mereka berhak dan layak untuk mendapatkan adzab dari Allah Ta’ala
Tersebarnya riba
merupakan “pernyataan tidak langsung” dari suatu kaum bahwa mereka berhak dan
layak untuk mendapatkan adzab dari Allah ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek
ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah
menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim.
Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar