Rabu, 19 April 2017

200. Berlindung dari 5 hal yang buruk



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Abdullah
Perumahan Tiban Asri, Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
24  Rajab 1438.H /  21  April  2017.M


                                 BERLINDUNG DARI LIMA HAL YANG BURUK

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
                                                                
Hadirin jama'ah jum'at rahimakumullah!

“Diantara doa Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رِبًا وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنَهُ تَرَانِي وَقَلْبُهُ تَرْعَانِي إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari;
1.      tetangga yang buruk,
2.      istri yang membuatku beruban sebelum masa beruban,
3.      dari anak yang menjadi tuan bagiku,
4.      dari harta yang menjadi siksaan atasku
5.      dan dari kawan yang berbuat makar; matanya memandangiku, sedang hatinya mengawasiku. Jika ia melihat kebaikan, maka ia tanam (sembunyikan) dan jika melihat keburukan, maka ia menyebarkannya”. [HR. Hannad dan Ath-Thobroniy].

1.BERLINDUNG DARI TETANGGA YANG BURUK
Dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, bahwasanya Luqman rahimahullah berkata kepada anaknya: ”Wahai anak-anakku! Aku telah membawa batu besar, besi dan benda-benda berat yang lain, maka aku belum pernah membawa sesuatu yang lebih berat dibandingkan tetangga yang buruk.”(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah)

Tetangga yang jahat adalah seorang yang menyimpang dari berkah iman, yang merupakan berkah terbesar yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada makhluk-Nya. Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menegaskan, tetangga yang jahat akan kehilangan berkah terbesar ini.

Beliau bersabda, “Ia bukan termasuk orang beriman. Ia bukan termasuk orang beriman. Ia bukan termasuk orang beriman. Orang-orang bertanya: ‘Siapa, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Orang yang kejahatannya (kekacauan yang berasal darinya) membuat saudaranya tidak merasa aman.’” (Muttafaqun ‘alaih).
Dalam sebuah riwayat dari Muslim, beliau Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda: “Orang yang kejahatannya membuat tetangganya tidak merasa aman tidak akan masuk Surga.”

Bahkan beberapa hadits menyatakan, tetangga yang jahat adalah orang-orang yang perbuatan baiknya tidak diterima, dan tidak akan bermanfaat selama ia berbuat jahat pada tetangganya, karena dalam Islam perbuatan-perbuatan baik selalu dirujukkan pada fondasi keimanan. Jika tetangga yang jahat disebutkan tidak memiliki iman, maka perbuatan-perbuatan baiknya pun tidak diterima. Allah Subhanahu wa Ta’ala menolak mereka secara penuh, betapa pun banyak perbuatan baik yang mereka lakukan, bahkan jika mereka menghabiskan semua hari dan malam untuk melakukannya.

Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam ditanya: “Ya Rasulullah, seorang wanita seperti ini dan itu yang menghabiskan malam dengan shalat, puasa sepanjang hari, dan seterusnya, dan ia memberikan sedekah, namun ia mengganggu tetangganya dengan mulutnya yang kasar.” Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menjawab, “Perbuatan-perbuatan baiknya tidak akan ada manfaatnya, ia berada di antara orang-orang di Neraka.

Mereka berkata: “Dan (bagaimana dengan perempuan) yang hanya melaksanakan shalat wajib, memberikan sedekah dalam bentuk yang ‘sedikit/buruk’, namun ia tidak mengganggu semua orang.” Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda: “Ia berada di antara orang-orang yang berada di Surga.

1. BERLINDUNG DARI ISTRI YANG MEMBUATKU BERUBAN SEBELUM MASA BERUBAN,
Mempunyai isteri yang berperangai buruk akan menjadikan suami akan beruban sebelum waktunya. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Bersabda, “Setelah aku tiada, tidak ada fitnah yang paling besar gangguannya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari)

Islam adalah satu-satunya agama yang dengan jelas mengatur hukum hak dan kewajiban terhadap wanita, baik ia selaku ibu, istri maupun anak. Tidak ada agama lain yang dengan begitu detail  membahas hal tersebut. Bahkan Islamlah sebenarnya agama yang memperjuangkan hak wanita dan memuliakannya selaku hamba Allah  Subhanahu Wa Ta’ala. yang memiliki peran penting dalam kehidupan.

Islam juga memberikan hak dan kewajiban kepada wanita sebagaimana layaknya diberikan kepada lelaki. Hanya bentuk tanggung jawabnya saja yang berbeda sesuai dengan gender yang dimiliki masing-masing. Pahala dan dosa juga akan mereka dapatkan sesuai dengan bagaimana mereka menyikapi tanggung jawab yang mereka emban.

Maka sangatlah disayangkan bagi mereka yang merendahkan kaum wanita dengan cara menghilangkan hak-haknya dan menjadikannya hanya sebagai pelengkap (penyedap) dalam kehidupan. Dan tidak jarang sikap tersebut disampaikan dengan mengatasnamakan Islam.

Demikianlah Islam memuliakan wanita sesuai dengan proporsinya, baik sebagai anak, istri ataupun ibu. Bahkan di samping memuliakannya, Islam juga banyak memberikan rukhsah (keringanan) bagi mereka sesuai dengan kodratnya yang lemah. Dan Islam juga adil dalam menempatkan tatanan hukum buat mereka tanpa memberatkan atau mengesampingkannya.

Namun, zaman yang kian berkembang, teknologi yang kian meningkat, peradaban yang terus maju, ternyata tidak selamanya menghasilkan kebaikan dan kebenaran. Pola pikir yang bebas menjadikan banyak wanita yang kebablasan dalam mengartikan kata adil di dunia Islam. Merasa bahwa tidak adanya perbedaan hak dengan kaum lelaki menjadikan wanita lupa diri akan kodratnya selaku istri.

Inilah realitas yang menjadikan banyaknya suami ketakutan  dalam menjalani hidup. Suami yang tua sebelum masanya tumbuh di mana-mana, diakibatkan istri yang pandangannya terlalu bebas. Lelaki yang mati bunuh diri, lelaki yang membunuh istri karena cemburu, lelaki yang jadi pencuri bahkan koruptor karena tuntutan istri, suami yang selalu muram karena pusing memikirkan pengeluaran yang lebih  banyak dari pemasukan, suami yang durhaka pada ibunya karena terpaksa, bahkan suami yang harus mendurhakai Tuhannya karena situasi yang tidak terelakkan, terjadi di hampir seluruh lapisan masyarakat.

2. BERLINDUNG DARI DARI ANAK YANG MENJADI TUAN BAGIKU,
Ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh Malaikat Jibril as tentang kiamat maka baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjawab“Yang ditanya tentangnya tidaklah lebih mengetahui dari si penanya” Kemudian Jibril berkata lagi. “Kalau begitu khabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya” Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam  menjawab. “Seorang budak  wanita atau wanita merdeka (Al Amah) akan melahirkan tuannya dan engkau akan melihat para rakyat jelata yang miskin akan tinggal di gedung-gedung yang menjulang tinggi”(HR : Muslim)

Di dalam hadis ini ada menyebut perkataan Al Amah. Perkataan Al Amah ini memiliki dua maksud. Pertama, ia bermaksud ‘hamba wanita’ dan yang kedua ia bermaksud ‘wanita merdeka’. Para ulama mempunyai khilaf dalam mentafsirkan kalimah Al Amah ini. Imam Nawawi berpendapat arti Al Amah adalah ‘hamba wanita’ dan ini yang banyak dipegang oleh para ulama. Manakala Al Hafiz Ibnu Hajar pula berpendapat ‘wanita merdeka’.

Para ulama yang berpegang kepada maksud ‘hamba wanita’  ini berpendapat apabila hamba tersebut melahirkan anak hasil perkahwinan dengan tuannya maka taraf anak tersebut secara automatik menjadi tuan kepada ibunya sendiri.

Para ulama yang berpegang kepada maksud yang kedua pula iaitu ‘wanita merdeka’ yang melahirkan tuannya ini mengisyaratkan bahawa akan banyaknya kederhakaan manusia kepada orang tua mereka khususnya terhadap ibu mereka sendiri.

3. BERLINDUNG  DARI HARTA YANG MENJADI SIKSAAN ATASKU
“Janganlah harta benda dan anak-anak mereka itu membuatmu kagum. Sungguh, Allah hanya ingin menyiksa mereka dengan harta benda dan anak-anak itu dalam kehidupan di dunia…” (QS. At-Taubah [9] : 55)

Tidak mudah memahami, bagaimana Allah menjadikan harta sebagai siksa. Banyak orang memandang harta sebagai standar  kemuliaan. Jika melihat seseorang dilapangkan rezeki oleh Allah, mereka akan mengatakan, Allah telah memuliakannya dengan memberinya harta melimpah. Sebaliknya, jika melihat seseorang sedang disempitkan rezekinya, maka mereka mengatakan Allah telah menghinakannya.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah pernah menjelaskan, harta kekayaan memang bisa menjadi siksa bagi seseorang.
Yang pertama siksa itu bisa terletak pada saat mencarinya.
Kecintaan berlebihan kepada harta, membuat orang melakukan hal-hal yang menyiksa diri untuk mendapatkan harta sesuai dengan yang diinginkannya. Harta miliknya mungkin banyak. Tapi untuk mendapatkannya ia melakukan hal-hal yang menyiksa dirinya.

Yang kedua, Kadang-kadang, siksa harta itu terjadi pada saat harta itu sudah menjadi miliknya. Harta yang diinginkannya jauh lebih banyak dari yang dimilikinya. Ia pun tersiksa ketika harus menjaga hartanya, jangan sampai berkurang atau hilang.

Yang ketiga, Selain itu, harta bisa menjadi siksa bagi seseorang pada saat meninggalkan dirinya. Ia merasa sayang ketika harus menggunakan harta untuk keperluannya sendiri atau keluarganya, untuk membayar kewajiban-kewajibannya seperti zakat dan infak fi sabilillah. Sering pula, ia kehilangan harta, karena kecelakaan, dicuri atau dirampok.

Dalam ketiga keadaan tersebut, harta bisa menjadi siksa bagi seseorang. Yang membuatnya stress, tidak bisa tidur, tidak enak makan, dan tidak bisa menikmati segala aktivitasnya.
Allah memberikan harta kepada sebagian hamba yang dikehendaki-Nya dan menahan dari hamba-Nya yang lain yang dikehendaki-Nya. Sebagai ujian dan berbagai hikmah lainnya. Sebaik-baik harta adalah harta yang baik di tangan orang yang shalih.

4. BERLINDUNG DARI  KAWAN YANG BERBUAT MAKAR;
Jelaslah, berteman dengan orang jahat sangat berbahaya. Kita harus khawatir terhadapanya dan berusaha menghindarinya. Selain usaha, doa tak boleh ditinggalkan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mencontohkan kepada kita doa berlindng dari kawan yang buruk.
اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ

 Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.” (HR. Al-Thabrani]

Berlindung dari teman yang jahat adalah teman yang tidak membuat aman -baik pada kehormatan, harta, rahasia-, tidak menolong dalam kebaikan, mengajak kepada kemaksiatan, dan mendorong kepada keburukan. Maka pilah-pilihlah teman. Bertemanlah dengan orang baik. Karena seorang teman akan memberi pengaruh kepada siapa yang ditemaninya. 

Peringatan dari As Sunnah
Dari Abu Musa al Asy'ari Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan tukang pande besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu minyak,  atau kamu membelinya atau kamu akan mendapati bau yang harum darinya. Sedangkan pande besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau akan mendapati darinya bau yang busuk." (Muttafaq 'alaih)

            Seorang teman yang buruk diibaratkan pande besi, karena keberadaannya dapat membakar agama dan akhlak kita, merusaknya dan bahkan membinasakannya. Paling tidak kita akan mendapatkan komentar negatif, seperti, “Si fulan sekarang jadi temannya si anu.”  Dalam hadits lain Nabi juga bersabda, "Seseorang tergantung agama temannya, maka hedaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman."(HR. Abu Dawud)

Sebuah kisah yang disebutkan di dalam Ash Shahihain (Bukhari-Muslim), bahwa Abu Thalib ketika menjelang wafat didatangi oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, sedang di sampingnya ada Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal. Maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata,"Wahai paman, ucapkan la ilaha illallah, kalimat yang akan aku gunakan untuk hujjah buatmu kelak disisi Allah!" Maka kedua orang tersebut langsung berkata kepada Abu Thalib,"Apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?" Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengulanginya, dan kedua orang itu juga mengulangi pertanyaanya, dan akhirnya paman Nabi tersebut meninggal di atas millah Abdul Muthalib.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم


KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar